Anda di halaman 1dari 18

PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA YANG

SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA

KELOMPOK VI

KELAS : TEP B

Disusun Oleh:

1. Tumpal Marthin Sianipar 190308052


2. Setedy Kendry Sitorus 190308054
3. Nia Silviani Br Brahmana 190308056
4. Tuahman Joy Marthin Siburian 190308058
5. Indra Manogari Siahaan 190308060

Dosen : Drs. Rasudyn Ginting, M.Si

Program Studi Keteknikan Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Medan

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan judul “Pemenuhan Hak dan Kewajiban Warga Negara yang Sesuai
dengan Nilai-nilai Pancasila”.

Terima kasih saya sampaikan kepada bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku dosen
mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi terselesaikan tugas makalah ini.

Demikian tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kami juga menyadari bahwa di dalam
makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
saran-saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Medan, Oktober 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….... 1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….………...... 2

1,3 Tujuan Penulisan………………………………………………….………… 2

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………...... 3

2.1 Hak dan Kewajiban warga negara menurut UUD 1945…………………...... 3

2.2 Hak dan Kewajiban warga negara dengan nilai-nilai Pancasila……………. 6

2.3 Pelanggaran dalam pemenuhan hak dan kewajiban warga negara …….….... 7

2.4 Penegasan Penerapan hak dan kewajiban warga negara ………………..…. 9

2.5 Penerapan dan pemenuhan hak dan kewajiban warga negara……...……… 11

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 13

3.2 Saran……………………………………………………………………….. 13

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………... 14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi hak menurut kamus besar bahasa indonesia berarti milik atau kekuasaan yang benar
atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, sedangkan kewajiban menurut kamus besar bahasa
indonesia adalah pekerjaan, tugas atau sesuatu yang harus dilaksanakan. Hak warga negara
adalah segala sesuatu yang mutlak menjadi milik seorang warga negara dari pemerintah (negara).
Namun, HAM termasuk hak konstitusional warga negara yang menjadi bagian dari hak warga
negara.

Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain. Kewajiban adalah
segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan atau kewajiban untuk dilaksanakan oleh
individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat.
Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam
melaksanakan peran sebagai anggota warga negara.

Di era sekarang ini pemenuhan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara belum
sesuai dengan UUD 1945. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak pelanggaran-pelanggaran
dalam pemenuhan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara.

Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negaranya. Setiap warga negara memiliki
kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan. Namun biasanya bagi yang
memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai
warga negara kesatuan republik indonesia.

Dalam kaitan tersebut, dalam makalah ini akan dijelaskan pelaksanaan hak dan kewajiban
warga negara terhadapterhadap warga negara yang harus ditaati dan hak-hak sebagai warga
negara yang harus dipenuhi yang berdasarkan pada jiwa dan karakter bangsa dan konstitusi
negara.
1

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945 ?
2. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila?
3. Apa saja pelanggaran dalam menerapkan hak dan kewajiban warga negara yang?
4. Bagaimana penegasan penerapan hak dan kewajiban warga negara yang sesuai dengan
nilai-nilai pancasila?
5. Bagaimana cara penerapan pemenuhan hak dan kewajiban warga negara yang sesuai
dengan nilai-nilai pancasila?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetaui hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
3. Untuk menganalisa pelanggaran dalam menerapkan hak dan kewajiban warga negara
4. Untuk mengetahui penegasan penerapan hak dan kewajiban warga negara yang sesuai
dengan nilai-nilai pancasila
5. Untuk menganalisa cara penerapan pemenuhan hak dan kewajiban warga negara yang
sesuai dengan nilai-nilai pancasila
2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945

Sebagaimana yang telah diatur oleh UUD 1945 maka kita harus melaksanakan hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara dengan tertib yang meliputi :

1. Hak dan kewajiban dalam bidang politik


2. Hak dan kewajiban dalam bidang social budaya
3. Hak dan kewajiban dalam bidang pertahanan dan keamanan
4. Hak dan kewajiban dalam bidang ekonomi

Dalam UUD 1945 hak dan kewajiban warga negara indonesia serta hak dan kewajiban Negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 yang mencakup bidang politik dan
pemerintahan, sosial, keagamaan, pendidikan dan pertahanan.

1. Hak Warga Negara Indonesia


a. Pekerjaan dan penghidupan yang layak ( pasal 27 ayat 2 )
b. Berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ( pasal 28 )
c. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah ( pasal
28B ayat 1)
d. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi ( pasal 28B ayat 2 )
e. Mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni, dan budaya ( pasal 28C ayat 1 )
f. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negaranya ( pasal 28C ayat 2 )
g. Pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum ( pasal 28D ayat 1 )
3

h. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja ( pasal 28D ayat 2 )
i. Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan ( pasal 28D ayat 3 )
j. Status kewarganegaraan ( pasal 28D ayat 3)
k. Memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali ( pasal 28E ayat 1 )
l. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati
nuraninya ( pasal 28E ayat 2 )
m. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat ( pasal 28E ayat 3 )
n. Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnnya, serta berhak mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia ( pasal 28F )
o. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi ( pasal
28G ayat 1)
p. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain ( pasal 28G ayat 2 )
q. Hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkunga hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan ( pasal 28H ayat
1)
r. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
manfaat sama guna mencapai persamaan dan keadilan ( pasal 28H ayat 2 )
s. Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat ( pasal 28H ayat 3 )
4

t. Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapapun ( pasal 28H ayat 4 )
u. Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut ( pasal 28I ayat 1 )
v. Bebas dari perlakuan yang bersikap deskriptif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersikap deskriptif itu ( pasal 28I
ayat 2 )
w. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban ( pasal 31 ayat 1 )
x. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara ( pasal 30 ayat 1)
y. Mendapat pendidikan ( pasal 31 ayat 1 )

2. Kewajiban Warga Negara


a. Menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya ( pasal 27 ayat 1 )
b. Menghormati HAM orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ( pasal 28J ayat 1 )
c. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan UU dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain untuk memenuhi tuntutan yang adil yang sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis ( pasal 28J ayat 2 )
d. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara ( pasal 30 ayat 1 )
e. Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta ( pasal 30 ayat 2 )
f. Mengikuti pendidikan dasar ( pasal 31 ayat 2 )
5

2.2 Hak dan kewajiban warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia selalu dihubungkan dengan Pancasila sebagai
dasar negara. Nilai dasar Pancasila merupakan hakikat dari kelima sila Pancasila dan bersifat
universal. Hubungan hak dan kewajiban warga negara dalam sila pertama, Ketuhanan yang
Maha Esa menunjukkan kebebasan memeluk agama dan kepercayaan tertentu, tidak bersifat
diskriminatif antarumat beragama, melaksanakan ibadah, serta menghormati agama orang lain.
Dalam nilai sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab hubungan hak dan kewajiban warga
negara berupa kesadaran dalam berperilaku sesuai nilai moral, adanya kesamaan derajat dalam
hak dan kewajiban antarmanusia. Sila ketiga Persatuan Indonesia menunjukkan bahwa hubungan
hak dan kewajiban warga negara berupa kerelaan berkorban dengan mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara, penggunaan hak asasi manusia tanpa pembatasan, serta kesamaan
kemerdekaan, martabat, derajat, dan hak-hak antarindividu. Hubungan hak dan kewajiban dalam
sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan tampak pada praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu hak mengemukakan pendapat, ikut serta dalam pemerintahan, serta wajib
mengedepankan keputusan melalui musyawarah mufakat. Dalam sila kelima, Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia hubungan hak dan kewajiban warga negara berupa perlindungan
dan penjaminan sosial, yaitu mendapatkan hak milik, pekerjaan, dan kesehatan.

Hak dan kewajiban warga negara berpedoman pada nilai Pancasila, yaitu nilai instrumental
dalam UUD dan peraturan daerah.

Nilai praktis hak dan kewajiban warga negara berarti wujud konkret pemenuhan hak dan
kewajiban berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan sila pertama, sikap yang dapat
ditunjukkan adalah menghormati dan bekerja sama antarumat beragama agar tercipta ketertiban,
kedamaian, dan kerukunan masyarakat. Menjaga hubungan tak dan kewajiban berdasarkan sila
kedua adalah dengan mengakui kesamaan derajat antarwarga negara, serta saling menghargai
dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Wujud sikap berdasarkan sila ketiga adalah mengutamakan kepentingan, kesatuan, persatuan,
dan keselamatan bangsa, serta menumbuhkan sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa
dan negara. Nilai praktis hak dan kewajiban sesuai sila keempat adalah siap
mempertanggungjawabkan segala keputusan hasil musyawarah mufakat secara moral.
Berdasarkan sila kelima, nilai praktis hak dan kewajiban dapat ditunjukkan dengan ikut serta
membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, serta hidup hemat dan bijak dalam
memanfaatkan potensi lingkungan.

2.3 Pelanggaran dalam pelaksanaan hak dan kewajiban warga negara


1. Pelanggaran Hak Warga negara
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang pelaksanaannya harus sesuai
dengan UU dan peraturan yang berlaku. Meskipun demikian, dalam pelaksanaanya kerap kali
terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Egoisme yang mementingkan diri sendiri
2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara yang menimbulkan berbagai
penyimpangan
3. Tidak toleran karena tidak menghargai orang lain
4. Penyalahgunaan kekuasaan

Kasus pelanggaran hak asasi manusia pernah terjadi dalam sejarah bangsa Indonesia.

- Kasus Tanjung Priok (1984) terjadi antara aparat dan warga sekitar karena masalah
SARA dan unsur politik sehingga menimbulkan ratusan korban meninggal.
- Peristiwa Aceh terjadi sejak 1990 yang diduga dipicu oleh usur politis yang
menginginkan Aceh lepas dari NKRI.
- Kasus terbunuhnya Marsinah, pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong, Jawa Timur,
pada tahun 1994. Marsinah merupakan aktivis hak-hak pekerja yang menjadi korban
pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan, dan pembunuhan.
- Kasus terbunuhnya Udin, wartawan Harian Umum Bernas, Yogyakarta, pada tahun 1996
diduga disebabkan oleh penganiyaan.

- Pada 1998 hak warga negara terjadi dalam peristiwa Trisakti dan Semanggi yang
menyebabkan 4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.
- Pada tahun 1999, kasus pelanggaran HAM terjadi menjelang jajak pendapat di Timor-
Timur.
- Pada tahun 1999, peristiwa Ambon diduga terjadi karena persoalan SARA yang
memakan banyak korban

Pelanggaran HAM juga terjadi berupa bentrokan:


- Kasus pelanggaran lainnya terjadi pada para aktivis politik pada tahun 1998 yang
dihilangkan secara paksa.
- Tahun 1998-2000 yang terjadi di Poso yang diakhiri dengan pembentukan Forum
Komunikasi Umat Beragama (FKUB)
- Pelanggaran HAM berupa bentrokan antaretnis terjadi antara suku Dayak dan Madura
yang menimbulkan banyak korban.
- Peristiwa Bom Bali pada tahun 2002 dan 2005 yang dilakukan oleh teroris

Kasus pelanggaran HAM seperti yang telah disebutkan sebelumnya terjadi dalam skala
besar dan menyebabkan korban jiwa. Kasus pelanggaran HAM lainnya juga terjadi dalam
lingkup kecil, misalnya di lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, contoh
pelanggaran HAM adalah penganiayaan anak atau asisten rumah tangga, pemaksaan
keinginan, dan melawan orang tua. Pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan sekolah
dapat berupa perlakuan kasar guru terhadap siswa, perlakuan kasar siswa senior kepada
siswa junior. Di lingkungan masyarakat, pelanggaran HAM dapat berupa tindakan main
hakim sendiri terhadap seseorang yang dituduh kriminal, serta merusak fasilitas umum
karena kecewa dengan pemerintah.

2. Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Pelanggaran hukum merupakan salah satu pengingkaran kewajiban warga negara,


misalnya melanggar tata tertib lalu lintas atau melanggar hak cipta dengan membajak karya
seseorang.

Selain itu, tawuran dan merusak fasilitas umum merupakan pengingkaran kewajiban
untuk membela negara. Pengingkaran kewajiban lainnya dapat berupa perundungan karena
tidak menghormati HAM orang lain. Sebagai warga negara, jika tidak membayar pajak,
melakukan aksi terorisme, atau kekerasan berbau SARA berarti kita tidak melakukan
kewajiban dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Bahkan, tindakan membolos
sekolah merupakan pengingkaran kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar.

2.4 Penegasan penerapan hak dan kewajiban warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila

Indonesia menganut paham kekeluargan yang  tidak memperbolehkan diskriminasi dalam


bentuk apapun dan atas dasar apapun. Kita tidak mempertentangkan antara mayoritas dan
minoritas. Yang kita dambakan adalah kerukunan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan.
Memang dalam suatu masyarakat akan dapat terjadi benturan dalam kehidupan yang
berkembang dan dinamis, namun kita tidak dapat membiarkan konflik itu  timbul dan
berkembang tanpa terkendali. Kita usahakan penyelesaiannya dengan memperhatikan aspirasi
dan kepentingan semua pihak, tanpa ada yang merasa  menang atau merasa kalah, dan tidak ada
yang merasa dimenangkan dan dikalahkan.
Pelanggaran-pelanggaran Hak Warga Negara di Indonesia selama ini, dan sulitnya
melakukan penyelesaian disebabkan karena kurangnya peraturan perundang-undangan yang
memberikan jaminan dan petunjuk dalam penyelesaiannya.

Pasal 1 Angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menjelaskan bahwa
pelanggaran HAM merupakan perbuatan individu atau kelompok yang disengaja maupun tidak,
serta kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut HAM
pihak lain yang dijamin UU dan tidak mendapatkan penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Pelanggaran hak asasi manusia tidak sesuai dengan sila kedua Pancasila, seta tujuan
NKRI untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

Upaya penanganan pelanggaran HAM tampakpada UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM,
UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, UU No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga, UU No. 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
Korban, Peraturan Pemerintah (PP) No. 44 tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi,
Restitusi, dan Bantuan kepada Saksi dan Korban.

Pembentukan lembaga yang mengurus Hak Warga Negara dan pelanggarannya juga
merupakan upaya yang memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Lembaga-
lembaga tersebut diantaranya KOMNAS HAM, pusat-pusat/Lembaga Kajian HAM yang
terbentuk di berbagai daerah, LSM dan sebagainya. Lembaga-lembaga ini di samping berupaya
mensosialisasikan peraturan-peraturan tentang HAM juga menerima pengaduan-pengaduan
pelanggaran HAM dan Hak Warga Negara dan meneruskan kepada lembaga yang berwenang
untuk memprosesnya.

Upaya yang dilakukan selama ini terkendala oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya
perangkat hukum, kurangnya bukti-bukti yang lengkap dan keterbatasan penegak hukum. Oleh
karenanya bila telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia ataupun hak warga negara maka
secepatnyalah hal ini dilaporkan kepada yang berwenang.

10

Upaya yang sangat menentukan perlindungan terhadap pelanggaran HAM dan Hak
Warga Negara adalah melalui peradilan. Peradilan yang kuat akan memberikan perlindungan
yang baik terhadap Hak Warga Negara dan berdampak positif terhadap tindakan-tindakan yang
menjurus kepada pelanggaran Hak Warga Negara.

Untuk mendukung itu sekarang sudah ada undang-undang tentang pengadilan hak asasi
manusia yaitu Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Undang-undang itu menetapkan disetiap
daerah kabupaten atau kota madya ada pengadilan HAM yang mengurusi Hak Warga Negara.
Pelaksanaan peradilan HAM juga perlu dukungan penyidik yang berusaha untuk mencari bukti-
bukti yang kuat tentang pelanggaran Hak warga Negara tersebut.

Lembaga-lembaga pendidikan juga berperan dalam memberikan perlindungan terhadap


HAM. Lembaga-lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan formal memberikan
pengetahuan dan kesadaran kepada pelajar, siswa atau mahasiswa tentang hak asasi manusia,
prosedur yang harus ditempuh bila mengetahui adanya pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Kepedulian terhadap hak asasi sudah berarti menekan peluang terjadinya pelanggaran hak asasi
manusia.

2.5 Cara penerapan pemenuhan Hak dan Kewajiban Warga Negara yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila

Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalami pasang surut.


Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiring dengan berkembangnya pelanggaran-
pelanggaran HAM yang semakin meningkat intensitas maupun ragamnya. Pelanggaran itu
dilakukan oleh negara maupun warga negara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Suatu
hal tidak dapat dilaksanakan sebelum mengetahui benar apa yang hendak dilaksanakan, untuk
melaksanakannya diperlukan pedoman, dan agar pelaksanaan bisa berjalan sesuai dengan
harapan maka perlu ada institusi yang mengawal pelaksanaan tersebut. Dengan demikian ada
tiga hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini, sebagai berikut:

11

 Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian, sejarah,
konsep, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tanpa mengerti
hal-hal yang mendasar ini, Pancasila sulit untuk diamalkan. Selain daripada
itu, Pancasila akan cepat memudar dan dilupakan kembali. Kekuatan akar
pemahaman ini amat penting untuk menopang batang, ranting, daun dan
buah yang akan tumbuh di atasnya. Banyak hal yang terjadi ketika
semangat untuk mengamalkan Pancasila sangat tinggi namun tidak didasari oleh
pemahaman konsep dasar yang kuat, bukan hanya mudah memudar, namun
juga akan kehilangan arah, seakan-akan sudah melaksanakan Pancasila
padahal yang dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan bertentangan dengan
Pancasila. Hal ini amat mudah dilihat dalam praktek perekonomian dan
perpolitikan Indonesia saat ini yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem
kapitalis-neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan
kolektifis.
 Pedoman Pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu malu mencontoh apa
yang sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru yang berusaha membuat
Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4). Pedoman ini sangat
diperlukan agar negara dan warganegara mengerti apa yang musti dilakukan,
apa tujuannya dan bagaimana strategi mencapai tujuan tersebut. Manakala tidak
ada pedoman pelaksanaan, maka setiap orang berusaha membuat pedoman
sendiri-sendiri sehingga terjadi absurditas (kebingungan).
 Perlunya Lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila. Lembaga
ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas ang bertujuan untuk
mensosialisasikan Pancasila. Membuka ruang-ruang dialog agar tumbuh
kesadaran ber-Pancasila baik di kalangan elit, politik, pers, anggota legislatif,
eksekutif, yudikatif, dan masyarakat luas. Yang tak kalah penting adalah ikut
memberi masukan kepada lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan tugas
dan membuat kebijakan serta ikut mengevaluasi setiap kebijakan yang
dilakukan agar terjamin tidak bertentangan dengan Pancasila.

12

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hak dan kewajiban warga negara berarti kekuasaan yang benar atas sesuatu dan yang
harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara. Setiap negara mempunyai kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan. Hak dan kewajiban Warga Negara
Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal
29,  pasal 30, dan pasal 31.

Sebagai agent of change mahasiswa berperan besar membawa  perubahan dalam diri
bangsa Indonesia, untuk itu diperlukan generasi mahasiswa yang bertanggung jawab serta
memiliki kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan kewajiban sebagai warga
negara Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.

3.2 SARAN

Semoga makalah yang kami buat bisa menambah ilmu pengetahuan dan semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah kami belum
sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun, agar lebih baik
dalam penyusunan makalah selanjutnya.
13

DAFTAR PUSTAKA

Nickel, James W.1996. Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Purbopranoto, Kuntjoro.1976. Hak-Hak Azasi Manusia dan Pancasila. Jakarta: Pradinya


Paramita

Kleden, Marianus.2008. Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat Komunal. Yogyakarta:


Lamalera

Kardiman, Yuyus. Tuty, dan Alam S. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.


Jakarta: Erlangga

http://daerah.sindonews.com/read/902885/22/protes-jalan-rusak-ratusan-warga-tutup-
jalan-kaliurang (25 Maret 2016)

http://hukum.kompasiana.com/2014/04/06/belum-seimbangnya-hak-dan-kewajiban-
warga-negara-indonesia-645217.html  (26 Maret 2016)
http://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/ (25 Maret
2016)
http://www.pustakasekolah.com/seputar-masalah-hak-asasi-manusia-ham.html (25 Maret
2016)

14

Anda mungkin juga menyukai