Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Pada Pakan Ayam Petelur Terhadap Penampilan Produksi Dan Kualitas Telur
Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Pada Pakan Ayam Petelur Terhadap Penampilan Produksi Dan Kualitas Telur
RESPON PEMBERIAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA PAKAN AYAM
PETELUR TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera)
dalam pakan terhadap penampilan produksi dan kualitas telur pada layer. Materi yang digunakan adalah
ayam petelur umur 38 – 42 minggu strain Isa Brown produksi PT. Charoen Pokphand sebanyak 120 ekor;
pakan yang disusun dari konsentrat : jagung : bekatul : mineral tepung daun kelor dengan perbandingan
30 : 36 : 31 : 3. Rancangan yang digunakan adalah eksperimental dengan pencampuran pakan basal
tanpa Moringa oleifera untuk control (P0), penambahan Moringa oleifera 0,5% (P1), 1% (P2), 1,5% (P3)
dan 2% (P4). Variabel yang diamati adalah penampilan produksi dan kualitas telur. Untuk mengetahui
pengaruh pemberian tepung daun kelor pada pakan digunakan analisis of varians (ANOVA) dengan
Rancangan Acak Lengkap pola searah. Apabila terdapat perbedaan rerata antar perlakuan dilakukan uji
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun kelor pada ayam petelur dapat
meningkatkan produksi dan kualitas telur. Penambahan tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2%
memberikan efek terbaik terhadap penampilan produksi dan kualitas telur, disarankan penambahan
tepung daun kelor dalam pakan sebesar 2% agar memperoleh penampilan produksi dan kualitas telur
dengan hasil terbaik.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of Moringa leaf meal (Moringa oleifera) in
feed on production performance and egg quality of laying hens. The materials used 120 laying hens of Isa
Brown breed in 38 to 42 weeks age. The method used an experimental trial by Moringa oleifera addition in
the basal feed. The experiment were devided into four groups i.e. without Moringa oleifera as control (P0),
with Moringa oleifera 0.5% (P1), 1% (P2), 1.5% (P3) and 2% (P4). Variables observed were the
appearance of egg production and quality. The data was analyzed by Completely Randomized one way
design. The mean differences were calculated by the Duncan Multiple Range Test. The results showed
that administration of Moringa leaf powder can increase the production and quality of eggs in laying hens.
Addition of 2% Moringa leaf powder in the feed gives the best effect on the appearance and quality of
production and egg. This research suggested the addition of 2% Moringa leaf powder was recommended
in order to obtain the finest appearance and quality of production.
________________________________
* Korespondensi (corresponding author):
Telp. +62 878 6368 6990
E-mail: wahyusatria1207@gmail.com
197
Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan
oleifera) pada pakan memberikan pengaruh ransum dapat dijelaskan bahwa rerata
yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi ransum tidak dipengaruhi oleh
konsumsi dan konversi pakan tetapi tidak ransum perlakuan, hasil tersebut bisa
memberikan pengaruh (P>0,05) terhadap dikaitkan dengan rerata produksi (Tabel 1).
hen day production dan IOFC pada ayam Data pada Tabel 1 terlihat dengan jelas
petelur. Rerata konsumsi pakan ayam bahwa semakin tinggi kandungan tepung
petelur tertinggi terdapat pada perlakuan P4 daun kelor dalam ransum maka semakin
(penambahan tepung daun kelor sebanyak tinggi pula rerata produksi telur. Sebaliknya
2%). Pada umumnya ayam meningkatkan pada ayam yang mendapat ransum tanpa
konsumsi untuk memenuhi kebutuhan daun kelor, menunjukkan rerata produksi
energinya. Apabila dilihat dari tingginya telurnya rendah, sehingga diperoleh hasil
kandungan energi pada ransum komersial rerata konversi ransum yang kurang baik.
yang disubstitusi 2% daun kelor, Perlakuan P3 dan P4 memiliki konversi pakan
menunjukkan bahwa tingginya konsumsi terbaik karena nilainya yang rendah hal ini
pada ayam yang diberi ransum bukan didukung dengan peningkatan yang sama
dikarenakan kebutuhan energi yang belum pada hen day production. Konversi pakan
tercukupi. Hasil tersebut kemungkinan pada P3 dan P4 yang rendah diduga
karena ada peningkatan kecernaan ransum disebabkan adanya senyawa aktif alkaloid
pada ransum komersial yang disubstitusi yang terdapat pada daun kelor. Hal tersebut
dengan 2% daun kelor. Hasil analisis yang diduga dapat mempengaruhi konsumsi
lain adalah ada peningkatan palatabilitas pakan sehingga berpengaruh terhadap
pada ransum komersial yang disubstitusi hitungan nilai konversi pakan. Nesheim et al.
sehingga merangsang ayam untuk (1979) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
meningkatkan konsumsinya. Hasil pengujian mempengaruhi konversi pakan adalah
pengaruh pemberian tepung daun kelor kandungan energi yang cukup, kecukupan
terhadap produktivitas ayam petelur zat nutrisi dalam pakan, suhu lingkungan dan
menghasilkan data seperti yang terlihat pada kondisi kesehatan.
Tabel 1. Hasil pengujian pengaruh pemberian
Pemberian tepung daun kelor tepung daun kelor terhadap kualitas telur
memberikan pengaruh yang sangat nyata eksterior dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil
(P<0,01) terhadap konversi pakan pada penelitian menunjukkan bahwa penambahan
ayam petelur. Konversi pakan tertinggi tepung daun kelor pada pakan ayam petelur
terdapat pada perlakuan P4 sebesar memberikan pengaruh yang sangat nyata
2,04±0,01 sedangkan terendah di perlakuan (P<0,01) terhadap berat telur dan kolesterol
P0 sebesar 2,08±0,02. Hasil ini diperkuat telur tetapi tidak berpengaruh terhadap
oleh penelitian Kaniadewi (2006) yang indeks telur, indeks kuning telur, berat
melaporkan bahwa penambahan esktrak kerabang, tebal kerabang serta indeks warna
daun beluntas (memiliki zat aktif minyak kuning telur. Hasil pengamatan menunjukkan
atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin) rerata berat telur tertinggi pada perlakuan P4
ke dalam air minum ayam nyata menurunkan (62,16±0,35). Tingginya berat telur pada
konversi ransum ayam broiler. Ayam yang perlakuan P4 dikarenakan tingginya
mendapat perlakuan tepung daun kelor konsumsi pakan sehingga berpengaruh
dalam ransum nilai konversi pakannya lebih terhadap produksi telur. Berat telur yang
baik (2,04-2,06) dibandingkan dengan tinggi pada perlakuan P4 diduga disebabkan
ransum perlakuan tanpa pemberian daun kandungan senyawa aktif yang terdapat
kelor (2,08). Hasil menunjukkan bahwa dalam daun kelor seperti minyak atsiri yang
penambahan tepung daun kelor dalam dapat meningkatkan produktifitas dan
ransum dapat memperbaiki nilai konversi bekerja secara optimal sesuai kebutuhan
ransum. Konversi ransum yang terbaik ayam. Berat telur dalam penelitian ini lebih
dihasilkan oleh P4 sebesar 2,04±0,01 di tinggi dengan berat telur menurut Leeson
mana peningkatan konsumsi ransum diikuti dan Summers (2005), yaitu berat telur umur
oleh produksi telur sehingga dapat ayam 25-32 minggu adalah 52 g/butir. Ayam
disimpulkan bahwa P4 mempunyai efisiensi yang mendapat perlakuan tepung daun kelor
penggunaan ransum yang paling baik dalam ransum lebih tinggi berat telur
dibandingkan dengan ransum kontrol. dibandingkan dengan perlakuan tanpa
Terjadinya perbedaan rerata konversi pemberian daun kelor dalam ransum. Lesson
199
Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan
200
Tabel 1. Pengaruh pemberian tepung daun kelor terhadap produktivitas ayam petelur
(effect of Moringa leaf meal on the productivity of laying hens)
Perlakuan (treatment) Konsumsi pakan (g/ekor/hari) (feed Hen day production Konversi pakan IOFC
consumption (g/ekor/hari)) (%) (feed converstion) (Rp/ekor)
P0 124,46±0,60a 82,50±1,10 2,08±0,02c 449,57±10,13
P1 125,44±0,09ab 82,50±0,46 2,06±0,02bc 459,94±10,74
P2 125,74±0,61bc 82,50±0,36 2,06±0,03ab 460,71±13,35
P3 126,64±0,27c 82,91±2,24 2,05±0,01a 459,72±5,03
P4 126,80±0,44c 82,64±1,21 2,04±0,01a 456,79±6,97
P0: pakan basal tanpa Moringa oleifera (basal feed without Moringa oleifera), P1: penambahan Moringa oleifera 0,5% (addition with Moringa oleifera 0.5%), P2:
penambahan Moringa oleifera 1% (addition with Moringa oleifera 1%), P3: penambahan Moringa oleifera 1,5% (addition with Moringa oleifera 1.5%), P4:
penambahan Moringa oleifera 2% (addition with Moringa oleifera 2%).
a,b,c
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) (different superscripts at the same column indicate high
significant diffrences (P<0.01)).
Berat telur Indeks telur Indeks kuning Berat kerabang Tebal kerabang Indeks warna kuning Kolesterol
Perlakuan (egg weight) (index egg) telur (heavy shell) (g) (thick shell) (mm) telur (index colour (cholesterol)
(treatment) (g/ekor/hari) (cm) (index yolk) (cm) yolk) (mg/100g)
P0 54,42±0,40a 0,766±0,02 0,30±0,05 6,28±0,15 0,32±0,01 11,00±1,15 234,50±1,55c
P1 55,38±0,51ab 0,768±0,05 0,31±0,03 6,27±0,06 0,33±0,03 10,75±0,50 233,79±1,15c
P2 55,86±0,65bc 0,771±0,03 0,31±0,02 6,24±0,06 0,33±0,02 10,00±1,63 230,36±0,94b
P3 56,43±0,31bc 0,783±0,01 0,31±0,02 6,23±0,11 0,33±0,02 10,00±1,41 229,50±0,89ab
P4 56,84±0,30c 0,764±0,04 0,32±0,01 6,20±0,05 0,33±0,01 9,50±1,00 228,64±0,31a
P0: pakan basal tanpa Moringa oleifera (basal feed without Moringa oleifera), P1: penambahan Moringa oleifera 0,5% (addition with Moringa oleifera 0.5%), P2:
penambahan Moringa oleifera 1% (addition with Moringa oleifera 1%), P3: penambahan Moringa oleifera 1,5% (addition with Moringa oleifera 1.5%), P4:
penambahan Moringa oleifera 2% (addition with Moringa oleifera 2%).
a,b,c
Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) (different superscripts at the same column indicate high
significant diffrences (P<0.01)).
Buletin Peternakan Vol. 40 (3): 197-202, Oktober 2016 ISSN-0126-4400 E-ISSN-2407-876X
201
Edi Wahyu Satria Respon Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dalam Pakan
energy, protein, and fat during the Soetanto, H. 2005. Potensi tanaman kelor
growing and laying periods on early (Moringa oleifera, Lam) sebagai
eggs weight and eggs components. sumber pakan dan pangan di
Poult. Sci. 74: 50-60. Indonesia. Prosiding Seminar AINI V.
Nesheim, M. C., R. E. Austic and L. E. Card. Universitas Brawijaya, Malang.
1979. Poultry Production. 12th edn. Sjofjan, O. 2008. Efek penggunaan tepung
Lea and Febiger, Philadelphia. daun kelor (Moringa oeifera) dalam
Piliang, W.G. dan S.A.H. Djojosoebagio. pakan terhadap penampilan produksi
2004. Fisiologi Nutrisi Vol I. Bogor: ayam pedaging. Seminar Nasional
Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. Teknologi Peternakan dan Veteriner,
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Bogor.
202