ID None
ID None
Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Indonesia 55582
Telp. +62 274895954, Fax. +62 274896080
Keywords: ABSTRACT
Eucalyptus pellita
Paper substrate Improper seed handling of Eucalyptus pellita will reduce seed quality, so as to
Germination method improve the viability of the seed proper handling techniques are needed. To
Viability investigate the seed germination potency as a result of seed handling germination
seed tests are needed. The purpose of this study was to examine the effect of
germination method and paper substrate on the viability of E. pellita seeds. Seeds
used in this study were from seedling seed orchard in South Sumatra, South
Kalimantan, and Riau. Seed germination methods used in the laboratory tests
were method of top paper and between paper tests, besides that, different papers
were used such as: paper substrate namely straw paper, towel paper, filter paper,
and newspaper. Factorial experimental design completely randomized was used.
The results showed that: (1) the method of germination and paper substrate was
significant (2) the best paper substrate and germination method was the method
of top paper test with used media of newspaper (germination percentage 204
seedling /0.01 grams).
Corresponding author. Tel.: +62 81219575609
E-mail address: naningbtp@yahoo.co.id (N. Yuniarti)
http://dx.doi.org/10.18330/jwallacea.2017.vol6iss1pp13-19
©JPKW-2017. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.1, Maret 2017: 13-19
14
Pengaruh Metode Perkecambahan dan Substrat Kertas terhadap .....
Naning Yuniarti et al.
dan substrat kertas terhadap viabilitas benih E. Cara pengujian metode UDK yaitu benih
pellita. ditabur atau dikecambahkan di atas 3 lembar
kertas. Kertas disterilkan dulu, lalu dilembabkan
II. BAHAN DAN METODE kemudian benih ditabur di atas kertas yang
ditempatkan di cawan petri dan ditutup,
A. Tempat dan Waktu Penelitian
selanjutnya diletakkan ke dalam germinator. Cara
Penelitian dilaksanakan di laboratorium
pengujian metode UAK adalah benih
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi
dikecambahkan di antara dua lapis kertas,
Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor.
kemudian diletakkan di cawan petri dengan tutup.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan, yaitu
Setelah itu cawan petri diletakkan di dalam
mulai tanggal 2 Februari 2012 s/d 2 Mei 2012.
germinator, dengan suhu 28-290C, kelembaban
B. Bahan dan Alat 80-90%, dan kondisi pencahayaan selama 24 jam.
Benih E. pellita yang digunakan dalam Untuk pengujian ini digunakan rancangan
penelitian ini adalah benih hasil pengunduhan di percobaan acak lengkap dengan pola faktorial,
kebun benih semai (KBS) di Sumatera Selatan, yaitu sebagai berikut:
Kalimantan Selatan, dan Riau (Tabel 1).
Faktor A : Metode perkecambahan:
Bahan dan alat yang digunakan dalam
A1 : UDK (Uji di atas kertas)
penelitian ini adalah germinator (tipe IPB- 72),
A2 : UAK (Uji antar kertas)
kertas merang, kertas towel, kertas saring, kertas
koran, pinset, timbangan, cawan petri, plastik klip, Faktor B : Subtrat kertas
label, dan alat tulis. B1 : Kertas merang
B2 : Kertas towel
C. Metode B3 : Kertas koran
1. Pengunduhan buah dan ekstraksi benih B4 : Kertas saring
Buah yang diunduh adalah benih yang sudah
masak fisiologis yang dicirikan dengan warna Model linier yang digunakan adalah:
buah/kapsul cokelat. Selanjutnya buah hasil Yijk = μ + Ai + Bj + AB ij + عijk
pengunduhan dilakukan ekstraksi benih dengan
cara penjemuran buah selama empat hari dan Keterangan:
benih dikeluarkan secara manual. Benih dari Yijk = Nilai hasil pengamatan akibat
ketiga lokasi sumber benih tersebut kemudian pengaruh metode perkecambahan
dicampur secara komposit menjadi satu kelompok ke-i, substrat kertas ke-j, dan
benih. ulangan ke-k
2. Pengujian Perkecambahan μ = Nilai rata-rata umum
Metoda pengujian perkecambahan yang Ai = Pengaruh metode perkecambahan
dilakukan di laboratorium adalah menggunakan ke-i
metode perkecambahan uji di atas kertas (UDK) Bj = Pengaruh substrat kertas ke-j
dan uji antar kertas (UAK) dan beberapa substrat ABij = Pengaruh interaksi metode
kertas (kertas merang, towel, saring, dan koran). perkecambahan ke-i dan substrat
Jumlah benih yang diperlukan dari masing-masing kertas ke-j,
perlakuan adalah 4 ulangan x 0,01 gram benih عijk = Kesalahan percobaan akibat
(ISTA, 2010). Jumlah benih per 0,01 gram yaitu pengaruh interaksi metode
berkisar antara 250-300 butir benih. perkecambahan ke-i, substrat kertas
ke-j, dan ulangan ke k
15
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.1, Maret 2017: 13-19
Respon (variabel) yang diamati dalam menggunakan metode uji di atas kertas (UDK),
penelitian ini yaitu daya berkecambah. Cara karena dapat menghasilkan nilai daya
pengamatan perkecambahan pada hari pertama berkecambah yang tertinggi (204 kecambah/0,01
yaitu pada hari ke 7 dan terakhir pengamatan gram) dibandingkan dengan interaksi perlakuan-
pada hari ke 30. Rumus daya berkecambah untuk perlakuan lainnya, yaitu UDK dengan kertas
benih berukuran kecil adalah sebagai berikut merang (163 kecambah/0,01 gram), UDK dengan
(Sutopo, 2010): kertas saring (169 kecambah/0,01 gram), UDK
Jumlah kecambah normal dengan kertas towel (200 kecambah/0,01 gram),
Daya Berkecambah = UAK (uji antar kertas) dengan kertas koran (174
Berat benih yang ditabur
kecambah/0,01 gram), UAK dengan kertas
D. Analisis Data merang (163 kecambah/0,01 gram), UAK dengan
Data-data hasil penelitian dianalisis secara kertas saring (162 kecambah/0,01 gram), dan
statistik dengan menggunakan rancangan acak UAK dengan kertas towel (168 kecambah/0,01
lengkap pola faktorial untuk mendapatkan sidik gram). Data-data daya berkecambah tersebut
ragam (ANOVA). Apabila berpengaruh nyata maka telah memenuhi nilai toleransi antar ulangan yang
untuk mengetahui perbedaan perlakuan dan sesuai dengan ISTA (2010). Nilai minimal dan
interaksi lebih lanjut dilakukan uji Duncan maksimal (standar deviasi) dari masing-masing
Multiple Range Test (DMRT). perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1.
Penggunaan kertas koran dengan metode
III. HASIL DAN PEMBAHASAN UDK sangat cocok digunakan untuk
perkecambahan benih E. pellita. Hal ini dapat
A. Hasil Penelitian dijelaskan bahwa proses perkecambahannya,
Hasil sidik ragam pengaruh perlakuan benih E. pellita memerlukan cahaya yang tinggi
substrat kertas dan metode perkecambahan (cahaya 24 jam) dan memerlukan kelembapan
terhadap daya berkecambah benih E. pellita media yang rendah. Kertas koran memiliki pori-
disajikan pada Tabel 2. pori (ruang antar sel) yang lebar dan tidak
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan terlapisi apa-apa (tidak ada lapisan lilin atau
bahwa interaksi kombinasi perlakuan metode dempul), sehingga mempunyai sifat mudah
perkecambahan dan substrat kertas berpengaruh menyerap air dan mudah kering, yang diperlukan
nyata terhadap daya berkecambah benih E. pellita. untuk proses perkecambahan. Metode UDK
Hal ini berarti terdapat satu atau beberapa digunakan untuk benih yang berukuran kecil dan
kombinasi perlakuan yang menunjukkan daya butuh cahaya untuk perkecambahannya (ISTA
berkecambah berbeda satu sama lain. Untuk 2010). Kertas koran mengandung selulosa, lignin,
mengetahui lebih lanjut perlakuan yang bahan organik 99,10%, protein kasar, ekstrak
menimbulkan perbedaan terhadap daya eter, serat kasar, kalium, dan fosfor. Sehingga
berkecambah benih E. pellita, maka dilakukan uji kertas koran sangat baik untuk media
beda rata-rata dengan Uji DMRT (Gambar 1). kertas/subtrat perkecambahan, sebagai pengganti
dari kertas saring (Rahmawati, 2015). Selain itu,
B. Pembahasan kelebihan dari kertas koran yaitu harganya lebih
Interaksi kombinasi perlakuan yang terbaik murah dan mudah didapat.
untuk perkecambahan benih E. Pellita yaitu
perlakuan substrat/media kertas koran dengan
Tabel 2. Sidik ragam pengaruh metode perkecambahan dan substrat kertas terhadap daya berkecambah
benih E. pellita
Table 2. Analysis of variances the effect of germination method and paper substrate on germination
percentage of E. pellita seed
16
Pengaruh Metode Perkecambahan dan Substrat Kertas terhadap .....
Naning Yuniarti et al.
250
100
UAK/Between
paper test
50
UDK/Top
0 paper test
kertas koran kertas kertas saring kertas towel
(newspaper) merang (filter paper) (towel
(straw paper)
paper)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata
pada tingkat kepercayaan 95%
Remarks: Values followed by the same letter are not significantly different at 95 % confidence level
Gambar 1. Rata-rata daya berkecambah/0,1 gram benih E. pellita berdasarkan media kertas dan
metoda perkecambahan di laboratorium. Huruf a dan b menunjukkan perbedaan yang nyata.
Figure 1. Average of germination percentage/0,1 grams of E. pellita based on paper media and
germination method in laboratory. The letter a and b showed significantly different.
Interaksi perlakuan metode perkecambahan penelitian Suwarno dan Hapsari (2008) bahwa
uji di atas kertas dengan media kertas koran kertas merang memiliki kemampuan terbesar
sudah sesuai dengan SNI/Standar Nasional dalam penyerapan air (46,5 g per unit media).
Indonesia (2011), yang menyatakan bahwa untuk Hasil penelitian Yuniarti et al. (2015)
metode uji perkecambahan pada benih E. pellita menyatakan bahwa daya berkecambah benih E.
adalah metode uji di atas kertas (UDK) dan media pellita yang dihasilkan dari benih yang disortasi
kertasnya dapat berupa kertas koran. Dengan dengan ukuran ayakan 600 µm yang
interaksi perlakuan ini dapat menghasilkan nilai dikecambahkan dengan menggunakan substrat
daya berkecambah lebih tinggi dibandingkan kertas merang dan metoda uji di atas kertas yaitu
perlakuan lainnya. sebanyak 184 kecambah/0,1 gr benih. Menurut
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suita Forestry Tasmania (2010) cara untuk
dan Bustomi (2014) menunjukkan bahwa metode mengecambahkan benih Eucalyptus yaitu dengan
uji di atas kertas (UDK) merupakan metode uji menggunakan wadah plastik yang dilapisi oleh
perkecambahan yang baik untuk jenis pilang handuk/kain katun lembab, yang sebelumnya
(Acacia leucophloea ). Yuniarti et al. (2013) juga disterilisasi dengan cara dipanaskan di dalam
melaporkan bahwa metode perkecambahan di microwave selama 1 menit. Selain itu juga dapat
laboratorium yang terbaik untuk benih krasikarpa menggunakan wadah plastik yang di dalamnya
(Acacia crassicarpa) adalah metode uji di atas diberi kertas lembap kemudian wadahnya ditutup
kertas. Berbeda dengan penggunaan kertas dengan plastik. Ruang perkecambahannya
merang yang umum digunakan sebagai media menggunakan suhu 200 C. Dengan menggunakan
untuk pengujian viabilitas di laboratorium, hasil metode ini dapat menghasilkan daya
penelitian menunjukkan daya berkecambah yang berkecambah sebesar 95%.
rendah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kertas Menurut Sutopo (2010) faktor-faktor yang
merang memiliki kemampuan menyerap air yang berpengaruh terhadap perkecambahan benih
tinggi sehingga menyebabkan media menjadi yaitu air, suhu, oksigen, dan cahaya. Sejalan
terlalu lembap yang kurang sesuai bagi dengan ini Kamil (1982) menyatakan bahwa
perkecambahan E. pellita. Sebagaimana hasil benih perlu menyerap sejumlah tertentu air
17
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea
Vol. 6 No.1, Maret 2017: 13-19
sebelum memulai perkecambahannya. Selain itu farm planting in the tropics. ACIARV Monograph
juga dikatakan bahwa cahaya dan suhu No. 24, VII + 384p.
merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi Forestry Tasmania. (2010). Eucalypt seed and sowing.
selama proses perkecambahan berlangsung, yang Native Forest Silviculture Technical Bulletin 1.
sesuai untuk kebutuhan masing-masing benih. Forestry Tasmania, Hobart.
Penggunaan metode UDK dilakukan untuk
Hardiwinoto, S., Nurjanto, H.H., Nugroho, A.W., &
pengujian mutu benih, misalnya benih E. grandis, Widiyatno. (2011). Pengaruh komposisi dan
E. elata, dan E. moluccana (ISTA, 2010). Boland et bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus
al. (1980) menyatakan bahwa metoda uji di atas (Pinus merkusii). Jurnal Penelitian Hutan
kertas dalam cawan petri cukup memuaskan Tanaman, 8(1), 9-18.
untuk pengujian benih jenis Eucalyptus sp.
ISTA. (2010). International Rules for Seed Testing
Substrat/media kertas untuk perkecambahan Edition 2010. Switzerland: International Seed
harus memenuhi persyaratan, diantaranya Testing Association.
berwarna polos, mampu menyerap air, tidak
mudah ditembus akar, mudah didapat, murah, Kamil. (1982). Teknologi Benih I. Bandung: Penerbit
Angkasa.
harus dapat disterilkan (bebas dari
mikroorganisme) serta mempunyai sifat fisik yang Leksono, B. (2010). Efisiensi seleksi awal pada kebun
seragam (Kamil, 1982). benih semai Eucalyptus pellita. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman, 7(1), 1-13.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Pramono, E. (2009). Penuntun Praktikum Teknologi
Benih. Bandarlampung: Universitas Lampung
A. Kesimpulan
Metode perkecambahan dan substrat kertas Rahmawati, L. (2015). Validasi kertas CD sebagai media
berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih E. pada pengujian daya berkecambah benih jagung
pellita. Substrat kertas dan metode (Zea mays L.). Jurnal Budidaya Tanaman
perkecambahan yang terbaik untuk benih E. Perkebunan Politeknik Hasnur, 1(2), 51-54.
pellita adalah substrat kertas koran dengan Rohandi, A. & Widyani, N. (2007). Pengaruh tingkat
menggunakan metode uji di atas kertas (UDK), devigorasi dan kerapatan benih krasikarpa
yang dapat menghasilkan nilai daya berkecambah terhadap pertumbuhan semainya. Jurnal
lebih tinggi dari perlakuan lainnya. Penelitian Hutan Tanaman, 4(1), 13-26.
18
Pengaruh Metode Perkecambahan dan Substrat Kertas terhadap .....
Naning Yuniarti et al.
Susilowarno. (2007). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Yuniarti, N., Megawati, & Leksono, B. (2013). Teknik
Jakarta: Grasindo perlakuan pendahuluan dan metoda
Sutopo, L. (2010). Teknologi Benih. Edisi Revisi. perkecambahan untuk mempertahankan
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. viabilitas benih Acacia crassicarpa hasil
pemuliaan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea,
Suwarno, F. C. & Hapsari, I. (2008). Studi alternatif 2(1), 1-11.
substrat kertas untuk pengujian viabilitas benih
dengan metode uji UKDdp. Buletin Agronomi, 36 Yuniarti, N., Megawati, & Leksono, B. (2015). Sortasi
(1), 84 -91. benih dengan ayakan untuk meningkatkan
viabilitas benih Eucalyptus pellita F. Mull. Jurnal
Widajati, E., E. Murniati, E. Palupi, T. Kartika, M.R.
Penelitian Kehutanan Wallacea, 4(1), 35-40.
Suhartanto, & A. Qadir. (2012). Dasar Ilmu dan
Teknologi Benih. Bogor: IPB Press.
19