Anda di halaman 1dari 12

2.

560 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018

PENINGKATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MEDIA POP


UP BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS IA SD MUHAMMADIYAH
PEPE
IMPROVING 1st A GRADE STUDENTS’ ENVIRONMENTAL AWARENESS THROUGH CHARACTER
BASED POP UP MEDIA AT SD MUHAMMADIYAH PEPE

Oleh : Siti Noor Rochimah, PGSD/PSD, sitin.rochimah@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan pada siswa kelas IA SD
Muhammadiyah Pepe dengan menggunakan media pop up berbasis karakter. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas kolaboratif dengan subjek penelitian siswa kelas IA. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan
Mc Taggart. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan dokumentasi. Sikap peduli lingkungan
siswa dapat meningkat melalui berbagai proses yaitu 1) pembelajaran memahami sikap peduli lingkungan dengan
menggunakan media pop up berbasis karakter secara langsung dengan berkelompok, 2) terdapat aktivitas
psikomotorik yang berdasar media pop up berbasis karakter, 3) pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran menggunakan media pop up berbasis karakter. Peningkatan sikap peduli lingkungan dapat
dilihat dari hasil observasi dan angket. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan 76% siswa berkategori
tinggi dari siklus I ke siklus II. Sedangkan, hasil angket menunjukkan adanya peningkatan sebesar 12% siswa.

Kata kunci: Sikap peduli lingkungan, media pop up berbasis karakter

Abstract
This study aims to improve the 1st A grade students’ environmental awareness through character based pop
up media at SD Muhammadiyah Pepe. This study was collaborative classroom action research. The subjects of the
research were grade IA that consisted of twenty five students. This research was conducted using Kemmis and Mc
Taggart models. The data collection techniques were observation, questionnaire, and documentation. The result of
the research showed that the use of character based pop up media was able to improve 1st A grade students’
environmental awareness The improvement was reached through some processes i.e. 1) learning activities through
character based pop up media in groups, 2) conducting psychomotor activities based on character based pop up
media, 3) implementing steps by steps learning activities using character based pop up media. The observation and
questionnaire result indicated the improvement. The observation result implied that the high categorized students
improved by 76 %. Meanwhile, the questionnaire showed improvement by 12%.

Keyword: students’ environmental awareness, character based pop up media

PENDAHULUAN daerah Jawa Timur mencapai 608.913 hektar

Indonesia merupakan negara kepulauan yang karena eksplorasi tambang yang berlebihan. Hal

memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. tersebut merupakan gambaran kecil dari kerusakan

Sumber daya alam tersebut dimanfaatkan oleh alam di Indonesia (walhijatim.com).

semua warga negara untuk kelangsungan hidupnya. Dwidjoseputro(1987:13) memaparkan bahwa

Akan tetapi, akhir-akhir ini marak terjadi kerusakan-kerusakan alam dan pencemaran

eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya lingkungan yang terjadi dapat disebabkan oleh dua

alam Indonesia. Oknum yang megeksploitasi alam penyebab yakni disebabkan oleh ulah manusia dan

itu merupakan warga negara Indonesia itu sendiri. faktor alam. Ulah manusia misalnya ditunjukkan

Seperti yang dikabarkan oleh WALHI Jatim dengan penggalian tambang illegal yang dapat

(Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Minggu, 5 mengancam datangnya tanah longsor, penebangan

Juni 2016, menyatakan bahwa kerusakan hutan di hutan secara liar tanpa penanaman kembali, dan
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.561
lain sebagainya. Selain itu, pencemaran dan pengintegrasian dalam pembelajaran (Muslich,
kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh 2011:175).
penggunaan teknologi yang tidak ramah Namun, berdasarkan observasi di SD
lingkungan, misalnya pencemaran udara oleh Muhammadiyah Pepe, Kecamatan Bantul
limbah pabrik, asap kendaraan dan pembakaran membuahkan hasil yang berbanding terbalik
sampah yang berlebih. Kondisi seperti itu dapat dengan kondisi ideal sekolah sebagai lembaga
berakibat buruk dan fatal bagi lingkungan hidup penanaman sikap peduli lingkungan dan indikator
sehingga tindakan-tindakan yang dapat merusak peduli lingkungan. Hasil dari observasi di SD
lingkungan harus segera dihentikan. Muhammadiyah Pepe menunjukkan bahwa 1)
Salah satu cara untuk mengatasi masalah sekolah belum mampu menanamkan sikap peduli
yang terjadi pada saat ini, pendidikanlah yang lingkungan di sekolah pada diri siswanya secara
dapat berperan aktif dalam permasalahan ini. maksimal, 2) kurangnya sikap peduli lingkungan di
Menanamkan dan meningkatkan karakter sikap sekolah pada siswa kelas IA, 3) pembelajaran yang
peduli lingkungan kepada anak sejak dini mendorong siswa untuk menanamkan sikap peduli
merupakan cara yang tepat. Penanaman sikap sejak lingkungan di sekolah kurang maksimal, dan 4)
dini diharapkan sikap tersebut menjadi kebiasaan penggunaan media untuk mendukung pembelajaran
yang dibawanya hingga dewasa nanti dan tidak yang berhubungan dengan sikap peduli lingkungan
akan mudah berubah meski godaan atau rayuan di sekolah kurang bervariasi.
begitu menggiurkan. Sekolah belum mampu menanamkan sikap
Dengan demikian, penanaman sikap peduli peduli lingkungan pada diri siswanya, hal itu
lingkungan sejak dini, sikap tersebut akan dibawa dibuktikan dari visi dan misi SD Muhammadiyah
sampai dewasa nanti dan anak akan berkontribusi Pepe belum menegaskan pembentukan dan
dalam melestarikan lingkungan. Idealnya sekolah penanaman sikap peduli lingkungan. Dalam
sebagai lembaga pendidikan seharusnya peraturan juga belum ada sanksi tegas untuk siswa
menanamkan karakter siswa yang salah satu yang merusak lingkungan sekitar sekolah. Selain
diantaranya yakni sikap peduli lingkungan. itu, belum ada program sekolah yang berkaitan
Indikator dari sikap peduli lingkungan itu sendiri, dengan lingkungan, misal pembiasaan siswa untuk
diungkapkan oleh Narwanti (2011:69) bahwa sikap membuang sampah di tempatnya, membuat taman
peduli lingkungan di sekolah dapat dilihat dari 1) kelas yang dikelola langsung oleh siswanya.
kebersihan ruang kelas yang terjaga, 2) tersedianya Penyediaan tempat sampah juga masih terbatas,
tong sampah organic dan non organis, 3) hemat sehingga siswa banyak yang membuang sampah
dalam penggunaan bahan praktik, dan 4) disembarang tempat.
penanganan limbah kimia dari kegiatan praktik. Kurangnya sikap peduli lingkungan pada
Pendidikan karakter juga dapat diintegrasikan siswa dibuktikan dari perilaku siswa yang belum
dalam kegiatan sehari-hari dan pengintegrasian peduli terhadap lingkungan sekolahnya. Pada saat
dalam kegiatan yang diprogramkan seperti istirahat, siswa membuang sampah sisa makanan di
taman depan kelas. Tidak hanya sampah kertas,
2.562 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018
sampah plastik, botol mereka selipkan pada sela- peduli. Selain itu, pembelajaran kurang
sela tumbuhan di taman. Keadaan itu terjadi di menegaskan makna peduli terhadap lingkungan.
dalam kelas IA, dimana kelas terlihat sampah- Siswa juga tidak dilibatkan secara langsung untuk
sampah di dalam laci meja. Ada sampah plastik, kegiatan peduli terhadap lingkungan pada saat
kertas sobekan, sisa rautan pensil, hingga makanan pembelajaran.
yang membusuk akibat lupa membuang sampah Penggunaan media untuk mendukung
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembelajaran yang berhubungan dengan sikap
dan observasi sikap peduli lingkungan yang peduli lingkungan di sekolah juga kurang
peneliti lakukan di SD Muhammadiyah Pepe di bervariasi, hal itu dibuktikan dengan pembelajaran
kelas IA cenderung memiliki sikap peduli yang dilakukan kurang memaksimalkan keadaan-
lingkungan yang sangat kurang dibanding kelas keadaan sekitar sekolah. Pembelajaran juga kurang
satunya. Hal ini ditujukkan dengan anak yang melibatkan siswa sehingga siswa kurang peduli
membuang sampah tidak pada tempatnya. Sekolah dengan pembelajaran dan berdampak pada tidak
juga telah menyediakan tempat sampah walaupun pedulinya pada lingkungan. Sebab, penggunaan
belum ada pemisahan jenis sampahnya dengan media akan lebih melibatkan siswa secara
tujuan agar siswa-siswanya membuang sampah langsung, sehingga siswa mendapatkan
pada tempatnya. pengalaman mengkonstruksi pengetahuan secara
Selain itu, sebenarnya guru telah mandiri. Selain itu, peneliti juga telah mengamati
menghimbau siswa untuk merawat tanaman di guru menggunakan model dan metode pada saat
setiap taman kelas dan membersihkan kelas dengan pembelajaran. Namun, permasalahan paling terlihat
piket harian. Ruang kelas tempat siswa pada saat dilakukannya observasi pembelajaran
melaksanakan kegiatan pembelajaran terlihat yakni pada kurang bervariatifnya penggunaan
sangat kotor. Kipas angin juga tidak dimatikan media.
ketika pulang sekolah, itu berarti siswa kurang Dikarenakan luasnya permasalahan, maka
menghemat energy listrik. Meja dan kursi terlihat peneliti membatasi dan memfokuskan
acak-acakan ketika selesai pembelajaran dan tidak permasalahan pada kurangnya sikap peduli
ditata. Meja tampak penuh coretan. Guru telah lingkungan di sekolah. Menurut Yaumi
beberapa kali mengingatkan siswa-siswanya (2014:111), menyatakan pentingnya penanaman
namun mereka mengabaikannya. peduli lingkungan yakni dapat terwujudnya
Pembelajaran yang mendorong siswa untuk keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
menanamkan sikap peduli lingkungan di sekolah manusia dan lingkungan hidup, menciptakan insan
kurang maksimal. Hal ini dibuktikan pada saat lingkungan hidup dan memiliki sikap untuk
pembelajaran, penyampaian materi hanya sekilas melindungi dan membina lingkungan hidup,
saja sehingga siswa kurang paham bagaimana cara mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam
merawat dan peduli terhadap lingkungan. Siswa secara bijaksana, dan terlindunginya NKRI dari
dapat juga tidak paham dampak-dampak yang akan dampak usaha diluar wilayah negara yang dapat
terjadi apabila lingkungan rusak dan tidak ada yang
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.563
menyebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan. Selain itu, illustrasi media pop up
lingkungan hidup. selalu memberikan kejutan yang dapat menjadi
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka daya tarik lebih dan memiliki unsur interaktif
peneliti akan memecahkan menggunakan media berupa hubungan sosial antara pengajar dengan
yang menarik sehingga sikap kepedulian siswa anak (Dzuanda, 2009:5). Dengan demikian, untuk
terhadap lingkungan akan meningkat. Media yang memecahkan masalah tersebut peneliti melakukan
cocok untuk menanamkan kepedulian siswa penelitian yang berjudul “Peningkatan Sikap
terhadap lingkungan di sekolah yakni pop up. Peduli Lingkungan Menggunakan Media Pop Up
Media pop up merupakan salah satu media berbasis Karakter pada Siswa Kelas IA SD
pengajaran visual. Muhammadiyah Pepe”.
Levie - Lentz (Arsyad , 2016:20-21) Penelitian yang dilaksanakan ini memiliki
menyebutkan ada empat kelebihan media relevansi dengan penelitian Riani Astuti tahun
pengajaran berbasis visual yaitu pertama fungsi 2015 yang berjudul „Peningkatan Keterampilan
atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian Berbicara Menggunakan Media Pop Up Siswa
siswa ke dalam pengajaran dan isi pelajaran, kedua Kelas III Sd Negeri Gembongan Kecamatan
fungsi afektif yaitu dapat terlihat dari tingkat Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun Ajaran
kenikmatan siswa ketika belajar dimana siswa 2014/2015.
dapat merasa nyaman dalam proses pengajaran,
METODE PENELITIAN
ketiga fungsi kognitif yaitu memperlancar
Desain Penelitian Tindakan
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
Penelitian tindakan ini termasuk dalam
informasi atau pesan yang tekandung dalam
penelitian tindakan kelas yang berbentuk
gambar dan yang terakhir adalah fungsi
kolaboratif. Pada penelitian kolaborasi, guru
kompensatoris yaitu memberikan konteks untuk
bertindak sebagai subjek yang melakukan tindakan
memahami teks bagi siswa yang lemah membaca
sedangkan peneliti sebagai pengamat (observer).
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
Penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
mengingatnya kembali.
model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari
Media pop up ini dapat dijadikan sebagai
siklus-siklus. Dalam penelitian tindakan kelas
media untuk meningkatkan sikap peduli
model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari 4
lingkungan dan cocok untuk siswa kelas 1 sekolah
tahapan penting, yakni perencanaan (planning),
dasar dengan asumsi bahwa karakteristik siswa
pelaksanaan tindakan (action), observasi
kelas 1 SD masih pada tahap berpikir operasional
(observation), dan refleksi (reflecting).
konkret yakni masih membutuhkan benda-benda
Waktu Penelitian
konkret untuk memahami suatu hal. Maka, media
Penelitian tindakan kelas ini akan
pop up yang berisi tentang pendidikan karakter
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
diharapkan membantu pendidik dalam
2017/2018 tepatnya pada bulan februari 2017.
memvisualkan gambar mendekati bentuk nyata dan
menyampaikan pesan moral tentang peduli
2.564 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebanyak 4 pembelajaran sehingga siswa melakukan aksi
kali pertemuan. nyata. Siklus I akan dilaksanakan dalam 2 kali
Deskripsi Tempat Penelitian pertemuan atau 4 x 35 menit.
Adapun tempat yang digunakan untuk c. Observasi
penelitian ini adalah kelas SD Muhammadiyah Observasi merupakan mengamati hasil atau
Pepe yang beralamat di Dusun Pepe, Kelurahan dampak dari tindakan yang dilakukan atau
Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, dikenakan perlakuan.
dan Provinsi D.I.Yogyakarta. Kelas yang d. Refleksi
digunakan untuk penelitian tindakan kelas yakni Tahap ini peneliti akan mengkaji, melihat,
1A dengan jumlah siswa 25 orang. dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
Subjek dan Karakteristiknya yang telah dilakukan. Peneliti dan guru
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa menganalisis hasil lembar observasi dan angket
kelas IA SD Muhammadiyah Pepe yang berjumlah secara bersama-sama. Jika pada tahap refleksi
25 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 9 siswa siklus I belum menunjukkan terjadinya
perempuan. Karakteristik kelas 1A yakni kelas peningkatan proses dan hasil kea rah yang lebih
yang sangat aktif sehingga kelas kurang terkendali. baik, maka peneliti dan guru kelas sepakat
Siswa juga sangat suka bermain di kelas, tampak mengadakan siklus II untuk memperbaiki tahapan
pada saat pembelajaran terdapat siswa yang dan hasil yang diperoleh.
bermain-main. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Skenario Tindakan Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan tahapan Kemmis dan Mc Taggart, Sugiyono (2016:308) menjelaskan teknik
penelitian ini memunyai tahapan tindakan sebagai pengumpulan data berkenaan dengan cara-cara
berikut. yang dapat digunakan untuk mendapatkan atau
a. Perencanaan (planning) mengumpulkan data suatu penelitian. Pada
Peneliti melakukan observasi pada siswa dan penelitian ini teknik pengumpulan data yang
guru untuk mengetahui permasalahan yang terjadi digunakan adalah kuesioner (angket), observasi,
terkait dengan sikap kepedulian terhadap dan dokumentasi.
lingkungan; wawancara lebih lanjut dengan siswa Instrumen Penelitian
dan guru untuk memperdalam permasalahan yang a. Kuesioner (Angket)
terjadi; dan mengkonfirmasi masalah yang terjadi Pada penelitian ini angket yang akan digunakan
di kelas IA terkait dengan sikap peduli lingkungan angket dengan skala Likert. Skala pengukuran tipe
dengan guru dan dosen pembimbing. ini mempunyai gradasi dari sangat positif hingga
b. Pelaksanaan Tindakan (action) sangat negative, yang berupa kata-kata seperti
Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai.
menggunakan RPP yang telah dirancang dengan b. Lembar Observasi
menggunakan media pop up yang berbasis Pada penelitian ini lembar observasi digunakan
karakter. Siswa dilibatkan secara langsung dalam untuk mendapatkan data pengamatan siswa dan
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.565
aktivitas guru saat pembelajaran. lembar ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menggunakan skala Likert. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IA SD
Kriteria Keberhasilan Tindakan Muhammadiyah Pepe. Subyek penelitian adalah
Media pop up berbasis karakter dikatakan seluruh siswa kelas IA yang berjumlah 25 siswa
dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 16 siswa
kelas IA SD Muhammadiyah Pepe apabila minimal laki-laki. Sebelum dilakukan tindakan, peneliti
75% jumlah siswa pada kategori tinggi. melakukan observasi pembelajaran untuk melihat
Teknik Analisis Data bagaimana sikap peduli lingkungan siswa. Adapun
Pada penelitian ini, akan digunakan teknik hasil observasi peneliti pada tanggal 30, 31 Januari
analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik 2018 dan 1 Februari 2018 di kelas IA yakni 1)
analisis kualitatif digunakan juga untuk siswa sering terlihat membuang sampah- sampah
menganalisis data observasi penggunaan media seperti sisa rautan, kertas, dan plastik sisa makanan
pop up berbasis karakter dalam meningkatkan di laci meja, 2) banyak sampah (plastik, kertas,
sikap peduli lingkungan pada siswa. Teknik tanah) berceceran di lantai kelas, 3) siswa terlihat
analisis datanya akan menggunakan model alur menggambar dengan menggunakan pensil di
yang dikembangkan Milles dan Huberman (1992: tembok kelas, 4) pembelajaran hanya terpaku pada
15-21) yakni pengumpulan data, reduksi data, buku cetak saja, 5) minimnya penggunaan media
penyajian data, dan penarikan kesimpulan / untuk pembelajaran yang digunakan untuk
verifikasi. menanamkan sikap peduli lingkungan, dan 6)
Selanjutnya, teknik yang digunakan adalah siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
teknik analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif Berdasarkan hasil angket pratindakan dapat
digunakan untuk menganalisi lembar observasi dan diketahui bahwa sebanyak 10 siswa (40%) berada
angket sikap peduli lingkungan pada siswa. Data pada kategori tinggi dan 15 siswa (60%) berada
yang bersifat kuantitatif akan dikelompokkan pada kategori sedang. Untuk itu perlu dilakukan
menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang, dan untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa
tinggi. Azwar (2008:149) mengkategorikan dengan kelas IA SD Muhammadiyah Pepe. Tindakan yang
rumus sebagai berikut. dipilih yakni menggunakan media pop up berbasis
Tabel 1. Kategori Tingkat Sikap Peduli karakter untuk memperbaiki dan meningkatkan
Lingkungan Siswa kualitas pembelajaran yang akan mempengaruhi
Kriteria Skor Kategori penanaman sikap. Media pop up ini dapat dijadikan
𝑥 < (𝜇 − 1,0 𝜎) Rendah sebagai media untuk meningkatkan sikap peduli
𝜇 − 1,0 𝜎 ≤ 𝑥 Sedang
lingkungan dan cocok untuk siswa kelas 1 sekolah
< (𝜇 + 1,0 𝜎)
(𝜇 + 1,0 𝜎) ≤ 𝑥 Tinggi dasar dengan asumsi bahwa karakteristik siswa
kelas 1 SD masih pada tahap berpikir operasional
Keterangan : konkret yakni masih membutuhkan benda-benda
µ = mean teoritis konkret untuk memahami suatu hal. Seperti yang
𝜎= standar deviasi standar deviasi
diutarakan oleh Izzati (2013:37), implikasi
2.566 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018
pembelajaran yang dibutuhkan untuk siswa kelas Hasil angket siklus I menunjukkan adanya
rendah salah satunya yaitu menggunakan media peningkatan pada setiap indikatornya dari tahap
konkrit dan alat bantu visual. Media pop up yang sebelum tindakan. Peningkatan tertinggi berada
berisi tentang pendidikan karakter sangat pada indikator siswa buang air kecil dan besar di
membantu pendidik dalam memvisualkan gambar WC yakni 26.7%. Hal ini terjadi pada saat
mendekati bentuk nyata dan menyampaikan pesan pembelajaran siswa sudah terbiasa ke WC dengan
moral tentang peduli lingkungan. Media pop up sendirinya, tidak mengompol atau buang air besar
berbasis karakter ini memberikan kejutan-kejutan di kelas seperti kejadian-kejadian sebelumnya.
yang memuat pendidikan karakter sikap peduli Peningkatan terendah terjadi pada indikator
lingkungan. Seperti yang dipaparkan oleh Dzuanda menjaga kebersihan kelas sebanyak 2.25%. Sesuai
(2009:5), illustrasi media pop up selalu pengamatan peneliti, hal ini terjadi karena siswa
memberikan kejutan yang dapat menjadi daya tarik masih lupa untuk menjaga kebersihan kelasnya,
lebih dan memiliki unsur interaktif berupa seperti masih sering malas piket kelas, masih ada
hubungan sosial antara pengajar dengan anak. sampah berserakan di kelas dan lain sebagainya.
No Indikator Persentase Kategori Aktivitas siswa pada siklus I lebih baik
1 Buang air besar dan 62.3% Sedang
kecil di WC daripada saat pratindakan/ sebelum tindakan. Siswa
2 Membuang sampah 56% Sedang
pada tempatnya memiliki kesempatan untuk memahami
3 Membersihkan 62.67% Sedang
halaman sekolah permasalahan tentang kepedulian terhadap
4 Tidak memetik 74% Tinggi
bunga di taman lingkungan menggunakan media pop up yang
sekolah
5 Tidak menginjak 80% Tinggi menarik. Hal ini sesuai dengan kelebihan-
rumput di taman
sekolah kelebihan media pop up menurut Dyk (2011:5-15),
6 Menjaga kebersihan 83.5% Tinggi
rumah yang menyebutkan bahwa bagian-bagian pop up
7 Menjaga kebersihan 81% Tinggi
kelas yang interaktif membuat pengajaran menjadi
Tabel 1. Hasil Angket Sikap Peduli Lingkungan seperti permainan yang memberikan kesempatan
Pratindakan setiap indicator
siswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Siswa juga

No Indikator Persentase Kategori


mencoba dan mendapatkan pengalaman melakukan
1 Buang air besar dan 89% Tinggi aktivitas yang ada didalam media tersebut, seperti
kecil di WC
2 Membuang sampah 64.5% Sedang memasangkan kartu pada gambar, menganalisis
pada tempatnya
3 Membersihkan 76.7% Tinggi gambar-gambar 3 dimensi, dan kegiatan lain yang
halaman sekolah
4 Tidak memetik 87% Tinggi terdapat pada media tersebut. Siswa juga lebih
bunga di taman
sekolah bersemangat menggunakan media dalam
5 Tidak menginjak 83.5% Tinggi
rumput di taman pembelajaran. Pada awalnya siswa berebut
sekolah
6 Menjaga kebersihan 89% Timggi menggunakan media tersebut, namun guru
rumah
7 Menjaga kebersihan 83.25% Tinggi meminta untuk bergantian atau dibaca bersama-
kelas
Tabel 2. Hasil Angket Sikap Peduli Lingkungan sama pada akhirnya siswa dapat dikondisikan.
Siklus I setiap indicator Siswa juga dapt memahaami situasi kehidupan
nyata yang dituangkan melalui gambar-gambar 3
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.567
dimensi yang terdapat dalam media pop up hati, moralitas, dan nilai-nilai. Dalam hal ini guru
berbasis karakter ini. Melalui media pop up telah berusaha menanamkan dan meningkatkan
berbasis karakter ini siswa dapat memahami hal- sikap peduli terhadap lingkungan selama
hal yang bersifat abstrak seperti akibat-akibat pembelajaran sehingga aktivitas menyimpang
tindakan yang tidak baik dalam memperlakukan siswa dapat mengalami penurunan. Penelitian
lingkungan,dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat dilanjutkan dengan melaksanakan tindakan pada
Bluemel &Taylor (2012:4) bahwa media pop up siklus II, karena tindakan pada siklus I belum
dapat membantu siswa memahami situasi mencapai indikator keberhasilan yaitu 75%.
kehidupan nyata dengan simbol-simbol atau Dari beberapa kekurangan pada siklus I,
gambar yang dapat dipahami. peneliti melakukan refleksi dan diskusi dengan
Pada siklus I ini guru telah menggunakan guru kelas untuk merencanakan sebuah tindakan
media pop up berbasis karakter dalam untuk memperbaiki siklus I. Pembelajaran siklus II
menyampaikan materi pembelajaran. Guru telah telah dilakukan beberapa perbaikan dari refleksi
menyampaikan materi pembelajaran menggunakan siklus I. Pada siklus II, guru melaksanakan
media pop up berbasis karakter yan berjudul “Kini pembelajaran dengan maksimal. Guru
Aku Sadar” sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan pembelajaran menggunakan media
penggunaan media tersebut menurut Kosasih pop up berbasis karakter sesuai dengan langkah-
(2007: 68). langkah penggunaan yang dikembangkan dari
Pada siklus I ini, guru melaksanakan langkah-langkah menurut Kosasih & Angkowo
pembelajaran dapat dikatakan kurang maksimal (2007:68). Sebelumnya guru masih terdapat
karena beberapa aspek aktivitas guru masih miskomunikasi dalam menggunakan media, namun
dikategori cukup seperti dalam mengulas isi, pada siklus II guru telah menggunakan media
gambar media pop up, melakukan tanya jawab dengan maksimal.
berdasarkan media, serta alokasi waktu mengajar Selain itu, guru juga telah melakukan
kurang sesuai dengan RPP. Disisi lain, aktivitas pendampingan diskusi kelompok secara maksimal.
yang kurang baik pada tahap pratindakan/ sebelum Memonitoring secara menyeluruh terhadap
tindakan tidak nampak lagi di siklus I ini. Aktivitas kelompok-kelompok diskusi. Guru juga telah
kurang baik itu berupa membuang sampah dilaci memberikan contoh dan selalu mengingatkan
meja, mencoret-coret tembok atau meja, merobek mengenai memisahkan dan membuang sampah
kertas-kertas kemudian membuangnya plastik dan bukan plastik dengan tepat pada
sembarangan, hal itu dapat teratasi karena siswa tempatnya. Guru juga sering menegur beberapa
memiliki aktivitas yang jelas. Guru juga sangat siswa yang tidak memperhatikan ketika
berperan dalam menurunnya aktivitas negatif memisahkan sampah. Selain itu, untuk selalu
siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari memudahkan siswa membuang sampah pada
Makmun (1995:68) bahwa tugas guru salah tempat yang tepat, guru menempelkan stiker
satunya mengembangkan sikap-sikap terhadap tulisan sampah plastik dan bukan plastik pada
kelompok-kelompok dan mengembangkan kata tempat sampah. Guru juga tidak lupa
2.568 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018
mengingatkan siswa untuk melindungi rumput dan
Hasil Angket Sebelum
tanaman di taman agar tidak diinjak-injak dengan
Tindakan, Siklus I, Siklus II
cara mengulas kembali menggunakan media pop 120
up. Siswa juga telah berhasil menjaga lingkungan 100
80
sekitar sekolah yang ditunjukkan dengan kegiatan 60
40
gotong royong membersihkan lingkungan sekolah
20
serta melakukan kampanye menjaga lingkungan 0
1 2 3 4 5 6 7
pada teman kelas lain.
Hasil peningkatan dari sikap peduli Pratindakan Siklus I Siklus II

lingkungan dapat secara jelas dilihat dari histogram


Gambar 18. Diagram Batang Peningkatan Hasil
hasil observasi dan hasil angket di bawah ini. Hasil Angket
observasi siklus I dan siklus II dapat disajikan
1=Buang air besar dan kecil di WC
dalam histogram sebagai berikut. 2= Membuang sampah pada tempatnya
3= Membersihkan halaman sekolah
4= Tidak memetik bunga di taman sekolah
5= Tidak menginjak rumput di taman sekolah
Hasil Oservasi Siklus I dan 6= Menjaga kebersihan rumah
Siklus II 7= Menjaga kebersihan kelas
200
Berdasar tabel dan histogram di atas, dapat
100
0 diketahui terjadi peningkatan sebesar 10.55% dari
1 2 3 4 5 6 sebelum tindakan ke siklus I, dan 7.85% dari siklus
Siklus I Siklus II Column1 I ke siklus II.
Peningkatan sikap peduli lingkungan siswa
Gambar 17. Diagram Batang Hasil Observasi
Siklus I dan Siklus II sebagaimana yang telah diuraikan pada hasil dan
pembahasan terbukti bahwa penggunaan media
Keterangan:
pop up berbasis karakter dinilai berhasil dan dapat
1=Buang air besar dan kecil di WC meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa
2= Membuang sampah pada tempatnya
3= Membersihkan halaman sekolah kelas IA SD Muhammadiyah Pepe.
4= Tidak memetic bunga di taman sekolah Temuan Penelitian
5= Tidak menginjak rumput di taman sekolah
6= Menjaga kebersihan kelas Pada saat penelitian, ada beberapa pokok-
pokok temuan penelitian sebagai berikut.
Berdasarkan tabel dan histogram tersebut, terdapat
1. Penggunaan media media pop up berbasis
peningkatan sebesar 28.8% dari siklus I ke siklus
karakter dapat meningkatkan sikap peduli
II. Sementara itu, hasil angket sebelum tindakan,
lingkungan siswa kelas IA SD
siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk
Muhammadiyah Pepe.
histogram sebagai berikut.
2. Media pop up berbasis karakter ini dapat
membantu siswa dalam memahami materi
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.569
tema 6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri kedalam sebuah gambar yang dikemas dalam
kelas I. bentuk 3 dimensi yang memberikan pengalaman
3. Media pop up berbasis karakter ini dapat pada siswa. Pengalaman yang didapat otomatis
membantu siswa dalam memahami materi dapat tertanam pada otak, sehingga menjadikan
tema 6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri suatu kebiasaan. Siswa secara langsung
kelas I. menggunakan media pop up berbasis karakter ini
4. Penggunaan media pop up yang didukung yang dilakukan setiap kelompok kecil saat
dengan model NHT dapat meningkatkan berdiskusi.
aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap
Keterbatasan Penelitian peduli lingkungan siswa mengalami peningkatan.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi
kemungkinan terdapat kekurangan seperti tidak meningkat 28.8% dari siklus I ke siklus II. Pada
terekamnya beberapa kegiatan. Semua siswa siklus I hasil observasi sikap peduli lingkungan
membutuhkan perhatian yang besar, sehingga siswa sebesar 84% berada pada kategori sedang
mungkin ada beberapa yang tidak teramati. Selain dan 16% berada pada kategori tinggi. Berdasarkan
itu, penelitian ini adalah penelitiana tindakan kelas hasil angket dapat diketahui sikap peduli
yang hasilnya meningkat hanya untuk kelas yang lingkungan siswa sebesar 81.85% berada pada
dijadikan penelitian. kategori tinggi. Hasil tersebut belum memenuhi
kriteria keberhasilan sehingga dilanjutkan tindakan
SIMPULAN DAN SARAN
siklus II dengan beberapa perbaikan.
Simpulan
Pada siklus II ini dilakukan beberapa
Sikap peduli lingkungan siswa kelas IA
perbaikan seperti mengulangi pembelajaran
pada penelitian ini memiliki tujuh indikator yakni
memilah sampah menggunakan media pop up Kini
siswa dapat buang air besar dan kecil di wc,
Aku Sadar, dan memberikan tulisan sampah plastik
membuang sampah pada tempatnya,
dan bukan plastik dengan ukuran yang lebih besar
membersihkan halaman sekolah, tidak memetik
pada tempat sampah, mengulas isi media pop up
bunga di taman sekolah, tidak menginjak rumput di
tentang pedui dengan halaman atau lingkungan
taman sekolah, menjaga kebersihan rumah, dan
sekitar sekolah secara mendalam, memberi
menjaga kebersihan kelas.
tauladan/ contoh, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Sikap peduli lingkungan dalam
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tema 6. Lingkungan Bersih Sehat
pembelajaran dengan menggunakan media pop up
dan Asri ini semakin meningkat setelah
berbasis karakter dapat meningkatkan sikap peduli
menggunakan media pop up berbasis karaker
lingkungan siswa kelas IA SD Muhammadiyah
seperti pada tindakan siklus II. Hal ini ditunjukkan
Pepe. Proses peningkatan ini dikarenakan media
dengan hasil observasi siklus II, sebanyak 2 siswa
pop up berbasis karakter dapat membantu
(8%) berada pada kategori sedang, dan 23 siswa
menghadirkan kehidupan nyata yang abstrak
(92%) berada pada kategori tinggi. Hasil observasi
2.570 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 26 Tahun ke-7 2018
juga didukung oleh hasil angket siswa, hasil angket Siswa harus mempunyai sikap peduli lingkungan
siklus II menunjukkan sebanyak 2 (8%) siswa dimanapun dan kapanpun seperti yang dicontohkan
berada pada kategori sedang dan 23 (92%) siswa dalam media pop up berbasis karakter. Saran untuk
berada pada kategori tinggi. Hasil yang diperoleh peneliti selanjutnya, peneliti dapat menggunakan
pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan, media pop up berbasis karakter sebagai bahan
sehingga tindakan diberhentikan. kajian untuk diteliti.
Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan, maka peneliti menyampaikan Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta:
beberapa implikasi sebagai berikut. Bagi Guru, PT Raja Grafindo Persada.
penggunaan media pop up berbasis karakter dapat Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan
dijadikan alternatif pilihan media untuk Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap
lingkungan. Bagi Siswa, media pop up berbasis Bluemel, N.L. & Taylor, R.H. (2012). Pop Up
Book A Guide for Teacher and Librarian.
karakter ternyata mampu meningkatkan dan
California: Santa Barbara.
menum buhkembangkan sikap peduli lingkungan
siswa. Bagi Sekolah, agar pelaksanaan Dwidjoseputro. (1987). Manusia dan Lingkungan.
Jakarta: Lembaga Pendidikan Tenaga
pembelajaran siswa dalam meningkatkan sikap Kependidikan Dirjen Dikti Departemen
peduli lingkungan dapat dilakukan dengan baik dan Pendidikan dan Pengajaran.

mandiri perlu ditunjang dengan media dan sumber- Dyk, V. (2011). Paper Engineering: Fold, Pull, Pop
sumber belajar yang dapat dijadikan pedoman & Turn. Acknowledgements, 1-23.
dalam kegiatan pembelajaran.
Dzuanda. (2009). Perancangan Buku Cerita Anak
Saran Pop - Up Tokoh-Tokoh Wayang Berseri,
Seri Gatotkaca.Skripsi.Program Studi
Saran untuk kepala sekolah, sekolah sebaiknya
Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknik
memberikan motivasi kepada guru untuk Sipil dan Perancangan, Insitut Teknologi
Sepuluh November. Diakses pada 8 Juli
mengembangkan pembelajaran agar selalu menarik
2017 dari portalgaruda.org.
dan bermakna sehingga kualitas pembelajaran akan
meningkat, seperti dengan menggunakan media Kosasih, A. & Angkowo,R. (2007). Optimalisasi
Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.
pop up. Saran untuk guru, dalam meningkatkan
dan menanamkan sikap peduli lingkungan, guru Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter
menjawab Tantangan Krisis
diharapkan menggunakan media pop up berbasis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
karakter, dalam pembelajaran terutama tema
Narwanti, S. (2011). Pendidikan Karakter
Lingkunganku Bersih Sehat dan Asri diharapkan Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
guru menggunakan media pop up dalam Karakter dalam Mata Pelajaran.
Yogyakarta: Familia.
menyampaikan materi. Saran untuk siswa, siswa
harus aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.
Peningkatan Sikap Peduli .... (Siti Noor Rochimah) 2.571
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi .
Bandung: Alfabeta.

Walhi Jatim. (2016). Walhi: 608.913 Hektare


Lahan Hutan Jatim Krisis Akibat
Eksploitasi Tambang. Diakses pada 8 Juni
2017 dari
http://walhijatim.or.id/2016/06/walhi-6080-
913-hektare-lahan-hutan-jatim-kritis-
akibat-eksploitasi-tambang/.

Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter:


Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai