Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

TERHADAP Ny.D DI PMB SITTI FATIMAH A.Md.Keb


SURABAYA BARU TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

ANGGI TRY
NIM. 1915471035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEBIDANAN METRO
2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia Nya,
sehingga saya dapat menyusun laporan asuhan kebidanan fisiologis yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologis Terhadap Ny. D di PMB Sitti Fatimah
A.md. Keb telah selesai.
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes salaku Direktur Poltekkes Tanjungkarang
Saya mengucapkan terimakasih kepada :
2. Islamiyati, AK, MKM selaku Ketua Program Studi Kebidanan Metro
Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
3. Firda Fibrila,S.SiT.,M.Pd selaku pembimbing institusi Program Studi
Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
4. Sitti Fatimah A.Md.Keb selaku pembimbing lahan praktek dipraktik klinik
kebidanan Tulang Bawang Barat.
5. Semua pihak yang telah membantu menyusun laporan asuhan kebidanan
normal.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan asuhan kebidanan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu saya berharap saran dan kritik dari pembaca untuk
perbaikan penyusunan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini berguna
bagi kita semua. Amin.

Surabaya Baru,Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 1
C. Waktu dan Pelaksanaan............................................................. 1

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian Nifas........................................................................ 2
B. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas..................................... 3
C. Kebutuhan Dasar Masa Nifas................................................... 6

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


A. Data subyektif........................................................................... 9
B. Data obyektif............................................................................ 10
C. Assesment ................................................................................ 11
D. Planning ................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung mulai dari 6 jam postpartum, 6 hari dan 6 minggu atau berlangsung
selama 6 minggu atau 2 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan. Selama masa nifas berlangsung ibu akan mengalami banyak perubahan
yaitu perubahan uterus, perubahan sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem
endokrin, dan perubahan tanda-tanda vital ibu (Sulistyawati, 2010).
Asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis bagi ibu
ataupun bayi. Diperkirakan 60% kematian terjadi pada ibu akibat kehamilan
setelah persalinan dan 50% kemetian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi setelah persalinan
dapat mencegah kematian dan dapat mengembalikan kesehatan reproduksi ibu
secara cepat.
B. Tujuan
Dapat menerapkan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Fisiologis pada
ibu nifas yang berdasarkan evidence based dan melakukan pendokumentasian
dengan metode SOAP

C. Waktu dan Pelaksanaan


Kegiatan praktek dilaksanakan tanggal 30 Agustuss/d 27 september di
BPM Maryati S.ST Tulang Bawang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. (Ambarwati, 2015)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-
perubahan fisiologis yaitu : Perubahan fisik, involusi uterus dan pengeluaran
lochea, Laktasi/ pengeluaran ASI, Perubahan sistem tubuh lainnya, Perubahan
psikis.
Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Uteri TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Placenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

1. Tahapan Masa Nifas yaitu


a. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Sumber :
(Anggraini, Yeti. 2010)
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan umum :
Membantu ibu dan pasangan selama transisi awal mengasuh anak.
Tujuan khusus:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.

3. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas


Peranan dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah:
a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang
baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI.

B. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas


Perubahan sistem reproduksi
Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur
kembali   keadaan sebelum hamil.Perubahan keseluruhan alat genitalia ini
disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya,
perubahan-perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut.   Involusi alat-
alat kandungan :
1. Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh
darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Pada hari pertama
ibu post partum tinggi fundus uteri kira-kira satu jari bawah pusat (1 cm). Pada
hari kelima post partum uterus menjadi 1/3 jarak antara symphisis ke pusat.
Dan hari ke 10 fundus sukar diraba di atas symphisis.Tinggi fundus uteri
menurun 1 cm tiap hari.Secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
hingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

2. Serviks
Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong.Bentuk
ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengandakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada berbatasan
antara korpus dan servik uteri berbentuk, semacam cincin.Warna servik sendiri
merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah, konsistensinya lunak,
segera setelah janin dilahirkan.Tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3
jari dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri.

3. Ligamen-ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan persalinan setelah jalan lahir berangsur-angsur mengecil
kembali seperti sedia kala tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor
mengakibatkan uterus jatuh kebelakang, untuk memulihkan kembali jaringan-
jaringan penunjang alat genetalia tersebut juga otot-otot dinding perut dan
dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada hari
ke 2 post partum sudah dapat diberikan fisioterapi.

4. Tahapan Perubahan Lochea


Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea
berupa darah dimana di dalamnya mengandung trombosit, sel-sel tua, sisa
jaringan desidua yang nekrotik (sel-sel mati) dari uterus.
Proses keluarnya lochea terdiri atas 4 tahapan :
1) Lochia lubra ( cruenta ) : berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban,
sel –sel desidua (decidua, yaitu selaput lendir rahim dalam keadaan hamil),
vernix caseosa  ( yaitu palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau
semacam noda dan sel – sel epitel, yang menyelimuti kulit janin ),
lanugo(yaitu bulu halus pada anak yang baru lahir ), dan meconium ( yaitu
isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air
ketuban, berwarna hijau kehitaman ), selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochia sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini
terjadi pada hari ke 3 -7 pasca persalinan.
3) Lochia serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada
hari ke 7 – 14 pasca persalinan.
4) Lochia alba: cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu. Lochia
mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih
terasa tercium pada lokia serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika
bercampur dengan keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau
busuk yang menandakan adanya infeksi.
Selain itu, kita juga harus bisa mengenali jika terjadi tanda ketidak
normalan pada Lochia yaitu berupa keluarnya cairan seperti nanah dan
berbau busuk, Lochia yang seperti ini disebut Lochea Purulenta.Loche
Purulenta ini muncul jika terjadi infeksi.Di samping Lochea Purulenta
dapat juga terjadi suatu keadaan dimana pengeluaran Lochea tidak
lancar.Lochea ini disebut Lochea statis.

5. Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah
3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.

6. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari
ke 5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
7. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan
hormone prolaktin setelah persalinan.
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
3) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi.

C. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


1. Nutrisi dan Cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan
sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus
bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak
mengandung cairan.

Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama
40 hari pascapersalinan.
5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI.

2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya
dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu post partum terlentang di tempat
tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu post partum sudah
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.

3. Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam
8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau
ternyata kandung kemih penuh, tidak menunggu 8 jam untuk
kateterisasi.

2) Buang Air Besar


Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
kedua postpartum.Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi
obat pemcahar per oral atau per rektal.Jika setelah pemberian obat
pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).

4. Personal Hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.Oleh
karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya
infeksi.  Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untik tetap dijaga.

5. Istirahat dan Tidur


Hal-hal yang biasa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidur adalah berikut :
1) Anjurkan ibu agar  istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a) Mengurangi  jumlah ASI yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan mamperbanyak
perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri

6. Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakuakan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat berikut ini:
1) Secara fisik aman untuk memelai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan
yang bersangkutan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS POST PARTUM 6 JAM
DI PMB SITTI FATIMAH, A.Md., Keb
SURABAYA BARU LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2021

Tempat pengkaji : PMB Sitti Fatimah, A.Md., Keb


Tanggal pengkaji : 26 Juli 2021
Pukul : 20:00 WIB
Pengkaji : Sinta Permata Dewi

A.DATA SUBJEKTIF
A. Identitas/biodata
Nama Istri : Ny. D Nama suami : Tn.I
Umur :29 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama: Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Subang Alamat : Surabaya Baru
Gol. Darah :B Gol.Darah : B+

B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih terasa mulas
Riwayat kesehatan ibu saat ini : ibu masih terasa mulas setelah melahirkan
pada jam 13:50 WIB, ibu mengatakan pada bagian vagina nya masih
seperti ada pengeluaran darah setelah melahirkan
2. Riwayat persalinan
Waktu melahirkan 26 Juli 2021 pukul 13:50 WIB, jenis kelamin
perempuan, BB 3200 gram, PB 50 cm, Apgar score 8/9, jenis pesalinan
normal, tempat bersalinan PMB Sitti Fatimah, A.Md., Keb, Plasenta lahir
lengkap 26 Juli 2021 pukul 13:50 WIB
3. Riwayat penyakit
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menular dan penyakit keturunan seperti
diabetes, hipertensi, jantung
4. Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran bayinya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan dan penyakit
menular
6. Pola Hidup Sehari – hari
Nutrisi : ibu makan 3x sehari (nasi + lauk pauk + sayur),
minum 8 gelas perhari
Eliminasi : BAB : Ibu BAB 1x/hari
BAK : Ibu BAK 5-6x/hari
Istirahat / Tidur : Ibu mengatakan bisa tidur + 7-8 jam/hari dan tidur
siang + 1 jam.
Personal Hygiene : Ibu mandi 2 x sehari dan ganti pakaian setelah
mandi
Aktivitas : ibu mengatakan sudah BAK dan berjalan
7. Riwayat Menyusui
Bayi berhasil melakukan IMD, dan menemukan putting susu ibu pada jam
14:10 WIB

B.DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,70C
RR : 20 x/menit
N : 89x/menit

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
b. Wajah : Simetris, tidak ada pembengkakan
c. Mata : Simetris, konjugtiva merah muda, sclera tidak
icterik
d. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjer tiroid
e. Dada : Simetris kanan/kiri, gerakan dada saat inspirasi
dan ekspirasi
seirama tidak terdengar ronchi, tidak terdengar
bunyi wheezing
suara nafas baik, jantung, tidak ada mur-mur
f. Payudara : simetris, putting susu menonjol, kolestrum sudah
keluar
g. Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi,tidak ada
pembesaran,konstistensi
lunak,tidak ada benjolan,kontraksi baik,diastesis
rekti normal
Kandung kemih : kosong
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : keras
h. Genetalia : tidak ada varises, kondisi perenium basah
Lokia : rubra, 5 cc
i. Ekstremitas : tidak ada oedema

C.ASSESSMENT

Diagnosa : P2A0 6 jam post partum normal

Masalah : Tidak ada

D.PLAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan konseling pada ibu atau keluarga cara mencegah perdarahan masa
nifas
3. Anjurkan ibu untuk pemberian ASI awal
4. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe
5. Lakukan rawat gabung antara ibu dan bayi
6. Anjurkan ibu untuk menjaga bayi tetap sehat dengan tetap menjaga
kehangatan bayi

LEMBAR IMPLEMENTASI
Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi

Waktu Tindakan Paraf Waktu Evaluasi Tindakan Paraf

1. Beritahu ibu 26 Juli Memberitahu 26 Juli Ibu sudah


hasil 2021 2021 mengetahui
kepada ibu bahwa
pemeriksaan 20:00 20:00WIB keadaannya saat
WIB kondisi ibu saat ini ini
dalam keadaan
baik dan normal.
TD : 120/80
mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 36,7◦c

2. Berikan 20.15 20;15 Ibu mendengarkan


Memberikan
konseling WIB WIB dengan baik dan
pada ibu atau konseling pada ibu dapat
keluarga cara atau keluarga cara mengulanginya
mencegah
pendarahan mencegah
masa nifas perdarahan masa
nifas dengan cara
tetap selalu masase
uterus supaya
berkontraksi
dengan baik

3. Anjurkan ibu 20.20 20.20 Ibu dapat


Menganjurkan
untuk WIB WIB mengulangi
kepada ibu untuk
pemberian kembali dan bayi
memberikan ASI
ASI awal sudah berhasil
awal untuk sistem
mencari putting
kekebalan tubuh
susu
bayi, menjaga
daya tahan tubuh
bayi dan
mendukung
tumbuh kembang
yang optimal
20.25 Ibu dapat
4. Anjurkan ibu 20.25 Menganjurkan ibu WIB
mengulangi
untuk WIB untuk
mengonsumsi kembali manfaat
mengonsumsi
tablet Fe tablet Fe pada
tablet fe yang
masa nifas
berfungsi untuk
mencegah anemia
dan untuk ibu yang
menyusui
memiliki imunitas
tinggi terhadap
penyakit
20.30 Bayi sudah di
5. Lakukan 20.30 Melakukan rawat WIB rawat gabung
rawat gabung WIB gabung antara ibu dengan ibu
antara ibu dan dan bayi supaya
bayi terjadi keterikatan
antara batin ibu
dan bayi
Bayi sudah
6. Anjurkan ibu 20.35 Menganjurkan 20:35WIB dibedong dan
untuk WIB kepada ibu untuk diselimuti
menjaga bayi tetap menjaga
tetap hangat kehangatan bayi
dengan tetap
supaya tidak
menjaga
kehangatan mengalami
bayi hipotermi

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian terhadap Ny. D P2A0 post partum telah melahirkan
bayinya dan masih merasa mulas pada perutnya, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan normal, anak hidup, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam
keluarga tidak ada yang menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas
normal, ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran bayinya, Data obyektif
dalam batas normal, masalah perut ibu masih terasa mulas, tindakan segera tidak
ada, intervensi observasi KU ibu baik, kontraksi baik.
Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas bidan dapat memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, menyusui, memberikan
imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan pelayanan kbyang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis pada ibu dan bayi.
Dengen menerapkan menejemen kebidanan penulis pada kasusu ini mulai
dari pengkajian ssmpai evaluasi, tidak disapatkan masalah yang sepesifik, karenan
ibu nifas dalam batas normal, yang didukung dengan data penunjang, sehingga
penulis dapat menganalisa/ menegakkan diagnosa serta melaksanakan asuhan
kebidanan.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasi teori dengan sungguh-sungguh
dalam memberikan asuahan di lahan praktik sesuai dengan standard kebidanan
sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Elisabeth Siwi Walyani, dkk. 2002. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Edisi I
Volume 2. Jakarta: EGC

Saleha,Siti.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono.2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


maternal dan neonatal:Jakarta:PT Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai