Anda di halaman 1dari 18

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI (UKBM) 3

YUK KITA!
MENGIMPLEMENTASIKAN SPIRIT HAJI,
ZAKAT, DAN WAKAF DALAM KEHIDUPAN

Iqbal Akbarudin, S.Pd.I., M.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VII

SMA NEGERI 5 BANDUNG


Jl. Belitung 8 Bandung
Tahun Pelajaran 2018/2019

Page 0
PAIBP-1.8/2.8/3.8/4.8/3-3

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI


(UKBM)
HAJI, ZAKAT DAN WAKAF

A. IDENTITAS
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : X/1 (Ganjil)
Materi Pokok : Haji, Zakat dan Wakaf
Alokasi Waktu : 3 JP X 3 Pertemuan
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi
kemaslahatan bagi individu dan masyarakat
 Menerima bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi
kemaslahatan bagi individu dan masyarakat.
 Menyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat
memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat
2.9 Menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji, zakat, dan
wakaf
 Menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji, zakat
dan wakaf
 Membiasakan sikap kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji,
zakat dan wakaf
3.9 Menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat
 Menjelaskan pengertian haji
 Menyebutkan dalil naqli tentang perintah haji
 Menyebutkan syarat wajib haji
 Menyebutkan macam-macam haji
 Menyebutkan rukun-rukun haji
 Menyebutkan macam-macam wajib haji
 Menguraikan hikmah ibadah haji
 Menjelaskan pengertian zakat
 Menyebutkan dalil naqli tentang zakat
 Menyebutkan macam-macam zakat
 Menyebutkan syarat-syarat zakat
 Menyebutkan rukun-rukun zakat
 Menyebutkan mustahiq zakat
 Menguraikan hikmah zakat
 Menjelaskan pengertian wakaf
 Menyebutkan dalil naqli tentang wakaf
 Menyebutkan syarat-syarat wakaf
 Menyebutkan rukun-rukun wakaf
 Menguraikan hikmah wakaf

Page 0
4.9 Menyimulasikan ibadah haji, zakat, dan wakaf
 Menyimulasikan ibadah ibadah haji
 Menyimulasikan ibadah zakat
 Menyimulasikan ibadah wakaf

Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran menggunakan metode MPA dan FDIS peserta didik dapat
menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat;
menyimulasikan ibadah haji, zakat, dan wakaf dengan penuh disiplin dan tanggung jawab
sehingga mereka meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat
memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat dan menunjukkan kepedulian sosial
sebagai hikmah dari perintah haji, zakat, dan wakaf dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Pembelajaran
 Faktual
Proses pelaksanaan haji, zakat di UPZ atau BAZ dan pelaksanaan wakaf di masyarakat
atau KUA
 Konseptual
Konsep haji, zakat dan wakaf
 Prinsip
Q.S. Ali-Imran: 97, Al-Baqarah: 196, At-Taunah: 103 dan Ali-Imran: 92
 Prosedural
Definisi, dalil, hukum, syarat, rukun, macam-macam, tata cara, hikmah

B. PETA KONSEP
Ibadah Haji, Zakat, dan Wakaf

Menganalisis Konsep Mendemonstrtasikan


Ibadah Haji, Zakat, dan Ibadah Haji, Zakat, dan
Wakaf Wakaf

Diketahui dan diperolehnya nilai-nilai atau


perilaku mulia

Menunjukkan sikap sosial implikasi hikmah ibadah haji, zakat, dan


wakaf bagi individu dan masyarakat

Page 0
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR 1

a. Pendahuluan
“semuanya menikmati keindahan lantunan ayat-ayat cinta-Nya. wajah-wajah berbagai
bangsa yang penuh senyum dan hati-hati yang penuh ketakwaan” (Dian Nafi, Miss
Backpacker Naik Haji). Begitu pula “Di dalam harta yang kita miliki hakikatnya ada
hak orang lain yang harus dizakatkan”. “Indahnya Islam dengan berbagi pada sesama-
tebaran manfaat bagi orang banyak”.

b. Kegiatan Inti
a) Petunjuk Belajar
1. Awali pembelajaran hari ini dengan niat karena Alloh, bismillah dan berdoa!
2. Baca dan pahami BTP (Buku Teks Pembelajaran) Pendidikan Agama Islam yang
kalian miliki atau yang dianjurkan oleh gurumu
3. Setelah memahami isi materi, berlatihlah memperluas pengalaman belajar
melalui tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan belajar 1, 2, dan 3 baik yang harus
Kamu kerjakan sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya
sesuai instruksi guru
4. Kerjakan tugas-tugas di buku kerja atau di lembar portofolio yang sudah Kamu
siapkan sebelumnya
5. Apabila Kamu yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar 1, 2, dan 3, kalian boleh sendiri atau
mengajak teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar Kamu
dapat belajar ke UKBM berikutnya (jika belum memenuhi KKM kalian harus
mempelajari ulang materi ini kemudian minta tes lagi sampai memenuhi KKM)

b) Kegiatan Belajar

Mari Kita Renungkan

“Indonesia negara penduduk muslim terbanyak di dunia,


maka tidak heran jika setiap tahunnya WNI banyak yang
melaksanakan haji ke Sudi Arabia, dengan harapan
menjadi haji yang mabrur”. Namun ada di antara
fenomena berikut:
1. Merasa puas dan bangga disebut Pak Haji atau Ibu
Haja, jika tidak dipanggil gelarnya maka raji kecewa
2. Kelakukannya masih pelit dan sombong
3. Masih benci, iri pada kemajuan orang lain, dll. Apakah
tidak ada pegaruh dari pelaksanaan hajinya? Atau
bagaimna?

Page 0
Adakalanya orang rajin zakat,
gemar infak, tapi karena ingin
dipuji dermawan, baik hati,
kaya raya, suka menolong,
eha ujung-ujungnya jadi riya.
Aduh bagaimana ini?

Ayo Diskusi

Menyikapi beberapa fenomena di atas, yu kita diskusikan dengan teman sebangku,


sebaiknya harus bagaimana? Silakan tulis komentarmu pada kolom di bawah ini!

Cermati Uraian Materi Berikut Ini

A. Konsep Haji dan Umroh


a. Beberapa Perbedaan
No Jenis materi Haji Umrah
1 Pengertian sengaja mengunjungi baitulah mengunjungi baitullah dengan
di Mekah dengan niat beribadah niat ibadah dengan syarat dan
kepada Allah pada waktu rukun tertentu , tetapi
tertentu, serta dengan syarat- waktunya adalah sepanjang
syarat dan cara tertentu tahun
2 Hukum fardhu’ain bagi orang islam tatowwu’/mutabahah (artinya
yang sudah memenuhi syarat- sangat baik dan mendapat
syaratnya pahala besar)
3 Syarat a) Islam Islam
Berakal Berakal
Baligh/dewasa Baligh/dewasa

Page 0
Merdeka Merdeka
Kuasa/mampu Kuasa/mampu

4 Rukun Ihrom Ihrom


Wukuf Tawaf
Tawaf Sa’i
Sa’i Tahalul
Tahalul Tertib
Tertib

Penjelasan Rukun Haji / Umrah


.1 Ihram, yaitu berniat menunaikan haji dengan memakai kain putih tidak berjahit dari
:miqatnya. Miqat ada 2
Miqat zamani, yaitu batas waktu dibolehkannya mulai ikhram, yaitu mulai bulan )1
syawal sampai terbit fajar tgl 10 dzulhijjah
Miqat makani, yaitu batas tempat )2 dimana para calon haji wajib memulai
memakai baju ihram. Bagi jamaah haji yang dari Indonesia dimulai pada bukit
yalamlam
.2 Wukuf, adalah berhenti di padang arafah sejak tergelincirnya matahari tanggal 9
dzulhijjah sampai terbit fajar 10 dzulhijjah
.3 Tawaf, yaitu mengelilingi ka’bah 7 kali. Dalam melaksanakan thawaf, tidak perlu
dengan niat sendiri karena sudah terkandung dalam ihram
.4 Sa’i, Sa’i ialah berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali
.5 Tahalul, ialah mencukur atau menggunting rambut kepala sebagai tanda telah bebas
dari larangan-larangan haji atau umrah. Sedikitnya 3 helai rambut
.6 Tertib, menjalankan rukun-rukunnya secara berurutan

b. Dalil naqli tentang perintah haji


Di antaranya Q.S . Al-Baqoroh: 196
ْ ََۡ ۡ ْۡ َ
ُۡ َُُ ُ ۡ َۡ َ َ ََ َۡۡۡ َ ۡۡ
َ ُ ُۡ ۡ َ َۡ َ ُ
ۡ َ َ َُّ
ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ
‫ِوأت َهاٱلج ْوٱلعهْر ِْْةله ْ فإنأْحِْ صْ تمفهاٱسْ تي ِْْْسنوٱل ٍْديول ِتل َقارءوسك ْم‬ ْ ْ ِْ ْ ْ ْ ْ
ۡ ِ َ َ ِ ۡ ُ
ّ ََۡۡ ّ ٓ ۡ ً ُ ََ ْ ََ ُ ْ َ َُُۡۡ َۡ
ْ ‫َ حّ ْت ْيَۡبى‬
ِ ِ ‫يْة ْنو‬ ِْ ‫ِْففد‬
ْ ‫أِسً ْۦ‬ًِْ ‫ْنو ِْْر‬ ْ
ْ ‫بۦْأذ ِى‬ ً ْ ‫كْننيكمْ نريضاْ ِْْأْْو‬ ِْ ‫فهْو‬
َْ ‫ۥه‬ ْ ‫ْلغٱْل ٍْد َْْْْي ِم ْ ًل‬
ۡ َ
ۡ ۡ ٓ َ َ َ
َۡ ََۡ َ َۡ ََ
ْ
ۡ
ْ ْ ْ ََ ْ ْ ْ ‫َّ َ ْ ََۡبۡ ْْٱلعه ِْْ ٱْْل‬ ُُۡ ََ َ ْ َ ْ ْ َ ُۡ ْ ْ ْ ُ ُۡ َ َ ۡ َ
ِ‫ْرْةإ لجفهاٱسْ تيْسنوٱل ٍِْْد ي‬ ِ ِ ِْ ‫فهو‬
ِ ‫تهتْع‬ ْ ‫صيام ِْأوصدقةأونسكفإذاأنيتم‬ ْ ِ
ََََ ََ َۡۡ ۡ َ ۡ َ
َََ ََۡۡ َ
ۡ ُ ۡ َۡ َۡ ۡ َ
َ َ
َ َّ َْ َُ
‫ى‬ ْ ‫ِملة ْ ِذَِ ِْْلْك‬ ْ ‫تْم ْتل ْك‬
ْ ‫عَشْْةك‬ ‫أيام ْف ْٱل ْجوسب ْ ى‬ ْ ‫ِصيام ِْثْل‬
ِ ‫لهول ْم‬ ِ ِْْ ْ‫ْعةإذ ْارحع‬ ْ ‫ثة‬ ْ ِ‫فهو ْلمي ْْدف‬ ْ
ُ ُۡ
َۡۡ َ َْْ َۡۡ ُْ ۡ ۡ َۡ ُ
ْ ‫ديدٱ ِْل‬
ْ ١٩٦ْ ‫عقاب‬ ُْ ‫يكوأْ ٌ ًْلۥْحآُِضيْٱَْلهسْ خ ِْد ْٱل‬
ْ ِ‫رام ْوٱت َقاْٱ ِْل ْوٱعْ ل َْْهاْأ ْنٱ ِْلش‬ ْ ََ َََِ َۡ َُ ۡ َ
ِ ِ ِ
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ´umrah karena Allah. Jika kamu terkepung .196
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya
(lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah , yaitu: berpuasa atau bersedekah
atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin
mengerjakan ´umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih)
korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau
tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi)
apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu
Page 0
(kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di
sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya
(Hadits sahih riwayat Bukhori dan Muslim (muttafaq alaih)

Artinya: Dari Abdurrohman bin Abdulloh bin Uar bin Khotob r.a. berkata: Aku
mendengar Rasululloh saw. bersabda: Islam dibangun atas lima hal: Dua kalimat
syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadan, haji ke Baitullah bagi
yang mampu.

c. Menyebutkan macam-macam haji


1. Haji Ifrad (mendahulukan Haji daripada Umroh)
yaitu seorang berniat melakukan haji saja tanpa umroh pada bulan-bulan haji,
dengan kata lain melaksanakan secara terpisah / sendiri-sendiri dengan
melaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya melakukan umroh
dalam satu musim haji.
2. Haji Tamattu’ (mendahulukan Umrah baru kemudian Haji)
yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji
(Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama dari Dzul Hijjah), memasuki kota Makkah
lalu menyelesaikan umrahnya dengan melaksanakan thawaf umrah, sa'i umrah
kemudian bertahallul dari ihramnya dengan memotong pendek atau mencukur
rambut kepalanya, lalu dia tetap dalam kondisi halal (tidak ber-ihram) hingga
datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.
3. Haji Qiran (melaksanakan Haji sekaligus Umrah)
yaitu seorang berniat haji dan umroh secara bersama-sama pada bulan-bulan haji
dengan kata lain berihram untuk menunaikan umrah dan haji sekaligus, dan
menetapkan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga tanggal 10
Dzul Hijjah. Dia berihram untuk umrah, lalu ber-ihram untuk haji sebelum memulai
thawaf-nya (untuk dikerjakan sekaligus bersama umrahnya). Kemudian memasuki
kota Makkah dan melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di
Makkah), lalu shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.

d. Wajib Haji
1. Ihram pada miqatnya
2. Bermalam di Muzdalifah
3. Melontar jumrah Aqabah
4. Melontar tiga jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah)
5. Mabit (bermalam) di Mina
6. Thawaf Wada

Page 0
7. Menjauhkan diri dari larangan selama ihram haji
8. Sedangkan Syarat Umrah hanya dua yaitu :
9. Ihram pada miqatnya
10. Menjauhkan diri dari larangan selama ihram Umrah

e. Sunat Haji

1. Menunaikan haji secara Ifrad yaitu mendahulukan haji dari pada Umrah.
2. Talbiyah, yaitu :
َ ََ
َ َْ َ ْْ ََ َ ْ َْ ْ َْ َ َ َ َْ ْ ْ ْ ََ ْ َْ َ ََْ ََْ
َُُ َََّ . ْ ‫ال ْنإ ْكيلَ ْك ْل ْكي َْشل ْكيلَ ْكيلَ ٍْ ٍْمل‬
‫ال ْكي َل‬ ْ ‫ُ ْل ْةهع‬
ْ ‫ِالو ْده‬ ْ ‫ْك ْل ْكي ْ َش ْل ْك‬
‫لهالو ْك‬
ِ ِ ِ
3. Berdo’a setelah membaca talbiyah :
َ
. َ َْ ُْ َُُُُْْ َََ ْ ََ
‫اْل‬
ََُْ َ ّ
ْ ‫راالو ْكتخسْ ْو ْن َْْذ‬
‫عنو ْةي ْوكاْضِ رْ ْكألس ْناىإْ ٍْ ٍْمللَا‬ ُْ
ِ ِ ِ
4. Thawaf Qudum
5. Melakukan salat dua rakaat setelah Thawaf qudum
6. Masuk ke ka’bah
7. Ziarah ke makam Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.

f. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Haji


Perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan ibadah haji diantaranya :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji.
2. Peraturan Presiden RI Nomor 3 1960 tentang Penyelenggaraan urusan Haji.
3. Keputusan Presiden RI Nomor 112 tahun 1964 tentang Penyelenggaraan urusan
Haji secara interdepartemantal.
4. Keputusan Presiden RI Nomor 22 tahun 1969 tentang Penyelenggaraan urusan Haji
oleh Pemerintah.
5. Keputusan Direktur Jendral bimbingan Masyrakat Islam dan Penyelenggaraan Haji
Nomor D/377 tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umrah

g. Contoh Pengelolaan Haji


Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengelolaan dan penyelenggaran
ibadah haji dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan cara sebagai berikut :
1. Pemerintah menunjuk bank-bank pemerintah dan swasta untuk menampung
setoran ongkos naik haji (ONH) dari masyarakat.
2. Mendaftarkan diri ke Departemen Agama dengan melengkapi administrasi sebagai
berikut:
 Foto copy KTP
 Surat Keterangan Serba Guna dari desa atau kelurahan
 Foto copy surat nikah bagi yang berkeluarga
 Pas foto
 Keterangan sehat dari dokter Puskesmas atau Dinas kesehatan.
 Mengisi formulir pendaftaran
 Bukti pelunasan ONH
 Membayar biaya administrasi sesuai ketentuan

Page 0
h. Menguraikan hikmah ibadah haji
1. Menghilangkan dosa
"Siapa yang melaksanakan ibadah haji, dia tidak melakukan perbuatan-perbuatan
maksiat dan tidak pula mengeluarkan kata-kata yang kotor, maka ia akan kembali
ke negeri asalnya tanpa dosa, sebagaimana ia dilahirkan ibunya pertama kali." (HR.
Bukhari, Muslim, An -Nasa'i, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Abu Hurairah).
2. Memperteguh dan Memperbaharui Keimanan Kepada Allah SWT.
Karena, orang yang melaksanakan ibadah haji, mereka mengetahui dan merasakan
betapa beratnya perjuangan Nabi Ibrahim AS dan istrinya Siti Hajar, dan anaknya
Nabi Ismail AS dalam membangun rumah Allah (Ka'bah) sebagai pusat peribadatan
umat Islam.
3. Mempertebal Rasa Kesabaran dan Memperdalam Rasa Kepatuhan Terhadap Ajaran-
ajaran Agama
Karena, selama menjalankan ibadah haji, jamaah haji merasakan betapa berat
perjuangan yang harus dihadapi untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.
4. Menimbulkan rasa syukur
Atas segala karunia Allah SWT kepada hambanya, sehingga mempertebal rasa
pengabdian kepada Allah SWT.
5. Memupuk Rasa Persatuan di Kalangan Umat Islam
Adanya keseragaman jaringan pelaksanaan ibadah haji memberikan pelajaran
bahwa umat Islam harus memiliki satu visi dan misi, yaitu menegakkan syariat
Islam. Semua pelaksanaan rukun haji, dilakukan pada waktu yang sama dan tempat
yang sama pula.
6. Bermanfaat Dari Segi Ekonomi
Ibadah haji ini sangat memberikan manfaat yang banyak bagi para pedagang,
karena jumlah jamaah haji dan umrah yang banyak tersebut tentunya
membutuhkan kebutuhan yang sangat banyak pula.
7. Kesadaran Terhadap Persamaan Nilai-nilai Kemanusiaan
Allah SWT berfirman, "Bertolaklah kamu dari tempat Bertolaknya orang-orang
banyak, dan mohonlah ampun kepada Allah SWT.Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. " (QS. Al-Baqarah: 199).
8. Ayat ini merupakan teguran terhadap sekelompok orang (yang dikenal dengan al-
hummas) yang mengingkari kesamaan nilai kemanusiaan, kemudian dengan
perasaan memiliki keistimewaan diri, mereka enggan bersatu dengan orang banyak
dalam melakukan wukuf. Mereka melakukan wukuf di Muzdalifah, sedangkan orang
banyak melakukan wukuf di Arafah.
9. Pelajaran tentang Fungsi Manusia sebagai Pemimpin dan Pelindung Makhluk Tuhan
lainnya
Pada ibadah haji , khususnya semenjak berlaku pakaian ihram, ada sejumlah
larangan yang harus diindahkan oleh jamaah haji. Diantaranya tidak menyakiti
binatang, tidak membunuh, tidak menumpahkan darah, dan tidak mencabut
pepohonan.

Page 0
KEGIATAN BELAJAR 2

Contoh Kasus

Gamabr 1 (Berzakat melalui Amilin) Gambar 2 (Berzakat tidak melalui Amilin)


Dari gambar di atas, uraikan pendapatmu!

Fahami Materi Berikut

A. ZAKAT
a. Pengertian Zakat
Zakat menurut arti bahasa adalah tumbuh, berkembang, bertambah, bersih dan suci.
Sedang zakat menurut istilah adalah kadar (ukuran) harta yang wajib dikeluarkan
kepada orang yang berhak menerimanya.
Zakat hukumnya wajib. Firman Allah
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah/9; 103)

b. Jenis Zakat
Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan untuk membersihkan setiap jiwa
muslim laki-laki atau perempuan, besar, kecil, merdeka atau hamba sahaya yang

Page 0
memiliki kelebihan harta di akhir bulan Ramadhan dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
Adapun Syarat wajib zakat Fitrah adalah :
 Islam
 Hidup di bulan Ramadhan dan malam hari raya Idul Fitri walaupun hanya sebentar.
 Memiliki kelebihan makanan pokok untuk dimakan di malan dan siang hari raya
idul fitri.

Zakat Mal atau zakat harta ialah mengeluarkan sebagian harta benda yang menjadi hak
milik seseorang sesuai dengan ketentuan syariat dengan tujuan untuk membersihkan
atau mensucikan harta tersebut.
Adapun harta yang wajib di zakati adalah sebagai berikut :
 Barang tambang (Ma’din), yang wajib dizakati ada 2 yaitu :
1. Emas, nisabnya (batas minimal wajib zakat) adalah 93,6 gram, sedangkan
zakatnya adalah 2,5 % atau 1/40.
2. Perak, nisabnya 624 gram zakatnya 2,5 %
 Perniagaan/Perusahaan (Tijarah), semua harta perniagaan wajib dizakati, nisab dan
zakatnya sama dengan emas, waktunya mengeluarkan zakatnya setelah haul (satu
tahun) berniaga.
 Hasil pertanian (Zira’ah), berupa biji-bijian yaitu seperti. Padi, jagung dan gandum.
Buah-buahan seperti kurma dan anggur. Nisabnya adalah 930 liter/7 kwintal
(untuk biji-bijian) bersih dari kulitnya, atau 14 kwintal yang masih berkulit.
Zakatnya 5 % untuk pengairan yang memakai biaya, 10 % yang pengairannya tidak
memakai biaya (tadah hujan). Waktu mengeluarkan zakatnya setiap kali panen.
 Peternakan (An’am), yang wajib dizakati adalah :
1. Unta, nisabnya 5 ekor
2. Sapi/Kerbau, nisabnya 30 ekor
3. Kambing/Domba, nisabnya 40 ekor
 Barang terpendam (Rikaz). Barang terpendam yang ditemukan seperti emas, perak
dan lainnya wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 20 % (1/5).
 Uang (Nuqud), nisab dan zakat uang sama dengan zakat emas.

c. Golongan yang berhak menerima (Mustahik) zakat ada 8 Asnaf yaitu:


1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari
2. Miskin adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan namun tidak mencukupi
kebutuhannya sehari-hari.
3. Amilin adalah oarang yang mengelola zakat.
4. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam.
5. Riqab adalah hamba sahaya yang mau memerdekakan dirinya.
6. Gharim adalah orang yang mempunyai utang untuk kemaslahtan dirinya atau umat.
7. Ibnu Sabil adalah orang yang ada dalam perjalanan (musafir) yang kehabisan bekal.
8. Sabilillah, orang yang berjuang menegakkan agama Alloh
Firman Allah :
Artinya :”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk

Page 0
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. At-Taubah/9; 60).

d. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Zakat Perundang-


undangan yang mengatur tentang zakat antara lain :
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat.
 Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 tahun 2003 tentang pelaksanaan undang-
undang Nomor 38 tahun 1999.
 Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor
D/291/tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat
Dalam Undang-undang RI Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, terdapat
empat aspek penting yang menjadi subtansi tentang zakat yaitu :
 BAB II Pasal 5, tentang Tujuan Zakat
 BAB III Pasal 6, tentang Lembaga atau Organisasi Pengelola Zakat
 BAB IV Pasal 2, tentang Harta yang Wajib dizakati
 BAB V Pasal 16 ayat 1 – 3, tentang Pendayagunaan Zakat

e. Contoh Pengelolaan Zakat


Berdasarkan undang-undang bahwa zakat harus dikelola oleh pemerintah melalui
suatu badan yang diberi nama Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Contoh pengelolaan zakat fitrah dalam setiap tahun dititipkan kepada Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) tingkat desa, disampaikan ke BAZ kecamatan kemudian ke
BAZ Kabupaten, kemudia dana zakat itu didistribusikan kepada para mustahik yang
sangat membutuhkan atau digunakan untuk kegiatan usaha produktifyang dapat
menyerap banyak tenaga kerja, misalnya membantu para pengusaha kecil dan
menengah.

Contoh Kasus
Seorang dokter memiliki penghasilan sebesar Rp. 15.000.000,-/bulan, sementara punya
pengeluaran rutin untuk biaya rumah tangga Rp. 2.000.000,-, biaya pendidikan sebesar Rp.
1.500.00,-, biaya kesehatan Rp. 1000.000,-, dan biaya cicilan rumah Rp. 2.500.000,-. Apakah
sudah nisab zakat? Bagaimana penyelesaiannya?

Page 0
A. WAKAF
a. Pengertian Wakaf
Wakaf menurut arti bahasa ialah menahan, berhenti atau diam. Sedang menurut istilah
ialah menahan harta benda yang tahan lama zatnya untuk diambil manfaat oleh umum
demi mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dalil yang berhubungan dengan wakaf di antaranya:
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS.Ali Imran/3: 92).

b. Syarat Wakaf
1. Barang yang diwakafkan harus tahan lama zatnya dan bisa diambil manfaatnya
tanpa mengurangi zatnya.
2. Milik sendiri
3. Digunakan untuk tujuan baik

c. Rukun Wakaf
Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi antara lain:
1. Wakif yaitu Orang yang mewakafkan dengan syarat:
 Balig dan rasyid artinya dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih
 Tidak punya hutang
 Kemauan sendiri
 Wakaf tidak boleh dibatalkan
2. Mauquf yaitu harta yang diwakafkan dengan syarat:
 Harta yang difakafkan zatnya tahan lama
 Batas-batasnya jelas
 Milik sendiri dan tidak dalam sengketa
3. Maukuf ‘Alaih yaitu penerima wakaf syaratnya:
 Dewasa, bertanggung jawab dan mampu melaksanakan amanat.
 Sangat dibutuhkan oleh orang banyak, boleh diberikan kepada badan sosial atau
yayasan yang berbadan hukum.
4. Sigat yaitu serah terima wakaf (iab qobul)

d. Perundang-undangan tentang Pengelolaan Wakaf


1. Pelaturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1977
2. Pelaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1977
3. Pelaturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1998
4. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor. Kep/P/75 1978

e. Contoh Pengelolaan Wakaf


Sesuai dengan perundang-undangan di atas, maka pengeloaan wakat di Indonesia
adalah sebagai berikut:
Calon waqif yang mewakafkan tanahnya harus menghadap Nazir dihadapan Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) , dalam hal ini adalah Kepala Kantot Urusan Agama
(KUA). Ikrar wakaf sedikitnya disaksikan oleh dua orang dewasa yang sehat

Page 0
akalnya dan dilakukan secara tertulis. Ikrar wakaf dapat juga ditulis dengan
persetujuan Departeman Agama Kota/Kabupaten yang menangani wilayah wakaf itu
dan dibicarakan dihadapan PPAIW. Tanah yang diwakafkan dalam keadaan tuntas
bebas dari ikatan dan sengketa. Jika ikrar wakaf telah memenuhi srarat, maka PPAIW
menerbitlan Akta Ikrar Wakaf.
Calon wakif sebelum berikrar wakaf terlebih dahulu menyerahkan administrasi
sebagai berikut:
1. Sertifikat atau surat kepemilikan yang sah
2. Surat keterangan kepala desa yang dikuatkan oleh camat setempat tentang
kepemilikan tanah dan statusnya.
3. Adanya izin Bupati atau Walikota.
Nazir yang dimaksud adalam perungang-undangn di Indonesia adalah suatu badan
hukum khusuh yang mengurusi harta wakap. Mereka memiliki hak dalam pengelolaan
wakaf yaitu sebgai berikut:
1. Berhak menerima penghasilan dari harta wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor
Departeman Agama Kota/Kabupaten digunakan untuk kepentingan umum dan
keagamaan.
2. Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Departemen Agama
Kota/kabupaten
3. Nazir disamping mempunyai hak juga mempunyai kewajiban mengamankan harta
wakaf, surat-surat wakaf dan hasil-hasil wakaf

B. INFAK
a. Pengertian Infak
Infak menurut arti bahasa adalah biaya, belanja atau mengeluarkan. Sedangkan infak
menurut istilah adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang
mebutuhkan dengan tujuan mencari ridha Allah.
Hukum infak ada dua yaitu:
Wajib yaitu mengeluarkan harta untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga, yang
disebut dengan nafaqah/nafkah. Firman Allah:
Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan
orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar
apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.” (QS. At-Talaq/65; 7).
Sunat yaitu mengeluarkan sebagaian harta kepada orang yang membutuhkan untuk
mencari keridhaan Allah. Firman Allah:
Artinya : “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS.
Al-Baqarah/2; 274).

b. Perundang-undangan tentang Infak


Peraturan perundang-undangan tentang infak tertuang dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 tengtang pengelolaan zakat, yang
didalamnya terdapat klausul dalam pasal 13 dan 17 yang menyatakan:

Page 0
Pasal 13 :
“Badan Amil Zakat dapat menerima harta selain zakat, seperti infak, hinbah, wasiat dan
kifarat.”
Pasal 17 :
“Hasil penerimaan infak, sadaqah, hibah,wasiat, waris dan kifarat sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 13 didayagunakan terutama untuk usaha produktif.”

f. Contoh Pengelolaan Infak


Banyak lembaga di Indonesia yang mengelola infak yang kemudian disalurkan kepada
mereka yang berhak menerimanya, khususnya kepada mereka yang tertimpa musibah
atau bencana. Infak juga dapat didayagunakan untuk kegiatan produktif, misalnya
untuk modal membuka koperasi sekolah, membiayai kegiatan kerohanian dan
sebagainya.

g. Membiasakan diri berinfak


Berinfak merupakan bagian dari amal saleh, untuk itu hendaknya dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk dapat membiasakan diri berinfak, maka sebaiknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Tanamkan keyakinan bahwa pada setiap harta yang kita miliki ada hak orang lain
yang membutuhkannya.
 Tanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama.
 Mulaihah berinfak sesuai kemampuan, sehingga terbiasa setelah berkecukupan.

f. Penutup
Alhamdulillah, pembelajaran ini selesai dan silakan hubungan guru untuk meminta
ujian akhir bab.

KEGIATAN BELAJAR 3

Penilaian Harian UKBM 3 dengan CBT

Page 0
REFLEKSI DIRI

Kebiasaan
Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Jarang
Pernah
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
1 Saya menguasai konsep haji dalam
Islam
2 Saya menguasai konsep zakat dalam
Islam
Saya menguasai konsep wakaf dalam
3
Islam
Saya akan menabung atau daftar ke
4 trevel Umroh. Target tahun ini-depan
untuk bisa Umrah
Saya akan memberangkatkan orang
5
lain untu Umroh
6 Saya akan berangkat Haji bersama
keluarga
7 Saya berwakaf
Saya menolong orang kesusahan (fakir,
8
miskin, dll.)
9 Saya setaip hari bersedekah
Seluruh harta adalah titipan dari Alloh,
maka ada hak orang lain yang harus
10
diberikan. Saya ikhlas jika titipan itu
diambil oleh Alloh

TINDAK LANJUT

Setelah Kamu mempelajari bab ini, coba berusaha daftar ke lembaga provider Haji atau
Umroh dengan harapan tahun ini, atau beberapa tahun ke depan bisa berangkat ke tanah
suci untuk Umroh atau Haji. Aamiin!

Page 0
GLOSARIUM

Haji Ziarah

Ziarah Mengunjungi, mendatangi

Mabrur Menerapkan nilai-nilai haji

Infak Harta

Sedekah Tidak hanya harta, senyum ibadah sedekah

Syarat Sesuatu sebelum menuju pelaksanaan

Rukun Sesutu yang harus ada dan dilakukan pada saat


pelaksanaan

REFERENSI

Endi Suhendi Zen dan Nelty Khairiyah. 2015. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti X.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Kemendikbud. 2014, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X ,Kemendikbud : Jakarta.
Kementerian Agama RI, 2010, Al-Quran dan Terjemahnya: Jakarta
Nurlailah. 2014. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X. Bandung:
Yrama Widya: Bandung
Quraish Syihab. 2010. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera
Sadi & H.M. Nasikin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMA Kelas X, 2016,
Bandung: Erlangga.

Page 0

Anda mungkin juga menyukai