Kajian Teoretik
Hipotesis Penelitian
Semakin banyak tepung maka kandungan karbohidrat tinggi sedangkan semakin banyak
larutan garan maka kandungan lemak dan protein tinggi.
Variabel Penelitian
Variabel bebas Penambahan tepung beras (100 gram,200
gram dan 300 gram
larutan garam (15%,20%dan 25%)
Prosedur Penelitian
Tahap persiapan
Penyortiran, yaitu pembersihan kedelai dari kotoran dengan cara ditampi menggunakan
nyiru
Pencucian, tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang melekat maupun tercampur dengan biji
kedelai dapat hilang
Perendaman, perendaman dengan air panas selama 5 menit kemudian diganti dengan air dingin
dan dibiarkan selama 12 jam
Pengupasan dan Pembuangan kulit, dengan cara meremas-remas kedelai dalam rendaman air
sehingga diperoleh keping-keping kedelai
Perebusan, biji
TAHAP FERMENTASI direbus selama 2 jam, kemudian ditiriskan
KAPANG
Penambahan Tepung beras, tiap 1 kg kedelai diberi variasi 100 gram,200 gram,300
gram. Aduk agar kedelai dan tepung beras tercampur rata
Fermentasi kapang, campuran kedelai dengan tepung beras ditaburi ragi tempe(1
gram ragi tempe untuk 1 kg kedelai), diaduk hingga tercampur rata dan selanjutnya
dihamparkan di atas tampah setinggi 2-3 cm. Campuran ini ditutup dengan daun
pisang. Fermentasi ini berlangsung 2 hari sampai terbentuk tempe yang lebat
pertumbuhan kapangnya.
Fermentasi garam, butiran tempe kering direndam dalam larutan garam. Perendaman
dilakukan dalam wadah perendam selama 21 hari. Hasil fermentasi disebut tauco
Metode pengumpulan Data
Metode dilakukan dengan cara eksperimen.mentah
Proses pembuatan tauco dilakukan dengan
cara fermentasi dan melibatkan 2 proses fermentasi, yaitu fermentasi kapang
(fermentasi pertama) dan fermentasi garam (fermentasi kedua). Proses proteolisis akan
menghasilkan peptida, pepton, dan asam amino bebas. Lipid akan dihidrolisis menjadi asam-
asam lemak.
Analisis Data
Kestabilan optimum bahan makanan dapat tercapai jika kadar air bahan berkisar 3-8%,
karena pada keadaan tersebut bahan makanan tidak mudah terserang oleh ketengikan
(oksidasi) dan lebih tahan terhadap serangan mikroorganisme seperti bakteri, kapang, dan
khamir. Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan
salah satu sebab mengapa dalam pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan atau
dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan.
Hasil analisis kadar protein tauco pada berbagai variasi konsentrasi larutan garam
menunjukkan bahwa kadar protein tauco dengan perlakuan variasi larutan garam 15%
memiliki kadar protein tertinggi sedangkan yang terendah yaitu pada larutan garam 5%.
Tingginya kandungan protein yang terdapat dalam tauco disebabkan oleh kapang R.
Oligosporus yang menghasilkan enzim-enzim protease dalam jumlah yang banyak. Semakin
baik pertumbuhan kapang, semakin tinggi pula kadar protein yang dihasilkan, hal ini
disebabkan peningkatan aktivitas proteolitik kapang yang akan menguraikan protein menjadi
asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan, maka kadar
protein yang dihasilkan akan menjadi lebih tinggi.
Perhitungan kadar karbohidrat kedelai dilakukan dengan mengurangi total komponen
100% oleh total kadar protein, lemak, air, dan abu. Kadar karbohidrat hasil analisis terbesar
adalah pada konsentrasi garam 5% dan yang paling terkecil adalah pada konsentrasi garam
15%. Hal ini mungkin disebabkan oleh proses perendaman dalam larutan garam yang
menyebabkan perubahan biokimia dengan adanya enzim endogenous, sehingga larutnya
sebagian karbohidrat dalam air perendaman.
Semakin banyak kapang yang tumbuh pada substrat maka kadar karbohidrat akan
semakin menurun, karena kapang R. oligosporus akan mengeluarkan enzim-enzim yang
dapat memecah karbohidrat menjadi glukosa yang selanjutnya akan digunakan sebagai
sumber makanan bagi kapang tersebut. Oleh karena itu kadar karbohidrat berbanding terbalik
dengan kadar protein dan lemak.
Saran
Ketika merebus taucho diusahakan kondisi api kecil
DAFTAR PUSTAKA
Pratomo, U. dkk. (2014). Potensi Taucho Sebagai Pangan Fungsional. Chimica et Naturacta.
Vol.2 No.(2). Pajajaran: Departemen Kimia.
LAMPIRAN