Anda di halaman 1dari 10

ISSN Print : 2356-3222

LJTMU: Vol. 03, No. 01, ISSN Online : 2407-3555


April 2016, (17-26)

http://ejournal-fst-unc.com/index.php/LJTMU

Pirolisis Sampah Plastik PP (Polyprophylene) menjadi Minyak Pirolisis


sebagai Bahan Bakar Primer
Dominggus G.H. Adoe 1), Wenseslaus Bunganaen1), Ika F. Krisnawi 2) Ferdyan A. Soekwanto 1)
1)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains danTeknik, Universitas Nusa Cendana
Jln. Adisucipto – Penfui Kupang NTT, 85222
2)
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Sains danTeknik, Universitas Nusa Cendana
Jln. Adisucipto – Penfui Kupang NTT, 85222
Email: godliefmesin@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik minyak pirolisis sampah plastik dan
membandingkannya dengan karakteristik dari bensin. Hal yang diteliti meliputi sifat fisik dan kimia minyak
pirolisis, Sifat fisik yang diteliti meliputi viskositas dan massa jenis, sedangkan sifat kimia adalah nilai kalor.
Penelitian dilakukan menggunakan plastik Polypropylene (PP), reaktor yang digunakan adalah reaktor
sederhana dengan temperatur reaktor diatur pada suhu 2500C dengan variasi waktu 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor minyak pirolisis yaitu 10.296 kal/gr – 11.670 kal/gr berbanding
dengan nilai kalor bensin yaitu 8.356 kal/gr, massa jenis yaitu 0,7678 – 0,78023 kg/l berbanding dengan massa
jenis bensin yaitu 0,68 Kg/l dan viskositas yaitu 0,65 cP – 0,78 cP berbanding dengan viskositas bensin yaitu
0,652 cp
Kata Kunci: Pirolisis, Plastik PP, Minyak pirolisis, Bahan bakar

ABSTRACK
The research was conducted in order to know characteristic of pyrolysis oil from plastic wastes
and compared it with characteristic of gasoline. The study covered not only physical properties but
also chemical property. Physical properties included viscosity and density while chemical property
was calorific value. The types of plastic were Polypropylene (PP). were pyrolysed in the batch
pyrolysis reactor where the temperature was controlled at 2500C with variation of time were an hour,
2 hours and 3 hours. The reactor batch used was a simple design reactor. The result of experiment
pointed out that calorific value of pyrolysis oil were 10.296 kal/gr to 11.670 kal/gr compared with
calorific value of gasoline were 8.356 kal/gr, density of pyrolysis oil were 0,7678 – 0,78023 kg/l
compared with density of gasoline were 0,68 Kg/l and viscosity of pyrolysis oil were 0,65 cP – 0,78
cP compared with viscosity of gasoline were 0,652 cp
Keywords: Pyrolysis, PP Plastic, pyrolysis oil, fuel.

Indonesia yang merupakan negara dengan


PENDAHULUAN konsumsi bahan bakar fosil tertinggi, konsumsi
minyak bumi Indonesia tahun 2005 sekitar 1,6
Peningkatan konsumsi energi dan juta barel per hari, sedangkan pada tahun 2006
peningkatan timbunan sampah merupakan dua mencapai 1,84 barel per hari, padahal negara-
permasalahan besar yang muncul seiring dengan
negara lain seperti Jepang dan Jerman pada
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
tahun yang sama hanya mengonsumsi kurang
penduduk. Di Indonesia, konsumsi energi di
dari 1 juta barel per hari (Zuhra et al, 2003).
berbagai sektor seperti transportasi, industri dan
Melepaskan gas-gas, antara lain karbon
energi listrik untuk rumah tangga tercatat terus dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan
meningkat dengan laju pertumbuhan rata - rata sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan
pertahun sebesar 5,2%, sebaliknya cadangan
pencemaran udara (Damanhuri, E. 2009).
energi nasional yang semakin menipis
Melihat dampak negatif yang begitu besar dari
menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi
pemanfaatan energi fosil maka perlu dilakukan
di masa mendatang jika tidak ditemukan upaya penelitian terhadap bahan bakar alternatif
sumber-sumber energi yang baru.
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 01, April 2016

yang diharapkan bisa dipakai secara luas bagi “Platikos” artinya kemudahan untuk dibentuk
masyarakat serta ramah lingkungan. Salah satu atau dicetak. Atau “Platos” artinya dicetak,
energi alternatif yaitu pemanfaatan limbah karena sifat plastik yang mudah dicetak atau
plastik sebagai bahan bakar primer yang kekenyalannya dalam pembuatan yang
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi membuatnya mudah dibuat. Ada dua macam
permasalahan krisis energi. tipe plastik yaitu Thermoplastics dan
Plastik memiliki sifat dapat diuraikan Thermosetting Polymer. Thermoplastics adalah
dalam tanah dengan waktu yang sangat lama jenis plastik yang tidak mengalami perubahan
sekitar kurang lebih 5 tahun sehingga komposisi kimia ketika dipanaskan dan dapaat
keberadaannya hanya sebagai limbah dan dicetak kembali, misalnya Polyethylene,
menyebabkan masalah bagi lingkungan. Plastik polystrene, polyvinyl chloride dan
berasal dari bahan polyethylene yang di bagi polytetrafluoroethylene (PTFE). Thermosetting
menjadi dua, yaitu High Density Polyethylene dapat dicairkan dan dibentuk tetapi hanya
(HDPE) dan juga Low Density Polyethylene sekali. Setelah menjadi padat mereka akan tetap
(LDPE). Plastik yang berasal dari bahan HDPE padat. Material dasar plastik berasal dari gas
banyak di gunakan sebagai bahan botol alam dan minyak bumi. Plastik akan terurai
minuman, sedangkan LDPE di gunakan sebagai ketika dipanaskan beberapa ratus derajat
kantong plastik. celcius. Kebanyakan plastik tersusun atas
polimer dan karbon, dan hidrogen dengan
oksigen, nitrogen, cholrin atau sulfur. Plastik
MATERI DAN METODE juga merupakan material yang berbahan dasar
polimer, contohnya adalah polyprophylene (PP),
Pirolisis polyvinyl chloride (PVC), high density
Pirolisis adalah suatu proses dekomposisi polyethylene (HDPE), linier low density
suatu bahan secara termal tanpa oksigen. Proses polyethylene (LLDPE), low density
dekomposisi pada pirolisis ini juga sering polyethylene (LDPE), polyester thermoplastics
disebut dengan devolatilisasi. Produk utama (PETE), polystrene (PS), dan phenolic.(caglar,
yang dihasilkan dari pirolisis adalah arang A & Aydinli, B. 2009).
(char), minyak dan gas. Arang yang terbentuk Di balik segala kelebihannya, limbah
dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun plastik menimbulkan masalah bagi lingkungan.
digunakan sebagai karbon aktif. Bio-oil yang Penyebabnya adalah sifat plastik yang tidak
dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additif dapat diuraikan dengan cepat dalam tanah.
atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan
gas yang terbentuk dapat dibakar secara ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah
langsung (Sampath,S.S & Babu,B.B., 2005). melakukan berbagai penelitian dan tindakan.
Pirolisis dari biomasa akan menghasilkan zat Salah satunya dengan cara mendaur ulang
baru seperti gas dan arang. Minyak akan terjadi limbah plastik. Namun, cara ini tidak terlalu
pada proses kondensasi dari gas yang terbentuk, efektif karena hanya sekitar 4% yang dapat
disebut juga bio-oil. didaur ulang, sisanya menggunung di tempat
Pirolisis dapat dibedakan menjadi tiga tipe penampungan sampah. Mengolah sampah
: flash pyrolysis (pirolisis sangat cepat), fast plastik kresek menjadi kantong kresek lagi atau
pyrolysis (pirolisis cepat) dan slow pyrolysis produk plastik lower grade lainnya merupakan
(pirolisis lambat). berdasarkan temperatur, laju salah satu usaha untuk menanggulangi masalah
pemanasan dan waktu tinggal. sampah plastik, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 1 (Macklin, B. P., 2009).
Plastik
Plastik Polyprophylene (PP)
Plastik adalah suatu material organik
sintetik atau material organik semisintetik. Polipropilena merupakan polimer kristalin
Plastik berasal dari bahasa yunani yaitu yang dihasilkan dari proses polimerisasi gas

18
Dominggus G.H. Adoe, Wenseslaus Bunganaen, Ika F. Krisnawi, Ferdyan A. Soekwanto, Pirolisis Sampah
Plastik PP (Polyprophylene) menjadi Minyak Pirolisis sebagai Bahan Bakar Primer

propilena. Polipropilena mempunyai Transisi Syarat Bahan Bakar dalam Pemakaian


gelas (Tg) yang cukup tinggi (190oC–200oC),
Ada beberapa tipe bahan bakar dan
sedangkan titik kristalisasinya antara 130oC–
pelumas yang digunakan pada kendaraan
135oC. Polipropilena mempunyai ketahanan
bermotor. Beberapa diantaranya berisi racun
terhadap bahan kimia (chemical resistance)
dan zat kimia yang mudah terbakar dan ini harus
yang tinggi, tetapi ketahanan pukulnya rendah
di tangani dengan hati–hati. Penggunaan tipe
(Mujiarto, 2005). Konduktivitas terhadap panas
bahan bakar atau pelumas disesuaikan dengan
rendah (0,12 w/m), tegangan permukaan yang
karaktristik terhadap kebutuhan, agar tidak
rendah, kekuatan benturan yang tinggi, tahan
terjadi kesalahan yang menyebabkan kerusakan
terhadap pelarut organik, bahan kimia
pada mesin pembangkit tenaga. Pemakaian
anorganik, uap air, minyak, asam dan basa,
bahan bakar yang tidak sesuai dengan karakter
isolator yang baik tetapi dapat dirusak oleh asam
mesin mungkin dapat menyebabkan kerusakan
nitrat pekat, dan mudah terbakar oleh nyala yang
pada sistem kerja mesin maupun efek yang lain,
lambat merupakan sifat yang dimiliki oleh
yaitu berupa polusi lingkungan. Oleh karena itu
plastik polipropilena
sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui
perbedaan tipe karakteristik pelumas dan bahan
bakar, beserta cara penangananya yang benar.
Sampai saat ini bahan bakar yang biasa di
gunakan pada mobil dan sebagian kendaraan
bermotor adalah bensin dan solar (Diesel), dan
beberapa negara ada yang menggunakan
alkohol, LPG dan bahan bakar lainya. Namun
demikian secara garis besar penjelasan dan
penggunaan tentang bahan bakar yang ada
dipasaran umum, yaitu berupa bensin dan solar
(Diesel).
Bahan bakar bensin
Gambar 1. Life-cycle botol plastik (Macklin, B. P.,
2009) Bensin mengandung hidro karbon hasil
sulingan dari produksi minyak mentah. Bensin
Sifat kimia dari polipropilena mempunyai mengandung gas yang mudah terbakar,
ketahanan yang sangat baik terhadap bahan umumnya bahan bakar ini di pergunakan untuk
kimia anorganik non pengoksidasi, deterjen, mesin dengan pengapian busi. Sifat yang di
alkohol dan sebagainya. Tetapi polipropilena miliki bensin antara lain :
dapat terdegradasi oleh zat pengoksidasi seperti - Mudah menguap pada temperatur normal,
asam nitrat dan hidrogen peroksida. Sifat - Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau,
kristalinitasnya yang tinggi menyebabkan daya - Titik nyala rendah (-10° sampai -15°C),
regangannya tinggi, kaku dan keras (Ningsih, - Berat jenis rendah (0,60 s/d 0,78),
2010). - Dapat melarutkan oli dan karet,
Struktur kimia dari polipropilena adalah - Menghasilkan jumlah panas yang besar
(C3H6)n: (9,500 s/d 10,500 kcal/kg),
- Setelah di bakar sedikit meninggalkan karbon.
Adapun syarat–syarat bensin yang baik
dan memberikan kerja mesin yang lembut, yaitu
: (1) Mudah terbakar, artinya mampu tercipta
pembakaran serentak di dalam ruang bakar
dengan sedikit knocking atau dentuman, (2)
Gambar 2 struktur kimia polipropilena Mudah menguap, artinya bensin harus mampu
membentuk uap dengan mudah untuk

19
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 01, April 2016

memberikan campuran udara dengan bahan syarat melumas dalam arti Solar harus memiliki
bakar yang tepat saat menghidupkan mesin yang kekentalan yang baik sehingga mudah untuk
masih dingin, (3) Tidak beroksidasi dan bersifat dapat di semprotkan oleh injektor, (5)
pembersih, artinya sedikit perubahan kualitas Kandungan sulfur, karakteristik Sulfuir yang
dan perubahan bentuk selama di simpan. Selain dapat merusak pemakaian komponen mesin
itu juga bensin harus mencegah pengendapan sehingga mempersyaratkan kandungan sulfur
pada sistem intake, (4) Angka octane, adalah solar harus sekecil mungkin (< 1 %), dan (6)
suatu angka untuk mengukur bahan bakar Angka cetane, Yaitu suatu cara untuk
bensin terhadap daya anti knock characteristic. mengontrol bahan bakar solar dalam
Bensin dengan nilai oktan yang tinggi akan kemampuan untuk mencegah terjadinya
tahan terhadap timbulnya engine knocking. knocking, tingkat yang lebih besar memiliki
kemampuan yang lebih baik
Bahan bakar Diesel
Bahan bakar Diesel biasa juga di sebut Viskositas (𝜼)
debgan light oil atau solar, yaitu suatu campuran
dari hidro karbon yang telah di destilase setelah Viskositas bisa diartikan sebagai
bensin dan minyak tanah dari minyak mentah kemampuan suatu zat untuk mengalir pada suatu
pada temperatur 200°C sampai 340°C. Bahan media tertentu. Salah satu cara mengukur
bakar jenis ini atau biasa disebut sebagai bahan besarnya nilai viskositas zat cair adalah dengan
bakar solar sebagian besar digunakan untuk menggunakan viskosimeter oswald.
menggerakkan mesin Diesel. Bahan bakar Cara pengukuran menggunakan
Diesel mempunyai sifat utama sebagai berikut : viskosimeter oswald adalah dengan
- Tidak berwarna atau sedikit kekuning- membandingkan dua jenis fluida yaitu aquadest
kuningan dan berbau. dengan zat cair lainnya, masing-masing dengan
- Encer dan tidak menguap di bawah temperatur kekentalan ηa dan ηx, keduanya memiliki
normal. volume yang sama dan mengalir melalui pipa
- Titik nyala tinggi (40°C sampai 100°C). yang ukurannya sama. Karena kedua zat alir
- Terbakar spontan pada 350°C, sedikit di memiliki volume yang sama tetapi
bawah bensin. kekentalannya berbeda, maka debit keduanya
- Berat jenis 0,82 s/d 0,86. juga berbeda, sehingga waktu yang diperlukan
- Menimbulkan panas yang besar (10,500 untuk mengalirkan aquadest dan zat cair
kcal/kg). tersebut dengan volume yang sama juga
- Mempunyai kandungan sulfur yang lebih berbeda, persamaan yang digunakan
tx ρx 𝜂a
besar di banding dengan bensin. 𝜂x= (1)
ta ρa
Syarat–syarat pengunaan solar sebagai dengan :
bahan bakar harus memperhatikan kualitas 𝜂a = kekentalan air (cp).
solar, antara lain adalah sebagai berikut: (1) 𝜂x = kekentalan zat cair (cp).
Mudah terbakar, artinya waktu tertundanya ta = waktu alir air (S).
pembakaran harus pendek/singkat, sehingga tx = waktu alir zat cair yang di uji (S).
mesin mudah dihidupkan. Solar harus ρa = massa jenis air (kg/m3).
memungkinkan kerja mesin yang lembut ρx = massa jenis zat cair (kg/m3).
dengan sedikit knocking, (2) Tetap encer pada
suhu dingin (tidak mudah membeku),
Nilai Kalor
menunjukan Solar harus tetap cair pada suhu
rendah sehingga mesin akan mudah di hidupkan Nilai kalor bahan bakar adalah suatu
dan berputar lembut, (3) Daya pelumasan, besaran yang menunjukkan nilai energi kalor
artinya Solar juga berfungsi sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari suatu proses pembakaran
dan pelumas untuk pompa injeksi dan nossel. setiap satuan massa bahan bakar. Bahan bakar
Oleh karena itu harus mempunyai sifat dan daya yang banyak digunakan umumnya berbentuk
lumas yang baik, (4) Kekentalan, berkait dengan senyawa hidrokarbon. Nilai kalor bahan bakar

20
Dominggus G.H. Adoe, Wenseslaus Bunganaen, Ika F. Krisnawi, Ferdyan A. Soekwanto, Pirolisis Sampah
Plastik PP (Polyprophylene) menjadi Minyak Pirolisis sebagai Bahan Bakar Primer

dapat diketahui dengan menggunakan sudah diketahui H nya (H asam benzoat = 6318
kalorimeter. kalorimeter yang digunakan dalam kalori/gr) atau biasa desebut juga kalibrasi.
penelitian ini adalah kalorimeter bomb Rumus kapasitas panas calorimeter yaitu:
Toshiwal Ltd. (𝑀)(𝐻)
W= (3)
𝛥𝑇
(Manual Book Toshiwal Technologies.Ltd)

METODE
Metode pengambilan data dilakukan
menggunakan reaktor sederhana dengan suhu
2500C di karenakan beberapa alasan seperti :
- Keterbatasan alat yang digunakan.
- Titik kristalisasi plastik PP berada di bawah
2000C
Gambar 3 Kalorimeter bomb Toshiwal Ltd. Metode yang digunakan untuk analisis
Bahan bakar yang akan diuji nilai kalornya data hasil proses pirolisis pada penelitian ini
dibakar menggunakan kumparan kawat yang adalah metode penelitian nyata (true
dialiri arus listrik dalam bilik yang disebut bom experimental research), sedangkan analisa yang
dan dibenamkan didalam air. Bahan bakar yang digunakan adalah Analisa Matematis,
bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan menggunakan rumus – rumus yang ada untuk
kalor, hal ini menyebabkan suhu kalorimeter menganalisa minyak pirolisis plastik PP
naik. Untuk menjaga agar panas yang dihasilkan
dari reaksi bahan bakar dengan oksigen tidak Bahan Dasar Awal
menyebar ke lingkungan luar maka kalorimeter Penelitian pirolisis sampah plastik jenis pp
dilapisi oleh bahan yang bersifat isolator. Untuk (polyprophylene) menjadi minyak pirolisis
mengetahui nilai kalor dari bahan bakar tersebut sebagai bahan bakar primer dengan
dihitung menggunakan rumus: menggunakan reaktor sederhana. Bahan baku
(𝑊)(∆𝑇)−(𝐸𝑤𝑙+𝐸𝑡𝑙)−(𝐸𝑔)(𝑀𝑔)
H= (2) yang digunakan adalah plastik cup bekas air
𝑀𝑡−𝑀𝑔
(Manual Book Toshiwal Technologies.Ltd) mineral. Seperti pada Gambar 4 di bawah ini
Dengan :
H = Nilai kalor dari sampel (kalori/gr)
W =Kapasitas panas calorimeter bomb
(kalori/0C).
ΔT = Peningkatan temperature (0C)
Ewl = Nilai kalor dari kawat yang tersisa
(kalorigram).
Etl = Nilai kalor dari benang woll yang tesisa
(kalorigram). Gambar 4. Bahan baku plastik polyprophylene (PP)
Eg = Nilai kalor kapsul gelatin (kalorigram).
Mg = Massa gelatin kapsul (gram). Berturut-turut bagian dari reaktor
Mt = Massa total yaitu massa sampel + massa sederhana terdiri atas (a) reaktor tempat
kapsul gelatin (gram). terjadinya proses pirolisis yang terbuat dari
Namun sebelum melakukan pengujian tabung bekas refrigrant, (b) kompor gas
nilai kalor menggunakan calorimeter bomb, berbahan bakar LPG (liquid petroliun gas), (c)
perlu dilakukan kalibrasi untuk mengetahui pipa ½ dim yang menghubungkan reaktor
Kapasitas panas dari calorimeter. Kapasitas dengan kondensor, (e) reflag yang berfungsi
panas kalorimeter dapat diukur dengan cara sebagai kondensor yang merubah gas hasil
membakar zat standar (Asam Benzoat) yang pirolisis menjadi minyak (kondensasi), (f)

21
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 01, April 2016

ember berisi air lengkap dengan pompa air penelitian ini berhenti pada 3 jam saja hal ini
untuk sirkulasikan air pendingin dari dan ke disebabkan massa dari bahan plastik dalam
reflag dan (g) selektor yang termasuk dalam reaktor habis sejalan bertambahnya waktu
perangkat thermocouple reader untuk membaca pengujian. Sedangkan char yang dihasilkan
suhu dalam reaktor pirolisis. pada penelitian ini berbanding terbalik dengan
Hasil dari proses pirolisis adalah berupa minyak yang dihasilkan
cairan yang disebut minyak pirolisis. Seperti Berikut adalah tabel hasil dari proses
terlihat pada Gambar 6 pirolisis pada suhu 2500c dengan variasi waktu:
Tabel 1. Hasil minyak pirolisis suhu 2500C
dengan variasi waktu proses 1 jam, 2 jam dan 3
jam.
Waktu (Jam) Hasil (ml)
1 61
2 126
3 191
Pada tabel terlihat bahwa dengan
Gambar 6 Minyak hasil pirolisis bertambahnya waktu, hasil minyak pirolisis
Minyak hasil pirolisis berwarna semakin bertambah. Dari data pada tabel di
kekuningan mirip dengan bensin yang ada di dapatkan grafik dari pengaruh lama waktu
pasaran, mudah terbakar, namun berbau sangat pengujian terhadap hasil pirolisis dapat dilihat
menyengat jika terhirup. Selain minyak, adapun pada Gambar 9
hasil dari proses pirolisis lainya adalah char atau
250
arang. Char seperti pada Gambar 4.4 terbentuk
dari penguraian atau dekomposisi plastik di 200
Hasil Minyak (ml)

dalam reaktor pirolisis, char dengan kata lain 150


adalah sisa plastik yang masih berada di dalam 100
reaktor. Char dapat di manfaatkan sebagai
50
karbon aktif. Ciri – ciri char yaitu berwarna
kekuningan, berbentuk seperti padatan dan 0
1 2 3
berbau sangat menyengat. waktu pengujian (jam)
Gambar dari char dapat dilihat pada
Gambar 7 di bawah ini: Gambar 9 Grafik pengaruh lama waktu pengujian
terhadap hasil minyak pirolisis
Dari Gambar 9 grafik, hasil minyak hasil
pirolisis berbanding lurus terhadap lamanya
proses. Semakin lama proses pirolisis di lakukan
maka semakin banyak minyak pirolisis yang di
hasilkan, pada proses pirolisis 1 jam proses
penyerapan kalor oleh bahan baku (plastik)
hingga mencapai kesetimbangan thermal dan
Gambar 8 Char atau arang sisa pirolisis
plastic berubah fasa menjadi gas berlangsung
Proses pirolisis yang di lakukan terhadap dalam rentang waktu yang singkat (1 jam)
plastik PP (Polyprophylene) pada suhu 2500c sehingga gas yang terkondensasi memiliki hasil
dengan variasi waktu yaitu 1 jam, 2 jam dan 3 minyak pirolisis yang lebih sedikit di
jam menghasilkan minyak pirolisis yang bandingkan proses pirolisis 2 jam dan 3 jam
memiliki jumlah yang berbeda, tergantung pada yang memiliki waktu proses yang lebih lama.
lamanya proses berlangsung. Semakin lama hal inilah yang menyebabkan minyak pirolisis
proses pirolisis dilakukan maka akan semakin yang di hasilkan lebih banyak pada proses 2 jam
banyak minyak yang di hasilkan, namun dalam dan 3 jam karena semakin banyak gas yang di

22
Dominggus G.H. Adoe, Wenseslaus Bunganaen, Ika F. Krisnawi, Ferdyan A. Soekwanto, Pirolisis Sampah
Plastik PP (Polyprophylene) menjadi Minyak Pirolisis sebagai Bahan Bakar Primer

ubah fasenya menjadi cairan melalui proses atas nilai kalor bensin murni yang berada pada
kondensasi pada proses pirolisis 2 jam dan 3 8.356 kal/gr. dari grafik juga terlihat bahwa nilai
jam. Sedangkan char berbanding terbalik kalor minyak pirolisis memiliki nilai yang
dengan minyak, char yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring penambahan waktu
semakin sedikit jika proses pirolisis yang di proses. Sehingga bisa di katakan bahwa waktu
lakukan semakin lama atau dengan kata lain, yang semakin lama mempengaruhi nilai kalor
semakin lama proses pirolisis maka char yang dari sampel yang di uji. Karena semakin lama
tersisa di dasar reaktor akan semakin sedikit. Ini sampel diproses di dalam reaktor semakin
di karenakan semakin banyak bahan plastik banyak plastik yang terdekomposisi dan
yang meleleh berubah ke fase gas yang mengalir mengalami perengkahan di akibatkan semakin
keluar melalui pipa dan berubah menjadi lamanya panas berkontak dengan plastik PP di
minyak pada unit pendingin (reflag). Oleh dalam reaktor. Dalam penelitian ini waktu
karena itu, dalam penelitian pirolisis ini proses proses hanya sampai 3 jam setelah itu di
dihentikan pada lama proses 3 jam karena hentikan karena dalam proses di dalam reaktor
dikhawatirkan bahan baku plastik dalam reaktor di khawatirkan sampel plastik akan habis.
habis karena terdekomposisi.
14000
nilai kalor (kal/gr)
12000
Pengujian Nilai Kalor 10000
Nilai kalor bahan bakar menunjukan 8000
energi panas yang dilepaskan pada proses 6000
4000
pembakaran per satuan massa. Hasil pengujian
2000
nilai kalor yang dilakukan menggunakan 0
Kalorimeter Bomb Toshiwal Ltd dapat dilihat bensin minyak minyak minyak
pada tabel di bawah ini. murni pirolisis 1 pirolisis 2 pirolisis 3
Tabel 2. Nilai kalor minyak pirolisis dan bensin jam jam jam
Sampel Nilai Kalor sampel uji
(kal/gr) Gambar 10 Grafik Perbandingan Nilai Kalor Minyak
Bensin Murni 8.356 Pirolisis Vs Bensin Murni
Minyak pirolisis 1 jam 10.295
Seperti dilihat dalam Gambar 10, sampel 1
Minyak pirolisis 2 jam 10.062
yang di panaskan selama 1 jam memiliki nilai
Minyak pirolisis 3 jam 11.670 kalor yang lebih rendah di bandingkan sampel 2
Dari tabel terlihat bahwa nilai kalor pada yang di proses lebih lama yaitu selama 2 jam.
ketiga sampel dengan perilaku waktu yang Nilai kalor dari setiap sampel berbeda walaupun
berbeda menunjukan nilai yang lebih tinggi suhu yang digunakan dalam penelitian ini sama
dibanding nilai kalor bensin murni. Hal ini yaitu 2500C, hal ini di pengaruhi oleh reaktor
disebabkan karena hasil pirolisis belum yang digunakan tidak dapat menjaga suhu dalam
mengalami pemurnian sedangkan bensin reaktor tetap konstan, akibatnya nilai kalor yang
pasaran sudah mengalami pemurnian dihasilkan pun berbeda beda. Rata – rata suhu di
Nilai kalor bahan bakar apabila dalam reaktor untuk sampel 1 yang di proses
digambarkan dalam bentuk grafik terlihat selama 1 jam yaitu 256,810c sedangkan untuk
seperti Gambar 10 dibawah ini. Dari Gambar 10 sampel 2 rata – rata suhu di dalam reaktor adalah
terlihat, nilai kalor tertinggi terjadi pada minyak 250,780c. dan untuk sampel ke 3 dengan lama
pirolisis dengan lama proses 3 jam yaitu 11.670 proses 3 jam rata – rata suhu di dalam reaktornya
kal/gr dan terendah yaitu 10.062 kal/gr pada adalah yang terbesar yaitu 258,030c. Tujuan di
lama reaksi 2 jam. Jika di lihat dari hasil lakukannya perataan suhu dalam reaktor ini
pengujian nilai kalor dengan menggunakan adalah untuk membuktikan bahwa selain waktu
Calorimeter Bomb Toshiwal Ltd, nilai kalor dari proses, suhu pirolisis berpengaruh pada nilai
minyak pirolisis secara keseluruhan berada di kalor minyak pirolisis yang dihasilkan. Ini di

23
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 01, April 2016

buktikan dengan nilai kalor pada pirolisis 2 jam molekul berat yang ikut terdekomposisi.
yang mengalami penurunan karena suhu rata - Data pada Tabel di atas menunjukan
ratanya lebih kecil di banding dengan suhu pada bahwa massa jenis minyak pirolisis PP berada di
pirolisis 1 jam. Sehingga dapat di simpulkan antara bensin (0.68) dan alkohol alkil (0.79)
nilai kalor minyak pirolisis dipengaruhi semakin juga minyak tanah (0.78 – 0.81) namun masih
tinggi suhu pirolisis dan lama waktu pirolisis berada di bawah massa jenis air yaitu 1 Kg/m3.
berlangsung. Karena semakin banyak unsur
kimia dalam plastik yang terdekomposisi Pengujian Viskositas
dengan kualitas yang semakin baik sehingga
nilai kalornya pun akan semakin baik 0,8

0,75
Pengujian Massa Jenis

Viskositas (cP)
Hasil perhitungan massa jenis minyak 0,7
pirolisis disajikan dalam tabel
Tabel 3. Massa jenis minyak pirolisis dengan 0,65
suhu 2500C
0,6
Sampel Massa jenis Kg/m3
Pirolisis 1 Jam 0.76782 0,55
Pirolisis 2 Jam 0.77628 1 2 3
Pirolisis 3 Jam 0.78023 Waktu Pirolisis (Jam)
Tabel 4. Massa jenis beberapa fluida
Jenis Fluida Massa Jenis (Kg/L) Gambar 11, Grafik Pengaruh Lama Waktu Pirolisis
Terhadap Viskositas Minyak Pirolisis
Bensin 0,68
Alkohol Alkil 0,79 Dari data pada Gambar 11, dapat dilihat
Aiar Laut 1,025 jika viskositas atau kekentalan cairan hasil
Raksa 13,6 pirolisis plastik PP pada suhu 250 0 C memiliki
Air (4o) 1 rentang dari 0,65 cP sampai dengan 0,78 cP
Udara 1,29 dengan kekentalan terendah pada sampel ke 1
Minyak Tanah 0,78-0,81 (proses pirolisis selama 1 jam). Ini disebabkan
Sumber : Giancoli, D. C., 1997 karena suhu dalam reaktor dan lamanya proses
Nilai massa jenis dari minyak pirolisis pirolisis berpengaruh terhadap viskositas dari
yang di timbang setelah pengujian nilai kalor minyak pirolisis tersebut. Viskositas turut di
pada penelitian ini berkisar antara 0.76782 – pengaruhi juga oleh massa jenis, dimana
0.78023 g/ml dengan massa jenis terendah pada semakin berat massa jenis cairan maka
sampel 1 dan tertinggi pada sampel 3. Sampel 3 viskositasnya akan semakin tinggi, karena
memiliki massa jenis tertinggi karena sampel 3 semakin berat massa jenis maka semakin
memiliki lama waktu proses pirolisis terlama banyak partikel yang terkadung di dalamnya
yaitu 3 jam, dimana semakin lama waktu proses yang menghambat aliran fluida karena
pada pirolisis 3 jam, volume minyak pirolisis partikelnya bergesekan.
yang di hasilkan semakin banyak dengan massa Jika dilihat bahwa viskositas dari bensin
cairan semakin berat. Dimana massa cairan saat yaitu 0,652 cP memiliki nilai cukup sebanding
di timbang didapati berat cairan berturut – turut dengan minyak pirolisis yaitu di kisaran 0,66 cP
yaitu 3,8391 gr untuk sampel 1 jam, 3,8814 gr – 0,78 cP. Namun jika dilihat dari pergerakan
untuk sampel 2 jam dan 3,9010 gr untuk sampel fluidanya, minyak pirolisis memiliki pergerakan
3 jam. Jadi bisa di simpulkan bahwa semakin fluida yang lebih lambat dari pada bensin atau
lama proses pirolisis dengan suhu 2500c di dapat di katakan bahwa minyak pirolisis sedikit
lakukan maka semakin berat massa jenis cairan lebih kental di banding bensin murni yang di
yang di hasilkan karena semakin banyak pasarkan.

24
Dominggus G.H. Adoe, Wenseslaus Bunganaen, Ika F. Krisnawi, Ferdyan A. Soekwanto, Pirolisis Sampah
Plastik PP (Polyprophylene) menjadi Minyak Pirolisis sebagai Bahan Bakar Primer

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


- Nilai kalor minyak pirolisis yang dihasilkan [1] Aydinli, B. & Caglar, A., 2010, “The
melalui proses pirolisis menggunakan reaktor Comparison Of Hazelnut Shell Co-
sederhana memiliki nilai kalor berkisar antara Pyrolysis With Polyethylene Oxide And
42.13 kJ/Kg – 48.86 kJ/Kg dengan nilai kalor Previous Ultra High Molecular Weight
tertinggi pada pengujian pirolisis selama 3 Polyethylene” Journal Of Analytical And
jam. karena semakin tinggi suhu pirolisis dan Applied Pyrolysis. 87, 263-268.
semakin lama waktu proses pirolisis [2] Besler, S., Wiliams, T.P., 1996, “The
dilakukan maka semakin banyak unsur kimia Influence Of Temperature And Heating”,
dalam plastik yang terdekomposisi dengan Journal Of Analytical And Applied
kualitas yang semakin baik sehingga nilai Pyrolysis. 89, 333-339
kalornya pun akan semakin baik. [3] Boy Macklin Pareira, 2009, Daur Ulang
- Massa jenis minyak pirolisis berturut – turut Limbah Plastik. Available from : URL
adalah 0.76782 pada pirolisis 1 jam, 0.77628 :http://www.ecoreccycle.vic.gov.au
pada pirolisis 2 jam dan 0.78023 pada pirolisis [4] Evans, R., 2004, “Option For Renewable
3 jam sedangkan viskositas minyak pirolisis Hydrogen Technologies”.Energy &
yang di hasilkan adalah 0.926 cP untuk agricultural carbon utilization. 86, 304-
pirolisis 1 jam, 0.927 untuk pirolisis 2 jam dan 309.
0.772 untuk pirolisis 3 jam. [5] Peters, J.H., Barry, M., Fraser, N., and
- Perbandingan sifat fisik dan sifat mekanis dari Collin, E.S., 1995, The Copyrolysis of Poly
minyak pirolisis dan bensin dalam penelitian (Vinyl Chloride) with Cellulose Derived
ini nilai kalor minyak pirolisis yaitu antara Materials as A Models. for Municipal Solid
10.295 kal/gr – 11.670 kal/gr, sedangkan Waste Derived Chars, Fuel.
bensin murni 8.356, massa jenis minya [6] Purwanti Ani dan Sumarni, 2008, Kinetika
pirolisis antara 0.7628 – 0.78023 Kg/L Reaksi Pirolisis Plastik Low Density
sedangkan bensin murni 0.68 Kg/L, dan Polyethylene (LDPE). AKPRIND.
viskositas minyak pirolisis 0.65 – 0.78 cP Yogyakarta.
sedangkan bensin murni 0.65 cP. [7] Diktat Ilmu Bahan, Bahan Bakar Dan
Pelumas., 2016
[8] Wibowo A. S. Adji, 2011, Studi Sifat
Minyak Pirolisis Campuran Biomassa Dan
Sampah Plastik PP. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
[9] Manual Boof Of Oxgygen Bomb
Calorimeter Tohsiwal Technologies Pvt.
Limited.

25
LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 03, No. 01, April 2016

26

Anda mungkin juga menyukai