Anda di halaman 1dari 6

ROLE PLAY POLINDES

TOKOH :
- BIDAN : CITRA
- ASISTEN : MEGA
- PELAJAR : NINGTYAS
- PSK : RACHMA
- IBU HAMIL : NOURMA
- SUAMI : MELI
- DUKUN : FAHMI

Jam berbunyi menunjuk pukul 8 pagi


Di sebuah desa indah nan sejuk, mulai bukalah pondok bersalin desa (POLINDES),
seperti biasa bidan dan asistennya melakukan aktivitas.

MEGA : (bersih-bersih)
CITRA : Selamat pagi, bagaimana sudah dipersiapkan semuanya?
MEGA : Sudah bu
CITRA : Baguslah kalau begitu.
CITRA : Friska, kamu siapkan untuk catatan pasiennya ya?
MEGA : Oh, baik bu.

Beberapa menit kemudian datanglah seorang remaja putri yang berpakaian


seragam putih abu-abu dengan wajah yang cemas dan gelisah.

NINGTYAS : (memasuki polindes dengan wajah cemas)


MEGA : Selamat pagi mbak, ada yang bisa saya bantu?
NINGTYAS : Em.. (gugup) gimana ya? Em.. saya mau ngomong langsung sama bidannya
aja deh mbak.
MEGA : apakah mbak pernah datang kesini sebelumnya?
NINGTYAS : belum mbak, saya baru pertama datang kesini.
MEGA : Oh, kalau begitu mbak silahkan mengisi kartu kunjungan terlebih dahulu,
lalu silahkan menunggu sebentar diruang tunggu.
NINGTYAS : Oh, ya terimakasih.

beberapa menit kemudian datanglah seorang wanita cantik dengan pakaian


seksinya.

MEGA : Selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu?


RACHMA : Jangan panggil saya bu ya mbak, saya masih muda. Panggil saya mbak
saja.(dengan gaya centil serambi memegang kipas).
MEGA : Oh, iya mbak. Saya minta maaf. Apa yang bisa saya bantu sekarang?
RACHMA : Saya mau konsultasi tentang penggunaan KB, kalo cocok saya ingin sekalian
memasangnya.
MEGA : apakah mbak pernah datang kesini sebelumnya?
RACHMA : belum mbak, saya baru pertama datang kesini.
MEGA : Oh, baik nanti mbak bisa langsung konsultasi dengan bidannya. Sekarang
silahkan mbak mengisi kartu kunjungan terlebih dahulu, kemudian mbak
bisa menunggu di ruang tunggu.
RACHMA : Ok deh.

asisten memasuki ruang praktek......


sementara PSK setelah mengisi kartu kunjungan, menuju ruang tunggu dimana
disana sudah terdapat pelajar yang juga masih menunggu

RACHMA : Dek, kok gak sekolah? Ngapain disini?


NINGTYAS : (melamun)
RACHMA : Dek.. dek.. kok ngelamun sih. ( sambil menepuk bahu pelajar)
NINGTYAS : Oh iya tante, maaf saya gak denger.
RACHMA : Hayo... biasanya kalo pelajar kesini pasti ada ada nih.
NINGTYAS : Engga tante, saya disuruh ibu saya kesini ngambil obat.
RACHMA : Eh..eh.. uda deh.. ga usah bohong. Bohong nambah dosa kamu loh.
NINGTYAS : (diam saja dan menundukkan kepala)
MEGA : Bagaimana bu sudah siap menerima pasien?
CITRA : Ya sudah, panggil pasien pertama ya?
MEGA : Siap bu. (asisten keluar ruangan ………….)
RACHMA : Mana pacar kamu? Kabur ya? (dengan nada menyindir)
NINGTYAS : Em.. saya gak punya pacar kok tante.
RACHMA : Yang bener? Kalo bohong perutnya tambah besar loh?
NINGTYAS : (terkejut dan bingung sambil memegang perut) em.. memangnya uda
kelihat besar ya tante?
RACHMA : Tu kan ngaku juga. Pasti kesini mau A B O R S I.
MEGA : Mbak Manohara, silahkan memasuki ruangan.
NINGTYAS : Oh iya mbak. (persiapan memasuki ruang praktek)

Tiba-tiba datanglah seorang ibu hamil yang hendak melahirkan


NOURMA : Bu bidan.. bu bidan.. tolong.. (sambil memegangi perut dengan wajah lemas)
ketuban saya sudah pecah ini kayaknya.
MEGA : (berlari menuju ibu hamil) haduh ibu, sini saya bantu. Jalannya pelan-pelan
ya? (berhenti sejenak) mbak Manohara maaf ya, silahkan menunggu lagi. Ini
ada yang mau melahirkan, jadi...
NOURMA : (menyela pembicaraan) haduh mbak sakit... cepetan dong.. ini sudah
diambang.
MEGA : Iya..iya bu. Maaf ya mbak Manohara, silahkan menunggu dulu di ruang
tunggu.
NINGTYAS : Oh.. iya.. iya (dengan wajah bingung)
NOURMA : Mbak saya sudah lemas ini, gak bisa jalan lagi, perut saya terlalu berat.
MEGA : Iya ibu, kurang sedikit lagi. (memasuki ruangan).

Ibu hamil dibawa ke Ruang bersalin dan bidan pun memeriksa keadaan ibu hamil,
ternyata ibu memerlukan waktu pembukaan jalan lahir. Setelah ibu hamil tenang,
bidan pun menangani pasien lain sembari menunggu kesiapan ibu hamil.
CITRA : Silahkan masuk mbak, silahkan duduk. Nama mbak siapa? Ada yang bisa
saya bantu?
NINGTYAS : Ya, nama saya Manohara. Jadi begini bu, saya sekarang sedang hamil. Saya
sudah 3 bulan tidak menstruasi dan kemarin saya periksa menggunakan
testpack ternyata hasilnya positif. Pacar saya tidak mau bertanggung jawab
dan malah menganjurkan untuk aborsi. Saya sangat takut kalau melanjutkan
kehamilan ini, apalagi kalau sampai orang tua saya tahu. Tolong bu, bantu
saya untuk aborsi? (dengan suara gugup dan sedikit terbata-bata)

CITRA : Jangan melakukan hal itu mbak, itu perbuatan dosa


NINGTYAS : Tapi saya harus melakukan apa sekarang bu? Kalau saya lanjutkan
kehamilan ini sampai bayi ini lahir, bayi ini akan kasihan karena tidak ada
ayahnya. Sayapun tidak mempunyai biaya untuk membesarkan bayi ini.
(mata memerah)
CITRA : Maaf mbak, tapi saya sebagai bidan disini tidak boleh membantu dalam
aborsi. Sebaiknya mbak tenang dulu, setelah itu bicarakan hal ini dengan
orang tua. Beri mereka penjelasan mengenai hal ini
NINGTYAS : Saya takut kalau diusir dari rumah karena telah mencoreng nama baik
keluarga. (menangis)
CITRA : Dicoba saja dulu mbak. Siapa tahu orang tua mbak bisa mengerti dan ikut
mencari jalan keluarnya. Yang penting mbak jangan melakukan aborsi
karena itu bisa membahayakan diri mbak juga, bisa menyebabkan
kerusakan pada rahim dan apabila terlalu parah akan menyebabkan
kematian. Mbak juga harus sadar bahwa janin yang ada dalam kandungan
itu tidak berdosa dan mempunyai hak untuk hidup sama seperti kita juga.
Apakah mbak tega?
NINGTYAS : Benarkah itu bu? Sebenarnya saya juga merasa bersalah dan takut akan
dosa. (wajah bersalah)
CITRA : Saya yakin mbak Manohara pasti bisa dan kuat menghadapi masalah ini.
NINGTYAS : Baiklah bu, saya akan coba membicarakan ini dengan orang tua saya.
Semoga mereka menerima saya dengan keadaan hamil ini. Kalau begitu
Saya mohon pamit dulu bu. Terimakasih atas sarannya.
CITRA : Iya mbak sama-sama. Mari saya antar keluar.

Sementara di ruang tunggu


MEGA : Mbak Monica, silahkan memasuki ruangan ( Dengan gaya centil PSK
memasuki ruangan bidan Bidan)
CITRA : Silahkan masuk mbak, silahkan duduk.
RACHMA : Ya bu terima kasih
CITRA : Nama mbak siapa? Ada yang bisa saya bantu?
RACHMA : Ya, nama saya Monica. Begini bu saya ingin berkonsultasi tentang
penggunaan alat kontrasepsi.
CITRA : Oh mengenai alat kontrasepsi. Ada banyak mbak. Ada kondom, IUD, pil,
suntik, dll. Mbak ingin seperti apa?
RACHMA : Ehm … saya ingin yang praktis dan tahan lama gitu lo bu.
CITRA : Baiklah akan saya jelaskan. yang pertama yaitu kondom. Kondom itu sarung
karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat
ejakulasi. Memang untuk mendapatkannya sangat mudah bisa dibeli di
warung atau di supermarket, tetapi ibu harus mengingat beberapa hal
antara lain yang pertama, ibu harus menggunakan kondom baru setiap
bersenggama.
RACHMA : Oh kalau kondom saya sudah tahu bu, tetapi biasanya sering robek jadi
nggak enak dong.
CITRA : Yang kedua KB suntik ya bu. KB suntik adalah obat KB yang disuntikkan 1
bulan sekali atau 3 bulan sekali. Untuk yang 1 bulan sekali berisi estrogen
dan progesteron.
RACHMA : Waduh bu saya takut jarum, ngeri saya bu kalau disuntik. hiiii
CITRA : Kemudian yang ketiga KB pil ya bu, ini obat kontrasepsi yang diminum
setiap hari selama 21 atau 28 hari. Pil KB ada 2 macam (sambil
menunjukkan pil KB)ini Pil KB yang hanya mengandung hormon golongan
progesteron. (menunjukkan pil KB kedua). Kalau yang ini Pil kombinasi
yang mengandung hormon golongan estrogen dan progesteron. Yang perlu
diingat apabila menggunakan pil KB diawali hari 1 sama 5 masa haid, pil KB
kombinasi dilarang diberikan pada ibu usia diatas 35 tahun dan perokok
berat.
RACHMA : Jadi harus minum setiap hari ya, nggak mau ah, ribet tau bu. Ada yang lain
nggak bu?
CITRA : Yang keempat susuk KB atau implan yaitu alat kontrasepsi yang berbentuk
batang terbuat dari silastik yang berisi hormon golongan progesteron yang
dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam terdapat 2 jenis
susuk KB yaitu terdiri dari satu batang dan dua batang (sambil
memperlihatkan contoh KB susuk). Masing masing dapat mencegah
kehamilan selama 3 tahun.
RACHMA : Oh begitu yah, lumayan tahan lama juga ya, apa ada yang lain lagi bu?
CITRA : Nah yang terakhir adalah IUD yaitu alat kontrasepsi yang dimasukkan
kedalam rongga rahim (sambil memperagakan), terbuat dari plastik
fleksibel, beberapa jenis IUD dililit tembaga atau tembaga yang bercampur
perak bahkan ada yang disisipi hormon golongan progesteron, IUD
bertembaga dapat digunakan selama 10 tahun. Tidak boleh dipergunakan
pada ibu hamil atau diduga hamil, gangguan perdarahan dan peradangan
alat kelamin,kecurigaan kanker kelamin dan tumor jinak serta radang
pinggul.
RACHMA : Ya sudah bu setelah saya pikir-pikir, saya sepertinya tertarik untuk
memakai yang IUD saja karena praktis dan bisa tahan lama. Terimakasih ya
bu atas informasinya, tetapi saya memasangnya minggu depan saja.
CITRA : Oh baiklah, saya tunggu kedatangan mbak kemari. Apakah ada yang kurang
jelas? Dan ada yang mau ditanyakan lagi?
RACHMA : Sudah cukup bu. Terimakasih. Saya pamit dulu.
CITRA : ya sama-sama mbak. Mari saya antar keluar.

Sementara itu…
NOURMA : (berteriak-teriak kesakitan)
Asisten bidan dan bidan masuk ke ruang persalinan untuk melihat keadaan ibu
hamil, setelah dilakukan pemeriksaan ibu hamil siap melahirkan (Bidan dan asisten
bidan sedang menangani proses persalinan) …………………………………………………
Seusai persalinan

MELI : Bagaimana kondisi istri saya bu bidan? Apakah baik-baik saja?


CITRA : Secara keseluruhan proses persalinan istri bapak lancar dan bayinya sehat.
Akan tetapi, istri bapak perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan
kondisinya.
MELI : Alhamduillah. lalu apalagi yang harus kami lakukan bu?
CITRA : Untuk memulihkan kondisi istri bapak perlu adanya pengawasan tentang
asupan makanan yang bergizi. Selain itu, sebaiknya bayi bapak diberi ASI
eksklusif selama enam bulan
MELI : Kira-kira istri saya boleh pulang kapan bu?
CITRA : Besok pagi istri bapak sudah boleh dibawa pulang
MELI : Lalu bagaimana pembayarannya bu?
CITRA : Untuk pembayarannya bisa diurus besok pagi sebelum istri bapak pulang.
Bapak tidak usah terlalu khawatir mengenai biayanya karena sudah ada
JAMPERSAL dari pemerintah. Suami : Terimakasih bu bidan atas
informasinya. Saya pamit dulu. Assalamualikum
CITRA : Waalaikumsalam. Mari saya antar bapak keluar.

Tiba-tiba datanglah seorang ibu dengan wajah kesal sambil marah-marah.


FAHMI : Siapa bidan disini? (dengan mata melotot)
MEGA : Sabar bu, jangan emosi

(karena mendengar keramaian bidan pun keluar dari ruangannya dan langsung
menghampiri)

CITRA : ada apa ini? Kok ribut-ribut?


FAHMI : kamu pasti bidannya ya?
CITRA : iya saya bidannya bu. Ada apa kok ibu marah-marah? Sabar duu bu, jangan
emosi
FAHMI : bagaimana saya bisa sabar kalau jatah pasien saya kamu ambil. Saya tidak
terima dengan cara kamu.
CITRA : mari kita duduk dulu bu, kita bicarakan baik-baik dengan cara
kekeluargaan.
FAHMI : (duduk dengan wajah kesal) pokoknya saya tidak setuju kalau bu bidan
merebut posisi saya, karena semenjak ibu disini pasien saya semakin
sedikit.
CITRA : (duduk berhadapan dengan dukun) jangan salah paham dulu bu, saya tidak
bermaksud merebut pasien ibu ataupun posisi ibu. Bagaimana kalau kita
bekerjasama saja.
FAHMI : kerjasama bagaimana? Mana bisa kayak gitu!
CITRA : begini bu saya jelaskan. Nanti saya akan menangani setiap proses
persalinan dan ibu yang menangani perawatan setelah ibu melahirkan
misalnya nifas dan juga perawatan bayinya. Jadi tidak ada yang merasa
dirugikan bu. Bagaimana bu? Apakah ibu setuju atas usulan yang saya
berikan tadi?
FAHMI : Ya sudahlah bu kalau begitu. Yang penting saya tidak kehilangan pekerjaan
saya.

CITRA : ya bu, saya berharap dengan adanya kerjasama ini, kita dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat di desa ini. Jadi mulai besok, kita bisa melakukan
tugas masing-masing ya bu. Saya menangani persalinan dan ibu yang
menangani perawatan setelah persalinannya.
FAHMI : Baiklah bu, kalau begitu saya pamit dulu.
CITRA : oh ya bu, mari saya antar.

Anda mungkin juga menyukai