Anda di halaman 1dari 9

PELAPORAN KORPORAT

“Tugas Forum 5”

Nama : Imelda Lamapaha

NIM : 55520110018

Tugas : FORUM IV

Universitas Mercu Buana

Jakarta

2021
CMPK 5: PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING

TUJUAN PEMBELAJARAN:
A. Menganalisa kebenaran defenisi derivatif dan Jenis risiko yang dapat dikurangi
B. Menguasai struktur, manfaat perdagangan berjangka dan kontrak berjangka.
C. Menganalisa kebenaran defenisi dari arus kas lindung nilai dan memanfaatkan
derivative sebagai lindung nilai arus kas.
D. Menganalisa kebenaran nilai wajar hedge dan keadaan  derivative sebagai  lindung
nilai wajar.
E. Memahami konsep-konsep  yang terkait  dengan nilai  tukar mata uang asing  seperti:
nilai tukar mengambang, tetap dan berganda nilai tukar spot  saat ini dan historis

A. MENGANALISA KEBENARAN  DEFENISI DERIVATIF DAN  JENIS RISIKO


YANG DAPAT DIKURANGI
Derivatif adalah suatu kontrak keuangan yang terjadi antara dua pihak atau lebih dari
dua, untuk memenuhi suatu perjanjian atas penjualan atau pembelian aset maupun komoditas
tertentu. Selanjutnya, kontrak tersebut dijadikan suatu objek yang bisa diperjualbelikan
dengan harga yang sebelumnya sudah disetujui oleh pihak penjual dan pembeli. Nilai harga
kontak tersebut di masa depan akan dipengaruhi oleh harga aset ataupun komoditas dari
induk tersebut. Instrumen derivatif berfungsi sebagai pengakuan dan pengukuran yang
digunakan untuk pedoman akuntansi. Sebagaimana Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) tentang Instrumen Keuangan, instrumen derivatif berfungsi sebagai pengakuan dan
pengukuran untuk digunakan sebagai pedoman akuntansi di Indonesia.
Jenis Kontrak Derivatif
Terdapat dua jenis kontrak derivatif yang dikenali dari cara perdagangannya di pasar yaitu:
 Derivatif yang ditransasikan di luar bursa: atau dikenal juga dengan istilah "(Over-
the-counter (OTC) derivatives) adalah merupakan suatu kontrak bilateral ( melibatkan
dua pihak) yang dilakukan di luar bursa ataupun tanpa menggunakan pialang (transaksi
langsung antara para pihak). Beberapa produk seperti swap, kontrak serah nilai tukar,
dan opsi eksotik (exotic option) yaitu suatu derivatif yang menggunakan fitur sehingga
menjadi lebih rumit daripada derivatif yang umum diperdagangkan, misalnya
opsi vanila[4] ) sering kali diperdagangkan tanpa melalui bursa (OTC).
 Derivatif yang diperdagangkan di bursa: atau disebut juga Exchange-traded
derivatives adalah merupakan instrumen derivatif yang diperdagangkan pada bursa
perdagangan khusus derivatif (bursa berjangka) ataupun bursa lainnya. Bursa derivatif
menjalankan perannya sebagai perantara atas transaksi terkait dan memungut marjin
awal (initial margin) dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi sebagai jaminan.
Keuntungan dari derivative: Seperti yang diilustrasikan di atas, derivative dapat menjadi
alat yang berguna untuk bisnis dan investor. Mereka menyediakan cara untuk mengunci
harga, melakukan lindung nilai terhadap pergerakan harga yang tidak menguntungkan, dan
mengurangi risiko, kerap dengan biaya terbatas. Selain itu, derivative sering dapat dibeli
dengan margin, yaitu dengan dana pinjaman yang menjadikannya lebih murah.
Kelemahan dari derivative: Sisi negatifnya, derivatif sulit dinilai karena didasarkan pada
harga aset lain. Risiko untuk derivative OTC termasuk risiko yang sulit diprediksi atau
dinilai. Sebagian besar derivative juga sensitif terhadap perubahan jumlah waktu
kedaluwarsa, biaya memegang aset dasar, dan suku bunga. Variabel ini membuat sulit untuk
mencocokkan nilai derivative dengan aset yang mendasarinya.
B. MENGUASAI STRUKTUR, MANFAAT PERDAGANGAN BERJANGKA DAN
KONTRAK BERJANGKA.
Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, perdagangan
berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan
kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opini atas Kontrak Berjangka. Perdagangan
berjangka dilakukan di Bursa Berjangka, yang selanjutnya disebut dengan Bursa, yang
memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai komoditi. Tempat dimana Kontrak
Berjangka diperdagangkan juga disebut pasar berjangka. Dengan demikian di Bursa akan
terdapat banyak pasar berjangka sesuai dengan banyaknya komoditi yang diperdagangkan. Di
bursa, pembeli dan penjual bertemu satu sama lain dan melakukan transaksi untuk
membeli/menjual sejumlah komoditi untuk penyerahan di kemudian hari sesuai isi/spesifikasi
kontrak.
Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia
keuangan merupakan suatu kontrak standard yang diperdagangkan pada bursa berjangka,
untuk membeli ataupun menjual aset komoditi acuan dari instrumen keuangan pada suatu
tanggal di masa akan datang, dengan harga tertentu sebagaimana ditetapkan di dalam kontrak
yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. (UU No.10 Tahun 2011)
Manfaat Utama Dari Perdagangan Berjangka:
Ada 2 manfaat utama dari perdagangan berjangka, yaitu:
1. Sebagai sarana pengelolaan resiko (risk management) melalui kegiatan lindung-nilia
atau "hedging" dan sarana pembentukan harga (price discovery). Pada dasarnya harga
komoditi primer sering berfluktuasi karena ketergantungannya pada faktor-faktor
yang sulit dikuasai seperti kelainan musim, bencana alam, dan lain-lain. Dengan
kegiatan lindung-nilai menggunakan Kontrak Berjangka, mereka dapat mengurangi
sekecil mungkin dampak (resiko) yang diakibatkan gejolak harga tersebut. Dengan
memanfaatkan Kontrak Berjangka, produsen komoditi dapat menjual komoditi yang
baru akan mereka panen beberapa bulan kemudian pada harga yang telah dipastikan
atau "dikunci" sekarang (sebelum panen). Dengan demikian mereka dapat
memperoleh jaminan harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan/penurunan
harga jual di pasar tunai. Manfaat yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti
eksportir yang harus melakukan pembelian komoditi di masa yang akan datang, pada
saat harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di luar negeri, atau pengolah yang
harus melakukan pembelian komoditi secara berkesinambungan.
2. Manfaat kedua adalah sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar,
yang mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari komoditi
yang diperdagangkan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi hanya dilakukan
oleh/melalui Anggota Bursa, mewakili Nasabah atau dirinya sendiri, yang berarti
antara pembeli dan penjual Kontrak Berjangka tidak saling kenal/mengetahui secara
langsung. Harga yang terjadi di Bursa umumnya dijadikan sebagai harga acuan
(reference price) oleh dunia usaha, termasuk petani dan produsen/pengusaha kecil,
untuk melakukan transaksi di pasar fisik.

C. MENGANALISA  KEBENARAN   DEFENISI DARI ARUS KAS  LINDUNG NILAI


DAN MEMANFAATKAN DERIVATIVE  SEBAGAI LINDUNG NILAI ARUS
KAS.
Lindung nilai arus kas, yaitu lindung nilai terhadap risiko fluktuasi arus kas dari aktiva
atau kewajiban yang diakui, atau terhadap transaksi yang diperkirakan akan terjadi, yang
berkaitan dengan risiko tertentu.
Lindung nilai arus kas dapat dilakukan untuk:
 Arus kas yang berkaitan dengan aktiva atau kewajiban yang sudah diakui (recognized
assets or liabilities). Misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga pada masa
yang akan datang atas pinjaman dengan tingkat bunga variabel;
 Arus kas yang berkaitan dengan transaksi yang diproyeksikan akan terjadi di masa
yang akan datang (forecasted transaction) (misalnya pembelian atau penjualan yang
diperkirakan akan terjadi).

D. MENGANALISA KEBENARAN NILAI WAJAR HEDGE DAN KEADAAN 


DERIVATIVE SEBAGAI  LINDUNG NILAI WAJAR.
Nilai Wajar Hedge:
air value hedges, atau perlindungan nilai wajar, adalah penggunaan instrumen derivatif atau
instrumen keuangan lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai
wajar (fair value) asset atau kewajiban yang diperkirakan akan mempengaruhi laba yang
dilaporkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Baik item-item asset/kewajiban yang
dilindungi maupun derivatif yang digunakan sebagai instrumen hedging atas asset/kewajiban
itu harus dinyatakan kembali dengan nilai wajar yang berlaku pada akhir
periode. Untung (gains) atau rugi (losses) atas item-item itu harus segera diakui dalam
laba/rugi periode, tidak ditangguhkan.
Keadaan  Derivative Sebagai  Lindung Nilai Wajar:
Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas resiko
perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban atau porsi tertentu yang diidentifikasi
(transaksi/saldo yang dilindung nilai) disebabkan oleh resiko tertentu. Apabila
aktiva/kewajiban yang dilindungi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar
dilaporkan sebagai bagian ekuitas, penyesuaian untuk nilai tercatat transaksi/saldo yang
dilindung nilainnya sebagimana dijelaskan harus diakui sebagai laba/rugi dan tidak sebagai
bagian ekuitas untuk saling menghapuskan laba atau rugi instrumen lindung nilai. Suatu
entitas dapat menghentikan secara prospektif pencatatan akuntansi seperti yang dijelaskan
atas lindung nilai apabila satu dari kondisi berikut terjadi:
 Derivatif tidak berlaku lagi atau dijual, dikhiri atau dieksekusi; atau
 Entitas membatalkan tujuan hubungan lindung nilai atas nilai wajar.

E. MEMAHAMI KONSEP-KONSEP  YANG TERKAIT  DENGAN NILAI  TUKAR


MATA UANG ASING  SEPERTI: NILAI TUKAR MENGAMBANG, TETAP DAN
BERGANDA NILAI TUKAR SPOT  SAAT INI DAN HISTORIS
Nilai Tukar (atau dikenal sebagai Kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai
tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang
masing-masing negara atau wilayah
Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal:
Rezim mata uang harus memiliki beberapa karakteristik agar dianggap ideal. Berikut
adalah Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal:
1. Nilai tukar antara dua mata uang mana pun harus ditetapkan secara kredibel. Ini untuk
menghilangkan ketidakpastian terkait daya belinya terhadap harga barang dan jasa
serta nilai aset riil dan finansial. 
2. Sebuah mata uang harus dapat dikonversi dengan mudah ke mata uang lainnya.
Konvertibilitas nilai tukar memungkinkan aliran modal bergerak bebas lintas negara.
3. Mata uang harus memungkinkan otoritas moneter dapat melakukan kebijakan
moneter yang sepenuhnya independen, misalnya, dalam mengejar tujuan domestik,
seperti target pertumbuhan dan inflasi. 

Jenis sistem nilai tukar:


Secara umum, sistem nilai tukar terbagi ke dalam dua kategori:
 Sistem nilai tukar tetap, dimana mata uang dibiarkan tidak bergerak (terapresiasi
maupun terdepresiasi). 
 Sistem nilai tukar mengambang, dimana mata uang mengambang atau bergerak
bebas, tergantung pada fundamental permintaan-penawaran di pasar valuta asing. 
Dalam implementasinya, ditemukan banyak variasi dan turunan dari dua sistem tersebut. Itu
tergantung pada kebijakan moneter di masing-masing negara.  Misalnya, beberapa negara
menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Di bawah sistem ini, nilai tukar
memang dibiarkan bergerak bebas, namun, ketika terlalu fluktuatif, pemerintah akan berusaha
mengintervensi agar tidak bergerak liar. Di masa lalu, nilai tukar tetap juga cenderung bersifat
tetap tetapi dapat disesuaikan. Ini berarti bahwa pemerintah mematok mata uang mereka pada
level tertentu, tetapi diizinkan untuk bergerak naik dan turun dalam pita yang cukup ketat,
katakanlah, + 1%. 
Variasi dari nilai tukar tetap dan nilai tukar memgambang:
1. Standar emas
Dahulu, standar emas adalah sebagai patokan untuk nilai tukar. Berdasarkan standar ini,
mata uang setiap negara dapat dikonversi menjadi emas dengan harga tetap. Dalam hal
ini, bank sentral mengoperasikan harga beli dan jual, yang mana selisih harga keduanya
hanya berbeda tipis.
Nilai tukar antara dua mata uang pada standar emas tidak dapat bergerak jauh dari par.
Alasannya, pergerakan jauh dari par akan membuatnya menguntungkan bagi spekulan
untuk membeli emas dari satu bank sentral dan menjualnya ke yang lain demi
memperoleh keuntungan arbitrase. 
2. Sistem nilai tukar adjustable peg
Di bawah sistem Bretton Woods,negara-negara mematok nilai nominal untuk mata uang
mereka ke dolar AS dan pada yang sama, nilai dolar AS dipatok ke emas. Jadi, secara
tidak langsung, mata uang negara non AS mematok uangnya ke emas. 
Masing-masing negara berusaha untuk mempertahankan nilai tukar pasar dalam selisih
kecil dari angka-angka ini. 
Perbedaan dari standar emas adalah bahwa negara-negara mempertahankan hak untuk
mengubah tingkat par mereka ketika terjadi disequilibrium. Misalnya, ketika dolar AS
melemah, mereka merevaluasi kembali patokan mereka. 
Dalam sistem ini, komitmen pemerintah terhadap tingkat nominal yang ada tidak
memiliki kredibilitas, sehingga spekulan sering memaksa negara-negara dengan mata
uang lemah untuk mendevaluasi mata uang mereka.
3. Nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate)
Nilai tukar fleksibel mulai diadopsi sejak 1973, paska runtuhnya perjanjian Bretton
Woods. 
Di bawah sistem ini, nilai tukar tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar
valas. Setiap pergerakan pasar dapat mempengaruhi dan merubah nilai tukar. 
Bank sentral tidak mematok atau mengendalikan pergerakan tersebut. Oleh karena itu,
nilai tukar fleksibel adalah bebas dari intervensi pemerintah. 
4. Nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
Di bawah nilai tukar tetap,  pemerintah atau bank sentral mengikat nilai tukar mata uang
resmi negara tersebut dengan mata uang negara lain atau harga emas. 
Tujuan dari nilai tukar tetap adalah untuk meminimalkan ketidakpastian akibat
pergerakan nilai tukar.
5. Sistem nilai tukar crawling peg
Ketika suatu negara memutuskan untuk mengelola nilai tukarnya, bank sentral dapat
menetapkan aturan tentang prosedur yang harus diikuti. Lalu, muncullah
sistem crawling peg. 
Di bawah sistem ini, pemerintah mencoba untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar alih-
alih memasang target tetap. Bank sentral menyesuaikan secara kecil dan berkala
kursnya, biasanya sebagai respon terhadap perubahan indikator ekonomi terpilih atau
target.
Sistem ini terbagi ke dalam dua kategori:
 Passive crawling peg, di mana nilai tukar sering disesuaikan sejalan dengan tingkat
inflasi. Ini diadopsi di Brasil selama periode inflasi tinggi. Tujuannya di sini adalah
untuk mencegah penurunan cadangan mata uang asing. 
  Active crawling peg, di mana nilai tukar untuk minggu-minggu mendatang telah
diumumkan sebelumnya.  Bank sentral mungkin melakukan perubahan dalam langkah-
langkah kecil. Sistem ini diadopsi di Uruguay, Argentina, dan Chili. Tujuannya di sini
adalah untuk memanipulasi ekspektasi inflasi.
6. Dolarisasi
Dalam sistem ini, sebuah negara menggunakan mata uang negara lain (biasanya dolar
AS) sebagai alat tukar dan satuan hitungnya. Dalam hal ini, negara tersebut mewarisi
kredibilitas mata uang itu (misalnya dolar AS), tetapi tidak dengan kelayakan kredit
negara tersebut. 
Karena tingkat risiko kredit berbeda, suku bunga dolar AS di negara tersebut tidak akan
sama dengan suku bunga di Amerika Serikat, meski sama-sama menggunakan dolar AS
sebagai mata uangnya. 
7. Currency Board System
Menurut definisi IMF, Currency Board System (CBS) merupakan suatu rezim moneter
berdasarkan komitmen legislatif eksplisit untuk menukar mata uang domestik dengan
mata uang asing tertentu dengan nilai tukar tetap. 
Sistem ini biasanya dikombinasikan dengan pembatasan otoritas moneter dalam
menerbitkan mata uang. Ini menyiratkan bahwa mata uang domestik hanya akan
dikeluarkan terhadap valuta asing jika tetap didukung penuh oleh aset asing. 
8. Paritas tetap (fixed Parity)
Dalam sistem ini, nilai tukar dipatok ke mata uang tunggal atau ke sekeranjang mata
uang mitra dagang utama. Otoritas moneter siap untuk membeli atau menjual cadangan
mata uang asing untuk mempertahankan nilai tukar berada dj dalam pita (band) sempit. 
Meskipun independensi moneter terbatas, bank sentral dapat bertindak sebagai pemberi
pinjaman usaha terakhir (lender of last resorts). Keberhasilan sistem ini tergantung pada
kemauan serta kemampuan otoritas moneter untuk mempertahankan nilai tukar tetap. 

Selanjutnya, tingkat cadangan devisa tertentu diperlukan untuk menjaga kredibilitas.


Jika tidak, mata uang rentan terhadap serangan spekulatif dan devaluasi.
Variasi dari sistem ini adalah paritas tetap dengan crawling bands. Pada awalnya, negara
yang mengadopsi akan menetapkan nilai tukar mata uangnya ke mata uang asing, tetapi
secara bertahap bergerak menuju sistem yang lebih fleksibel dengan pra-pengumuman
pelebaran pita di sekitar paritas pusat. Ini memungkinkan negara lebih fleksibel dalam
menentukan kebijakan moneternya.
9. Target zone 
Sistem ini mirip dengan sistem nilai tukar tetap. Adapun, satu-satunya perbedaan adalah
bahwa otoritas moneter bertujuan untuk mempertahankan nilai tukar dalam kisaran yang
sedikit lebih luas. Ini memberi bank sentral fleksibilitas yang lebih besar untuk
melakukan kebijakan diskresioner.
10. Mengambang terkendali (managed float)
Dalam sistem ini, pemerintah tidak secara eksplisit menyatakan target nilai tukarnya.
Meskipun demikian, pemerintah tetap melakukan intervensi di pasar valas untuk
memenuhi tujuan kebijakannya.
Intervensi semacam itu biasanya juga menyebabkan mitra dagang negara untuk
membalas dengan cara yang sama. Hasilnya, adopsi sistem ini dapat menyebabkan
ketidakstabilan di pasar valas secara keseluruhan.
11. Nilai tukar mengambang bebas (independently floating rates)
Dalam sistem ini, nilai tukar dibiarkan mengambang bebas. Kurs bergerak bebas,
tergantung pada kondisi permintaan dan penawaran di pasar. Bank sentral tidak
melakukan intervensi dalam penentuan kursnya. 
Sistem nilai tukar ini memungkinkan bank sentral untuk terlibat dalam kebijakan
moneter independen yang bertujuan untuk mencapai stabilitas harga dan lapangan kerja
penuh. Selain itu, sistem ini juga memungkinkan bank sentral untuk bertindak sebagai
pemberi pinjaman usaha terakhir (lender of last resort) ke institusi bermasalah.

Anda mungkin juga menyukai