Manejemen K3
Manejemen K3
RUMAH SAKIT
Disusun Oleh
Christin Stevani
Puji syukur kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa,karena berkat dan
bimbingannya, sehingga makalah ini tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
kerja. Berbicara tentang potensial resiko dirumah sakit, sangat erat kaitannya
dengan infeksi nosokomial, pada tahun 1977 dari seluruh rumah sakit di AS
medis rumah sakit yang mempunyai resiko terkena infeksi 2-3 kali lebih besar
rumah sakit pemerintah daerah Kabupaten Maros yang secara teknis administratif maupun
secara teknis operasional bertanggung jawab kepada
yang terbagi dalam unit kerja perawat polik, perawat UGD bedah, perawat
buruk bagi kesehatan, bukan hanya bagi para pegawainya, tetapi juga
Menurut beberapa tenaga perawat yang bertugas di ruang perawatan pada saat
dilakukan survey awal, kecelakaan yang paling sering terjadi pada mereka
yang sama masih sering terjadi pada tenaga perawat tanpa ada tindak lanjut
terjadi pada tenaga perawat tidak didokumentasikan dengan baik. Hal ini
kecelakaan kerja pada tenga perawat di tempat mereka bekerja. Meskipun RSUD
Salewangang sebagai pusat rujukan di kabupaten
tenaga kerja perawat masih belum terlaksana dengan baik terutama pada
tentang kejadian kecelakaan kerja pada tenaga perawat, selain itu penelitian
ditinjau dari segi unit kerja, usia, lama kerja, keikutsertaan perawat dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
kerja perawat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
klien.
4. Bagi Penelitian
lanjut.
5. Bagi Peneliti
bidang penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai yang
paling berat.
dengan kerja, dalam kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
meliputi kecelakaan tenaga kerja pada saat perjalanan dari dan tempat kerja.
Kecelakaan dirumah, atau pada waktu rekreasi dan cuti berada diluar makna
namun yang terakhir ini, mempunyai ruang lingkup berbeda, baik dari segi
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
5. Kematia
dalam bekerja serta menjaga kondisi tempat kerja menjadi aman. Bagi
kecelakaan kerja
1. Kesehatan Kerja
psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang
bertujuan untuk;
(Yoga, 2002).
produktivitas nasional.
3. Rumah Sakit
Report Series No. 122/1957 yang berbunyi “rumah sakit adalah bagian
2008).
kesehatan tidak kurang dari 80% terjadi dirumah sakit. Lagi pula segala
4. Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu kata Nutrix
Disisi lain, tingkat gaji dan jaminan sosial masih belum mencukupi
b. Beban Kerja
sakit itu sendiri. Selama ini salah satu cara rumah sakit Indonesia
rumah sakit.
BAB III
1) GAMBARAN UMUM
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat penyelengaraanupaya
kesehatan.upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
a) Fungsi Rumah sakit
Menyelenggarakan pelayanan medis dan nonmedis,pendidikan serta pelatihan
b) Fugsi perawat
Fugsi independen yaitu tindakan perawat bersifat tidak memerlukan
perintah Dokter .dtindakan yang diambil pun harus ditanggung
jawabkan
Fungsi interdependen yaitu tindakan perawat dengan tim kesehatan
lainnya dan dipimpin oleh Dokter
Fungsi depeden yaitu perawat membantu Dokter memberikan
pelayanan pengobatan dan tindakan khusus
2) IDENTIFIKASIH BAHAYA
Faktor-faktor ini perawat pada risiko kelelahan kerja, stres, penyakit dan
cedera terkait pekerjaan, pajanan patogen melalui darah, pajanan penyakit
menular, dan gangguan muskuloskeletal. Dengan demikian, pemberi kerja
keperawatan dan perawat individu bertanggung jawab untuk meminimalkan
atau menghilangkan bahaya ini di tempat kerja sedapat mungkin.
Implementasi K3 untuk perawat berfungsi untuk menciptakan layanan
kesehatan yang aman tidak hanya untuk pasien, tetapi juga untuk perawat itu
sendiri Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaaan yang berhubungan dengan
instalasi listrik, dan sumber-sumber cedera lainya), radiasi, bahan-bahan kimia
yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua
potensi bahaya tersebut diatas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan
RS (Depkes, 2006).
Melihat dari berbagai potensi bahaya tersebut maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakan bahaya yang
dapat timbul didalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu K3 rumah sakit
dapat dikelola dengan baik untuk pelaksanaan di pelayanan kesehatan seperti
puskesmas atau klinik yang tujuannya adalah melindungi pasien, pengunjung,
pekerja dan masyarakat sekitar ditempat kerja.
3) PENILAIAN RESIKO DAN PENGENDALIAN BAHAYA
Setelah melakukan penelitian survey kecelakaan kerja pada perawat di RSU
Salewangang Kabupaten Maros yang terbagi dalam 6 unit kerja yaitu, IRD, ICU, OK,
Instalasi perawatan anak, Instalasi perawatan bedah dan instalasi perawatan dewasa
dengan jumlah responden sebanyak 83 orang dengan perincian IRD 16 orang, ICU 12
orang, OK 9 orang, instalasi perawatan anak 16 orang, instalasi perawatan bedah 14
orang dan instalasi perawatan dewasa 16 orang
4) Faktor faktor k3
1. Faktor lingkungan kerja.
2. Faktor manusia (karyawan) yang meliputi:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Pihak rumah sakit perlu mengadakan penyuluhan tentang bahaya
penyakit menular yang dapat terjadi akibat tertusuk jarum dan teriris
ampul pada unit-unit kerja perawat.
2. Perlu dilakukan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
terhadap pimpinan/manajemen serta para karyawan agar angka kecelakaan
dapat terminimalisir.
3. Rumah sakit perlu mencatat kecelakaan kerja yang dialami oleh petugas
rumah sakit dan menangani akibat yang ditimbulkan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan penyakit akibat kecelakaan kerja
belum diteliti, diharapkan dilanjutkan pada penelitian selanjutnya.
Daftar pustaka
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3626/1/MAHFUD
%20BURHAMI.pdf
Http;//www.hiperkes.co.cc. Diakses Pada Tanggal 26 Mei 2010,
1:01:59