Anda di halaman 1dari 7

KEBUDAYAAN ISLAM

Diajukan Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Pendidikan Agama Islam

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :
Nurlaila Purnama (35121103)
Nurul Izzah Fauziyyah Tominu (35121104)

13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam sudah mulai berkembang lagi sejak abad ke-7 dan berkembang
secara pesat ke seluruh dunia dari waktu ke waktu. Dalam penyebarannya
secara otomatis Islam telah meletakkan nilai-nilai kebudayaannya.
Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan
karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat
menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil olah
akal,budi,rasa,dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan
yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang
mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada nafsu
hewani, sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi
untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga
menghasilkan kebudayaan yang beradab atau perdaban Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian kebudayaan islam?
2. Apa yang di maksud dengan urgensi dan hakikat kebudayaan islam?
3. Sebutkan unsur-unsur kebudayaan islam
4. Jelakan dasar-dasar kebudayaan islam?
5. Jelaskan muatan nilai-nilai budaya dalam islam?
6. Mengapa masjid dikatakan sebagai pusat kebudayaan islam?

C. TUJUAN MASALAH
1. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang pengertian
kebudayaan islam.
2. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang urgensi dan
hakikat kebudayaan islam.
3. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang unsur-unsur
kebudayaan islam.
4. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang dasar-dasar
kebudayaan islam.
5. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang muatan nilai-
nilai budaya dalam islam.

13
6. Memberikan informasi kepada para pembaca tentang masjid sebagai
pusat kebudayaan islam.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kebudayaan Islam

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah


pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin ( akal budi ) manusia,seperti kepercayaan, kesenian dan adat
istiadat. Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi
lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan Kesustraan 3. Kesenian 4.
Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan. Hubungan Islam dan Budaya Sebagian ahli
kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan
dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa
ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses
realisasi diri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker,
dalam bukunya “Filsafat Kebudayaan” menyatakan bahwa tidak ada hubungannya
antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan
keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi.
Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang
kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan.
Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs.
Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan.
Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari
satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting,
yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini
sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : “ ( Allah)-lah Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya
dari saripati air yan hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya” Islam mengajarkan kepada
umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran
yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan
sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya “. Dan dalam satu waktu Islamlah
yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa
dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.

2. Urgensi dan Hakikat Kebudayaan Islam

13
Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, saling terkait, karena
kebudayaan merupakan hasil karya, rasa kemudian menjadi adat istidat manusia
sebagai khalifah di bumi. Tidak ada kebudayaan bila tidak ada manusia dan
sebaliknya, tidak ada manusia bila mereka tidak berbudaya dalam masyarakat dan
lingkungannya.
Jamal Syarif Iberani dan Hidayat (2003; 89) mengutip pendapat J. Verkuyl
dan Koentjaraningrat tentang pengertian budaya, yaitu:
a. J. Verkuly mengatakan bahwa kebudayaan itu berasal dari Bahasa
Sangsekerta, yakni budaya, bentuk jamak dari budi yang berarti roh atau
akal. Kata “Kebudayaan” berarti segala sesuatu yang di ciptakan oleh
manusia.
b. Koentjaningratmengatakan kebudayaan berasal dari Bahasa Sangsekerta,
yakni budhaya, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal. Kebudayaan dapat di artikan sebagai hal-hal yang
bersangkutan dengan budi dan akal.

3. Unsur- Unsur Kebudayaan Islam


Adapun unsur-unsur pokok kebudayaan islam
1.      Potensi perekonomian
2.      Sistem politik
3.      Tradisi-tradisi yang menyangkut tingkah laku dan sopan santun
4.      Perbendaharaan ilmu pengetahuan dan kesenian
Perkembangan dan kemajuan kebudayaan dan kemajuan kebudayaan didukung
oleh beberapa faktor, seperti faktor geografis, ekonomi psilogis, bahasa dan
pendidikan. Faktor kehancuran dan kemunduran suatu kebudayaan ialah rusaknya
moral, pemikiran, keburukan hukum dan perundang-undangan, kezaliman dan
kemiskinan, dan hilangnya pemimpin yang ikhlas serta murni. Kebudayaan Islam
timbul setelah didahului oleh serentetan kebudayaan manusia dan akan diiringi
pula oleh serentetan kebudayaan setelahnya.

4. Dasar-Dasar Kebudayaan Islam


1.    Dasar-dasar Kebudayaan Islam adalah ajaran Agama Islam itu sendiri yang
meliputi Aqidah, Syari’ah dan Muamalah
2.    Dasar Peradaban Islam adalah Kebudayaan Islam yang bersumber atau
diinspirasi oleh Ajaran Islam
3.    Sesuatu yang dicapai dan tercatat dalam sejarah peradaban Islam adalah
sebagai konsekwensi dari tugas manusia sebagai Khalifatullah fil Ardh

Jika ada peradaban Islam yang tidak didasari oleh ajaran Islam, maka ditolak
secara syar’i
Misalnya: Jika disebuah kota dibuat sebuah patung megah dan terkenal ke seluruh

13
dunia, maka patung itu bukanlah pencapaian peradaban Islam, karena membuat
patung ditolak/tidak sesuai dengan ajaran Islam.

5. Muatan Nilai-Nilai Budaya dalam Islam


Nilai-nilai ajaran islam bersifat universal. Sehingga sangat mungkin apa
yang dicontohkan Nabi dalam hal muamalah selain mengandung nilai-nilai ajaran
islam juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya lokal. Contohnya dalam hal
berpakaian dan makan, dalam perkembangan dakwah islam di indonesia melalui
bahasa dan budaya. Sebagaimana dilakukan oleh para wali songo di tanah jawa.
Tanpa disadari mereka melakukan bagian dan ajaran islam. Contoh lainnya yaitu
penyelenggaraan Maulid Nabi di transformasikan menjadi upacara sekaten.

6. Masjid sebagai Pusat Kebudayaan Islam


Secara etimologi masjid adalah tempat untuk sujud, secara terminologi
diartikan sebagai tempat untuk melakukan ibadah dalam arti luas.
Periode klasik merupakan masa gemilang (the golden age) bagi umat
Islam. Pada masa tersebut umat Islam berhasil dalam berbagai aspek kehidupan.
Agama Islam memberikan motivasi yang sangat jelas agar pemeluknya berkarya
untuk mencapai kemajuan dan kejayaan. Kemajuan dan kejayaan tersebut tidak
mungkin bisa tercapai tanpa ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan
tidak mungkin bisa diperoleh tanpa proses pendidikan.
Proses pendidikan pada masa klasik berlangsung secara informal, yakni
dilangsungkan di masjid, surau, dan di rumah-rumah. Pada awal Islam, proses
pembelajaran dilaksanakan di rumah Arqam bin Abi al Arqam. Setelah
Rasulullah hijrah ke kota Madinah, maka proses pendidikan lebih difokuskan di
masjid. Masjid pada periode klasik memiliki multi fungsi, salah satunya menjadi
pusat pendidikan Islam. Sejak zaman Rasulullah saw sampai sekarang masjid
tetap menjadi pusat kebudayaan bagi ummat Islam. Masjid menjadi tempat
pendidikan, musyawarah, ibadah, pengajian-pengajian, membina ummat, dan lain
sebagainya

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebudayaan yang Islami adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa,
dan karya manusia yang tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan. Hasil
olah yang universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Dalam
perkembangannya, perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang
mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu
hewani sehingga akan merugikan diri manusia sendiri. Di sinilah, agama
berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal
budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab.
2. Pada masa klasik hidup ulama mahzab dan filosuf-filosuf besar dan
agung.
3. Masjid selain sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai salah satu
simbol bagi Islam, tempat pusat komunikasi dan informasi, tempat belajar
tentang ajaran Islam.
4. Nilai Islam yang beraroma Negara Arab secara tidak langsung masuk
meresap ke dalam budaya Indonesia, seperti ejaan, kebiasaan, dsb.
B.     Saran
1. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk
dapat lebih    mengembangkan Sistem Kebudayaan Islam di Indonesia dan
dapat pula mengerti dan paham tentang konsep kebudayaan islam di
indonesia.
2. Penulisan makalah ini tidak lepas dari yang namanya konsep dan sebuah
rujukan yang dijadikan bahan penulisan makalah. Untuk itu kami mohon
kepada Bapak pembimbing mata kuliyah pendidikan agama islam (PAI)
agar mengajarkan kepada para pelajar khususnya bagi mahasiswa agar
tidak melanggar dari norma-norma agama yang sudah ditetapkan, karena
selain merugikan diri sendiri juga akan merugikan orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://prastputra.blogspot.com/2009/01/kebudayaan-islam_04.html
diakses pada: Kamis, 30 Oktober 2021 Pukul 13.31

https://jurnalannur.ac.id/index.php/AnNur/article/view/44#:~:text=Masjid
%20pada%20periode%20klasik%20memiliki,membina%20ummat
%2C%20dan%20lain%20sebagainya diakses pada: Jumat, 30
Oktober 2021 Pukul 23.50

Buku Wajib Drs. H. Muh. Tang, M. Pd. Pengembangan Keperibadian


Pendidikan Agama Islam

13

Anda mungkin juga menyukai