AUDIT I
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PENERIMAAN PENUGASAN DAN PERENCANAAN AUDIT “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu SRI
Wineh, SE.,MS.Ak selaku dosen pengampu mata kuliah AUDIT I. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada perusahaaan
yang telah diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil maka audit cukup dilakukan
oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit yang relatif tidak begitu
lama, dan dengan honorarium audit yang tidak begitu besar. Namun berbeda pada perusahaan
raksasa dengan ratusan anak perusahaan, maka dibutuhkan auditor dengan jumlah yang
banyak dan waktu pengerjaanpun membutuhkan waktu yang tidak sebentar bahkan bahkan
berbulan-bulan dan honorarium audit yang sangat tinggi.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. PENERIMAAN PENUGASAN
Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit laporan, laporan
keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan untuk
menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien
yang sudah ada. Pada umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah dilakukan
sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir tahun buku yang akan diperiksa.
Dalam profesi akuntan publik, terjadi persaingan yang cukup ketat antar kantor
akuntan publik untuk mendapatkan klien. Bagi suatu kantor akuntan publik, klien bisa
merupakan klien baru atau klien lama (yang sudah ada) yang diharapkan akan melanjutkan
memberikan penugasan audit pada tahun atau tahun-tahun berikutnya. Pergantian auditor bisa
terjadi karena bebagai alasan, yaitu:
Klien merupakan hasil merger (penggabungan) antara beberapa perusahaan yang semula
memiliki auditor masing-masing yang berbeda.
Auditor tidak wajib menerima setiap permintaan untuk melakukan audit laporan
keuangan yang diajukan oleh calon kliennya. Apabila auditor memutuskan untuk menerima
suatu penugasan audit, maka auditor harus memikul tanggungjawab profesional terhadap
masyarakat, klien, dan terhadap anggota profesi akuntan publik yang lain. Auditor harus
menjaga kelangsungan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dengan menjaga
independensi, integritas, dan obyektivitas. Terhadap anggota lain seprofesi, auditor
bertanggungjawab untuk turut meningkatkan dan menjaga nama baik profesi, serta
meningkatkan kemampuannya dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Pertimbangan
dalam memutuskan untuk menerima penugasan juga berhubungan langsung dengan
kemampuan auditor untuk memenuhi persyaratan seperti diminta oleh standar auditing serta
kode etik akuntan.
Perikatan adalah kesepakatan kedua belah pihak untuk mengadakan suatu ikatan
perjanjian. Dalam perikatan audit, klien mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor.
Klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor
sanggup melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.
Langkah awal pekerjaan audit adalah pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak
perikatan audit dari calon klien atau untuk menghentikan atau melanjutkan perikatan audit
dari klien berulang.
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas
manajemen adalah:
Bagi klien yang pernah diaudit oleh auditor lain, pengetahuan tentang manajemen
klien yang dimiliki oleh auditor pendahulu merupakan informasi penting bagi auditor
pengganti. Sebelum menerima penugasan, PSA No.16, Komunikasi Antara Auditor
Pendahulu dengan Auditor Pengganti (SA 315.02), mengharuskan auditor pengganti untuk
berkomunikasi dengan auditor pendahulu, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam
berkomunikasi, auditor pengganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan wajar
mengenai berbagai hal yang berpengaruh atas pengambilan keputusan menerima atau penolak
penugasan, seperti :
Hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk menerima penugasan dalam
tahap ini antara lain:
Auditor harus mempertimbangkan status calon klien apakah sebagai perusahaan swasta atau
perusahaan publik, apakah terdapat pewarna atau pihak-pihak ketiga yang berkenaaan dengan
keberadaan kewajdepanberdasarkan common law. Auditor juga harus mempertimbangkan
apakah suatu rangkaian laporan yang di audit akan memenuhi kebutuhan semua pemakai atau
dibutentanglaporan-laporan khusus.
2.Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan
Auditor seharusnya berusaha mengidentifikasi dan menolak calon klien yang memiliki resiko
tinggi untuk dituntut. Prosedur yang dapat digunakan oleh auditor untuk mengidentifikasi hal
tersebut Adalah mengajukan pertanyaan kepada manajemen, mereview laporan kredit,
menganalisis laporan keuangan yang telah diaudit maupun belum diaudit yang telah
diterbitkan, dan jika memungkinkan memeriksa aarsip-arsip terdahulu pada agen
pemerintahan
Auditor harus mengevaluasi apakah Pembatasan lingkup audit meningkatkan risiko yang
menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor
harus mempertimbangkan apakah manajemen telah melanggar batsan-batasan dalam
melaksanakan prosedur audit.
Sebelum menerima perikatan, auditor seharusnya mengevaluasi apakah terdapat kondisi lain
atau auditabilitas calon klien, jika auditor memiliki kekhawatiran yang cukup besar mengenai
kecukupan catatan akuntansi atau jejak audit, perikatan seharusnya ditolak.
4. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yng diperlukan dalam
pelaksanaan program audit.
2. Spesialis dipilih oleh auditor untuk menilai asersi tertentu yang dinyatakan oleh klien
dalam laporan keuangan auditan.
Dalam keadaan kedua, auditor harus memperoleh keyakinan mengenai persyaratan
profesional dan reputasi spesialis melalui pengajuan pertanyaan/prosedur lain. Auditor
harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
2. Reputasi dan kedudukan spesialis dimata para rekan sejawat dan pihak lain yang
mengenal kemampuan atau kinerjanya.
2.Pengevaluasian Independensi
Standar umum ketiga menyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
Umumnya waktu 6 sampai dengan 9 bulan merupakan jangka waktu yang memadai
bagi auditor untuk merencanakan secara seksama pekerjaan audit, sehingga idealnya
waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor 6 sampai dengan 9 bulan sebelum
akhir tahun buku klien. Perikatan auditor mendekati akhir tahun buku klien dapat
menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting seperti
observasi terhadap penghitungan fisik sediaan sehingga kemungkinan auditor tidak
dapat memberikan pendapatan wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan
auditan.
2.Pertimbangan jadwal pekerjaan lapangan
1.Pekerjaan interim (interim work) yang merupakan pekerjaan lapangan yang dilaksanakan
oleh auditor 3 sampai 4 bulan sebelum tanggal neraca. P
2.ekerjaan akhir tahun (year-end work) yang merupakan pekerjaan lapangan yang
dilaksanakan oleh auditor beberapa minggu sebelum tanggal neraca sampai 3 bulan
setelah tanggal neraca.
Pemanfaatan personel klien akan berdampak besar terhadap penentuan jumlah staf dan
jadwal audit, serta biaya audit. Pemanfaatan hasil pekerjaan auditor intern akan berdampak
terhadap : 1) prosedur untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, 2) pengujian
pengendalian, dan3) pengujian substantif.
Personel klien juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai perikatan berikut ini :
2.Rekonsiliasi akun kontrol dalam buku besar dengan akun buku pembantu yang bersangkutan
4.Pembuatan daftar polis asuransi yang berlaku, piutang wesel, dan penambahan dan
pengurangan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit
penugasan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya. Surat ini berfungsi untuk mendokumentasikan dan
askan :
Tujuan audit atas laporan keuangan
Lingkup audit, termasuk penyebutan undang – undang, peraturan, penyertaan dari badan professional yang
us dianut oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.
Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil
ikatan
esanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan signifikan dalam struktur
ngendalian intern yang ditemukan oleh auditordalam auditnya
kses ke berbagai catatan dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan dalam kaitannya dengan audit.
AKAN AUDIT
anaan audit adalah suatu tahap penting dari setiap perikatan audit. Dalam setiap hal perencanaan
pengaturan atas urutan dari bagian atau langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan audit
ngembangan suatu strategi menyeluruh untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit yang diinginkan.
perencanaan audit, auditor harus menerapkan suatu sikap skeptisme professional seperti integritas
ekeliruan dan ketidak beresan reta tindakan melawan hukum. Kuantitas suatu perencanaan audit sangat
h ukuran dan kompleksitas klien, pengetahuan auditor serta pengalaman dengan klien, proses perencanaan
us disertai pembuatan provisi untuk pengawasan yang lebih banyak apabila beberapa anggota tim audit tidak
n dibandingkan mereka sudah berpengalaman semua.
formasi yang harus diperoleh dalam rangka pengetahuan tentang bisnis yang diharapkan meliputi:
ngendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain
itas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut
juan pemahaman terhadap pengendalian intern adalah untuk merencanakan audit. Pemahaman atas
ngendalian intern meliputi pemahaman atas desain pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan
uangan dan pemahaman atas operasi pengendalian intern. Pengetahuan tersebut harus digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi tipe salah saji potensial dan kecurangan yang mungkin mempengaruhi
laporan keuangan
2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material
3. Mendesain pengujian substantive
simpulan atas efektifitas struktur pengendalian intern harus meliputi hal-hal berikut ini:
1. Penilaian menyeluruh atas struktur pengendalian intern klien dan sikap tim terhadap
pengendalian, yaitu:
1. Pengendalian intern memadai dan tim akan menguji pengendalian tersebut (rely on control)
2. Pengendalian intern memadai tetapi tim tidak akan menguji pengendalian karena lebih efektif
langsung melakukan pengujian substanti
3. Pengendalian intern tidak memadai dan tim tidak mengandalkan pada pengendalian intern
2. Penilaian atas risiko kecurangan (risk of fraud)
3. Tindak lanjut yang diperlukan apabila ditemukan kemungkinan risiko audit yang tidak bisa
ditanggulangi oleh pengendalian intern klien.
ukan Tingkat Materialitas Awal dan Salah Saji Yang Bisa Diterima
terialitas adalah besarnya nilai yang jika dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dapat
ngakibatkan perubahan atau berpengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan
hadap informasi tersebut.
lam perencanaan audit, tim harus menetapkan materialitas pada dua tingkat berikut ini:
Tingkat laporan keuangan (materialitas awal)
nentuan materialitas awal biasanya didasarkan dari sudut pandang pemakai laporan keuangan. Selain itu,
terialitas awal juga dipengaruhi pengalaman tim audit terhadap salah saji yang ditemukan pada audit tahun-
un sebelumnya (jika audit berulang).
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
ya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Jenis-jenis
1. Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran seberapa besar auditor menerima salah saji
material dalam laporan keuangan setelah audit diselesaikan dan opini wajar tanpa pengecualian telah
dikeluarkan
2. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
yang terkait
3. Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
4. Risiko deteksi adalah risiko yang timbul sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi.
Komunikasi dengan auditor lain tergantung dari posisi KAP, sebagai auditor utama atau
agai auditor lain. Apabila bertindak sebagai auditor lain dan menerima instruksi dari auditor utama, KAP
jib menjawab setiap pertanyaan auditor lain.
· Petunjuk audit
· Check list pengungkapan
un Rencana Audit
ncana audit adalah ringkasan perikatan, ikhtisar sifat dan karakteristik operasi bisnis klien dan strategi audit
ara keseluruhan.
1. Menyediakan bukti dokumentasi bahwa kantor telah memenuhi standar lapangan pertama
2. Menyediakan alat bagi in-charge untuk mengkoordinasikan, menjadwalkan dan mensupervisi
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota tim yang terlibat dalam perikatan
Cakupan Rencana Audit meliputi:
· Tujuan perikatan
· Pengendalian intern
· Penetapan materialitas
· Risiko audit
· Rencana sample
· Personalia dan jadwal
Rencana Audit merupakan proses akumulatif, artinya apa yang sudah ditetapkan dalam Rencana Audit
kanlah harga mati yang tidak dapat diubah. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan dijumpai adanya
idaksesuaian antara yang direncanakan dengan kondisi lapangan, maka in-charge segera menginformasikan
nya penyimpangan ini, termasuk saran perubahan terhadap rencana audit, kepada manager dalam sebuah
morandum. Manager kemudian menginformasikan perubahan ini kepada Partner untuk mendapatkan
setujuan. Perubahan terhadap rencana audit yang telah disetujui oleh Partner diringkaskan dalam Revisi
ncana Audit.
un Audit Program
dit program adalah daftar terinci dari prosedur-prosedur audit yang akan dilakukan dalam sebuah proses
dit. Audit program tentatif dibuat sebagai bagian dari perencanaan audit. Karena sifatnya tentatif, audit
gram seringkali memerlukan modifikasi sesuai perkembangan audit.
dit program dirancang untuk memenuhi tujuan audit atas transaksi dan akun-akun utama dalam laporan
uangan. Tujuan audit adalah untuk menguji asersi manajemen dalam laporan keuangan yang meliputi :
· Kelengkapan