Dispersi Kasar-Kel 2
Dispersi Kasar-Kel 2
KASAR
Ilham
Intan
M Aditya
Sri
Mengingat Kembali J enis
Dispersi
DISPERSI KASAR
Dispersi kasar merupakan sesuatu yang di
dalamnya terdispersi partikel- partikel padat
yang tidak larut dalam medium cair. Sistem
partikel yang mempunyai ukuran yang
besar.
Ket :
W / ∆ F = energi bebas permukaan
Ỳ SL = tegangan antar muka antara medium cair dan
partikel padat
∆ A = Luas permukaan total
SIFAT ANTARMUKA SUSPENSI
Jika suspensi diaduk maka bidang irisnya adalah b-b’, bukan a-a’
(permukaan sejati).
PENGENDAPAN SUSPENSI
• Kestabilan fisika: menjaga partikel supaya tetap
terdistribusikan secara merata keseluruh dispersi.
V = d2 (ρs – ρo) g
18 ŋo
PENGENDAPAN SUSPENSI
Jika mempertimbangkan ketidaksamaan bentuk dan ukuran
maka:
EFEK GERAK BROWN
Untuk partikel dengan diameter 2 – 5 mikrometer, maka gerak brown
melawan pengendapan sampai jumlah yang dapat diukur pada suhu
kamar
PARAMETER PENGENDAPAN
• Dua parameter : volume sedimentasi dan derajat flokulasi
• Volume sedimentasi F = perbandingan volume akhir endapan Vu
terhadap volume awal dari suspensi Vo
• F = Vu / Vo
• F bisa < 1 atau > 1
PARAMETER PENGENDAPAN
• Jika F = 1 keseimbangan flokulasi (flocculation equilibrium)
menunjukkan tidak adanya supernatan jernih pada pendiaman.
• Jika F > 1 volume akhir endapan adalah lebih besar dari
suspensi awal hal ini terjadi karena hasil flokulat yang terbentuk
dalam suspensi begitu longgar dan lunak sehingga volume yang
dapat dicapai lebih besar dari volume suspensi awal
• Jika f < 1 volume akhir endapan lebih kecil dari volume awal
• Parameter volume sedimentasi memberikan jumlah flokulasi secara
kualitatif.
PARAMETER PENGENDAPAN
• Jika suspensi mengalami deflokulasi sempurna maka volume akhir
endapan relatif kecil.
• Derajat flokulasi adalah suatu parameter yang lebih mendasar
daripada F, karena β menghubungkan volume endapan yang
mengalami flokulasi dengan volume dalam suatu sistem yang
mengalami deflokulasi.
Pertimbangan Rheologi. Prinsip rheologi bisa diterapkan untuk penyelidikan dari faktor-faktor
berikut :
• viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari partikel-partikel zat
terdispersi, perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila
produk tersebut dituang dari botol
kualitas penyeberan dari cairan bila digunakan untuk suatu bagian permukaan yang akan
diobati.
Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar
(sebagai contoh : air), sedangkan lainnya relatif nonpolar (sebagai
contoh : minyak). O/W untuk umumnya obat oral dan makanan , W/O,
beberapa obat luar, mentega dan saus.
TIPE EMULGATOR
• Surfaktan (lihat materi fenomena antar muka) (ex: tea oleat,
span, tween)
• Koloid hidrofilik (lihat materi koloid) (ex:akasia, gelatin)
• Partikel padat yang terbagi halus (ex: bentonit, veegum)
FUNGSI SURFAKTAN
• Membentuk lapisan monomolekuler.
Hal ini disebabkan partikel padat tersebut terkonsentrasi pada antar muka,
tempat partikel tersebut menghasilkan suatu selaput partikular di sekitar
tetesan terdispersi sehingga mencegah penggabungan.
Serbuk yang lebih mudah dibasahi dengan air membentuk emulsi m/a,
sedangkan yang lebih mudah dibasahi dengan minyak membentuk emulsi a/m
ADSORBSI
MONOMOLEKULER
Zat yang aktif pada permukaan, mengurangi tegangan antarmuka karena
adsorpsinya pada batas minyak/air membentuk lapisan-lapisan monomolekular.
Creaming.
Jika fase terdispersi kurang rapat dibandingkan dengan fase kontinu, yang merupakan hal umum pada
emulsi o/w, kecepatan sedimentasi menjadi negatif, yakni dihasilkannya creaming yang mengarah ke
atas.
Jika fase dalam lebih berat dari fase luar, bola-bola akan mengendap, fenomena ini sering terdapat
pada emulsi tipe w/o dimana fase dalamnnya lebih rapat dari pada fase kontinu minyak, efek ini dikenal
sebagai creaming yang mengarah ke bawah.
STABILITAS FISIK DARI
EMULSI
Penggabungan dan Pemecahan
Jika terjadi pemecahan maka pencampuran biasa tidak bisa mengsuspensikan kembali bola-bola
tersebut dalam suatu bentuk emulsi yang stabil, karena lapisan yang mengelilingi partikel-partikel
tersebut telah dirusak dan minyak cenderung untuk bergabung.
Penilaian Kestabilan
Menurut King dan Mukherjee, satu-satunya metode yang tepat untuk menentukan kestabilan meliputi
analisis frekuensi ukuran dari emulsi tersebut dari waktu ke waktu dengan makin lamanya produk
tersebut. Untuk emulsi yang pecah dengan cepat, penyelidikkan mikroskopis dari fase dalam yang
terpisah adalah cukup, walaupun pemisahan sulit untuk dibaca dengan suatu ukuran ketelitian.
Inversi Fase
Jika dikontrol dengan tepat selama pembuatan emulsi, inversi fase atau pengubahan fase seringkali
menghasilkan suatu produk yang lebih halus.
Terima
Kasih