LAPORAN AKHIR
KANTORMENTERINEGARA
LAPORAN AKHIR
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
DAN REFORMASI SISTEM KEPEGAWAIAN
KEGIATAN/TOLOK UKUR KAJIAN RANCANGAN
UNDANG-UNDANG TENTANG LEMBAGA KEPRESIDENAN
TAHUN 2001
LATAR BELAKANG
LLmtmt Lm 13 Urn.
cmy document\proJect\Laporan proyek luu 2001.doc
DPR, MA, BPK dan DPA diperintahkan UUD 1945 untuk
diatur lebih lanjut oleh UU.
• Namun demlkian, UUD 1945 merupakan UUD yang singkat
dan mengatur hal-hal yang pokok saja, sehingga perlu ada
penjabaran lebih lanjut dalam bentuk UU.
• Apabila dikaitkan dengan penatapan GBHN dalam Ketetapan
MPR yang merupakan pegangan bag! pelaksanaan
pemerintahan oleh Presiden, apakah susunan pemerintahan
tersebut dapat pula ditetapkan dalam Ketetapan MPR.
• Dalam pada itu dilihat dari segi politik dan kebijakan publik
perlu aturan yang menjadi acuan bag! Presiden dalam
penentuan dan pengelolaan kelembagaan pemerintahan yang
membantunya.
II. KEGIATAN
A. Dasar
B. Sasaran
Lmfmmmm 2 t3
c;my documeRt\pro]ect\LapOfan proyek niu 2001.doc
Sasaran yang ingin dicapai iaiah tersusunnya rancangan
naskah akademik dan (draft) rancangan Undang-undang
tentang Lembaga Kepresidenan.
C. Pendanaan
LL~,.3L,tisLLmt.
c;iT)y document\pro]ect\Lapor3n prayek luu 2001.doc
c) Pakar yang ditemui iaiah:
• Prof. Dr. Solly Lubis, S.H. (Guru Besar Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan)
• Azhar Rauf, S.H. (Dosen Fakultas Hukum
Universitas Andalas, Padang).
• Abdurrahman, S.H. M.H. (Dosen Fakultas Hukum
Universitas Lambung Mangkurat).
•'Dr. Donald P. Rumokoy, S.H. M.H. (Dosen
Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat).
• Dr. Aminuddin llmar, M.S. (Dosen Fakultas llmu
Sosial dan llmu Politik Universitas Hassanuddin,
Makassar).
3. Lokakarya
a)Dilaksanakan di Kampus Fakultas Hukum Universitas
Hassanuddin, Makassar, tanggal 21 September 2001.
b)Tujuannya iaIah untuk memperoleh masukan dan-saran
penyempurnaan (Draft) RUU tentang Lembaga
Kepresidenan.
c)Diikuti oleh Dosen Fakultas Hukum dan Fakultas llmu
Sosial dan llmu Politik Universitas Hasanuddin,
Makassar.
4. Konsinyasi
a)Dilaksanakan di Hotel Cipayung pada tanggal 27 s.d. 29
September 2001.
b)Tujuannya iaIah untuk melakukan penyempurnaan dan
evaluasi draft yang telah disusun berdasarkan masukan
dari para Pakar.
LLmt.titAIS ULm,.
cmy documentVxoJect\Laporan proyek niu 2001.doc
c)Diikuti oleh seluruh Anggota Tim Inti Penlngkatan
Kapasltas OrganisasI Pemerintah Pusat berjumlah 20
orang.
5. Hasil Kegiatan
a)Naskah Akademis RUU tentang Lembaga
Kepresidenan.
b)(Draft) RUU tentang Lembaga Kepresidenan. Hasil
kegiatan tersebut di atas adalah sebagaimana termuat
105) dalam lampiran 1.
1. Substansial
2. Teknis Pelaksanaan
LLm,.7j,jtsULm
c;my documeRtV>ro]ect\Laporan proyeK ruu 2001.doc
tm
ki
i-iliP
5V'
NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
SUSUNAN ORGANiSASI LEMBAGA KEPRESIDENAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
A. FILOSOFIS
C. YURIDIS
c:yull«n2VruusunpFes\nask8h8kademlkruudes200t.dac
c. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (Pasal 12)
d. Mengangkat duta dan konsul don menerimo duto negoro loin
(Pcsol 13)
e. Membeii grosi, omnesti, cbolisi don rehabilitosl (Pcsol 14)
f. Memberi geicran, tondo joso don Iain-loin tondo kehormoton
(Posol 15)
4) Presiden dibontu oleh Menteri-menteri Negoro yong memimpin
deportemen pemerintohon, diongkot don diberhentikon oleh
Presiden.(Posol 17 oyot 1,2 don 3)
A. Metode
Metode dolom penyusunon Noskoh Akodemis Roncongon Undong-
undong tentong Susunon Orgonisosi Lembogo Kepresidenon ini
odoloh:
1) Studi Kepustokoon, yoitu menelooh bohon-bohon boik yong
berupo Peroturon Perundong-undongon, buku-buku ilmioh, hosil
penelition, pengkojion don referensi loinnyo yong berkoiton
dengon moteri yong okon dionut dolom noskoh okodemis ini.
e;yullan2\ruusunpres\nasl(ah8k3<lefTillcniudes200l.doc
2) Studi Lapangan, yaitu mengadakan pengamatan dan peneliticn
ke instonsi-instansi vertikol don Pemerintoh Doeroh untuk
memperoloh mosukon dori berbogoi pihok yong terkclt sebogcl
bohon penyusunon ncskch ckademls.
B. Pendekoton
1) Mendengorkon pendopct pore Nora Sumber, boik dori kclangcn
Akodemis moupun prcktisi politik dolcm hukum serto pihok lain.
2) Pembohason meloiui diskusi yong diiaksanokan oleh Keiompok
Kerjo Penyusunon Noskoh Akodemis Roncongon Undong-undong
tentong Susunon Orgonisosi Lembogo Kepresidenon dengon pihok
loin yong terl<oit.
IV. PENGORGANISASIAN
c:yullan2\niu$unpres\nesl(ah3kadeintl(ntudes2001.doc
BAB II
UMUM
c:yullan2\niusun pres\naskAhaluKiemlkniudes200t.doc
didasarkan atas Tap MPR otou Undong-undcng. Pemlkiron ini
didosarkan otos:
a. Adonyo keinginon untuk menyusun kobinet yong romping don
eflslen yang mencerminkcn tuntuton nyoto dcri problem yong
dihodapi mosyorakat.
b. Terjcdinya ketidakharmonisonhubungan antorc Presiden don
pembantunyo memoksao odanya "reshuffle" kobinet podo tohun
2000 yong menimbulkon beberopo okibot:
1) Pemerintoh diberi peluong untuk menentukon structure/susunon
kobinet secoro bebos, hoi ini yong menyebobkon tidok odonyo
polo yong posti don lebih rinci di dolom menentukon structure
kobinet te'rsebut.
2) Munculnyo keinginon boru untuk secepotnyo mengotur otou
membuot Undong-undong tentong susunon kobinet.
il. PENGERTIAN-PENGERTIAN
c:yullan2\iuusunpres\n8sk8ha)(a<le(nlkRiudes2001.doc
Dengan demlkian Organlsasi Lembaga Kepresidenan dapat dlartlkan
sebagai lembaga badan/organlsasi yang merupakan kesatuan dari
tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang terdiii atas bagian-bagian untuk
memberikan wadah dan kerangka bagi pemerintahan.
a. Hakekat
b. Asas
c. Tujuan
Pengaturan tentang Susunan Organisasi Lembaga
Kepresidenan bertujuan ;
c.l. Menjabarkan Undang-undang Dasar Tahun 1945 Bab III
khususnya mulai dari Pasal 4 sampai dengan Pasal 15,
dan Bab V tentang Kementerian Negara Pasal 17 Ayat
1,2, dan 3 untuk mengatur kewenangan secara
c:yultan2\nnisunpres\nMksti«kadefflikniudes200t.doc
hierarkhial dan fungsionol dori Presiden terhadcp
lembcga-lembaga yong menjodi hok don lingkup
otoritos lembogc kepresldenon.
C.2. Memberikon pedomon kepodo pemerintah tentong
tote ccro, ketentucn don mekonisme hubungan
kewenangan politis don admlnlstrotif lembcga-lembaga
kepemerintahan di pusat yang menjadi hak dari
lembaga kepresidenan.
C.3. Membeiikan pemahaman mengenai batas-batas
kewajiban, hak dan kewenangan organisasi lembaga
kepresidenan dalam rangka menjalankan fungsi
eksekutif (kepemerintahan).
c:yuIUin2\ruusunpr«$\na$ICBhakadenilkniucie$2001.doc
dan Wokll Presiden diotur don ditentukon melalui
Keputuson presiden
3) Wakll Presiden bertugos membontu Presiden untuk
melckukan koordinosi dolam perencanoon, pengawoscn
don pelaksoncan pengawoscn dari dolam moupun
pengawoscn dori luor terutamo yong menyongkut
pembongunon nosionol.
4) Dolam meloksonakan kekuosoon pemerintoh negoro,
Presiden dibontu oleh Menteri-menteri yong memimpin
suotu Deportemen. Menteri-menteri diongkot don
diberhentikon oleh Presiden dengon memperhotikon
ospek profesionolisme kondisi geogrofis don kekoyoon
sumber doyo mosyorokat Indonesia.
B. Kementerion
c:vuli«n2\nnitunpt«s\naskahalcadeiTill(ruudes2001.doe
3) Pelaksanaan fungsinya sesuai dengan tugas pokok
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas pokoknya sesuai
dengan garis kebijakan umum yang ditetakan oleh
Presiden dan berdasarkan peraturan perudangan yang
berlaku.
1. Kementerian Wajib
Yaitu kementerian yang karena fungsinya harus ada, dan
tidak dapat dilikuidasi dengan mudah oleh pemerintoh
karena secara eksplisit dinyatakan dalam UUD 1945.
Departemen yang termasuk dalam kategori ini adalah :
1) Dep. Pertahanan.
2) Dep. LuarNegeri
c:yutl3n2\Rmsunpres\nask&h8)cademllcn>u4es2001.doc 10
3) Dep. Dalam Negeri
4) Dep. Kehakiman
5) Dep. Keuangan
6) Dep. Ago,a
7) Dep. Pendldikan Nasional
8) Dep Kesehatan dan Kesejohtercan Sosiol
9) Dep. pertcmbangan don Energi
10 Dep. Pertonion (+ Perkebunon)
11 Dep. perekonomion (BUMN + Koperosi)
12 Dep. Eksplorosi Kelouton don Perikancn
13 Dep.Tenogo Kerjo (+ Tronsmlgrasi)
14'Dep. Komunlkosi don Perhubungon
15 Dep.Pekerjoan Umum
c:vullan2\n<usunpres\ffaslahalaKlemlkniudes2001.doc 11
C. Lembaga Pemerintah Non Departemen
c;yuU3n2\niusunpres\nssk8h«kademlkfuude*2001.doc 17.
5) BPOM;
6) BATAB;
7) BAPETEN;
8) BARANTIN;
9) BAPEDAL;
10) BSN;
11) BPS;
12) BASURTA (BAKOSURTANAL).
c:yullan2\ruusunpres\naskah8ka(iemll(ruudes200l.doc n
D. Lembaga Non-Struktural
c:yu[lsn2\n'usunpresVnsskahaka<lemll(ruudes2001.doc 14
3. Komisl. kriteria Komisi adalah sebagai berikut:
• kedudukan dan percnonnya bersifot independen
• Tugos don kewencngon Komisi adalah
melaksanakanperumusan dan pelaksanaan kebljakan
teknis
• Struktur organisasi berbentuk Komisi dengan Sekretariat
(ST* • Keanggotaon Komisi berasal darl pejobat pemerintah
yang ditunjuk dan anggota masyarakat yang kompeten
• Kantor kesekretariatan berslfat melekat (ex-offlcio) pada
Eselon I yang sesual dengan tugas pokok dan fungslnya.
• Keberadaan Komisi leblh berslfat temporer bergantung
pada krusiai dan signlflkansi permasalahan yang
dihadapl oleh pemerintah, sehlngga keberadaannya
berslfat jangka pendek.
Umum
1. Berlakunya suatu peraturan perundang-undangan baru
membawa konsekuensi bahwa segala tindakan hukum,
hubungan hukum dan akibat hukum yang terjadi balk
sebelum, pada saat maupun sesudah peraturan
dinyatakan berlaku, tunduk pada ketentuan baaj.
2. Jlka penerapan ketentuan dinyatakan ditunda sementara
bagi tindakan hukum, hubungan hukum atau akibat
hukum tertentu, maka ketentuan baru memuat secara
tegas tindakan hukum, hubungan hukum atau akibat
hukum dimaksud serta jangka waktu atau syarat-syarat
bagI berakhlrnya penundaan sementara penerapan
peraturan baru.
c:yullsn2\ruusunpres\naskahakadenilkniudes2001.(ioc IS
Khusus
Dengan beriakunya Undang-undang tentang Susunan
Organisasi Lembaga Kepresldenan kemungkinan terjadi
perubahan kelembagaan yang ada, baik kementerian, LPND
maupun lembaga non struktural adalah sangat besar. Untuk
mengantisipasi ha! tersebut dipeiiukan aturan peralihan yang
memuat:
1. pembatasan tenggang waktu/tolerasi waktu terhadap
penerapan aturan baru, misalnya 1 anggaran.
2. Terhadap kelembagaan yang sudah ada kemungkinan
akan dilikuidasi perlu diberi batasan waktu sampai kapan
dilakukan pemberesan terhadap;
- aset
c:yutlan2\niusunpres\na3laihalca<!emllcruudes2001.doc 16
BAB III
PENUTUP
3£9£9fi
cro Cv cn>
c:yutlan2\ruusunpres\nasl(ahal(adeinikiuude3200l.doc 17
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR TAHUN 2001
TENTANG
LEMBAGA KEPRESIDENAN
e:yullan2\ruusi/npres\ntulempres2S62001.doc
5. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor VlII/MPR/1999 tentang
Pengangkatan Wakil Presiden Republik Indonesia;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
c:yullan2\ruusunpres\niulempres2562001.doc
Menteri ad interim adalah Menteri yang ditugasi oleh Presiden untuk
sementara waktu menjabat sebagai Menteri bidang lain, karena Menteri lain
tersebut berhalangan sementara dalam melaksanakan tugasnya.
9. Jabatan Setingkat Menteri adalah jabatan-jabatan yang ditetapkan oleh
Presiden dan mempunyai kewenangan serta tanggung jawab setara dengan
Menteri.
10. Lembaga Negara Non-Kementrian adalah lembaga negara yang bersifat
profesional dalam menyelenggarakan tugas negara tertentu.
11. Lembaga Pemerlntah Non-Kementerian adalah lembaga pemerintah yang
bersifat profesional dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan tertentu
dan tidak dipimpin oleh Menteri.
12. Lembaga Khusu? Negara adalah lembaga yang dibentuk dalam jangka
waktu tertentu untuk melakukan tugas khusus.
13. Sekretarlat Negara adalah Sekretariat yang membantu Presiden dan Wakil
Presiden dalam penyelenggaraan urusan kenegaraan dan pemerintahan.
14. Jabatan Politik adalah jabatan yang ditetapkan berdasarkan pemilihan dan
pertimbangan politik.
15. Kepala Daerah adalah Gubemur,Bupati dan Walikota.
16. Kabinet adalah Lembaga yang terdiri dari Presiden, Wakil Presiden dan Para
Menteri Negara.
17. Sidang Kabinet adalah Rapat Kabinet yang dipimpin oleh Presiden atau
Wakil Presiden dihadiri oleh para Menteri dan bila diperlukan dapat dihadiri
oleh Kepala LPNK dan Pimpinan Lembaga Khusus Negara Tertentu yang
terkait.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
(S)
ayullan2\ruusunpres\ivulewpres2S62001.doe
Pasal 3
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 4
Pasal 5
b. menyatakan perang;
c. menyatakan negara dalam keadaan bahaya.
c:yullan2\ruusunpres\rvulempres2S6200t.doe
(3) Selaku Kepala Negara, Presiden dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai wewenang:
a. mengangkat Duta;
b. memberikan amnesti dan abolisi.
Pasal 6
Pasal 7
c:yullan2\ivusunpres\ruulempres2S6200l.<loe
(1) Kementerian Negara mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian tugas
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dalam hal Menteri berhalangan tetap, jabatan Menteri digantikan oleh
Menteri yang bam. -
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
c;yullan2\ivusunpres\rvulempres2562001.doe
(1) Lembaga Khusus Negara melaksanakan tugas-tugas khusus pemerintahan
dalam jangka waktu dan keadaan tertentu yang tidak dilaksanakan oleh
Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11
Pasal 12
BAB IV
ORGANISASIDILINGKUNGAN KEPRESIDENAN
e!yullan2\ruusunpres\ruulempres2S62001.<loe
Bagian Pertama
Sekretariat Negara
Pasal 13
Bagian Kedua
Lembaga Khusus Negara
Pasal 14
Lembaga Khusus Negara dapat berbentuk Dewan atau Komisi yang dibentuk
sesuai dengan kebutuhan dan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 15
Pasal 16
cyull8n2\fwsunpres\mulempres2S62001.doc
(2) Dewan terdiri dari tenaga ahli di bidangnya yang diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden.
(3) Dewan dibentuk sesuai kebutuhan dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Pertimbangan Agung.
Pasal 17
BABV
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 18
Pasal 19
cyullan2\ruusunpres\niulempres2S62001.doc
e. Kementerian Agama;
f. Kementerian Hukum dan Penindang-undangan;
g. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
h.. Kementerian Kependudukan dan Tenaga Keija;
i. Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial;
j. Kementerian Perindustrian dan Perdagangan;
k. Kementerian Perhubungan;
1. Kementerian Pertambangan dan Energi;
m. Kementerian Pertanian dan Kehutanan;
n. Kementerian Kelautan dan Perikanan;
0. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 20
BAB VI
LEMBAGA NEGARA NON-KEMENTRIAN
Pasal 21
Dalam rangka pelaksanaan tugas selaku Kepala Negara, Presiden dibantu oleh
Lembaga Negara Non-Kementerian berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 22
e:yullan2\fvusunpres\ivulempres2S62001.doe
Lembaga Negara Non-Kementerian terdiri dari:
a. Bank Indonesia
b. Tentara Nasional Indonesia
c. Kepolisian Negara Republik Indonesia
d. Kejaksaan Agung
e. Badan Intelijen Negara
BAB VII
LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN
Pasal 23
Pasal 24
c;yullan2\ivusunpresVuulempres2S6200l.(loe
f. Badan Pengawasan Obat dan Makanan(BPOM);
g. Badan Tenaga Nuklir Nasional(BATAN);
h. Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional(BAPETEN);
i.. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan(BAPEDAL);
j. Badan Standardisasi Nasional(BSN);
k. Badan Pusat Statistik(BPS);
1. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan(BAKOSURTANAL).
Pasal 25
BAB VII
HUBUNGAN KERJA
Bagian Pertama
Presiden dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Pasal 26
(1) Presiden bertanggung jawab kepada Majelis dan pada akhir masa jabatannya
memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Hainan Negara yang
ditetapkan oleh Undang-undang Dasar atau Majelis di hadapan Sidang
Majelis.
ayullan2\nJtisunpres\ruulempres2S6200i.doe
(2) Presiden wajib memberikan pertanggungjawaban di hadapan Sidang
Istimewa Majelis yang khusus diadakan untuk meminta pertanggungjawaban
Presiden dalam pelaksanaan haluan negara yang ditetapkan oleh Undang-
undang Dasar atau Majelis.
Bagian Kedua
Presiden dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 27
(1) Dewan Perwakilan Rakyat yang seluruh anggotanya adalah Anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat berkewajiban senantiasa mengawasi tindakan-
tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan Haluan Negara.
(3) Apabila dalam waktu tiga bulan Presiden tidak memperhatikan memorandum
Dewan Perwakilan Rakyat tersebut pada ayat (2) pasal ini, maka Dewan
Perwakilan Rakyat menyampaikan memorandum yang kedua.
(4) Apabila dalam waktu satu bulan memorandum yang kedua tersebut pada ayat
(3) pasal ini, tidak diindahkan oleh Presiden, maka Dewan Perwakilan
Rakyat dapat meminta Majelis mengadakan Sidang Istimewa untuk meminta
pertanggungjawaban Presiden.
c:yullan2\)vusunpres\fvulempres2562001,tloe
(8) Presiden harus memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewan Perwakilan
Rakyat.
Bagian Ketiga
Presiden dengan Dewan Pertimbangan Agung
Pasal 28
(1) Presiden berhak meminta saran dan pertimbangan kepada dan untuk dijawab
oleh Dewan Pertimbangan Agung.
(2) Dewan Pertimbangan Agung berhak mengajukan usul dan wajib mengajukan
pertimbangan yang diminta oleh Presiden.
Bagian Keempat
Presiden dengan Badan Pemeriksa Keuangan
Pasal 29
Bagian Kelima
Presiden dengan Mahkamah Agung
Pasal 30
(1) Presiden meminta dan menerima pertimbangan dalam bidang hukum dari
Mahkamah Agung sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
ayullan2\ivusunprts\ivulempres2562001.doc
Bagian Keenam
Presiden dengan Kepala Daerah
Pasal 31
(3) Presiden mengesahkan Penetapan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(4) Presiden atau pejabat lain yang ditunjuk untuk bertindak atas nama
Presiden melantik Gubemur.
(6) Presiden, melalui Menteri Dalam Negeri menerima laporan atau penjelasan
Pemerintah Daerah, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun atau apabila
diminta oleh Presiden.
cyullan2\fvusuni>ns\rvtslentprts2S6200l.doc
(10) Presiden memberhentikan Kepala Daerah yang terbukti melakukan makar
dan perbuatan yang dapat memecah belah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dinyatakan dengan keputusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tanpa persetujuan DPRD.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pasal 33
Disahkan di Jakarta
Pada tanggal
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ABDURRAHMAN WAHID
16
ayullan2\ruusunpres\ruulempres2S62001.doe
Konsep TgL 25 Juni 2001
RANCANGAN PENJELASAN
I. UMUM
yullan2\rpenjelassan.doc
Lembaga-lembaga yang mewadahi tugas dan fimgsi penyelenggaraan
pemerintahan dan kenegaraan tersebut perlu ada secara terus-menems sampai ada
perubahan-perubahan lingkungan strategis yang ada, yang ditetapkan dengan
undang-undang.
Materi muatan lainnya yang mendapat porsi yang lebih dari mated muatan
yang ada, adalah materi muatan tentang tugas kepresidenan. Pada materi muatan
tentang tugas kepresidenan, undang-undang ini memberikan batasan yang jelas
secara hukum, tentang tindakan apa yang hams dilakukan seseorang ketika
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
yullan2\rpenjelassan.doc
II. PASALDEMIPASAL
Pasal 1
Cukupjelas
Pasal 2
Ayat(1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu kesatuan dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara. Oleh karena itu
pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah negara kepada
MPR cukup dilakukan oleh Presiden selaku mandataris.
Pasal 3
Cukupjelas
Pasal 4
Cukupjelas
Pasal 5
Ayat(1)
Cukupjelas
Ayat(2)
Cukupjelas
Ayat(3)
Cukupjelas
Ayat(4)
Cukupjelas
Ayat(5)
p*) Hurufa
Cukupjelas
Hurufb
Pejabat pemerintahan tertentu adalah pejabat yang
menduduki jabatan-jabatan Kepala Lembaga Pemerintah
Non-Kementerian, dan jabatan setingkat eselon I lainnya.
(nonpartisan)
Hurufc
Cukup jelas
Hurufd
Cukupjelas
Huruf e
Cukupjelas
Huruff
Cukupjelas
Hurufg
yullan2\rpenjelassan.doc
Cukup jelas
Hurufh
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Apabila Presiden berhalangan tetap maka Wakil Presiden
melaksanakan tugas-tugas kepresidenan. Untuk melaksanakan
tugas tersebut Wakil Presiden perlu dikukuhkan sebagai
Mandataris oleh MPR dalam Sidang Istimewa, dengan jabatan
tetap sebagai Wakil Presiden sampai berakhir masa jabatan
Presiden yang digantikannya.
Pasal 7
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Ayat(3)
Berhalangan sementara apabila Menteri yang bersangkutan tidak
menjalankan tugasnya untuk jangka waktu tertentu yaitu tidak
lebih dari 14(empat belas) hari.
Ayat(4)
Berhalangan tetap apabila Menteri yang bersangkutan tidak lagi
mampu menjalankan tugasnya, seperti antara lain karena sakit
terns menerus, mengundurkan diri, atau meninggal dunia dan Iain-
lain. Dalam hal berhalangan tetap Presiden segera mengangkat
Menteri baru sebagai pengganti yang berhalangan, s'elambat-
19) lambatnya 3 (tiga) hari keija sejak Menteri yang digantikannya
dinyatakan berhalangan tetap dengan Keputusan Presiden.
Pasal 8
Ayat(1)Cukup jelas(Lembaga Negara Non-Kementerian)
Ayat(2)Cukup jelas
Pasal 9
Ayat(1)
Mengingat Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan
lembaga pemerintah yang bersifat professional dalam menjalankan
tugas pemerintahan tertentu, maka Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian dipimpin oleh tenaga profesional dari Pegawai
Negeri sipil dan merupakan jabatan karir.
Ayat(2)
Cukup jelas.
yullan2\rpenjelassan.doc
Pasal 10
Ayat(1)
Tugas-tugas khusus pemerintahan untuk jangka waktu tertentu
dimaksud-kan bahwa tugas Lembaga Khusus Negara disesuaikan
dengan kerangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas khusus tersebut. Apabila tugas tersebut telah selesai maka
Lembaga Khusus Negara tersebut dibubarkan, selling dengan
pencabutan atau peninjauan kembali Undang-undang yang
mendasarinya.
Tugas-tugas khusus pemerintahan imtuk keadaan tertentu
dimaksudkan tugas pemerintahan yang memerlukan prioritas
penanganan untuk diselesaikan secara khusus.
m
Ayat(2)Cukup jelas
Pasal 11
Ayat(1)
Tugas-tugas kesekretariatan merupakan tugas-tugas yang bersifat
adminsitratif untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
Presiden selaku Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dan
tugas-tugas Wakil Presiden dalam membantu Presiden.
Ayat(2)
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup jelas.
f*!
Pasal 14
Dewan merupakan lembaga yang melaksanakan tugas memberikan
ise,
pertimbangan atas hal-hal tertentu kepada Presiden. Komisi merupakan
lembaga yang melaksanakan tugas khusus yang bersifat operasional.
Pasal 15
Cukup jelas.
m
Pasal 16
Untuk menunjang pelaksanaan tugas dewan dibentuk Sekretariat Dewan.
Sekretariat Dewan dapat secara ex-officio dilaksanakan oleh umt keija
dilingkungan instansi pemerintah yang secara fungsional menangani
bidang tugas Dewan,
Pasal 17
Untuk memmjang pelaksanaan tugas Komisi dapat dibentuk Sekretariat
Komisi yang berdiri sendiri yang ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
yutlan2\rpenjelassan.doc
Pasal 18
Cukup jelas(berbentuk departemen)
Pasal 19
Cukup jelas(dapat berbentukportofolio atau non portofolio)
Pasal 20
Ayat(1)Cukup jelas
Ayat(2)Cukup jelas
Pasal 21
Cukupjelas(Lembaga Negara Non-Kementerian)
Pasal 22
Cukupjelas
Pasal 23
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian pada dasamya dibentuk untuk
mendukung tugas Kementerian. Di samping itu, juga tidak menutup
kemungkinan untuk membantu instansi lainnya yang terkait baik di Pusat
maupun Daerah.
Pasal 24
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Pasal 25
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Pasal 26
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Pasal 27
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
yulian2\rpenjela5san.doc
Cukup jelas
Ayat(3)
Cukup jelas
Ayat(4)
Cukup jelas
Ayat(5)
Cukup jelas
Ayat(6)
Cukup jelas
Ayat(7)
Cukup jelas
Ayat(8)
Cukup jelas
Pasal 28
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
**1 Pasal 29
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
r3ri
Pasal 31
Ayat(1)
Cukup jelas
Ayat(2)
Cukup jelas
Ayat(3)
Cukup jelas
Ayat(4)
Cukup jelas
Ayat(5)
Cukup jelas
Ayat(6)
Cukup jelas
Ayat(7)
Cukup jelas
yullan2\rpenjelass3n.doc
ff:
Ayat(8)
Cukupjelas
Ayat(9)
Cukupjelas
Ayat(10)
Cukupjelas
Pasal 32
Cukupjelas
Pasal 33
Cukupjelas
yull3n2\rpenjet3ssan.doc