Anda di halaman 1dari 24

TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK

Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Bab 2 KAJIAN ASPEK HUKUM


2.1 UU No 2 tahun 2012
Undang Undang Pengadaan tanah direncanakan diberlakukan efektif tahun 2013 dengan
komponen penting sebagai berikut :
Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012
No Uraian/pasal Substansi

Hukum tanah nasional mengakui dan menghormati hak masyarakat atas tanah dan
benda yang berkaitan dengan tanah, serta memberikan wewenang yang bersifat publik
kepada negara berupa kewenangan untuk mengadakan pengaturan, membuat
kebijakan, mengadakan pengelolaan, serta menyelenggarakan dan mengadakan
pengawasan yang tertuang dalam pokok-pokok Pengadaan Tanah sebagai berikut:
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan
Umum dan pendanaannya.
2. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Rencana Pembangunan Nasional/Daerah
c. Rencana Strategis; dan
d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.
3. Pengadaan Tanah diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua
pemangku dan pengampu kepentingan.
4. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.
5. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan pemberian Ganti
Kerugian yang layak dan adil.
Bab IV Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

1 Pasal 10 Salah satu substansi Tanah untuk kepentingan umum


adalah
Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran irigasi,
saluran pembuangan air dan sanitasi dan bangunan
pengairan lainnya
2 Pasal 11 Penyelengaaraan tanah untuk kepentingan umum dise-
lenggarakan oleh Pemerintah atau Pemda
3 Pasal 13 Penyelenggaraan Tanah untuk kepentingan Umum

Bab 2 - 1
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012


No Uraian/pasal Substansi

diseleng-garakan melalui Tahapan :


a. Perencanaan
b. Persiapan
c. Pelaksanaan
d. Penyerahan Hasil
4 Pasal 14 Perencanaan Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
dokumen perencanaan dengan substansi minimal :
a. Maksud dan tujuan rencana pembangunan
b. Kesesuaian dengan RTRW
c. Letak Tanah
d. Luas Tanah Yang dibutuhkan
e. Gambaran Umum Status Tanah
f. Perkiraan waktu Pelaksaaan Pengadaan Tanah
g. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan
h. Perkiraan nilai
i. Rencana penganggaran
5 Pasal 16 Pemerintah berdasarkan dokumen pengadaan melakukan
Persiapan Pengadaan a. Pemberitahuan rencana pembangunan
Tanah
b. Pendataan awal
c. Konsultasi publik
6 Pasal 17 Pemberutahuan Dilakukan Pada Masyarakat Di Rencana
Lokasi Pembangunan Baik Langsung Maupun Tidak
Langsung
7 Pasal 18 Pendataan Awal Dilakukan Dengan :
a. Pengumpulan data awal pihak yang berhak dan
obyek pengadaan tanah
b. Dilakukan dalam 30 hari kerja sejak
pemberitahuan rencana pembangunan
c. Butir a dan b digunakan untuk konsultasi publik
8 Pasal 19 o PKM dimaksudkan untuk KESEPAKATAN
o Melibatkan orang yang terkena dampak
o Dapat diwakilkan dengan surat kuasa oleh yang
terkena dampak
o Kesepakatan dituangkan dalam BA Kesepakatan

Bab 2 - 2
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012


No Uraian/pasal Substansi

o Instansi yang berkepentingan mengajukan


permo-honan penetapan lokasi kepada Gubernur
o Gubernur menetapkan lokasi yang dimaksud
9 Pasal 20 PKM dilaksanakan paling lambat 60 hari
Bila ada yang berkeberatan dilakukan konsultasi public
ulang maksimal 30 hari sejak keberatan disampaikan
10 Pasal 21 Bila masih ada yang keberatan, istansi yang
beekepentingan melaporkan kepada Gubernur
Gubernur membentuk team
Team terdidir dari :
a. SekDa
b. Kepala Kantor BPN
c. Instansi yang menangani urusan bidang
perencanaan
d. Bupati/walikota
e. Akademisi sebagai anggota
Tugas team :
a. Menginventarisasi masalah
b. Melakukan pertemuan
c. Membuat rekomendasi diterima atau ditolek
Hasil kajian harus selesai paling lama 14 hari
11 Pasal 22 Gubernur memberikan lokasi diterima atau ditolak atas
rencana lokasi pembangunan tersebut
Gubernur merekomendasikan 2 opsi : menerima
permohonana penolakan artinya Instansi yang
mengusulkan mencari lahan baru dan ditolek artinya
rekoemdasi lanjutan untuk pembangunan.
12 Pasal 23 Bila masih terdapat keberatan dapat melakukan gugatan
ke pengadilan tata usaha paling lambat 30 hari
Pelaksanaan Pengadaan Tanah

1 Pasal 27 Instansi yang memerlukan tanah mengajukan


pelaksanaan pengadaan tanah kepada Lembaga
Pertanahan
Pelaksanaan meliputi :
a. Inventarisasi dan identifikasi penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
b. Penilaian ganti kerugian
Bab 2 - 3
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012


No Uraian/pasal Substansi

c. Musyawarah penetapan ganti rugi


d. Pemberian ganti rugi
e. Pelepasan tanah instansi
2 Pasal 28 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah :
a. Pengukuran dan pemetaan bidang per bidang
tanah
b. Pengumpulan data pihak yang berhak dan obyek
tanah
Dilakukan dalam waktu 30 hari kalender
Bila ada keberatan harus dalam 14 hari diajukan
3 Penilaian Ganti Rugi Penilaian ganti rugi dilakukan oleh Badan Pertanahan
Pasal 32 Badan Pertanahan mengumumkan penilaian
4 Pasal 33 Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)
dilakukan bidang per bidang tanah, meliputi:
a. tanah;
b. ruang atas tanah dan bawah tanah;
c. bangunan;
d. tanaman;
e. benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
f. kerugian lain yang dapat dinilai
5 Pasal 36 Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk:
a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak
6 Pasal 40 Pemberian Ganti Kerugian atas Objek Pengadaan Tanah
diberikan langsung kepada Pihak yang Berhak.
7 Pasal 41 Pada saat pemberian Ganti Kerugian Pihak yang Berhak
menerima Ganti Kerugian wajib:
a. melakukan pelepasan hak; dan
b. menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan
Objek Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah melalui Lembaga Pertanahan.

Bab 2 - 4
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012


No Uraian/pasal Substansi

Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b


merupakan satu-satunya alat bukti yang sah menurut
hukum dan tidak dapat diganggu gugat di kemudian hari.
Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian
bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan bukti
penguasaan atau kepemilikan yang diserahkan
Tuntutan pihak lain atas Objek Pengadaan Tanah yang
telah diserahkan kepada Instansi yang memerlukan
tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi
tanggung jawab Pihak yang Berhak menerima Ganti
Kerugian.
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber Dana Pengadaan Tanah

1 PASAL 52 (1) Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan


Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
(2) Dalam hal Instansi yang memerlukan tanah Badan
Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang
mendapatkan penugasan khusus, pendanaan bersumber
dari internal perusahaan atau sumber lain
2 PASAL 53 Dana Pengadaan Tanah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 meliputi dana:
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan;
d. penyerahan hasil;
e. administrasi dan pengelolaan; dan
f. sosialisasi.
Hak, Kewajiban dan Peran Serta Masyarakat

1 Pasal 55 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah, Pihak yang


Berhak mempunyai hak:
1. mengetahui rencana penyelenggaraan Pengadaan
Tanah;
2. memperoleh informasi mengenai Pengadaan Tanah.
2 Pasal 56 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, setiap orang wajib mematuhi

Bab 2 - 5
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.1. Uraian UU No 2 Tahun 2012


No Uraian/pasal Substansi

ketentuan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk


Kepentingan Umum.
3 Pasal 57 Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum, masyarakat dapat berperan serta,
antara lain:
1. memberikan masukan secara lisan atau tertulis
mengenai Pengadaan Tanah; dan
2. memberikan dukungan dalam penyelenggaraan
Pengadaan Tanah.

2.2 Peraturan Presiden No 71 tahun 2012


Sebagai turunan UU No 2 Tahun 2012 adalah Perpres No 71 Tahun 2012 yang
direncanakan diberlakukan efektif tahun 2013 dengan komponen penting sebagai berikut
Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012
Uraian/pasal Substansi

Terdiri dari 10 Bab yang beisikan tentang :


a. BAB I KETENTUAN UMUM
b. BAB II PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Dasar Perencanaan
o Bagian Kedua Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
c. BAB III PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Umum
o Bagian Kedua Pemberitahuan Reneana Pembangunan
o Bagian Ketiga Pendataan Awa! Lokasi Rencana Pem.bangunan
o Bagian Keempat Konsultasi Publik Rencana Pembangunan
o Bagian Kelima Penetapan Lokasi Pembangunan
d. BAB IV PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Umum
o Bagian Kedua Penyiapan Pelaksanaan
o Bagian Ketiga Inventarisasi dan Jdentifikasi
o Bagian Keempat Penetapan Penilai
o Bagian Kelima Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian
o Bagian Keenam Pemberian Ganti Kerugian
o Bagian Ketujuh Pemberian Ganti Kerugian Dalam Keadaan Khusus

Bab 2 - 6
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

o Bagian Kedelapan Penitipan Ganti Kerugian


o Bagian Kesembilan Bagian Kesembilan Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
o Bagian Kesepuluh Pemutusan Hubungan Hukum antara Pihak yang Berhak
dengan Objek Pengadaan Tanah
o Bagian Kesebelas Pendokumentasian Peta Bidang, Daftar Nominatif dan Data
Administrasi Pengadaan Tanah
e. BAB V PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
o Bagian Kesatu Berita Acara Penyerahan
o Bagian Kedua Pelaksanaan Pembangunan
f. BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI
g. BAB VII SUMBER DANA PENGADAAN TANAH
h. BAB VlII PENGADAAN TANAH SKALA KECIL
i. BAB IX INSENTIF PERPAJAKAN
j. BAB X KETENTUAN PERALIHAN
(catatan : Peraturan ini dirujuk untuk kegiatan LARAP Bendungan Rukoh Tiro
mengingat JUKNIS peraturan Kepala BPN belum terbit)
Bab I Ketentuan Umum
1. Pasal 1 : Menguraikan istilah istilah dalam pengadaan tanah
Pasal 2 : Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum
diselenggarakan melalui tahapan:
a. perencanaan;
b. persiapan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyerahan hasil
Bab II Perencanaan Pengadaan Tanah
2. Bagian Kesatu (1) Setiap Instansi yang memerlukan tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum membuat
Dasar Perencanaan
rencana Pengadaan Tanah yang didasarkan pada:
Pasa1
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
b. Prioritas Pembangunan yang tercantum dalam:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
2. Rencana Strategis; dan
3. Rencana Kerja Pemerintah Instansi yang
bersangkutan.
(2) Rencana Pengadaan Tanah dapat disusun secara

Bab 2 - 7
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

bersama-sama oleh Instansi yang memerlukan


tanah bersama dengan instansi teknis terkait atau
dapat dibantu oleh lembaga profesional yang
Bagian Kedua ditunjuk oleh Instansi yang memerlukan tanah.
Dokumen Perencanaan (1) Rencana Pengadaan Tanah disusun dalam bentuk
Pengadaan Tanah dokumen perencanaan Pengadaan Tanah, paling
Pasal 5 sedikit memuat :
a. maksud dan tujuan rencana pembangunan;
b. kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Prioritas Pembangunan
c. letak tanah;
d. luas tanah yang dibutuhkan;
e. gambaran umum status tanah;
f. perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah;
g. perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan;
h. perkiraan nUai tanah; dan
i. rencana penganggaran.
(2) Maksud dan tujuan rencana pembangunan yang di
rencanakan dan manfaat pembangunan untuk
kepentingan umum.
(3) Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Prioritas Pembangunan menguraikan
kesesuaian rencana lokasi Pengadaan Tanah
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(4) Letak tanah menguraikan wilayah administrasi:
Kelurahan/desa, kecamatan; kabupaten/kota, dan
provinsi,
tempat lokasi pembangunan yang direncanakan
(5) Luas tanah yang dibutuhkan menguraikan
perkiraan luas tanah yang diperlukan.
(6) Gambaran umum status tanah menguraikan data
awal mengenai penguasaan dan pemilikan atas
tanah.
(7) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan
Tanah menguraikan perkiraan waktu yang
diperlukan untuk masing·masing tahapan
pe1aksanaan Pengadaan Tanah.
(8) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan

Bab 2 - 8
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

pembangunan menguraikan perkiraan waktu yang


diperlukan untuk melaksanakan pembangunan.
(9) Perkiraan nilai tanah menguraikan perkiraan nilai
Ganti Kerugian obyek Pengadaan Tanah, meliputi:
tanah, roang atas tanah dan bawah tanah,
bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan
tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai.
Rencana penganggaran menguraikan besamya
dana, sumber dana, dan rincian alokasi dana untuk
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan
hasil, administrasi dan pengeloJaan, serta
sosialisasi.
Bab III Persiapan Pengadaan Tanah
3. Umum (1) Gubernur melaksanakan tahapan kegiatan Persiapan
Pengadaan Tanah setelah menerima dokumen
Pasal 8
perencanaan Pengadaan Tanah
(2) Dalam melaksanakan tahapan kegiatan gubemur
membentuk Tim Persiapan dalam waktu paling lama
10 (sepuluh) hari kerja.

Pasal 9 (1) Tim Persiapan beranggotakan bupati/walikota,


satuan kerja perangkat daerah provinsi terkait,
Instansi yang memerlukan tanah, dan Instansi
terkait lainnya.
(2) Untuk kelancaran peJaksanaan tugas Tim Persiapan
gubemur membentuk sekretariat persiapan
Pengadaan Tanah yang berkedudukan di sekretariat
daerah provinsi.
Pasal 10 Tim Persiapan bertugas :
a. melaksanakan pemberitahuan rencana
pembangunan;
b. melakukan pendataan awai lokasi rencana
pembangunan;
c. melaksanakan Konsultasi Publik rencana
pembangunan;
d. menyiapkan Penetapan Lokasi pembangunan;
e. mengumumkan Penetapan Lokasi pembangunan
untuk kepentingan umum; dan
f. melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan
Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk
Kepentingan Umum yang ditugaskan o!eh gubernur
Bagian Kedua

Bab 2 - 9
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Pemberitahuan Rencana Pasal 11


Pembangunan
(1) Tim Persiapan melaksanakan pemberitahuan
rencana pembangunan kepada masyarakat pada
lokasi rencana pembangunan.
(2) Pemberitahuan rencana pembangunan
dilaksanakan dalam waktu paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja sejak dokumen perencanaan
Pengadaan Tanah diterima secara resmi oleh
gubemur.
(3) Pemberitahuan rencana pembangunan memuat
informasi mengenai:
a. maksud dan tujuan rencana pembangunan;
b. letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan;
c. tahapan rencana Pengadaan Tanah; perkiraan
jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;
d. perkiraan jangka waktu pelaksanaan
pembangunan;
e. informasi lainnya yang dianggap perlu.
(4) Pemberitahuan rencana pembangunan
ditandatangani oleh Ketua Tim Persiapan.

Bagian Ketiga Pasal 16


Pendataan Awal Lokasi Pendataan awal lokasi rencana pembangunan meliputi
Rencana Pembangunan kegiatan pengumpulan data awal Pihak yang Berhak
dan Objek Pengadaan Tanah.
Pasal 17
(1) Pihak yang Berhak berupa perseorangan, badan
hulrum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi
pemerintah yang memiliki atau menguasai Obyek
Pengadaan Tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
(2) Pihak yang Berhak meliputi
a. pemegang hak atas tanah;
b. pemegang hak pengelolaan;
c. nadzir untuk tanah wakaf;
d. pemilik tanah bekas milik adat;
e. masyarakat hukum adat;
f. pihak yang menguasai tanah negara dengan
itikad baik;

Bab 2 - 10
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

g. pemcgang dasar penguasaan atas tanah;


dan/atau
h. pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain
yang berkaitan dengan tanah.
Pasal 29
Bagian Keempat
(1) Konsutasi Publik rencana pembangunan,
Konsultasi Publik dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan
Rencana Pembangunan lokasi rencana pembangunan dati Pihak yang
Berhak.
(2) Tim Persiapan melaksanakan Konsultasi Publik
rencana pembangunan di kantor kelurahan desa
atau nama lain atau kantor kecamatan di tempat
rencana lokasi pembangunan atau tempat yang
disepakati oleh Tim Persiapan dengan Pihak yang
Berhak.
(3) Pe1aksanaan Konsultasi Publik dapat dilakukan
secara bertahap dan lebih dari 1 (satu) kali sesuai
dengan kondisi setempat.
(4) Pelaksanaan Konsultasi Publik dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
kerja yang dihitung mulai tanggal
ditandatanganinya daftar sementara lokasi rencana
pembangunan
Pasal 32
(1) Tim Persiapan menjelaskan mengenai rencana
Pengadaan Tanah dalam Konsultasi Publik. meliputi:
a. maksud & tujuan rencana pembangunan untuk
kepentingan umum;
b. tahapan dan waktu proses penyelenggaran
Pengadaan Tanah;
c. peran Penilai dalam menentukan nilai Ganti
Kerugian;
d. insentif yang akan diberikan kepada pemegang
hak;
e. Objek yang dinilai Ganti Kerugian;
f. bentuk Ganti Kerugian; dan
g. hak dan kewajiban Pihak yang Berhak.
Pasal 36
(1) Inventarisasi masalah berupa:
a. Klasifikasi jenis dan alasan keberatan;

Bab 2 - 11
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

b. Klasifikasi pihak yang keberatan; dan


c. Klasifikasi usuIan pihak yang keberatan;
(2) Inventarisasi masalah disusun dalam bentuk
dokumen keberatan.
(3) Pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang
keberatan
dilakukan untuk:
a. menyamakan persepsi tentang materi/aJasan
keberatan pihak yang keberatan; dan
b. menjelaskan kembali maksud dan tujuan rencana
pembangunan.
(4) Rekomendasi didasarkan atas hasil kajian dokumen
keberatan yang diajukan oleh pihak yang keberatan
terhadap:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
b. Prioritas Pcmbangunan yang tercantum dalam:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah;
2. Rencana Strategis; dan
3. Rencana Kerja Pcmerintah Instansi yang
bersangkutan.

Bagian Kelima Pasal 41

Penetapan Lokasi Penetapan lokasi pembangunan dilakukan oleh


Pembangunan gubemur berdasarkan kesepakatan atau ditolaknya
keberatan dari Pihak yang Keberatan
Pasal 42
(l) Penetapan Lokasi pembangunan dilampiri peta lokasi
pembangunan.
(2) Peta lokasi pembangunan, disiapkan oleh Instansi
yang memerlukan tanah.
Pasal 43
(1) Penetapan Lokasi pembangunan berlaku untuk
jangka waktu 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) kali untuk paling lama 1
(satu) tahun.
(2) Dalam hal diperlukan, Instansi yang memerlukan
tanah atas pertimbangan Kepala Kantor Wilayah
BPN mengajukan permohonan
(3) perpanjangan waktu Penetapan Lokasi
pembangunan kepada gubernur, dalam waktu

Bab 2 - 12
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

paling lambat 2 (dua) bulan sebelum


berakhimya jangka waktu Penetapan Lokasi
pembangunan.
(4) Permohonan perpanjangan Penetapan Lokasi
pembangunan disertai:
a. keputusan Penetapan Lokasi; dan
b. pertimbangan pengajuan perpanjangan
yang berisi alasan pengajuan
perpanjangan, data Pengadaan Tanah
yang telah dilalaksanakan, dan data sisa
tanah yang belum dilaksanakan
Pengadaan Tanahnya.
(5) Atas dasar permohonan perpanjangan
Penetapan Lokasi gubemur menetapkan
perpanjangan Penetapan Lokasi sebelum
berakhimya jangka waktu Penetapan Lokasi
pembangunan.
Bagian Keenam Pasal 45
Pengumuman Penetapan (1) Gubemur bersama Instansi yang memerlukan
Lokasi Pembangunan tanah mengumumkan Penetapan Lokasi
pembangunan untuk kepentingan umum.
(2) Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan,
memuat nomor dan tanggal keputusan
Penetapan Lokasi, peta lokasi pembangunan,
maksud dan tujuan pembangunan, letak dan
luas tanah yang dibutuhkan, perkiraan jangka
waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah dan
perkiraan jangka waktu pembangunan
Bab IV Pelaksanaan Pengadaan Tanah
4 Bagian Kesatu Umum
Pasal 49
(1) Pelaksanaan Pengadaan Tanah diselenggarakan
oleh Kepala BPN. Pelaksanaan Pengadaan Tanah
dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN
selaku Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.
(2) Susunan keanggotaan pelaksanaan Pengadaan
Tanah
ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah yang berunsurkan paling kurang:
a. pejabat yang membidangi urusan Pengadaan
Tanah di Lingkungan Kantor Wilayah BPN;

Bab 2 - 13
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

b. Kepala Kantor Pertanahan setempat pada


lokasi Pengadaan Tanah;
c. pejabat satuan kerja perangkat daerah
provinsi yang membidangi urusan
pertanahan;
d. carnat setempat pada lokasi Pengadaan
Tanah; dan
e. lurah/ kepala desa atau nama lain pada
lokasi Pengadaan Tanah.
Pasal 52
(1) Berdasarkan Penetapan Lokasi pembangunan
untuk Kepentingan Umum Instansi yang
memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan
Pengadaan Tanah kepada Ketua Pe1aksana
Pengadaan Tanah.
(2) Pengajuan pelaksanaan dilengkapi dengan:
a. kepengurusan Penetapan Lokasi;
b. dokumen perencanaan Pengadaan Tanah;
dan
c. data awal Pillak yang Berhak dan Objek
Pengadaan Tanah.
(3) Atas dasar pengajuan pelaksanaan Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah menyiapkan
pelaksanaan Pengadaan Tanah
Pasal 55
Satuan Tugas melakukan penyiapan pelaksanaan
Pengadaan Tanah yang meliputi kegiatan:
Bagian Kedua
a. penyusunan reneana jadwal kcgiatan;
Penyiapan Pelaksanaan
b. pcnyiapan bahan;
c. penyiapan peralatan tcknis;
d. koordinasi dengan perangkat kecamatan dan
lurah/kepala desa atau nama lain;
e. penyiapan peta bidang tanah;
f. pemberitahuan kepada Pihak yang Berhak
melalui kepala desa atau nama lain; dan
g. pemberitahuan rencana dan jadwal pelaksanaan
pengumpulan data Pihak yang Berhak dan Objek
Pengadaan Tanah,
(1) Penetapan besarnya nilai ganti kerugian

Bab 2 - 14
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

dilakukan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan


Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai
atau penilai publik.
Bagian Ketiga
(2) Jasa Penilai atau Penilai Publik diadakan dan
Inventarisasi dan ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan
Jdentifikasi Tanah.
Bagian Keempat (3) Pengadaan jasa Penilai sebagaimana dimaksud
Penetapan Penilai pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 63 dibidang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
(4) Pelaksanaan pengadaan Penilai dilaksanakan
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
Pasal 64
Dalam hal pemilihan Penilai tidak dapat dilaksanakan,
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menunjuk Penilai
Publik.
Pasal 65
(1) Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya
Ganti Kerugian bidang per bidang tanah,
meliputi:
a. tanah;
b. mang atas tallah dan bawah tanah;
c. bangunan;
d. tanaman;
e. benda yang berkaitan dengan tanah; dan!
atau
f. kerugian lain yang dapat dinilai.
(2) Dalam melakukan tugasnya. Penilai atau Penilai
Publik merninta peta bidang tanah, daftar
nominatif dan data yang diperlukan untuk bahan
penilaian dad Ketua Pe1aksana Pengadaan
Tanah.
(3) Pelaksanaan tugas Penilai dilaksanakan paling
lama 30 (tiga puluh) han kerja sejak
Bagian Kelima
ditetapkannya Penilai oleh Ketua Pelaksana
Musyawarah Penetapan Pengadaan Tanah
Bentuk Ganti Kerugian
Pasal 68
(1) Pelaksana Pengadaan Tanah melaksanakan
musyawarah dengan Pihak yang berhak dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak hasil penilaian dari Penilai diterima oleh
Bab 2 - 15
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah


(2) Pelaksanaan musyawarah dilaksanakan dengan
mengikutsertakan Instansi yang memeriukan
tanah.
(3) Musyawarah dilakukan secara langsung untuk
menetapkan bentuk Ganti Kerugian berdasarkan
hasil penilaian Ganti Kerugian.

Bagian Keenam (4) Dalam musyawarah Pelaksana Pengadaan Tanah


menyampaikan besarnya Ganti Kerugian hasil
Pemberian Ganti penilaian Ganti Kerugian
Kerugian
Pasal 74
(1) Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam
bentuk:
a. uang;
b. tanah pengganti;
c. permukiman kembali;
d. kepemilikan saham; atau
e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah
pihak.
(3) Bentuk Ganti Kerugian baik serdiri sendiri
maupun gabungan dan heberapa bentuk Ganti
Kerugian, diberikan scsuai dengan nilai Ganti
Bagian Ketujuh Kerugian yang nominalnya sama dengan nilai
yang ditetapkan oleh Penilai.
Pemberian Ganti
Kerugian Dalam Keadaan Pasal 84
Khusus (1) Pihak yang Berhak hanya dapat mengalihkan
hak atas tanahnya kepada
(2) Instansi yang memerlukan tanah melalui
Pelaksana Pengadaan Tanah.
(3) Pengalihan hak atas tanah terhitung sejak
ditetapkannya lokasi pcmbangunan unruk
Kepentingan
(4) Umum sampai ditetapkannya nilai Ganti
Kerugian oleh Penilai.
(5) Dalam hal Pihak yang Berhak membutuhkan
Ganti Kerugian dalam keadaan mendesak,
Pelaksana Pengadaan Tanah memprioritaskan
prmberian Ganti Kerugian.
(6) Keadaan mendesak dibuktikan dengan surat
Bagian Kedelapan
keterangan dan lurah/kepala desa atau nama

Bab 2 - 16
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Penitipan Ganti Kerugian lain.


Pasal 86
(1) Dalam hal terdapat penitipan Ganti Kerugian,
Instansi yang memerlukan tanah mengajukan
permohonan penitipan Ganti Kerugian kepada
ketua pengadilan negeri pada wiiayah !okasi
pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(2) Penitipan Ganti Kerugian diserahkan kepada
pengadilan negeri pada wiiayah lokasi
pembangunan untuk Kepentingan Umum.
(3) Penitipan Ganti Kerugian dalam hal:
a. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan/atau
besamya Ganti Kerugian berdasarkan hasil
musyawarah dan tidak mengajukan
keberatan ke pengadilan;
b. Pihak yang Berhak menolak bentuk dan atau
besarnya Ganti Kerugian berdasarkan
putusan pengadilan negeri Mahkamah Agung
Yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
c. Pihak yang Berhak tidak diketahui
keberadaannya; atau
d. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan
Ganti Kerugian:
1. sedang menjadi Objek perkara di
pengadilan;
2. masih dipersengketakan kepemilikannya
3. diletakkan 8ita oleh pejabat yang
berwenang; atau
4. menjadi jaminan di bank.
(4) Bentuk Ganti Kerugian yang dititipkan di
pengadilan negeri berupa uang dalam mata
uang rupiah.
Bagian Kesembilan (5) Pelaksanaan penitipan Ganti Kerugian dibuat
Pelepasan Objek dalam berita acara penitipan ganti kerugian.
Pengadaan Tanah Pasal 96
(1) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah
dilaksanakan oleh Pihak yang Berhak kepada
negara dihadapan Kepala Kantor Pertanahan
setempat.
(2) Pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah dibuat
Bab 2 - 17
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Bagian Kesepuluh dalam berita acara pelepasan hak Objek


Pengadaan Tanah.
Pemutusan Hubungan
Hukum antara Pihak Pasa! 100
yang Berhak
(1) Objek Pengadaan Tanah yang telah diberikan
dengan Objek Ganti Kerugian atau Ganti Kerugian telah
Pengadaan Tanah dititipkan di pengadilan negeri atau yang telah
dilaksanakan Pelepasan hak Objek Pengadaan
Tanah. hubungan hukum antara Pihak yang
Berhak dan tanahnya hapus demi hukum.
(2) Kepala Kantor Pertanahan karena jabatannya.
melakukan pencatatan hapusnya hak pada buku
tanah dan daftar umum pendaftaran tanah
tainnya, dan selanjutnya memberitahukan
kepada para pihak terkait.
(3) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah belum
terdaftar, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyampaikan
(1) pemberitahuan tentang hapusnya hak dan
disampaikan kepada
(2) lurah/kepala desa atau nama lain, carnat dan
pejabat yang berwenang yang mengeluarkan
surat untuk selanjutnya dicatal dan dicoret
Bagian Kesebelas daLam buku administrRsi kantor kelurahan/
desa atau nama lain atau kecamatan.
Pendokumentasian Peta
Bidang, Daftar Nominatif Pasal 109
dan (1) Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan
Data Administrasi pengumpulan, pengelompokan, pengolahan dan
Pengadaan Tanah penyimpanan data Pengadaan Tanah yang
meliputi:
a. peta bidang tanah;
b. daftar nominatif; dan
c. data administrasL
(2) Data Pengadaan Tanah berupa:
a. dokumen perencanaan Pengadaan
Tanah;
b. surat pemberitahuan rencana
pembangunan;
c. data awal Subyek dan Objek;
d. undangan dan daftar hadir Konsultasi
Publik;
e. berita acara kesepakatan Konsultasi
Bab 2 - 18
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Publik;
f. surat keberatan;
g. rekomendasi Tim Kajian;
h. surat gubernur (hasil rekomendasi);
i. surat keputusan Penetapan Lokasi
pembangunan;
j. pengumuman Penetapan Lokasi
pembangunan;
k. surat pengajuan Peiaksanaan Pengadaan
Tanah;
l. berita acara inventarisasi dan
identifikasi;
m. peta bidang Objek Pengadaan Tanah
dan daftar nominatif;
n. pengumuman daftar nominatif;
o. Berita Acara Perbaikan dan Veriflkasi;
p. daftar nominatif yang sudah disahkan;
q. dokumen Pengadaan Penilai;
r. dokumen hasil penilaian Pengadaan
Tanah;
s. berita aeara penyerahan hasil penilaian;
t. undangan dan daftar hadir musyawarah
penetapan Ganti Kerugian;
u. berita acara kesepakatan musyawarah
penetapan ganti Kerugian;
v. putusan pengadilan negeri/ Mahkamah
Agung;
w. berita acara pemberian ganti Kerugian
dan Pelepasan halt;
x. alat bukti penguasaan dan pemilikan
Objek Pengadaan Tanah;
y. surat permohonan penitipan Ganti
Kerugian;
z. penetapan pengadilan negeri penitipan
Ganti Kerugian;
aa. berita acara penitipan Gantl Kerugian;
bb. berita aeara penyerahan hasil
Pengadaan Tanah; dan

Bab 2 - 19
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

cc. dokumentasi dan rekaman.


(3) Data Pengadaan Tanah disimpan,
didokumentasikan dan diarsipkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan setempat.
(4) Data Pengadaan Tanah dapat disimpan
dalam bentuk data elektronik
Bab V Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
5 Bagian Kesatu Pasal 112
Berita Acara Penyerahan (4) Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan
hasil Pengadaan Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah disertai data Pengadaan Tanah
paJing lama 7 (tujuh) hari kerja
sejak pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah.
(5) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah berupa bidang
tanah dan dokumen Pengadaan Tanah.
(6) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah dilakukan
dengan berita acara untuk selanjutnya dipergunakan
oleh Instansi yang memerlukan tanah guna
pendaftaran/ pensertipikatan.
(7) Pendaftaran/pensertipikatan wajib dilakukan oleh
Instansi yang memerlukan tanah dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
penyerahan hasil Pengadaan Tanah.
Pasal 113
Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai
melaksanakan pembangunan selelah dilakukan
penyerahan hasil Pengadaan Tanah oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah.
Pasal 115
Bagian Kedua BPN melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
Pelaksanaan
hasil Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Pembangunan
Kepentingan Umum
Bab VI Pemantauan dan Evaluasi
6 Pasal 116
Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum dilakukan oleh Instansi yang
memerlukan tanah, dituangkan dalam dokumen
penganggaran sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Bab 2 - 20
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.2. Uraian Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi

Bab VII Sumber Dana Pengadaan Tanah


7 Pasal117 Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan ·
Umum bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah

2.3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 tahun 2012


Peraturan perundangan yang mengatur pelaksanaan operasonal dituangkan dalam PerMen
No 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan biaya pendukung penyelenggaraan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang bersumber dari APBD.
Tabel 2.3. Uraian Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 Tahun 2012
Uraian/pasal Substansi
Terdiri dari 10 Bab yang berisikan tentang :
a. BAB I KETENTUAN UMUM
b. BAB II SUMBER PENDANAAN
c. BAB III PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
PENGADAAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM
d. BAB IV PEGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM
(catatan : Peraturan ini dirujuk untuk kegiatan LARAP Bendungan Rukoh Tiro
mengingat JUKNIS peraturan Kepala BPN belum terbit)
Bab II Sumber Pendanaan
2. Pasal 1 : (1) Pendanaan biaya operasional dan biaya pendukung
pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
Pasal 2 :
kepentingan umum oleh pemerintah daerah bersumber
dari APBD.
(2) Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum oleh pemerintah daerah
bersumber dari APBD terdiri dari tahapan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil.
BAB III Penggunaan Biaya Operasional & Biaya Pendukung Pengadaaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 3 : Biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dipergunakan untuk
membiayai kegiatan:
a. Perencanaan;
b. Persiapan;

Bab 2 - 21
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.3. Uraian Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi
c. Pelaksanaan;
d. Penyerahan hasil;
e. Administrasi dan pengelolaan; dan
f. Sosialisasi.
Pasal 4 : (1) Kegiatan perencanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf a, terdiri atas:
a. Penelitian dan analisa terhadap rencana
pembangunan dengan tata ruang, prioritas
pembangunan, rencana pembangunan jangka
menengah, rencana strategis, dan rencana kerja
pemerintah;
b. Koordinasi dengan instansi teknis terkait;
c. Membuat analisa rencana pembangunan;
d. Melakukan kajian teknis dengan instansi
terkait;
e. Melakukan kajian oleh lembaga profesional;
f. Merumuskan rencana pengadaan tanah;
g. Melakukan dan menganalisa maksud dan
tujuan serta rencana pembangunan;
h. Merumuskan hasil kajian yang menguraikan
maksud dan tujuan rencana pembangunan;
i. Mendata objek dan subjek atas rencana lokasi
pengadaan tanah;
j. Menentukan kepastian letak, status tanah dan
luas tanah yang diperlukan;
k. Memperhitungkan jangka waktu yang
diperlukan untuk proses pengadaan tanah;
l. Melakukan analisa, waktu yang diperlukan
termasuk tahapan pengadaan tanah meliputi:
1) Persiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
2) Pelaksanaan pengadaan tanah;
3) Penyerahan hasil pengadaan tanah;
4) Pelaksanaan pembangunan;
m. Melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan
lokasi, termasuk kemampuan pengadaan tanah dan
dampak yang akan terkena rencana pembangunan;
n. Melakukan studi budaya masyarakat, politik,
keagamaan, budaya, dan kajian amdal;

Bab 2 - 22
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.3. Uraian Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi
o. Melakukan analisa kesesuaian fisik lokasi
terutama kemampuan tanah dituangkan dalam peta
rencana lokasi pembangunan;
p. Melakukan perhitungan ganti rugi ruang atas
tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, dan
benda-benda yang berkaitan dengan tanah;
q. Menyusun rencana kebutuhan biaya dan
sumber;
r. Melakukan perhitungan alokasi anggaran
meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
penyerahan hasil, administrasi, pengelolaan,
sosialisasi;
s. Melakukan perhitungan dan analisis biaya yang
diperlukan; dan
t. Melakukan analisa dan manfaat pembangunan.
(2) Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf b, terdiri atas:
a. Pemberitahuan rencana pembangunan;
b. Pendataan awal lokasi;
c. Konsultasi publik/konsultasi publik ulang;
d. Penetapan lokasi;
e. Pengumuman penetapan lokasi;
f. Menerima Keberatan pihak yang berhak;
g. Melakukan Kajian atas keberatan pihak yang berhak;
h. Menerima/menolak keberatan pihak yang berhak;
i. Proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara
atas keberatan dari pihak yang berhak; dan
j. Proses beracara di Mahkamah Agung atas keberatan
dari pihak yang berhak.
(3) Kegiatan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c, terdiri atas:
a. Penyiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
b. Pemberitahuan kepada pihak yang berhak;
c. Inventarisasi aspek fisik;
d. Identifikasi aspek yuridis;
e. Publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta
daftar nominatif;
f. Keberatan dari pihak yang berhak dilakukan verifikasi

Bab 2 - 23
TATA CARA PEMBEBASAN LAHAN & RELOKASI PENDUDUK
Studi LARAP Bendungan Rukoh Tiro di Kabupaten Pidie

Tabel 2.3. Uraian Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 Tahun 2012


Uraian/pasal Substansi
ulang oleh satuan tugas;
g. Penunjukan jasa penilai atau penilai publik oleh BPN
dan pengumuman penilai;
h. Menilai dan membuat berita acara penilaian;
i. Musyawarah dengan masyarakat;
j. Persetujuan dan pelepasan hak serta pembayaran;
k. Proses beracara di Pengadilan Negeri dan Mahkamah
Agung; dan
l. Pemberian ganti rugi atau penitipan uang.
(4) Kegiatan penyerahan hasil sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf d, terdiri atas:
a. Penyerahan hasil pengadaan tanah;
Pasal 5 b. Pemantauan dan evaluasi; dan
c. Sertifikasi.

(1) Besarnya biaya operasional dan biaya pendukung


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh
Gubernur untuk provinsi dan kabupaten/kota di provinsi
yang bersangkutan dengan Keputusan Gubernur
mempedomani standar harga satuan yang berlaku.
(2) Penetapan standar harga satuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk biaya operasional dan biaya
pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) dan ayat (4) huruf a dan b memperhatikan satuan
biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
BAB IV Pegelolaan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pasal 6 Biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel.

Bab 2 - 24

Anda mungkin juga menyukai