Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH DASAR-DASAR

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
NURDIYANA
XI AKL 1
PKK

SMKN 1 KOTABARU
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "Dasar-Dasar
Kewirausahaan" dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi


pembaca.

Kotabaru, 31 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................3
D. Manfaat .......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................4

A. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan ....................................4


B. Istilah Kewirausahaan ................................................................14
C. Ciri-Ciri Wirausaha yang berhasil .............................................16
D. Teori Wirausaha .........................................................................17

BAB III PENUTUP ................................................................................19

A. Kesimpulan .................................................................................19
B. Saran ...........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ii

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan


penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan
utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui
inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007 :18)

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli /


sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-
beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988),
menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934),
ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian
(Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor
produksi(Say, 1803).

Kenyataan menunjukkan bahwa sejak krisis ekonomi melanda


bangsa Indonesia hingga kini belum menunjukkan perubahan yang berarti,
dampaknya pada bertambahnya PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ).

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka pengembangan


kewirausahaan perlu ditanamkan kepada generasi muda, karena dengan
pengembangan jiwa kewirausahaan ini mereka diharapkan berperan
sebagai:

1. Pendukung lajunya pembangunan bangsa baik secara fisik


maupun non fisik

1
2. Insan yang berpendidikan, diharapkan sebagai penggerak /
motivator dan bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu
pengetahuan, teknologi dan seni khususnya pengetahuan di
bidang kewirausahaan / kemandirian

3. Suri tauladan sebagai praktisi di bidang kewirausahaan yang


memiliki pendidikan tinggi, karena selama ini masyarakat kita
yang menjadi praktisi di bidang kewirausahaan pada umumnya
memiliki pendidikan yang rendah.

4. Sebagai lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak sebagai


insan pencari kerja, tetapi menciptakan lapangan pekerjaan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat mengambil


kesimpulan berupa permasalahan yang akan dibahas. Permasalahan itu
sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman penulis tentang konsep dasar dari


kewirausahaan ?

2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang inigin dicapai dalam penyusunan makalah ini,


adalah sebagai berikut :

1. Menambah pengetahuan penulis tentang konsep dasar dari


kewirausahaan.
2. Menambah wawasan tentang kewirausahaan, kewiraswastaan,
entrepreneurship.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. URGENSI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN


PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
1. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan
Melihat pengertian dan teori kewirausahaan dikaitkan dengan
keadaan dan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan saat-
saat mendatang dalam rangka mensukseskan tujuan nasional
mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan yang saat ini jumlahnya
melebihi 200 juta penduduk dengan lokasi yang tersebar lebih dari
seribu pulau ini, pastilah merupakan tantangan yang tidak kecil dan
harus dihadapi secara tepat dan sistematis.
Bagaimana pentingnya pengembangan kewirausahaan dan
pendidikan kewirausahaan bagi bangsa Indonesia kiranya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Indonesia di awal abad 21 dilihat dari segi jumlah penduduk telah menjadi
negara terbesar kelima di dunia, dengan sebagian besar penduduknya
adalah angkatan kerja, dan sebagian dari jumlah itu adalah tenaga muda
alumni Perguruan Tinggi. Jumlah penduduk yang besar tersebut bisa saja
merupakan potensi apabila berkualitas baik, tetapi apabila tidak jumlah
penduduk yang besar itu akan menambah bertanya beban pembangunan.
b. Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang
berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Negara
yang maju memiliki wirausahawan lebih dari 6% jumlah penduduk,
sedang jumlah wirausahawan Indonesia menurut penelitian tahun 1982
belum mencapai 0,5%.
Selain itu, terdapat uraian bahwa bangsa Indonesia menilai
pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci kemajuan.
Hal itu dinilai karena itulah cara mengurangi jumlah pengangguran,
menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan

3
dan keterpurukan ekonomis, serta meningkatkan harkat sebagai bangsa
yang mandiri dan bermartabat. Dengan kecilnya jumlah entrepreneur,
kewirausahaan menjadi keharusan. Dialah kunci kemajuan. Dunia
membutuhkan solusi masalah yang bisa mewujudkan impian jadi
kenyataan, dilandasi ambisi dan keberanian mengambil risiko secara
cerdas.
2. Urgensi Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi
Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan
oleh Presiden Republik Indonesiapada bulan Juli 1995. Setelah itu
diluncurkan berbagai program rintisan pengembangan jiwa
kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan Cooperative Education (Co-op)
yang diluncurkan beberapa saat setelah pencanangan Presiden tersebut,
telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di
dunia kerja. Hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM
potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah
embrio bisnis berbasis IlmuPengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah di uji cobakan di beberapa perguruan
tinggi antara lain sebagai berikut :
a. Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas /
jurusan tertentu saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara
pandang yang sama untuk mengalokasikan SKS guna menyajikan
mata kuliah ini. Perlu dicari suatu kesepakatan dan kesamaan
pandang tentang perlunya disajikan kuliah kewirausahaan di semua
jurusan / prodi yang ada. Komitmen dan dukungan top leader di
PT sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
b. Kuliah Kerja Nyata Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masih perlu
dibekali kemampuan, keterampilan, keahlianmanajemen, adopsi
inovasi teknotogi, keahlian mengelola keuangan / modal maupun

4
keahlian pemasaran melalui pengalaman langsung dalam dunia
usaha. KKN yang diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini, akan
sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk lebih mengenal praktik
kewirausahaan secara langsung. Sayangnya uji coba program ini
tidak berlanjut pada desiminasi konsep penyelenggaraannya.
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang
dikelola oleh sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu paket
terpadu kepada pengusaha atau mahasiswa dan alumni dengan
biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu (2–3 tahun). Paket
terpadu tersebut meliputi :
1) Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat dipakai Bersama
2) Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa
pendukung teknologi dan bisnis : sumber daya teknologi dan informasi,
sumber daya bahan baku, sumber daya keuangan
3) Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen, dan
pemasaran
4) Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha
5) Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi secara komersial.
Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas
permasalahan yang tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai.
Dengan latar belakang program rintisan tersebut di atas, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009 ini mengembangkan sebuah
Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) yang
merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op,
dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia
bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa
yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untukmemulai
berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
sedang dipelajarinya. Tujuannya membentuk softskill agar mahasiswa
berperilaku sesuai karakter wirausaha.

5
Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan
dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung
pencapaian visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa
melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.
Prosedur operasional standar dari Program Mahasiswa Wirausaha
meliputi persiapan program, pembekalan dalam bentuk Diklat
kewirausahaan,magang ke UKM, dan penyusunan business plan,
pendampingan dalam hal star-up business dan business establishmen, dan
Monev

Mencermati program-program sebagaimana diurai di atas,


pemerintah dan pimpinan PT mempunyai peran penting dalam
menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa. Namun secara
operasional terdapat terdapat 3 (tiga) unsur penting yang menjadi kunci
keberhasilan pengembangan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi
adalah mahasiswa, kurikulum, dosen pembina kewirausahaan.

Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat dibumikan di


perguruan tinggi, maka perlu dilakukan mapping potensi dan
permasalahan di sekitar ketiga unsur tersebut.

a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang
sebelah mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi
dan peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk
kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem budaya
kewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan
sepenuhnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa.
Hasil penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam
memotivasi sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan,

6
faktor kebebasan,dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga
faktor itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian
ini sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan
informasi kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan
akan mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan
hidup.
Beberapa program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan
bagi mahasiswa yang saat ini perlu dilanjutkan dengan modifikasi
tertentu antara lain Sebagai berikut :
1) Mahasiswa wajib mengikuti kuliah kewirausahaan secara
terstruktur, yang dilakukan secara menyeluruh di setiap jurusan
atau Prodi. Kendala pembina mata kuliah Kewirausahaan dapat
diatasi dengan membentuk Team Teaching.
2) Pada tahap awal, separuh dari mahasiswa yang
memprogramkan KKN diberi kesempatan untuk mengambil
program KKN-Magang Usaha. Pada tahap selanjutnya, jumlah
dapat ditingkatkan sesuai dengan hasil evaluasi. KKN-Magang
Usaha ini merupakan perpaduan antara KKN dan magang
kewirausahaan. Untuk itu program dirancang dengan baik,
dilakukan pembekalan (Diklat, pengenalan kasus usaha),
pendampingan,dan Monev).
3) Mahasiswa diberi kesempatan membantu Klinik Konsultasi
Bisnis dan Penempatan Kerja (JobPlacement Center) untuk
media belajar bagi mahasiswa.
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu
Perguruan Tinggi. Kurikulum di desain sedemikian rupa untuk
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa.
Di negara maju pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan
ekonomi yang luar biasa.Pengusaha pengusaha baru ini telah

7
memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif. Tahun
1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta wirausahawan baru,
mereka menciptakan lapangan pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa
Timur,wirausaha ini mulai bermunculan. Bahkan, di negeri China,
yang menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap
lahirnya wirausahawan. Universitas Beijing, menghapuskan mata
kuliah Marxis, dan menggantinya dengan mata kuliah kewirausahaan.
Diluar negeri, banyak universitas yang kewalahan memenuhi
permintaan mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan yang terus
meningkat.
Pada umumnya di perguruan tinggi yang ada di tanah air
menyelenggarakan mata kuliah kewirausahaan, walaupun intensitas
dan proporsinya mungkin berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan
pengamatan di beberapa PTN didapati suatu kesimpulan bahwa tidak
semua jurusan menyajikan mata kuliah atau pendidikan kewirausahaan
sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Fakta lain, jurusan-jurusan
yang menyajikan mata kuliah/pendidikan kewirausahaan,substansi
materi yang disajikan dalam mata kuliah kewirausahaan relatif telah
memadai (Siswoyo, 2008).
Beberapa ketua jurusan yang tidak menyajikan mata kuliah
Kewirausahaan baik sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri maupun
ditempelkan pada beberapa mata kuliah yang relevan, diperoleh alasan
sebagai berikut :
1) Jumlah SKS yang tersedia dirasakan tidak memadai lagi untuk
ditambahkan mata kuliah diluar target kurikulum.
2) Belum diperoleh dukungan dari dewan dosen dengan alasan
yang belum jelas, untuk memasukkan mata kuliah
kewirausahaan. Namun sebagai wacana, banyak di antara ketua
jurusan yang ingin menyajikan mata kuliah kewirausahaan di
masa mendatang.

8
Berdasarkan alasan para Kajur di atas, dapat disimpulkan bahwa
tidak semua jurusan sepakat memasukkan kewirausahaan dalam
kurikulumnya. Kewirausahaan dianggap bukan sebagai sesuatu yang
perlu dibekalkan pada mahasiswa. Selain tidak sejalan dengan
kompetensi bidang ilmu yang ditargetkan,kendala kompetensi dosen
pengajar atau Pembina kewirausahaan menjadi alasan yang utama.

c. Unsur Dosen Pembina Kewirausahaan


Dosen pembina kewirausahaan menempati peran strategis dalam
upaya pembekalan kewirausahaan pada mahasiswa. Permasalahan
yang muncul di sekitar penyajian mata kuliah kewirausahaan adalah
keterbatasan kompetensi dosen pembina. Kewirausahaan
membutuhkan penekanan ranah ketrampilan dan sikap yang lebih
dibandingkan dengan ranah pengetahuan. Untuk mewujudkannya,
biasanya terkendala oleh keberadaan kompetensi dosen yang
menguasai praktik kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan seorang dosen, hakikatnya
berlangsung secara alamiah. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap
individu akan bertindak rasional. Tindakan rasional ini diwujudkan
dalam bentuk pilihan alternatif yang berujung pada perhitungan untung
rugi. Perhitungan untung rugi merupakan tindakan ekonomi yang
berorientasi pada penerapan prinsip ekonomi. Jadi, setiap individu
pada dasarnya telah mengembangkan jiwa kewirausahaan. Namun,
jika ingin memerankan dirinya sebagai pembina kewirausahaan, tidak
cukup dengan mengandalkan perilaku alamiah tersebut. Namun
seorang dosen harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahunan
dan ketrampilan bi bidang kewirausahaan.
Pengembangan jiwa kewirausahaan dosen dapat dilakukan melalui
hal-hal sebagai berikut :
1) Kewirausahaan dosen dibangun di atas keilmuan atau disiplin yang
diampunya selama ini. Latar keilmuan yang diampu tidak

9
dimarginalkan,bahkan keduanya merupakan satu kesatuan yang
saling bersinergi. Diperlukan pemahaman yang sungguh-sungguh
agar keduanya dapat saling diintegrasikan. Misalnya, seorang ahli
biologi dapat memanfaatkan keilmuannya untuk mencari peluang-
peluang bisnis yang dapat memberikan value bidang biologi pada
konsumen yang dibidiknya
2) Dosen memerlukan penguatan dalam bentuk pendidikan, pelatihan,
dan pemagangan yang membekali dirinya untuk lebih memahami
ketrampilan berfikir dan bertindak ekonomis,berprinsip dan
berperilaku ekonomis. Penguatan semacam ini, saat ini telah
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas
yang bekerjasama dengan Universitas Ciputra Entrepeneurship
Centre (UCEC) guna menciptakan tamatan Perguruan Tinggi yang
siap memasuki lapangan kerja.
3) Unsur instrumen yang terdiri dari fakultas / jurusan,Lemlit dan
LPM senantiasa menciptakan suatu tatanan dan arahan agar dosen
dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi senantiasa
memanfaatkan peluang usaha berdasar aktivitas tridarma yang
dilaksanakan. Misalnya, karya penelitian tidak berakhir dengan
dibuatnya laporan, namun selalu memikirkan pemanfaatan karya
tersebut untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan orang lain.
Sehingga karya penelitian tersebut dapat menghasilkan peluang
memperoleh pendapatan. Demikian juga, untuk kegiatan
pendidikan dan pengajaran, maupun pengabdian pada masyarakat
yang dapat memanfaatkan hasil temuannya untuk kepentingan
pemenuhan kebutuhan.
4) Unsur lingkungan seperti DU/DI, Business centre, mempunyai
daya pengaruh yang besar terhadap kematangan dosen
kewirausahaan. Banyak pembelajaran kewirausahaan yang dapat
dilakukan melalui pemanfaatan pelaku usaha yang ada di
lingkungan, mulai yang terdekat sampai yang terjauh.

10
11
3. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan ( PKMK )
a. Pengertian Latar Belakang dan Hasil yang Diharapkan
Telah diketahui bahwa DIKTI pada beberapa tahun yang
lalu hingga kini melancarkan berbagai program pengembangan
penalaran dan keilmuan untuk merangsang pertumbuhan
mahasiswa dalam persiapan menjadi sarjana yang mandiri,
profesional dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Beberapa
program tersebut antara lain adalah LKIP ( Lomba Karya Inovatif
Produktif ), LKTI ( Lomba Karya Tulis Ilmiah ), Karya Alternatif
Mahasiswa (KAM)
PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan kreativitas
penciptaan ketrampilan berwirausaha dan berorientasi pada profit,
umumnya didahului oleh survai pasar, karena relevansinya yang
tinggi terhadap terbukanya peluang perolehan profit bagi
mahasiswa. Perlu ditegaskan di sini bahwa penciptaan ketrampilan
berusaha yang dimaksud adalah untuk mahasiswa pengusul
PKMK, begitu juga pelaku aktivitas usaha/bisnis yang didanai
dalam PKMK adalah kelompok mahasiswa pengusul PKMK.
Kelompok mahasiswa pengusul sebagai wirausahawan baru bisa
menjalin kerja sama dengan kelompok masyarakat produktif,
namun dana PKMK tidak dimaksudkan untuk membantu
peningkatan ekonomi kelompok masyarakat tertentu. Dalam
PKMK sama sekali tidak diijinkan dilakukannya
penelitian/percobaan untuk mencari temuan.
Tentang latar belakang penyelenggaraan program
Kreativitas Mahasiswa merupakan kegiatan akademik mahasiswa
baik yang berhubungan dengan kurikulum maupun bukan dan
merupakan program pengembangan kemahasiswaan dalam rangka
meningkatkan mutu produktif dan bernalar ilmiah. Dengan
demikian, diharapkan dapat dihasilkan produk yang menjadi

12
landasan selanjutnya bagi para mahasiswa untuk berkarya kreatif di
masyarakat setelah lulus sebagai sarjana. Oleh karena itu, hasil
Program Kreativitas Mahasiswa inilah dimungkinkan dapat
diusulkan ke Program studi atau Fakultas masing masing sebagai
pelaksana sebagai karya tugas akhir.
Tujuan penyelenggaraan Program Kreativitas Mahasiswa
untuk meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif,
visioner, solutif dan mandiri. Meningkatkan mutu peserta didik
(mahasiswa) di Perguruan Tinggi agar kelak dapat menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis danatau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian
serta memperkaya budaya nasional. PKM mencakup 7 (tujuh)
bidang yang masing -masing memiliki tujuan spesifik.
Hasil yang diharapkan dari program ini antara lain :
1) Kegiatan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai dengan minat
dan bakat masing masing, baik terkait dengan bidang profesi maupun yang
lain.
2) Temuan kreatif dari para mahasiswa yang dapat menunjang pelaksanaan
pembangunan di lingkungan kampus, perkotaan dan pedesaan
3) Calon pemimpin bangsa yang kreatif
b. Sistematika dan Penjelasan Usulan Program
Sistematika dan penjelasan penulisan usulan program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) sebagai berikut :
1) Judul Program
Judul kegiatan PKMK hendaklah singkat dan spesifik, tetapi
cukup jelas memberi gambaran mengenai kegiatan PKMK yang
diusulkan.
2) Latar Belakang Masalah
Khusus PKMK, uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang
usaha. Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi

13
khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKMK.
Gambarkan pula kondisi yang mengarah pada kebutuhan komoditas
atau dasar penetapan komoditas. Perlu dijelaskan situasi dan motivasi
mahasiswa untuk melaksanakan program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan. Jika perlu lakukan sebelum merencanakan PKMK
dengan penelitian awal atau survei pasar tentang kebutuhan pasar
secara kuantitatif. Uraikan pula pola penetapan dosen pembimbing dan
institusi pelaksana.
3) Perumusan Masalah
Rumusan masalah mengacu pada usaha yang prospektif, tidak
banyak saingan dan diterima di pasar
4) Tujuan Program
Nyatakan tujuan secara spesifik yang ingin diraih melalui kegiatan
PKMK khususnya terkait pada ketrampilan berwirausaha mahasiswa
berbasis sains, seni , dan teknologi
5) Luaran yang Diharapkan
Serasikan target luaran kegiatan PKMK dengan pilihan jenis
produk yang akan dihasilkan, dan uraikan dengan baik mengapa
pilihan target luaran ditetapkan seperti itu.
6) Kegunaan program

B. ISTILAH KEWIRAUSAHAAN, KEWIRASWASTAAN , DAN


ENTREPRENEURSHIP
Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan tahun 1990-an. Saat-saat
sebelumnya yang banyak digunakan adalah istilah kewiraswastaan dan
entrepreneurship. Istilah kewirausahaan dianggap lebih cenderung untuk
dipadankan dengan istilah entrepreneurship daripada istilah
kewiraswastaan yang lebih cenderung diartikan bersangkutan dengan
kepengusahaan bisnis serta segala aktivitas yang non pemerintah. Namun
demikian dalam praktek sampai saat ini ketiga istilah itu sering dipakai
secara bergantian, yang satu seolah-olah sebagai padanan bagi yang lain.

14
1. Pengertian Harafiah
Kewirausahaan berasal dari kata wirausaha diberi awalan ke dan
akhiran an yang bersifat membuat kata benda wirausaha mempunyai
pengertian abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha.
Lebih lanjut bila wira diartikan sebagai berani dan usaha diartikan sebagai
kegiatan bisnis yang komersial maupun non bisnis dan non komersial,
maka kewirausahaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan keberanian seseorang untuk melaksanakan sesuatu kegiatan
bisnis/non bisnis (cara mandiri).
2. Menurut Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang
wirausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
3. Penrose (1963)
Mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup
indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau
kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
4. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan kegiatann yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar
belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
5. Menurut hasil Simposium Nasional Kewirausahaan 7-8 Februari 1995
di Jakarta
Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nialai-nilai
dan prinsip serta sikap, kiat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu,
tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau
kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada pelanggan

15
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa,
dan negara.
Ciri-ciri seorang entrepreneur menurut Edvardson adalah sebagai
berikut:
a) Internal locus of control (memiliki sikap/ketetapan hati)
b) High energy level (bersemangat tinggi)
c) High need for achievemant (motivasi berprestasi tinggi)
d) Tolerance for ambiguity (dapat memahami perbedaan pendapat)
e) Self confidence (percaya diri)
f) Action oriented (berorientasi tindakan)
Pandangan umum tentang seorang entrepreneur adalah seorang
penemu bisnis yang sama sekali baru dan mampu mengembangkannya
menjadi perusahaan yang mencapai sukses secara luas (nasional maupun
internasional). Microsoft, Walt-Mart dan Aqua Golden Mississipi Adalah
contoh dari pandangan di atas. Entrepreneur tidak terbatas hanya pada
perusahaan besar, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan kecil. Seorang
yang berani mengambil resiko membeli franchise Mc Donald (lokal),
membuka toko kelontong, atau bisnis yang dijalankan oleh dirinya sendiri
juga merupakan seorang entrepreneur.

C. CIRI CIRI WIRAUSAHAWAN YANG BERHASIL


1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi
yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan
yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap

16
waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus
lebih baik dibanding sebelumnya.

17
D. TEORI KEWIRAUSAHAAN
Menurut A. Pakerti, berwirausaha senantiasa melibatkan dua unsur
pokok, yaitu soal peluang dan soal kemampuan menggapi peluang. Hal ini
dituangkan dalam teori:
1. Teori Ekonomi
Menyatakan bahwa wirausaha itu akan muncul dan
berkembang kalau ada peluang ekonomi. Misalnya ketidakpastian
tentang apa yang akan terjadi dimasa depan merupakan peluang
usaha. Disamping kebutuhan ekonomi, kemajuan teknologi juga
membuka peluang usaha.
2. Teori Sosiologi
Para ahli sosiologi mencoba menerangkan mengapa
berbagai kelompok sosial (kelompok ras, suku, agama, dan kelas
sosial) menunjukkan tanggapan yang berbeda-beda atas peluang
usaha. Mereka meneliti faktor-faktor sosial budaya yang
menerangkan perbedaan kewirausahaan antara berbagai kelompok
itu. Hagen mengemukakan teori bahwa dalam kelompok itu orang
didorong menjadi wirausaha karena sebagai kelompok mereka
dipandang rendah oleh kelompok elit dalam masyarakatnya.
Kelompok yang makin direndahkan kedudukan sosialnya makin
besar kecenderungan kewirausahaannya.
3. Teori psikologis
Perintis teori psikologi adalah David Mc Cleland, ia
menalarkan adanya hubungan antara perilaku kewirausahaan
dengan kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement atau
nAch). Selanjutnya secara empiris ia menemukan korelasi positif
antara kuatnya nAch dan perilaku wirausaha yang berhasil. nAch
terbentuk pada masa kanak-kanak dan antaranya ditentukan oleh
bacaan untuk Sekolah Dasar. Ini berarti itu harus ditanamkan sejak

18
dini. Namun motif berprestasi bisa ditingkatkan melalui latihan
pada orang dewasa.
4. Teori Perilaku
Wesper memandang perilaku wirausaha sebagai kerja. Ia
menyimpulkan bahwa keberhasilan seseorang wirausaha
tergantung dari :
a. Pilihan tempat kerjanya sebelum mulai sebagai wira usaha
b. Pilihan bidang usahanya, kerjasama dengan orang lain
c. Kepiawaian dalam mengamalkan manajemen yang tepat
Ducker memandang kewirausahaan sebagai perilaku, bukan
sebagai sifat kepribadian. Kewirausahaan adalah praktek kerja yang
bertumpu pada konsep dan teori, bukan intuisi. Karena itu
kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan
terencana. Ia menyarankan tiga macam unsur perilaku untuk
mendukung berhasilnya praktek kewirausahaan :
a. Inovasi bertujuan
b. Manajemen-wirausaha
c. Strategi-wirausaha

Orang yang mendirikan perusahaan harus tahu manajemen dan cara


mengamalkannya. Manajemen kewirausahaan mengutamakan empat
hal :

a. Fokus dasar
b. Antisipasi kebutuhan keuangan
c. Menyiapkan dan menyusun tim manajemen puncak, jauh sebelum
diperlukan
d. Penentuan peran di pendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Strategi wirausaha yang diperlukan untuk menempatkan diri dalam
pasar :
a. Pemimpin yang dominan dalam pasar
b. Imitasi kreatif

19
c. Monopoli dengan produk atau jasa yang sangat khusus

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memperhatikan uraian tersebut maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu
yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan
resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. 

Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan


serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau
dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu
memberikan nilai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

B. SARAN

1. Saran bagi penulis


Sebaiknya penulis lebih meningkatkan wawasan mengenai
kewirausahaan. Sehingga, penulis sebagai generasi muda sekarang ini,
setelah lulus dari ranah perkuliahan, tidak hanya menjalankan profesi
sesuai jurusan yang diampu saja, namun juga dapat menciptakan usaha
dan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
2. Saran bagi masyarakat
Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan
sosialisasi mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa
paham bagaimana cara untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa
membuka usahanya sendiri, otomatis orang tersebut juga membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain yang masih berstatus
pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah
keuntungan dalam mengurangi jumlah pengangguran.

21
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2010/04/09/11340991/urgensi.pendidikan.
kewirausahaan (11:34 WIB)

Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti – Edisi VII

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia


Akademik. FE UM.

https://anangfirmansyahblog.files.wordpress.com/2012/09/teori-
kewirausahaan.pdf ( September 2012 )

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1
96210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-1-
Konsep_Kewirausahaan.pdf

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT


Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

19
ii

Anda mungkin juga menyukai