NIM : 1193111045
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Seminar Masalah Aktual yang
berjudul “RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)”
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dalam tehnik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Dalam menyusun mini riset ini kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada Bapak Drs. Arifin Siregar M.Pd. selaku dosen pengampu dan pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah.
Akhirnya kata, penulis berharap semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pikiran bagi yang membutuhkan, khususnya bagi penulia sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
i|Page
DAFTAR ISI
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun interna sional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan
dalam penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun)
maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format
RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan atau cakupan program
sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah
lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi lebih tinggi dari pada
sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian sebaliknya, bagi sekolah
yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP. Namun demikian harapannya
adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu mencapai SNP yang ditentukan oleh
pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas,
laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu
1|Page
tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-
aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai
SNP, sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua
itu sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.
1.3 Tujuan
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan
sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang
tersedia. RPS adalah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka
untuk mencapai perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
Berdasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, khususnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
mulai sekarang setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan termasuk SMP
harus memenuhi SNP tersebut. Salah satu upaya untuk mencapai SNP, setiap sekolah wajib
membuat RPS.
RPS wajib dibuat oleh semua sekolah, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun internasional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun)
maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format
RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan atau cakupan program
sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah
lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi lebih tinggi dari pada
sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian sebaliknya, bagi sekolah
yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP. Namun demikian harapannya
adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu mencapai SNP yang ditentukan oleh
pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
3|Page
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang
kelas,laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun
waktu tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada
aspek-aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai
SNP, sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua
itu sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.
RPS sangat penting manfaatnya bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
penyusunan rencana pendidikan di daerahnya. Semua RPS di Kabupaten/Kota dapat dijadikan
dasar bagi penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota (RPPK).
Dengan cara ini, RPPK akan lebih relevan dengan kebutuhan setiap sekolah di daerahnya.
Demikian manfaat bagi Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi. Dalam membuat Rencana
Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP) harus didasarkan atas semua RPPK yang ada di
daerahnya. Demikian juga pada tingkat nasional, RPPP dapat digunakan sebagai informasi bagi
penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
Adapun tujuan adanya pedoman penyusuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ini
antara lain adalah:
1. Untuk memberikan pedoman bagi semua jenis kelompok sekolah, yaitu sekolah rintisan,
potensial, dan nasional dalam membuat Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
2. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota dalam
membuat Rencana Pengembangan Pendidikan Kabupaten atau Kota (RPPK).
3. Untuk memberikan pedoman bagi semua Dinas Pendidikan Propinsi dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Propinsi (RPPP).
4. Untuk memberikan pedoman bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam membuat
Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN).
5. Untuk memberikan pedoman bagi semua sekolah dalam mencapai SNP, sesuai dengan
kondisi sekolah dan daerahnya.
4|Page
6. Untuk memberikan pedoman bagi semua stakeholder di daerah atau pusat dalam
partisipasinya kepada sekolah untuk mencapai SNP.
7. RPS digunakan sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak terkait dalam melakukan
monitoring, evaluasi, pembinaan dan pembimbingan kepada sekolah.[4]
RPS penting dimiliki untuk memberi arah dan bimbingan para pelaku sekolah dalam
rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan)
dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu
fungsi manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju tujuan
sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk
mengurangi ketidakpastian masa depan.
RPS wajib dibuat oleh semua SMP, baik yang termasuk kelompok rintisan, potensial,
nasional maupun internasional. RPS harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam
penyelenggaraan pendidikan, baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun)
maupun pendek (satu tahun). Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format
5|Page
RPS yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman, dan luasan atau cakupan program
sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah
lama waktu pencapaian SNP. Bagi sekolah yang memiliki potensi lebih tinggi dari pada
sekolah lain akan dapat mencapai SNP relatip lebih cepat. Demikian sebaliknya, bagi sekolah
yang miskin potensi akan lebih lamban dalam mencapai SNP. Namun demikian harapannya
adalah semua sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu mencapai SNP yang ditentukan oleh
pemerintah.
Standar Nasional Pendidikan yang harus dicapai oleh tiap sekolah tersebut meliputi
standar kelulusan, kurikulum, proses, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Sangat dimungkinkan suatu
sekolah telah memenuhi standar kelulusan tetapi fasilitasnya belum standar atau sebaliknya.
Suatu sekolah sekarang kondisinya kurang dalam standar fasilitas seperti ruang kelas,
laboratorium, buku, dan sebagainya dan secara bertahap akan dipenuhi selama kurun waktu
tertentu. Sementara itu kondisi gurunya telah memenuhi SNP. Begitu seterusnya pada aspek-
aspek lainnya. Suatu sekolah dimungkinkan dalam waktu lima tahun mampu mencapai SNP,
sementara itu terdapat sekolah untuk mencapai SNP memerlukan waktu 15 tahun. Semua itu
sangat tergantung kepada unsur-unsur yang ada di sekolah itu sendiri. Dan apabila suatu
sekolah telah memenuhi SNP, maka diharapkan akan mampu menyelenggarakan pendidikan
secara efektif, efisien, berkualitas, relevan, dan mampu mendukung tercapainya pemerataan
pendidikan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu dipandang sangat penting adanya suatu pedoman pencapaian SNP yang
mampu memberikan arah dan pegangan bagi tiap sekolah dalam rangka pencapaian SNP
tersebut. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) diharapkan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik bagi sekolah rintisan, potensial maupun nasional.
6|Page
penyusunan Rencana Pengembangan Pendidikan Nasional (RPPN). Secara visual, keterkaitan
antara RPS, RPPK, RPPP, dan RPPN
2.4 Tujuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)
Sistem Perencanaan Sekolah adalah satu kesatuan tata cara perencanaan sekolah untuk
menghasilkan rencana-rencana sekolah (RPS) dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara sekolah dan masyarakat (diwakili oleh
komite sekolah). Perbedaan antara satu dengan lainnya adalah:
a. RPS Jangka Panjang adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 20 (dua puluh)
tahun.
7|Page
b. RPS Jangka Menengah (Rencana Strategis) adalah dokumen perencanaan sekolah untuk
periode 5 (lima) tahun.
c. RPS Tahunan adalah dokumen perencanaan sekolah untuk periode 1 (satu) tahun.[6]
Faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap sekolah adalah konsistensi anatara
perencanaan dengan pelaksanaan pengembangan sekolah. Perencanaan sekolah yang baik akan
memberikan kontribusi keberhasilan yang besar dalam implementasinya.
Sedangkan perencanaan yang kurang baik akan memberikan dampak yang kurang baik pula
terhadap impelemntasinya. Oleh karena itu dalam setiap membuat RPS, sekolah harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi seperti kondisi lingkungan strategis,
kondisi sekolah saat ini, dan harapan masa datang.[7]
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPS berisi dua rencana pengembangan
pendidikan ditinjau dari jangka waktunya, yaitu Rencana Strategis (Renstra) Sekolah dalam
jangka menengah (lima tahunan) dan Rencana Operasional (Renop) Sekolah dalam jangka
pendek (satu tahunan). Renstra menggambarkan suatu perencanaan pengembangan sekolah
yang menggambarkan tentang program-program sekolah yang akan dilaksanakan dan dicapai
selama kurun waktu lima tahun. Program-program tersebut lebih bersifat garis besar, baik
menyangkut fisik maupun non fisik, yang semuanya mengacu kepada SNP. Sedangkan Renop
merupakan bagian tak terpisahkan dari Renstra, dan lebih merupakan penjabaran operasional
dari Renstra. Program-program dalam Renop lebih detail yang akan dilaksankan dan dicapai
dalam satu tahun.
8|Page
Dengan demikian Renstra dibuat pada awal tahun untuk lima tahun mendatang,
sedangkan Renop dibuat pada tahun pertama dari lima tahun yang akan dilaksanakan. Baik
dalam Renstra maupun Renop semua sumber dana dan alokasi biaya sudah dapat diprediksi
sebelumnya. Dalam hal program, baik Renstra maupun Renop harus memperhatikan kebutuhan
sekolah, masyarakat serta sesuai dengan RPPP dan RPPN.
3. Langkah-langkah penyusunan Renstra dalam RPS:
Secara lebih rinci dalam pentahapan proses penyusunan RPS adalah sebagai berikut:
· Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah
· Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
· Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah yang diharapkan 5 tahun kedepan
· Menentukan kesenjangan antara situasi pendidikan sekolah saat ini dan yang diharapkan
5 tahun kedepan
· Merumuskan visi
· Merumuskan misi sekolah
· Merumuskan tujuan sekolah selama lima (5) tahun ke depan
· Merumuskan program-program strategis untuk mencapai tujuan jangka menengah (5
tahun)
· Menentukan strategi pelaksanaan
· Menentukan milestone (output apa dan kapan dicapainya)
· Menentukan rencana biaya (alokasi dana)
· Membuat rencana pemantauan dan evaluasi
4. Langkah-langkah Penyusunan Renop dalam RPS:
Renop disusun berdasarkan Renstra, dan tidak boleh menyimpang dari Renstra. Sehingga
antara Renstra dan Renop harus terkait dan ada benang merahnya. Renstra dan Renop inilah
yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi,
pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan
sekolah. Adapun langkah-langkah penyusunan Renop adalah sebagai berikut:
· Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah
· Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini
· Melakukan analisis pendidikan sekolah 1 tahun kedepan (yang diharapkan)
· Merumuskan kesenjangan antara pendidikan sekolah saat ini dan satu (1) tahun kedepan
· Merumuskan tujuan tahunan/tujuan jangka pendek (sasaran)
9|Page
· Mengidentifikasi urusan-urusan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap
sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
· Melakukan analisis SWOT (mengenali tingkat kesiapan masing-masing urusan sekolah
melalui analisis SWOT)
· Menyusun langkah-langkah pemecahan persoalan, yaitu mengubah ketidaksiapan menjadi
kesiapan urusan sekolah.
· Menyusun rencana program sekolah
· Menentukan milestone (output apa & kapan dicapai)
· Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana)
· Menyusun rencana pelaksanaan program
· Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi
· Membuat jadwal pelaksanaan program
· Menentukan penanggungjawab program atau kegiatan
RPS yang baik, harus mengalami proses evaluasi terlebih dahulu. Hasil evaluasi ini akan
digunakan sebagai masukan bagi pengambilan keputusan sekolah.[9]
Suatu perencanaan pengembangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Keluasan, cakupan, dan ketajaman analisis lingkungan strategis sekolah,
b. Keluasan, cakupan, dan ketajman analisis situasi pendidikan sekolah saat ini,
c. Kualitas dan kuantitas situasi pendidikan sekolah yang di harapkan.
d. Analisis kesesuaian
10 | P a g e
e. Kelengkapan elemen Renstra
f. Cakupan jenis perencanaan (pemerataan, kualitas, efisiensi, relevansi dan kapasitas)
g. kemanfaatan serta kesesuaian Renstra dan Renop dengan permasalahan pendidikan
h. Kelayakan strategi implementasi Renstra dan Renop
i. Kelayakan rencana monitoring dan evaluasi
j. Kecukupan, kemutakhiran, dan kerelevansian data
k. Kelayakan anggaran antara rencana pendidikan, pendapatan, dan rencana pembelajaran
l. Tingkat partisipasi dan keinklusifan unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan
m. Sustainabilitas SDM, EMIS, dana pendukun , dsb
n. Sistem, proses/prosedur, dan mekanisme penyusun RPS
o. Kelengkapan elemen Renop.
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah RPS ini dikembangkan sebagai model minimal untuk bisa dikembangkan lebih
jauh tanpa mengurangi aspek-aspek yang ada. Pedoman penyusunan ini dipergunakan oleh
semua sekolah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan, baik sekolah dalam kelompok
rintisan, potensial maupun nasional,juga dapat dipergunakan oleh sekolah, Dinas Pendidikan
Kabupaten atau Kota dan Propinsi dalam upaya pencapaian pendidikan yang efisien, efektif,
relevan, dan merata.
Isi utama yang harus dikembangkan dalam RPS tiap sekolah adalah semua aspek yang
mengarah kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana diamanatkan dalam
UUSPN maupun PP Nomor 19 Tahun 2005. Diharapkan ke depan semua sekolah tidak ada
lagi yang masuk kelompok rintisan dan potensial, tetapi menjadi sekolah berstandar nasional.
Bahkan diharapkan semua sekolah menjadi sekolah yang memenuhi SNP.
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Aan, Komariah dan Cepi Triatna. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara,
13 | P a g e