Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. CALIBRAMED

Oleh :
Armina Fadhilah
2013054847

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : (1) Mengetahui seberapa besar pengaruh
insentif terhadap kinerja karyawan di PT. CALIBRAMED. (2) Mengetahui seberapa
besar pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. CALIBRAMED. (3)
Mengetahui seberapa besar pengaruh insentif dan motivasi secara simultan terhadap
kinerja karyawan di PT. CALIBRAMED
Penelitian ini di lakukan pada PT. CALIBRAMED. Sampel penelitian yang di
gunakan adalah dari populasi karyawan pada staff PT. CALIBRAMED sebanyak 52
orang. Metode penelitian ini bersifat kuantitatif dan statistik deskriptif. Data di peroleh
dengan cara interview (wawancara), kuisioner (angket), dan observasi. Metode analisis
dengan cara mengumpulkan data dari kuisioner tentang variabel bebas (X 1), variabel
bebas (X2) dan variabel terikat (Y). Dan selanjutnya dilakukan Uji Validitas, Uji
Reliabilitas, Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas, Uji Regresi
Linier Berganda, Uji Regresi secara Parsial (Uji t), Korelasi Parsial dan Simultan Pearson
Product Moment, Uji Koefisiensi Determinasi, Uji Signifikasi Simultan (Uji F).
Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh insentif dan motivasi terhadap kinerja
karyawan yang ditunjukkan dari hasil uji koefisien korelasi yang menunjukkan angka
0,764 mempunyai hubungan yang kuat. Insentif dan Motivasi mempengaruhi terhadap
kinerja karyawan dari hasil uji koefisien determinasi sebesar 58,3% sedangkan 41,7%
dipengaruhi faktor-faktor lain. Dan uji Regresi linier berganda menunjukan angka Y=
14.203 + 0.197X1 + 0.476X2, Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien
regresi X1 (Insentif) bernilai positif (0.197), hal ini menunjukkan bahwa pengaruh insentif
adalah searah dengan kinerja karyawan. Dengan kata lain insentif mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan. Bila insentif baik akan berdampak positif terhadap
peningkatan kinerja karyawan PT. Calibramed. Persamaan diatas menjelaskan bahwa
koefisien regresi X2 (motivasi) bernilai positif (0.476), hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh insentif dan motivasi adalah searah dengan kinerja karyawan. Dan dari uji
signifikasi simultan nilai signifikan untuk pengaruh X 1 dan X2 secara simultan terhadap Y
adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 34,288 > F tabel 3,18 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti terdapat pengaruh X 1dan X2 secara simultan
terhadap Y. Dengan demikian Ho ditolak dan Hɑ diterima, yang berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara insentif dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT.
CALIBRAMED.

Kata kunci : Insentif, Motivasi dan Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN manajemen yang khusus


mempelajari hubungan dan peranan
A. Latar Belakang Masalah manusia dalam organisasi. Hal ini
Manajemen sumber daya disebabkan manajemen sumber
manusia merupakan satu bidang daya manusia mengatur tenaga
kerja yang ada di dalam organisasi, karyawan tetap serta mempunyai
sehingga terwujud tujuan organisasi jaminan yang pasti. Maksudnya
dan kepuasan kerja karyawan. adalah gaji akan tetap dibayarkan
Manajemen sumber daya manusia walaupun pekerja tersebut tidak
juga dapat menghasilkan kinerja masuk kerja. Upah adalah balas
yang baik dalam sebuah perusahaan jasa yang dibayarkan kepada
dengan cara penilaian, pemberian pekerja harian dengan berpedoman
balas jasa dalam setiap individu atas perjanjian yang disepakati
anggota organisasi sesuai dengan membayarnya.
kemampuan kerjanya. Upah insentif adalah
Setiap anggota dari suatu tambahan balas jasa yang diberikan
organisasi mempunyai kepentingan kepada karyawan tertentu yang
dan tujuan sendiri ketika ia prestasinya di atas prestasi standar.
bergabung pada organisasi tersebut. Upah insentif ini merupakan alat
Bagi sebagian karyawan, harapan yang dipergunakan pendukung
untuk mendapatkan uang adalah prinsip adil dalam pemberian
satu- satunya alasan untuk bekerja, kompensasi. Kompensasi (balas
namun yang lain berpendapat jasa) langsung merupakan hak bagi
bahwa uang hanyalah salah satu karyawan dan menjadi kewajiban
dari banyak kebutuhan yang bagi perusahaan untuk
terpenuhi melalui bekerja. membayarnya. Benefit dan Service
Seseorang yang bekerja akan adalah kompensasi tambahan
merasa lebih dihargai oleh (finansial dan non finansial) yang
masyarakat di sekitarnya, diberikan berdasarkan
dibandingkan yang tidak bekerja. kebijaksanaan perusahaan terhadap
Untuk menjamin tercapainya semua karyawan dalam usaha untuk
keselaranan tujuan, pimpinan meningkatkan kesejahteraan
organisasi bisa memberikan mereka. Pemberian kompensasi
perhatian dengan memberikan (balas jasa) bertujuan sebagai
kompensasi, karena kompensasi ikatan kerjasama, kepuasan kerja,
merupakan bagian dari hubungan pengadaan efektif, motivasi,
timbal balik antara organisasi stabilitas karyawan, disiplin, serta
dengan sumber daya manusia. pengaruh serikat buruh dan
Menurut Hasibuan (2012 : pemerintah.
118) kompensasi adalah semua Menurut Handoko (2012 :
pendapatan yang berbentuk uang, 155), mengemukakan bahwa
barang langsung atau tidak kompensasi adalah “segala sesuatu
langsung yang diterima karyawan yang diterima para karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang sebagai balas jasa untuk kerja
diberikan kepada perusahaan. mereka”. Kompensasi juga
Kompensasi dibedakan menjadi merupakan penghargaan yang
dua yaitu kompensasi langsung diberikan karyawan baik langsung
(direct com-pensation) berupa gaji, maupun tidak langsung, finansial
upah, dan upah insentif, maupun non finansial yang adil
kompensasi tidak langsung kepada karyawan atas kinerja
(indirect compensation atau mereka dalam mencapai tujuan
employee welfare atau organisasi, sehingga pemberian
kesejahteraan karyawan). kompensasi sangat dibutuhkan oleh
Gaji adalah balas jasa yang perusahaan manapun guna
dibayar secara periodik kepada meningkatkan kinerja
karyawannya. Adapun bentuk tingi dan juga merupkan rasa
kompensasi finansial adalah gaji, pengakuan dari pihak organisasi
tunjangan, insentif dan komisi. terhadap kinerja karyawan dan
Sedangkan kompensasi non- kontribusi terhadap organisasi
finansial diantaranya pelatihan, (perusahaan). Para ahli diatas
wewenang, dan tanggung jawab, semakin menjelaskan bahwa
penghargaan atas kinerja serta insentif merupakan pemberian uang
lingkungan kerja yang mendukung. di luar gaji yang dilakukan oleh
Jadi untuk mendapatkan pemimpin organisasi sebagai
kompensasi yang sesuai dengan pengakuan terhadap kinerja
kinerja karyawan maka dibutuhkan karyawan kepada perusahaan.
pula karyawan- karyawan yang Apabila insentif yang diberikan
memiliki potensi yang baik guna perusahaan sudah tepat, maka
tercapainya tujuan bersama. Oleh insentif yang diberikan akan
karena itu dalam sebuah meningkatkan kinerja karyawan
kompensasi terdapat kompensasi tersebut.
finansial yaitu insentif. Dalam PT. Calibramed sebagai
pencapaian guna memenuhi perusahaan yang menyediakan
kebutuhannya maka karyawan laboratorium kalibrasi turut ambil
harus memiliki kinerja yang baik bagian dalam rangka pemenuhan
agar tercapainya tujuan bersama. harapan pemerintah di bidang
Untuk dapat melaksanakan kesehatan. PT. Calibramed
tugas dan fungsinya dengan sebaik menyediakan fasilitas laboratorium
mungkin maka dibutuhkan kinerja kalibrasi peralatan kesehatan yang
yang baik sehingga tercipta hasil terakreditasi oleh KAN (Komite
kerja yang baik juga untuk Akreditasi Nasional) dengan ID :
perusahaan. Dengan adanya LK-128-IDN. PT. Calibramed
pemberian insentif yang tepat serta didirikan dengan tujuan membantu
cara kerja yang baik. Sehingga ke rumah sakit mewujudkan
depannya, proses kerja organisasi pemenuhan kesesuaian mutu
dapat berjalan sesuai dengan tujuan sarana, prasarana dan peralatan
organisasi. Menurut Rivai medik/ non medik dalam pelayanan
(2006:384) menyatakan bahwa Kesehatan di Rumah Sakit.
insentif dalah bentuk pembayaran Disamping membangun kompetensi
yang dikaitkan dengan kinerja dan di bidang jasa, perusahaan juga
gainsharing, yaitu pembagian memberikan perhatian khusus
keuntungan bagi karyawan akibat kepada pembinaan SDM dalam
peningkatan produktivitas kerja melayani dalam jaringan customer,
atau penghematan biaya. Sistem ini maupun dalam teknologi yang
merupakan bentuk lain dari prima dalam pelayanan.
kompensasi langsung diluar gaji PT. Calibramed
dan upah yang merupakan memberikan insentif kepada setiap
kompensasi tetap, yang disebut karyawan secara menyeluruh
sistem kompensasi berdasarkan namun pembagian dilihat dari
(pay for performance plan). Begitu jabatan yang dipegang setiap
juga menurut Mangkunegara karyawan. Pembagian insentif
(2007:89), mengemukakan bahwa menggunakan sistem pembagian
insentif adalah suatu bentuk keuntungan dimana karyawan akan
motivasi yang dinyatakan dalam mendapatkan insentif satu kali
bentuk uang atas dasar kinerja yang dalam setahun, dimana pembagian
dilakukan jika ada keuntungan1.222. 168. 151.
penjualan yang telah dilakukan.923.8 703. 143.
400 893
Pembagian insentif diberikan sesuai
Sumber : PT. Calibramed
dengan jabatan dibagikan secara
Tabel I.1 diatas
merata sejumlah karyawan yang
menunjukkan bahwa gaji, thr dan
bekerja di PT. Calibramed.
bonus meningkat setiap tahunnya,
Insentif yang diberikan
tetapi tidak dengan insentif pada
oleh PT. Calibramed diharapkan
tahun 2015 yang mengalami
dapat memberikan energi positif
fluktualisasi yang disebabkan oleh
untuk karyawan yang bekerja, dan
tidak terpenuhinya target penjualan,
dapat mempengaruhi perilaku serta
sehingga jumlah yang diberikan ke
sikap kerja karyawan sesuai dengan
karyawan mengalami penurunan.
pencapaian target yang di tetapkan
Insentif yang diberikan tidak sesuai
oleh PT. Calibramed besar
dengan skala pekerjaan pegawai,
kemungkinan mereka akan
dan sistem pemberian insentif yang
bersemangat dalam beraktivitas dan
tidak sesuai dengan harapan
menunjukkan kinerja yang baik.
karyawan.
Sikap positif dapat mendorong
Manusia dapat dipandang
karyawan untuk selalu bekerja
sebagai faktor penentu karena
dengan baik dan maksimal serta
ditangan manusialah segala inovasi
menunjukkan keinginan baik
akan direalisir dalam upaya
mereka untuk mewujudkan tujuan
mewujudkan tujuan perusahaan.
perusahaan.
Untuk mendapatkan sumber daya
Biaya Insentif PT.
manusia yang diharapkan oleh
Calibramed Jakarta dapat dilihat
organisasi agar memberikan andil
pada tabel berikut ini :
positif terhadap semua kegiatan
perusahaan dalam mencapai
tujuannya, setiap karyawan
Insentif PT. Calibramed
diharapkan memiliki motivasi kerja
(Variabel Insentif X1)
yang tinggi sehingga nntinya akan
Tahun 2012 - 2016
meningkatkan kinerja yang tinggi.
Tabel 1.1
T THR Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu
INS motivasi intrinsik/ internal adalah
N A &
GAJI ENT
O H
(Rp)
BON
IF
motivasi yang berasal dari dalam
. U US diri sendiri atau pribadi masing-
(Rp)
N (Rp)
masing orang dan motivasi
2 Rp. Rp. Rp.
0 682.2 52.9 35.2 ekstrinsik/ eksternal adalah
1 motivasi yang berasal dari luar diri
1 57.25 05.0 55.6
2 0 00 00 seperti pengaruh dari rekan kerja
2 Rp. Rp. Rp. dan atasan. Motivasi merupakan hal
0 866.8 67.1 70.5
2 yang sangat penting untuk
1 54.57 77.0 38.0
3 2 00 00 diperhatikan oleh pihak manajemen
2 Rp. Rp. Rp. bila mereka menginginkan setiap
3
0 964.7 109. 93.0 karyawan dapat memberikan
1 21.08 387. 04.1 kontribusi positif terhadap
4 8 300 59
2 Rp. Rp. Rp.
pencapaian tujuan perusahaan.
0 1.112. 201. 53.5 Karena dengan motivasi, seorang
4 karyawan akan memiliki semangat
1 028.4 224. 23.0
5 93 960 00 yang tinggi dalam melaksanakan
5 2 Rp. Rp. Rp. tugas yang dibebankan kepadanya.
Tanpa motivasi, seorang karyawan penenilit mengambil judul
tidak dapat memenuhi tugasnya “Pengaruh Insentif dan Motivasi
sesuai standar atau bahkan Terhadap Kinerja Karyawan di
melampaui standar karena apa yang PT. Calibramed”.
menjadi motif dan motivasinya
dalam bekerja tidak terpenuhi. B. Identifikasi Masalah
Sekalipun seorang karyawan Berdasarkan latar belakang
memiliki kemampuan operasional yang telah diuraikan diatas maka
yang baik bila tidak memiliki penulis dapat mengidentisifikasikan
motivasi dalam bekerja, hasil akhir permasalahan sebagai berikut :
dari pekerjaannya tidak akan 1. Sistem pemberian insentif
memuaskan. Motivasi berkaitan yang tidak sesuai harapan
dengan sejauhmana komitmen 2. Insentif yang dikeluarkan
seseorang terhadap pekerjaannya
perusahaan tidak sesuai
dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Karyawan yang
dengan skala pekerjaan
motivasinya terhadap suatu pegawai
pekerjaan rendah atau turun akan 3. Karyawan PT. Calibramed
memiliki komitmen terhadap kurang termotivasi
pelaksanaan penyelesaian 4. Pemberian motivasi yang
pekerjaannya. dilakukan kurang konsisten
Motivasi karyawan dapat 5. Kinerja karyawan yang
kita lihat dari ketidak hadiran atau masih belum maksimal
keterlambatan karyawan dalam 6. Penurunan pencapaian
bekerja. Hal ini dapat dijelaskan, target pekerjaan
bahwa jika karyawan tidak hadir
atau terlambat dalam bekerja maka
tugas yang dibebankan kepadanya
C. Pembatasan Masalah
akan terbengkalai atau tidak selesai Pembatasan masalah
sesuai yang diharapkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
akan menimbulkan ketidak pokok pemasalahan yang diteliti
efektifan dan ketidak efisienan tidak terlalu meluas dari apa
seseorang dalam bekerja dan lebih yang ditetapkan atau dengan
jauh lagi dapat menurunkan kinerja. kata lain agar penelitian terfokus
Dalam jangka panjang hal ini dapat pada tujuan yang ada. Dalam hal
berdampak pada kinerja ini penulis hanya membatasi
perusahaan. permasalahan pada Pengaruh
Oleh karena itu salah satu
Insentif dan Motivasi Terhadap
cara terbaik untuk meningkatkan
kinerja karyawan adalah dengan
Kinerja Karyawan PT.
memberikan insentif kepada Calibramed. Adapun beberapa
karyawan agar dapat memotivasi hal yang dibatasi dalam
sehingga karyawan lebih penelitian ini adalah :
meningkatkan lagi kinerjanya, 1. Yang dimaksud Insentif
ketika kinerjanya meningkat dan adalah pembayaran
perusahaan pun akan mampu sederhana, penghasilan yang
menghasilkan produk dengan harga diterima, pembayaran cepat,
yang kompetitif. standar kerja, dan upah
Berangkat dari latar normal. Ranupandojo
belakang masalah diatas maka
dikutip oleh Mangkunegara penelitian ini adalah sebagai
(2005:90) berikut:
2. Yang dimaksud Motivasi a. Untuk mengetahui
adalah senang bekerja, pengaruh insentif
merasa berharga, bekerja terhadap kinerja
keras, sedikit pengawasan, karyawan pada PT.
dan semangat juang yang Calibramed.
tinggi. Ishak dan Hendri b. Untuk mengetahui
(2003: 27) pengaruh motivasi
3. Yang dimaksud Kinerja terhadap kinerja
adalah kualitas hasil kerja, karyawan pada PT.
ketetapan waktu, inisiatif, Calibramed.
kemampuan, komunikasi, c. Untuk mengetahui
kuantitas hasil kerja, dan pengaruh insentif dan
pelaksanaan tugas. Menurut motivasi secara
Mangkunegara (2009: 75) simultan terhadap
dan Mitchell dalam kinerja karyawan pada
Sedarmayanti (2001:51) PT. Calibramed.
4. Waktu penelitian 2. Manfaat Penelitian
dilaksanakan pada bulan a. Manfaat Praktis
Mei 2017 sampai dengan Pengalaman yang dapat
September 2017, dan objek menambah wawasan
penelitian di PT. dan ilmu pengetahuan
Calibramed yang beralamat bagi penulis
di Jl. Dr. Saharjo No. 41 E
Manggarai Jakarta Selatan. b. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan
D. Perumusan Masalah kemampuan penulis
1. Bagaimana pengaruh dalam melakukan
insentif terhadap kinerja penelitian dan
karyawan pada mempelajari dalam
PT. Calibramed? menerapkan teori,
2. Bagaimana pengaruh khususnya teori MSDM
motivasi terhadap kinerja ke dalam dunia praktek
karyawan pada yang sebenarnya.
PT. Calibramed?
3. Bagaimana pengaruh F. Hipotesis
insentif dan motivasi secara Menurut Husein Umar
simultan terhadap kinerja (2000:8) hipotesis merupakan
karyawan PT. Calibramed? suatu pernyataan yang bersifat
sementara atau dugaan,
E. Tujuan Penelitian & Manfaat anggapan, pendapat, atau asumsi
1. Tujuan Penelitian yang mungkin kebenarannya,
Adapun tujuan yang yang kemudian harus dibuktikan
ingin dicapai dalam dengan melakukan suatu
penelitian atau pengamatan
terhadap objek yang akan Menurut Terry
diteliti. dalam Suwatno (2001:234),
Selanjutnya untuk “Lettery incentive means
hipotesis statistiknya adalah that which incites or a
sebagai berikut : tendency to incite action”
1. H01 = Tidak ada (insentif merupakan suatu
pengaruh insentif terhadap yang mempengaruhi minat
kinerja karyawan untuk bekerja).
Ha1 = Ada pengaruh Ditambahkan oleh
insentif terhadap kinerja Ranupandoyo dalam
karyawan Mangkunegara (2009:89),
2. Ho2 = Tidak ada pengaruh mengemukakan bahwa
motivasi terhadap kinerja insentif merupakan suatu
karyawan bentuk motivasi yang
Ha2 = Ada pengaruh dinyatakan dalam bentuk
motivasi terhadap kinerja uang, menurut Heru
karyawan (2010:154), mengemukakan
3. H03 = Tidak ada pengaruh bahwa insentif merupakan
insentif dan motivasi imbalan yang ditambahkan
terhadap kinerja terhadap upah atau gaji
karyawan. yang biasanya berkaitan
Ha3 = Ada pengaruh secara langsung dengan
insentif dan motivasi prestasi kerja. Dan menurut
terhadap kinerja karyawan Hasibuan (2009:183),
insentif adalah daya
A. Insentif perangsang yang diberikan
1. Pengertian Insentif kepada karyawan tertentu
Pemberian insentif berdasarkan prestasi
didasarkan atas hasil kerjanya agar karyawan
pekerjaan dalam terdorong meningkatkan
melaksanakan kegiatan produktivitas kerjanya.
yang berupa materiil dan Hariandja
non materiil. Pemberian (2009:256), mengemukakan
insentif sebaiknya diberikan bahwa insentif diartikan
sesuai dengan beban kerja sebagai bentuk pembayaran
yang diberikan atau beban langsung yang didasarkan
kerja yang meningkat akan atau dikaitkan dengan
diiringi dengan insentif kinerja dan gain sharing,
yang meningkat pula. yang juga dikaitkan dengan
Insentif dapat memberikan kinerja dan diartikan
acuan terhadap sebagai keuntungan bagi
meningkatnya minat karyawan akibat
karyawan untuk bekerja peningkatan produktivitas
juga kemampuan organisasi atau penghematan biaya.
untuk memberikan insentif Menurut Mangkunegara
yang layak dan adil. (2000:89) mengemukakan
bahwa insentif adalah suatu hal ini sejalan dengan
penghargaan dalam bentuk pandangan Sperling dalam
uang yang diberikan oleh Mangkunegara (2009:93)
pihak pimpinan organisasi mengemukakan bahwa “
kepada karyawan agar motive is defined as
mereka bekerja dengan tendency to activity, started
motivasi yang tinggi dan by a drive and ended by an
berprestasi berprestasi yang adjustment. The adjustment
tinggi dalam mencapai is said to satisfy the motive”
tujuan- tujuan organisasi, (motif didefinisikan sebagai
atau dengan kata lain suatu kecenderungan untuk
insentif merupakan beraktifitas, dimulai dari
pemberian uang diluar gaji dorongan dalam diri (drive)
yang dilakukan oleh pihak dan diakhiri dengan
organisasi sebagai penyesuaian diri.
pengakuan terhadap prestasi Penyesuaian diri dikatakan
kerja dan kontribusi untuk memuaskan motif.
karyawan kepada Encyclopedia dalam
organisasi. Hasibuan (2009:142)
Dari beberapa mengemukakan “motivation
pendapat diatas, penulis that predisposition (it self
mengambil kesimpulan dan the subject of much
penelitian ini bahwa yang controvency) withen the
dimaksud insentif adalah individual wich arouses
bentuk motivasi, dengan sustain and direct his
pembayaran langsung, behavior. Motivation
dalam bentuk uang yang involve such factor as
dikaitkan dengan kinerja, biological and emotional
pada seseorang agar need that can only be
terdorong dalam inferred from observation
memperbaiki kualitas dan behavior” (motivasi adalah
kuantitas hasil kerjanya. suatu kecenderungan (suatu
sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri
B. Motivasi seseorang yang
1. Pengertian Motivasi dibangkitkan topangan dan
Motivasi didalam mengarahkan tindak-
pribadi orang, akan tanduknya. Motivasi
berpengaruh langsung meliputi faktor kebutuhan
terhadap tindakan yang akan biologis dan emosional yang
dilakukannya, karena hanya dapat diduga dari
motivasi merupakan pengamatan tingkah laku
kekuatan yang ada dalam manusia).
diri seseorang untuk berbuat Stanton dalam
sesuatu yang dapat Mangkunegara (2009:93)
memuaskan keinginannya, mendifinisikan bahwa “a
motive is a stimulated need atau sekelompok orang
which a goal- oriented dalam suatu perusahaan,
individual seeks to satisty” sesuai dengan wewenang
(suatu motif adalah dan tanggung jawab
kebutuhan yang distimulasi masing- masing dalam
yang berorientasi kepada rangka upaya mencapai
tujuan individu dalam tujuan organisasi
mencapai rasa puas). bersangkutan secara legal,
Dari pengertian tidak melanggar hukum, dan
diatas penulis sesuai dengan moral
menyimpulkan bahwa ataupun etika.
motivasi adalah sesuatu Dengan terwujudnya
yang menimbulkan kinerja karyawan yang
semangat seseorang dalam meningkat, maka tujuan
bekerja untuk memenuhi organisasi akan segera
kebutuhan- kebutuhannya. terwujud, karena
meningkatnya kinerja
C. Kinerja karyawan akan
1. Pengertian Kinerja meningkatnya kinerja
Setiap perusahaan kelompok dan selanjutnya
didalam rekrutmen sumber akan meningkatnya kinerja
daya manusia pastilah akan organisasi. Prawirosentono
memilih orang- orang yang (1999:145), menambahkan
memenuhi kriteria yang lagi tercapainya tujuan
sudah ditetapkan oleh organisasi hanya
perusahaan, hal ini dimungkinkan karena upaya
bertujuan agar mendapatkan para pelaku yang terdapat
karyawan yang berkualitas pada organisasi tersebut.
yang dapat mengemban Dalam hal ini sebenarnya
tugas organisasi sehingga terdapat hubungan antara
tujuan perusahaan dapat kinerja perorangan
terlaksana, untuk itu kinerja (individual performance)
karyawan merupakan dengan kinerja organisasi.
keharusan agar dapat Dengan kata lain bila
terwujud kinerja organisasi. kinerja karyawan baik
Minner (1990:235), kemungkinan besar kinerja
mengemukakan bahwa perusahaan atau organisasi
bagaimana seseorang juga baik. Kinerja seseorang
diharapkan dapat berfungsi karyawan akan baik bila
dan berprilaku sesuai mempunyai keahlian yang
dengan tugas yang telah tinggi, bersedia bekerja
dibebankan kepadanya. keras, diberi gaji sesuai
Prawirosentono (1999:167) dengan perjanjian,
mengemukakan kinerja mempunyai harapan masa
adalah hasil kerja yang depan lebih baik.
dapat dicapai oleh seseorang
Cormick (2010:172) penentu nilai dan fungsi statistic,
mengemukakan kinerja serta pembuatan grafik, diagram
adalah kuantitas, kualitas, dan gambar.
dan waktu yang digunakan Statistic deskriptif ini
dalam menjalankan tugas. merupakan metode- metode
Kuantitas adalah hasil yang yang berkaitan dengan
dapat dihitung sejauh mana pengumpulan, peringkasan, dan
seseorang dapat berhasil penyajian suatu data sehingga
mencapai tujuan yang telah memberikan informasi yang
ditetapkan. Kualitas adalah berguna dan juga menatanya
bagaimana seseorang dalam kedalam bentuk yang siap untuk
menjalankan tugasnya, yaitu dianalisis. Dengan kata lain,
mengenai banyaknya statistika deskriptif ini
kesalahan yang dibuat, merupakan fase yang
kedisiplinan dan ketepatan. membicarakan mengenai
Waktu kerja adalah penjabaran dan penggambaran
mengenai jumlah absen termasuk penyajian data. Dalam
yang dilakukan, fase ini dibahas mengenai
keterlambatan, dan lamanya ukuran- ukuran statistic seperti
masa kerja dalam tahun ukuran pusat, ukuran sebaran,
yang dijalani. dan ukuran lokasi dari
Menurut para ahli perusahaan/ distribusi data.
diatas, penulis Adapun analisis statistika
menyimpulkan bahwa deskriptif ini memiliki untuk
kinerja adalah hasil kerja memberikan gambaran
yang dapat dicapai oleh (deskriptif) mengenai suatu data
seseorang atau sekelompok agar data yang tersaji menjadi
orang dalam suatu mudah dipahami dan
organisasi, yang dimulai informative bagi orang yang
dari proses awal sampai membacanya. Statistika
akhir sebagai hasil yang deskriptif menjelaskan berbagai
didapat. karakteristik data seperti rata-
rata (mean), jumlah (sum),
A. Metode Analisa Data simpangan baku (standard
1. Analisis Deskriptif deviation), varians (Variance),
Statistika deskriptif adalah rentang (range), nilai minimum
bagian dari statistika yang dan maximum dan sebagainya.
mempelajari alat, teknik, atau Analisis deskriptif ini terdiri dari
prosedur yang digunakan untuk frequencies, Desctriptive,
menggambarkan atas Explore, Crosstabs dan Ratio.
mendeskripsikan kumpulan data Analisis- analisis tersebut sudah
atau hasil pengamatan yang ada pada option menu- menu
telah dilakukan. Kegiatan- dalam software pengolahan data
kegiatan tersebut antara lain statistic yang sering digunakan.
adalah kegiatan pengumpulan Salah satu program data yang
data, pengelompokan data, sering digunakan adalah SPSS
(Statistical Package for the Menurut Ghozali
Social Science). SPSS (2005:45) suatu item
merupakan program aplikasi instrumen dianggap valid
komputer untuk menganalisis jika memenuhi kriteria
data yang digunakan pada sebagai berikut:
berbagai disiplin ilmu, terutama 1) Jika nilai Pearson
untuk analisis statistika. Correlation  0,3
2. Uji Instrumen dinyatakan valid
Menurut Mas’ud (2004:29) 2) Jika nilai Pearson
agar dapat memperoleh data dari Correlation  0,3
responden dengan baik, dinyatakan tidak valid
kuesioner sebagai instrumen b. Uji Reliabilitas
pengumpulan data penelitian Reliabilitas adalah
harus memenuhi persyaratan indeks yang menunjukkan
validitas dan reabilitas. Untuk sejauh mana alat pengukur
itu kuesioner tersebut harus diuji dapat dipercaya atau
terlebih dahulu tingkat validitas diandalkan. Bila suatu alat
dan reliabilitas. ukur dipakai beberapa kali
a. Uji Validitas untuk mengukur gejala yang
Menurut Sugiyono sama dan hasil pengukuran
(2008: 137) mengemukakan yang diperoleh relatif
“validitas adalah tingkat konsisten, maka alat
keandalan dan keaslian alat pengukur tersebut reliabe.
ukur yang digunakan”. Dengan kata lain, reliabilitas
Instrumen dikatakan valid menunjukkan konsistensi
berarti menunjukkan alat suatu alat pengukur didalam
ukur yang dipergunakan mengukur gejala yang sama.
untuk mendapatkan data itu Menurut Ghozali (2005:
valid atau dapat digunakan 46) suatu variabel penelitian
untuk mengukur apa yang dikatakan reliabel apabila
seharusnya di ukur. memenuhi kriteria sebagai
Uji validitas berguna berikut:
untuk mengetahui apakah 1) Jika Cronbach Alpha 
ada pernyataan- pernyataan 0,6 dinyatakan reliabel
pada kuesioner yang harus 2) Jika Cronbach Alpha 
dibuang/ diganti karena 0,6 dinyatkan tidak
dianggap tidak relevan. reliabel.
Teknik untuk mengukur 3. Uji Asumsi Klasik
validitas kuesioner adalah Untuk meyakinkan bahwa
dengan menghitung korelasi persamaan garis regresi yang
antar data pada masing- diperoleh adalah linier dan dapat
masing pernyataan dengan dipergunakan (valid) untuk
skor totall, dengan memakai mencari peramalan, maka akan
rumus korelasi product dilakukan pengujian asumsi
moment. multikolinearitas dan linearitas.
a. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2005: variable bebas
73) uji normalitas (independen). Model regresi
digunakan untuk melihat yang baik seharusnya tidak
apakah nilai residual terjadi korelasi diantara
terdistribusi normal atau variable independen. Dalam
tidak. Model regresi yang penelitian ini uji
baik adalah memiliki nilai multikolinieritas digunakan
residual yang terdistribusi untuk menguji apakah ada
normal. Jadi uji normalitas korelasi diantara Variable
bukan dilakukan pada Insentif, Motivasi dan
masing- masing variabel Kinerja. Model regresi yang
tetapi pada nilai tidak ada multikolinieritas
residualnya. Untuk adalah yang mempunyai
mendeteksi apakah residual nilai besaran korelasi antar
berdistribusi normal atau variable bebas kurang dari
tidak yaitu dengan melihat 95% VIF (Variance
normal probability plot dan Inflation Factor) kurang
one sampel kolmogrof dari 10 dan mempunyai
smirnov test yang nilai tolerance lebih dari 0.1
membandingkan distribusi atau 10%.
kumulatif dari distribusi c. Heteroskedastisitas
normal. Normalitas pada Bertujuan menguji
probability plot dapat apakah dalam model regresi
dideteksi dengan melihat terdapat ketidaksamaan
penyebaran dan (titik) pada variance dan residual satu
sumbu diagonal dari grafik. pengamatan ke pengamatan
Jika ada (titik) menyebar yang lain. Jika variance dari
disekitar garis diagonal residual satu pengamatan ke
maka menunjukkan pola pengamatan lain tetap, maka
distribusi normal pada one disebut homoskedastisitas.
sampel kolmogrof smirnov Karena data ini
test Asymp. Sig 2 (vailed) menghimpun data yang
nilai keakuratan 95% berarti mewakili berbagai ukuran
nilai signifikan/Sig 0,05 (kecil, sedang dan besar).
nilai pada uji ini harus Cara untuk mendeteksi
diatas 0,05 yang ada atau tidaknya
mengindikasikan bahwa heteroskedastisitas dengan
model regresi memenuhi melihat nilai grafik plot
asumsi normal. antara nilai prediksi variabel
b. Multikolinieritas terikat (dependen) yaitu
Menurut Ghozali ZPRED dengan residual
(2005:91) uji SRESID. Deteksi ada
multikolineritas bertujuan tidaknya heteroskedastisitas
untuk menguji apakah dapat dilakukan dengan
model regresi menemukan melihat ada tidaknya pola
adanya korelasi antar tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID insentif dan motivasi
dan ZPRED dimana sumbu terhadap kinerja.
Y adalah Y yang telah Untuk mencapai tujuan
diprediksi, dan sumbu X penelitian, maka data yang
adalah residual (Y prediksi- telah diperoleh perlu
Y sesungguhnya) yang telah dianalisis. Dalam penelitian
di studentized. ini digunakan model analisis
Dasar pengambilan regresi berganda (multiple
keputusan sebagai berikut : regression analysis). Model
1) Jika ada pola tertentu ini digunakan karena
seperti titik- titik (point- penulis ingin mengetahui
point yang ada pengaruh variabel insentif
membentuk pola tertentu (X1), motivasi (X2)
yang teratur terhadap kinerja. Persamaan
(bergelombang, melebar,
regresinya sebagai berikut:
kemudian menyempit),
maka mengindikasikan Y =α + β X1+ βX ₂+e
telah terjadi
heteroskedastisitas. α = Nilai intersep (konstan)
2) Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik- titik β = Koefisien arah regresi
menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada X1= Insentif
sumbu Y, maka tidak X2= Motivasi
terjadi heteroskedastisitas. e = Error Term
4. Uji Hipotesis Y = Kinerja
a. Uji Regresi Linier Berganda b. Uji Regresi Secara Parsial
Menurut Sugiyono (Uji t)
(2010:277) yaitu: “ Analisis Uji t digunakan untuk
yang digunakan peneliti, mengetahui hubungan
bila bermaksud bagaimana masing- masing variabel
keadaan (naik turunnya) independen secara individual
variable dependen terhadap variabel dependen.
(kriterium), bila dua atau Untuk mengetahui ada
lebih variable independen tidaknya pengaruh masing-
sebagai faktor prediktor masing variable independen
dimanipulasi (dinaik secara individual terhadap
turunkan nilainya)”. variable dependen digunakan
Pengujian yang digunakan tingkat signifikasi 5% atau
dalam penelitian ini () = 0,05. Jika probability t
menggunakan analisis lebih besar dari 0,05 maka
metode regresi linier tidak ada pengaruh variable
berganda dengan tingkat independen terhadap variable
tarif signifikansi I= 0,05 dependen (koefisien regresi
artinya derajat kesalahan tidak signifikan), sedangkan
sebesar 5%, tujuannya jika nilai probability t lebih
untuk mengetahui pengaruh kecil dari 0,05 maka terdapat
pengaruh dari variable perhitungan akan memberikan tiga
independen terhadap variable alternatif, yaitu:
dependen (koefisien 1) Bila r= 0 atau mendekati 0, maka
signifikan). korelasi antar kedua variabel
c. Uji Korelasi Parsial dan sangat lemah atau tidak terdapat
Simultan Pearson Product hubungan antara variabel X
Moment terhadap variabel Y.
Uji korelasi parsial ini 2) Bila r= +1 atau mendekati +1,
digunakan untuk mengetahui maka korelasi antar kedua
kekuatan hubungan antara variabel adalah kuat dan searah,
korelasi kedua variabel dikatakan positif.
dimana variabel lainnya yang 3) Bila r=-1 atau mendekati -1,
dianggap berpengaruh maka korelasi antar kedua
dikendalikan atau dibuat tetap variabel adalah kuat dan
(sebagai variabel kontrol). berlawanan arah, dikatakan
Karena variabel yang diteliti negatif.
adalah interval maka teknik Sebagai bahan penafsiran
statistik yang diguanakan terhadap koefisien korelasi yang
adalah Pearson Correlation ditemukan besar atau kecil, maka
Product Moment (Sugiyono, dapat berpedoman pada ketentuan
2013:216). berikut ini:
Menurut Sugiyono Pedoman untuk
(2013:248) penentuan Memberikan
koefisien korelasi dengan Interpretasi Koefisien
menggunakan metode Korelasi
analisis korelasi Pearson Tabel 3.2
Product Moment dengan Interval Koefisien
Tingkat
menggunakan rumus sebagai Hubungan
berikut:
r 0,00 - 0,199 Sangat Lemah
n xy− ( x ) .( y)
¿ 2
¿
n x −¿¿ 0,20 - 0,399 Lemah
Keterangan:
r = Koefisien 0,40 - 0,599 Sedang
korelasi pearson
X =Variabel 0,60 - 0,799 Kuat
independen 0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Y =Variabel
dependen Sumber :
n = Banyak sampel Sugiyono (2013:250)
Dari hasil yang diperoleh
dengan rumus diatas, dapat diketahui d. Uji Koefisien Determinasi (R2)
tingkat pengaruh variabel X dan Menurut Ghozali (2005:83)
Variabel Y. Pada hakikatnya nilai r koefisien determinasi (R2)
dapat bervariasi dari -1 hingga +1, bertujuan untuk mengetahui
atau secara matematis dapat ditulis seberapa besar kemampuan
menjadi -1 r  +1. Hasil dari variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Dalam outpus Berdasarkan dari tabel
SPSS koefisien determinasi pernyataan terkait insentif
terletak pada tabel Model yang diberikan oleh
Summary dan tertulis Adjusted R perusahaan yakni sebanyak
Square. Nilai R2 sebesar 1 berarti 61% karyawan yang setuju,
fuktuasi variabel dependen 11% karyawan yang sangat
seluruhnya dapat dijelaskan oleh setuju, hal ini membuktikan
variabel independen dan tidak ada bahwa pemberian insentif
faktor lain yang menyebabkan pada karyawan PT.
fluktuasi variabel dependen. Jika Calibramed sudah cukup
nilai R2 berkisar antara 0 sampai baik. Berdasarkan
dengan 1, berarti semakin kuat perhitungan diketahui uji
kemampuan variabel independen parsial variabel insentif
dapat menjelaskan fluktuasi berpengaruh positif dan
variabel dependen. signifikan terhadap kinerja
e. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) sebesar 19,7%. Dari hasil
Uji statistik F pada dasarnya analisis korelasi sederhana (r)
menunjukkan apakah semua didapat korelasi antara
variabel bebas yang dimasukkan insentif dengan kinerja
dalam model mempunyai karyawan (r) adalah 0,467.
pengaruh secara bersama- sama Hal ini menunjukkan bahwa
terhadap variabel dependen untuk terjadi hubungan yang sedang
mengambil keputusan hipotesis antara insentif dengan kinerja
diterima atau ditolak dengan karyawan. Sedangkan arah
membandingkan tingkat hubungan adalah positif
signifikasi sebesar 0,05. karena nilai r positif, berarti
Menurut Ghozali (2005:84) semakin tinggi insentif maka
jika nilai probability F lebih besar semakin meningkatkan
dari 0,05 maka model regresi kinerja karyawan.
tidak dapat digunakan untuk 2. Pemberian Motivasi terhadap
memprediksi variabel dependen kinerja karyawan di PT.
atau dengan kata lain variabel Calibramed
independen secara bersama- sama Motivasi yang diberikan pada
tidak berpengaruh terhadap pimpinan di PT. Calibramed
variabel dependen. sudah cukup baik, Hal ini
juga berdampak kepada
tanggapan karyawan terkait
A. Kesimpulan pemberian motivasi yang
Berdasarkan hasil analisis dan diberikan oleh atasan, yakni
pembahasan maka penelitian ini sebanyak 68% karyawan
dapat disimpulkan sebagai yang setuju, 20% karyawan
berikut: yang sangat setuju, 3%
1. Pemberian Insentif terhadap karyawan yang ragu, dan 9%
kinerja karyawan di PT. yang tidak setuju.. Dari hasil
Calibramed perhitungan diketahui
pengaruh uji parsial variabel
motivasi berpengaruh positif karyawan (r) adalah 0,764.
dan signifikan terhadap Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja sebesar 47,6%. Dari terjadi hubungan yang kuat
hasil analisis korelasi antara insentif dan motivasi
sederhana (r) didapat korelasi dengan kinerja karyawan.
antara insentif dengan kinerja Sedangkan arah hubungan
karyawan (r) adalah 0,731. adalah positif karena nilai r
Hal ini menunjukkan bahwa positif, berarti semakin tinggi
terjadi hubungan yang kuat insentif dan motivasi maka
antara motivasi dengan semakin meningkatkan
kinerja karyawan. Sedangkan kinerja karyawan.
arah hubungan adalah positif Berdasarkan hasil uji F
karena nilai r positif, berarti diketahui nilai signifikan
semakin tinggi motivasi maka untuk pengaruh X1 dan X2
semakin meningkatkan secara simultan terhadap Y
kinerja karyawan. adalah sebesar 0,000 < 0,05
3. Pemberian Insentif dan dan nilai F hitung 34,288 > F
Motivasi secara simultan tabel 3,18 sehingga dapat
terhadap Kinerja karyawan di disimpulkan bahwa H3
PT. Calibramed diterima yang berarti terdapat
Kecapakan dalam bekerja pengaruh X1 dan X2 secara
menunjukkan hasil kinerja simultan terhadap Y. Dengan
yang baik pada PT. demikian Ho yang
Calibramed. Hal ini juga menyatakan bahwa insentif
berdampak kepada tanggapan dan motivasi secara bersama
karyawan terkait kinerja -sama tidak berpengaruh
pegawai, yakni sebanyak terhadap kinerja karyawan
69% karyawan yang setuju, pada PT. Calibramed ditolak,
23% karyawan yang sangat berarti Ha yang menyatakan
setuju, 3% karyawan yang insentif dan motivasi secara
ragu dan 5% karyawan yang bersama – sama berpengaruh
sangat tidak setuju. terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan analisis uji pada PT. Calibramed
simultan membuktikan diterima.
variabel insentif dan variabel
motivasi bersama – sama DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh positif dan
Arip, Ishak dan Tanjung Hendri. 2003.
signifikan terhadap kinerja
Manajemen Motivasi. 2003
sebesar 0,583 atau 58,3% Jakarta: PT. Gramedia
sedangkan 41,7% dapat Widiasarana Indonesia.
dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam Ali Muhidin, Sambas dan Maman
penelitian ini. Dari hasil Abdurrahman. 2012. Analisis
analisis korelasi sederhana (r) Korelasi, Regresi dan Jalur
didapat korelasi antara dalam Penelitian. Bandung: CV
insentif dengan kinerja Pustaka Setia.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variabel-variabel Penelitian. Rivai, Veithzal. 2006. MSDM Untuk
Bandung : Alfabeta Perusahaan Dari Teori Ke
Praktek.Jakarta: Raja Grafindo
Faustino, Lardoso, Gomes (2000), Persada
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Andi Soeharto, Karti dkk. 2013. Teknologi
Offset. Pembelajaran Pendekatan
Sistem, Konsep, dan Model,
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi SAP, Evaluasi Sumber Belajar
Analisis Multivariate dengan dan Media. Surabaya : SIC.
program SPSS. Semarang :
Badan Penerbit Universitas Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian
Diponegoro. Kuantitatif Kualitatif dan
R&D”. Bandung: Alfabeta.
Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya ________. 2010. Statistika Untuk
Manusia.Yogyakarta: BPFE Penelitian. Bandung: Alfabeta

Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen ________. 2012. “Memahami


Sumber Daya manusia. Jakarta: Penelitian Kualitatif”. Bandung:
PT Bumi Aksara ALFABETA.

Hariandja, Efendi, Tua, Marihot. 2002. Sarwono, Jonathan. 2010. Panduan


Manajemen Sumber Daya Lengkap Statistik. Yogyakarta:
Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Penerbit Andi.
Widiasarana Indonesia.
Prawirosentono, Suyadi, 2008.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Kebijakan Kinerja Karyawan.
2007. Manajemen Sumber Daya Yogyakarta : BPFE
Manusia, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

_____________________________.200
5. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Manusia. Cetakan I. Bandung:
PT. Refika Aditama.

Mas'ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis


Organisasional (Konsep dan
Aplikasi).

Semarang: Badan Penerbit


Universitas Diponegoro

Mathis Robert L dan Jakson John H.


2009. Human Resoursce
Manajemen, alih bahasa. Jakarta
: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai