Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Umat islam kita memiliki rukun islam dan rukun iman. Kita sebagai umat
muslim yang taat yang diberikan kelebihan akal dan fikiran oleh Allah swt. Sudah
sepantasnya tahu,mengerti dan mengamalkan rukun islam dan rukun Iman.
Salah satu dari rukun iman yaitu Iman kepada Rasul-rasul Allah. Seperti kata
pepatah, tak kenal maka tak sayang, maka dalam makalah ini saya akan membahas
Nabi dan juga manusia pertama yaitu Nabi Adam a.s dan wanita pertama yang
diciptakan Allah sebagai pendamping Adam, yakni Hawa.

1
BAB II
PEMBAHASAN
INDONESIAN
A. Kisah Nabi Adam AS
Nabi Adam AS dan perjalanan hidupnya hingga wafat. Suatu ketika, Allah
berbicara di hadapan para malaikat. Isi pembicaraan berkisar tentang penciptaan
Adam, leluhur manusia. Adam dan keturunannya ini kelak akan menjadi khalifah
(wakil) Allah di bumi. Tugas mereka memakmurkan bumi. Mendengar penjelasan itu,
para malaikat heran. Kenapa harus Adam dan anak cucunya yang menjadi khalifah?
Mestinya, malaikat yang diberi kehormatan seperti itu. Bukankah malaikat senantiasa
bertasbih kepada Allah? Bumi akan aman bila dihuni malaikat. Tak akan ada
kerusakan dan pertumpahan darah. Hal ini terdapat dalam surah al-baqarah: 30-32
ۖ ٰٓ ۡ
‫ا‬//َ‫ ُل فِيه‬/‫ض َخلِيفَ ٗة قَالُ ٓو ْا أَتَ ۡج َع‬ِ ‫ر‬ۡ َ ‫ل فِي ٱأۡل‬ٞ ‫اع‬ِ ‫ج‬
َ ‫ي‬ ِّ ‫ن‬ َ َ
ِ ‫ال َرب َُّك لِل َمل‬
‫إ‬ ‫ة‬
ِ ‫ك‬ ِ ‫ئ‬ َ َ‫ذ ق‬/ِۡ‫َوإ‬
‫ال إِنِّ ٓي‬//
َ َ‫ك ق‬ َ ۖ َ‫ك َونُقَ ِّدسُ ل‬ َ ‫ك ٱل ِّد َمٓا َء َونَ ۡح ُن نُ َسبِّ ُح بِ َحمۡ ِد‬ ُ ِ‫َمن ي ُۡف ِس ُد فِيهَا َويَ ۡسف‬
‫ون‬َ ‫أَ ۡعلَ ُم َما اَل تَ ۡعلَ ُم‬
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

ٓ
َ َ‫ضهُمۡ َعلَى ۡٱل َم ٰلَئِ َك ِة فَق‬
‫ونِي ِبأ َ ۡس َمٓا ِء‬/ُُِٔ‫ال أَ ۢنٔ‍ب‬ َ ‫َو َعلَّ َم َءا َد َم ٱأۡل َ ۡس َمٓا َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر‬
‫ين‬
َ ِ‫ص ِدق‬ َ ٰ ۡ‫ٰهَٓؤُٓاَل ِء إِن ُكنتُم‬

2
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!"

‫نت ۡٱل َعلِي ُم ۡٱل َح ِكي ُم‬ َ َّ‫ك اَل ِع ۡل َم لَنَٓا إِاَّل َما َعلَّمۡ تَنَ ۖٓا إِن‬
َ َ‫ك أ‬ ْ ُ‫قَال‬
َ َ‫وا س ُۡب ٰ َحن‬
Artinya: Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Para malaikat merasa penasaran. Mungkinkah selama ini Allah kurang berkenan
dengan peribadatan mereka? Oleh karena itu, Allah berkehendak menciptakan
makhluk yang lebih baik. Mereka khawatir kalau Allah menciptakan Adam itu
lantaran kelalaian mereka. Atau ada kesalahan yang mereka lakukan tanpa disadari. 
Muncul juga keraguan di kalangan malaikat.
Mampukah manusia mengemban tugas berat itu? Sebab, sebelumnya bumi
pernah dihuni oleh kalangan jin. Ternyata, mereka sering berbuat keonaran. Banyak
terjadi pertumpahan darah, kemaksiatan, dan kerusakan di sana. Bukan tidak mungkin
Adam dan anak cucunya juga akan melakukan hal sama. Keraguan para malaikat
sebenarnya tidak beralasan. Sebab, Adam mempunyai beberapa keistimewaan. Adam
diciptakan langsung oleh tangan Allah. Ruhnya juga langsung ditiupkan olehNya.
Selain itu, Adam juga dikaruniai akal.

Berkat akal inilah Adam bisa mengamati, mempelajari, dan memahami benda-
benda. Akal inilah yang memungkinkan Adam dan anak cucunya bisa menjalankan
tugas sebagai khalifah di bumi. Keistimewaan ini benar-benar terbukti. Adam mampu
mengungkapkan nama  benda-benda. Kemampuan ini ternyata tidak dimiliki para

3
malaikat. Mereka bungkam ketika disuruh untuk melakukan hal sama. Akhirnya, para
malaikat pun mengakui keistimewaan Adam.1
B. Nabi Adam Berasal dari Tanah
Kata Adam berasal dari adim. Adimul Ardli berarti permukaan bumi. Nama
Adam erat kaitannya dengan bahan penciptaan. Adam diciptakan dari tanah yang ada
di permukaan bumi. Setelah mati, Adam dan anak cucunya juga akan dikuburkan di
dalam tanah. Akhirnya, wujud Adam menjadi sempurna. Allah kemudian meniupkan
ruh kepadanya. Setelah ruh ditiupkan, Allah menyampaikan sebuah titah kepada para
malaikat. Titah itu juga berlaku bagi makhluk lain yang saat itu berada dekat dengan
para malaikat.
Isi titah menyebutkan agar para malaikat bersujud kepada Adam. Suatu
penghormatan yang tak diberikan kepada makhluk selainnya. Alhasil, para malaikat
patuh kepada titah sang pencipta. Mereka bersujud kepada Adam. Namun, ada
makhluk yang membangkang. Dialah si Sombong Iblis. Makhluk dari kalangan
bangsa jin ini merasa sok hebat. Dia merasa lebih mulia ketimbang Adam. Alasannya,
iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Api lebih baik daripada tanah?2
C. Iblis yang Sok Hebat
Sifat sombong iblis terlihat dari dua sikap. Pertama, iblis memandang rendah
Adam. Di mata iblis, Adam hanyalah makhluk kemarin sore,  sedangkan dia sudah
ada jauh sebelum Adam ada. Lalu, Adam pun diciptakan dari tanah, sedangkan dia
diciptakan dari api. Masa, dia harus hormat kepada makhluk seperti Adam itu. Kedua,
iblis menolak kebenaran. Iblis menolak untuk bersujud kepad Adam. Padahal, dia
tahu bahwa yang memberi titah itu adalah Allah. Penolakan iblis jelas merupakan
kedurhakaan.3
Allah murka kepadanya. Akibatnya, dia diusir dari surga. Tak hanya itu, iblis
juga mendapat laknat Allah sampai hari kiamat. Ciri orang yang mendapat laknat

1
Hanafi, kisah 25 Nabi dan Rasul, ( Jakarta:Bintang Indonesia Comp).h.13.
2
Ibid.h.14.
3
Ibid.h.15.

4
Allah ialah tak bisa keluar dari kesesatan. Itulah sebabnya, iblis selamanya berada
dalam kesesatan. Bermula dari kesombongan, selanjutnya muncul kedengkian. Iblis
merasa tidak nyaman lagi. Pasalnya, ada makhluk yang mendapat kemuliaan lebih
darinya. Dia tak terima.4
Tidak boleh ada makhluk lain yang mengunggulinya. Oleh karena itu, dia ingin
membuktikan kalau Adam itu tidak ada apa-apanya. Caranya, dia akan berusaha
menyesatkan Adam dan anak-cucunya. Maka, kadung mendapat laknat, iblis meminta
tempo. Dia meminta umur panjang. Tak tanggung-tanggung, sampai hari kiamat.
Umur selama itu akan dipergunakannya untuk membalas dendam. Iblis tidak ingin
sendirian berada di neraka. Dia ingin membawa Adam dan keturunannya turut serta.5
D. Penciptaan Hawa
Hidup seorang diri tidaklah mengenakkan. Hal ini juga dirasakan Adam. Tak ada
teman curhat. Tak ada kawan berbagi baik dalam suka maupun duka. Pendek kata,
Adam merasakan kesepian. Ia membutuhkan seorang pendamping. Kemudian, Hawa
diciptakan. Bahannya diambil dari tulang rusuk Adam. Ketika itu, Adam yang sedang
terlelap tidur Allah mengambil tulang rusuknya yang sebelah kiri. Walau diambil
tulang rusuk, Adam tak merasakan sakit. Sekiranya merasa sakit, tentu Adam tidak
akan sayang kepada Hawa. Setelah Hawa tercipta kebahagiaan semakin lengkap
Allah menyuruh Adam dan Hawa tinggal di surga.6 Kehidupan di sana serba enak.
Apa saja boleh dilakukan. Mereka bebas mencicipi apa saja sepuasnya. Namun, ada
satu pantangan. Adam dan Hawa tidak boleh mendekati pohon larangan. Larangan ini
harus dipatuhi. Jika tidak, mereka bisa celaka. Di surga, Adam tidak perlu mencari
nafkah. Segala keperluan sudah tersedia. Pendek kata, Adam dan Hawa tidak akan
kelaparan, kehausan, dan kelelahan. Sungguh menyenangkan. Semua boleh
dilakukan. Yang penting tidak dekat-dekat dengan pohon larangan. Mudah, bukan?7
E. Dosa Pertama Nabi Adam dan Hawa
4
Ibid.h.16.
5
Ibid.h.17.
6
Ibid.h.18.
7
Ibid.h.19.

5
Sejak membangkang, iblis tidak diperkenankan lagi tinggal di surga. Perasaan
dendam dan dengki iblis semakin menjadi-jadi. Iblis tidak senang melihat Adam dan
Hawa bahagia. Oleh karena itu, iblis lalu mencari-cari kesempatan. Dia ingin
memperdaya mereka. Pokoknya, Adam juga harus keluar dari surga. Kesempatan itu
kini ada. Pohon larangan! Adam dan Hawa dilarang mendekati pohon itu. Ini peluang
emas, tidak boleh disia-siakan. Iblis merasa sangat senang. Inilah saat untuk
membuktikan. Adam dan Hawa akan menjadi pecundang. Apa pun caranya, Adam
dan Hawa harus berhasil dijerumuskan. Segala reka perdaya mesti dilakukan.
Berbaga muslihat direncanakan. Pertama-tama, iblis harus mendapat kepercayaan.
Dia pun melakukan pendekatan.8 Dia berpura-pura menganggap Adam dan Hawa
sebagai teman. Tutur katanya menawan. Bermacam rayuan dibisikkan iblis.
Dikatakan bahwa dia ingin memberi nasihat. Ada rahasia besar yang ingin
disampaikan. Rahasia supaya Adam dan Hawa bisa hidup kekal.
Akhinya, Hawa tak kuasa menahan diri. Hawa memakan buah pohon larangan.
Hawa pulang dengan perasaan senang. Diceritakannya pengalaman tadi kepada
Adam. Adam begitu tertarik. Ia juga ingin mencicipi. Pohon itu kemudian didekati.
Buahnya dipetik. Dan...Adam memakan buahnya. Lengkap sudah. Adam dan Hawa
melabrak larangan. Tak hanya mendekati pohon larangan, tetapi juga memakan
buahnya. Tak lama kemudian, Adam dan Hawa merasakan akibatnya. Aurat mereka
terbuka. Perasaan malu begitu saja membuncah. Mereka berusaha mencari-cari
dedaunan. Maksudnya, untuk menutupi aurat mereka. Namun, pohon-pohon surga
menjauh. Untungnya, ada satu pohon yang merasa kasihan. Pohon Tin mau
memberikan daun-daunnya. Aurat mereka pun bisa tertutupi.
Adam dan Hawa sangat malu. Tak hanya karena aurat mereka terbuka. Tetapi
juga, karena teguran Allah kepada mereka. Adam dan Hawa sangat menyesal.
Mereka telah bebuat kesalahan. Sambil menitikkan air mata, mereka memanjatkan
doa. "Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami. Sekiranya, Engkau tidak berkenan

8
Ibid.h.21.

6
mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang
merugi."9
F. Nabi Adam Diturunkan ke Bumi
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tobat Adam dan Hawa diterima.
Kesalahan mereka diampuni. Adam dan Hawa merasa tenang. Ampunan Allah
membuat hati mereka terasa lega. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga. Adam
dan Hawa sadar. Iblis benar-benar musuh. Musuh yang harus senantiasa diwaspadai.
Segala bujuk rayunya mesti dijauhi. Hidup kekal ternyata muslihat iblis. Akibat
terperdaya, kini Adam dan Hawa harus pindah. Mereka tak bisa lagi tinggal di Surga.
Allah menyuruh mereka turun ke bumi. Sekarang, Adam dan Hawa tinggal di bumi.
Mengemban tugas menjadi khalifah. Namun, perseteruan iblis dan Adam terus
berlanjut. Iblis akan terus berusaha mewujudkan janjinya. Janji untuk menyesatkan
Adam.
Demikian, Adam dan Iblis menjadi musuh bebuyutan. Permusuhan ini juga
berlaku untuk keturunan Adam dan iblis. Permusuhan akan terus berlangsung sampai
hari kiamat. Kenikmatan surga tinggal kenangan. Dulu, di surga serbaada. Mau
makan tinggal makan, mau minum tinggal minum. Namun di bumi, Adam dan Hawa
tak bisa berpangku tangan. Mencari sesuap nasi menjadi tugas. Mereka harus bekerja
keras.
Saat diturunkan ke bumi, Adam dan Hawa terpisah. Hawa diturunkan di daerah
Jeddah, Saudi Arabia. Kata Jeddah berarti nenek. Hawa adalah nenek seluruh umat
manusia. Sementara itu, Adam diturunkan di daerah Hindustan. Keduanya bertemu di
Jabal Rahmah di dataran Arafah. Oleh karena itu, Jabal Rahmah kerap dijadikan
simbol “cinta” oleh para peziarah. Perasaan bahagia begitu membuncah. Betapa tidak,
sekian lama berpisah akhirnya bertemu jua. Hidup menjadi lebih bersemangat.
Sekarang, keduanya bisa berkumpul lagi. Berjuang bersama lebih mudah daripada
sendiri-sendiri. Bisa saling menjaga, dan saling menasihati.
G. Anak-anak Nabi Adam dan Hawa
9
Ibid.h.22.

7
Adam dan Hawa hidup bersama lagi. Mereka adalah pasangan suami-istri
pertama. Keduanya beranak-pinak. Setiap kelahiran selalu kembar, laki-laki dan
perempuan. Persalinan pertama, lahirlah Qabil dan Iklima. Lalu, persalinan kedua,
lahirlah Habil dan Labuda. Adam dan Hawa sangat bahagia. Kehangatan keluarga
semakin bertambah. Semua ini berkat kehadiran anak-anak. Anak-anak
menumbuhkan harapan. Ada penerus perjuangan. Selanjutnya, anak-anak
berketurunan lagi. Mereka melahirkan cucu dan seterusnya. Jumlah keturunan Adam
terus bertambah. Semakin lama semakin banyak. Qabil, Habil, Iklima, dan Labuda
beranjak remaja.Mereka tumbuh di bawah asuhan orang tua.
Sifat-sifat mereka mulai kelihatan. Qabil berperangai kasar, sedangkan Habil
berperangai santun. Iklima tumbuh menjadi gadis yang cantik, sedang Labuda biasa-
biasa saja. Tugas-tugas Adam dan Hawa mulai berkurang. Anak-anak mereka sudah
bisa diandalkan. Labuda dan Iklima membantu urusan rumah tangga, sedangkan
Qabil dan Habil menekuni bidang pertanian, sedangkan Habil di bidang peternakan.
Keempat putra-putri Adam tumbuh dewasa. Masing-masing sudah memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Allah kemudian memberi Adam petunjuk. Putra-
putri Adam harus segera dinikahkan. Dengan ketentuan, masing-masing tidak boleh
dinikahkan dengan saudara kembarnya. Artinya, Qabil harus menikahi Labuda,
sedangkan Habil harus menikahi Iklima.10
Ketentuan itu kemudian disampaikan. Adam berharap putra-putrinya tak
keberatan sebab ini merupakan ketentuan Allah. Tak boleh ada yang menolak. Semua
pihak harus setuju. Demikian, Adam memberi penegasan. Tak disangka, Qabil
menolak ketentuan itu. Ia bersikeras untuk menikah dengan Iklima, adik kembarnya.
Iklima memang gadis yang cantik. Qabil sangat tertarik. Dengan kata lain, Qabil
menolak dinikahkan dengan Labuda. Alasannya, Labuda tidak cantik. Qabil merasa
lebih berhak untuk menikahi Iklima. Toh, Iklima adalah adiknya sendiri. Qabil tidak
rela kalau Iklima dinikahi Habil. Qabil bersikukuh. Tegas-tegas, ia menolak
dinikahkan dengan Iklima. Melihat gelagat kurang baik ini, Adam berusaha mencari
10
Ibid.h.26.

8
jalan keluar. Jalan keluar yang disepakati oleh semua pihak. Tidak boleh ada pihak
yang dikecewakan. Perselisihan harus dihindarkan. Sebab, perselisihan akan
mengusik ketenangan. Akhirnya, Adam mendapatkan jalan keluar. Menurut Adam,
persoalan jodoh harus diserahkan kepada Allah. Apa pun keputusan-Nya, semua
harus pasrah. Adam mengusulkan agar Qabil dan Habil berkurban. Siapa yang
kurbannya diterima, ia berhak menikahi si cantik, Iklima. Qabil dan Habil setuju.
Mereka sepakat, yang menang itulah yang berhak mendapatkan Iklima.11
Kemudian, masing-masing mempersiapkan diri. Qabil semakin rajin. Setiap hari,
ia mengurus ladangnya. Habil juga tak mau kalah. Ia bertambah giat. Setiap hari, ia
menggembalakan ternak-ternaknya, Hari yang ditentukan pun tiba. Qabil bergegas
menuju ladang. Ladang gandumnya sangat lebat. Hasil jerih payahnya selama ini.
Timbullah sifat kikir dalam hati Qabil. Ia memilih-milih gandum yang akan dijadikan
kurban. Ia sengaja memilih gandum yang kurang baik. Setelah karung terisi, Qabil
membawanya ke sebuah bukit. Gandum itu kemudian diletakkan di atas bukit itu. Di
tempat yang berbeda, Habil juga sedang sibuk. Ia berjalan ke sana kemari. Memilih-
milih kambing yang paling baik. kambing yang paling gemuk dan sehat. Setelah di
dapat, Habil membawanya ke bukit yang sama. 12
Qabil dan Habil sudah meletakkan kurbannya. Dari tempat yang jauh, mereka
memandangi bukit itu. Mata mereka terus tertuju ke arah bukit. Anggota keluarga
yang lain juga turut menyaksikan. Hati mereka berdebar-debar. Kurban siapa
gerangan yang akan diterima? Selang beberapa saat, terlihat api besar turun dari
langit. Api itu kemudian menyambar kambing. Habil bersyukur, kurbannya diterima.
Dalam tempo singkat kambing Habil pun lenyap. Si jago merah melalapnya.
Sementara itu, gandum Qabil masih utuh. Sedikit pun tidak berkurang. Walhasil,
Habil menjadi pemenang. Kurbannya diterima. Sesuai dengan kesepakatan, ia berhak
mempersunting si cantik Iklima. Hati Habil berbunga-bunga, Ia sangat bahagia.

11
Ibid.h.27.
12
Ibid.h.28.

9
Lain halnya dengan sang kakak. Qabil merasa sangat kecewa. Kurbannya tak
diterima, Ia gagal menikahi Iklima. Qabil tidak bisa menolak. Dengan perasaan
kecewa, Ia menerima keputusan Habil dinikahkan dengan Iklima. Qabil benar-benar
kecewa, harapannya pupus. Dia tak bisa menikah dengan Iklima. Kekecewaannya
semakin menjadi-jadi. Lambat laun tumbuhlah perasaan dengki. Dengki melahirkan
dendam. Dendam memunculkan niat jahat. Akhirnya, Qabil bertekad menghabisi
Habil.
H. Pembunuhan Pertama di Dunia
Suatu ketika, Adam hendak bepergian. Sebelum berangkat, Adam
menyampaikan amanat kepada Qabil untuk menjaga semua anggota keluarga.
Kerukunan harus dipelihara. Qabil mengangguk-angguk. Ia berjanji untuk
menjalankan amanat itu dengan sebaik-baiknya. Dalam hati, Qabil tertawa. Ia merasa
senang. Senang bukan karena mendapat kepercayaan dari sang ayah. Tetapi, ia
merasa mendapat kesempatan. Ya, kesempatan untuk membalas dendam.
Adam berangkat dengan hati tenang. Dengan sepenuh hati, ia percaya kepada
Qabil. Bagaimanapun Qabil adalah anak sulung. Qabil yang dituakan. Tak lama
setelah Adam berangkat, Qabil bersiap-siap. Ia akan menyatroni peternakan.
Sesampainya di sana, Qabil segera menghampiri Habil. "Aku datang untuk
membunuh kau!" Qabil menghardik penuh kebencian. "Apa salah saya? Mengapa
kakak hendak membunuh saya?" "Karena kau telah merampas harapanku. Kau telah
merebut Iklima." "Allah yang menentukan. Saya hanya berusaha." "Saya juga
berusaha!" bentak Qabil. "Ketahuilah kakak, Allah hanya menerima kurban dari
orang berhati tulus.
Orang yang berhati tulus akan memilih kurban yang paling baik. Kenapa kakak
memilih gandum yang busuk. Jelas saja, kurban kakak tidak diterima." "Sudahlah!
Kau jangan nyerocos! Tidak usah repot-repot memberi nasihat. Aku tetap akan
membunuh kau!" kata Qabil berang. "Bukannya kakak juga telah setuju dengan
penyelesaian seperti itu? Sadarlah, Kak. Kakak jangan terperdaya oleh setan. Ingat,
setan adalah musuh kita. Setan yang telah mengakibatkan ayahanda dan ibunda

10
keluar dari surga. Berpikirlah sebelum bertindak, jangan sampai kakak menyesal
kelak." "Diam! Aku akan membunuh kau!" "Jika kakak bersikeras, saya tidak akan
membalas. Saya takut kepada Allah. Saya tidak akan melakukan perbuatan zalim.
Semua saya serahkan kepada Allah."
Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Nasihat Habil sama sekali tak ada
artinya. Yang terjadi malah Qabil semakin marah. Dendam semakin tak tertahan.
Rasanya, ia ingin segera menghabisi nyawa adiknya itu. Iblis tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu. Ia terus-menerus membisikkan kejahatan. Sebenarnya, Qabil sendiri
kebingungan. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Belum terpikirkan bagaimana
membunuh habil. Saat Qabil kebingungan, Iblis menjelma. Di hadapan Qabil, Iblis
mencontohkan. Iblis menghantam kepala seekor burung dengan batu. Darah segar
muncrat. Kepala burung itu pecah. Sesaat burung itu menggelepar-gelepar, lalu mati.
Qabil mendapat ide. Sekarang, ia tahu apa yang harus dilakukan. Tinggal menunggu
saat yang tepat.  Saat itu, Habil sedang terlelap tidur. Qabil berjalan. Ia menghampiri
sang adik. Batu besar menghantam kepala Habil. Saking kerasnya hantaman batu
besar, tak lama kemudian Habil menghembuskan napas terakhir. Peristiwa ini
merupakan pembunuhan yang pertama kali dilakukan manusia di bumi ini.
I. Belajar dari Burung Gagak
Bingung. Demikian, yang dialami Qabil setelah membunuh sang adik. Tak tahu
apa yang harus dilakukan. Mayat Habil lama tergeletak. Sampai-sampai,
mengeluarkan bau busuk. Qabil hanya bisa mondar-mandir. Beberapa lama
kemudian, datanglah dua ekor burung gagak. Kedua burung ini berkelahi. Salah
satunya, kemudian mati. Lalu, si pemenang menggali tanah dengan cakarnya. Setelah
cukup, bangkai burung gagak itu dimasukkan. Bangkai burung gagak itu dikuburkan
ke dalam lubang. Melihat kejadian itu, Qabil termenung. Ia baru menyadari
kedunguannya. "Bodoh sekali aku ini! Masa aku kalah pintar sama burung gagak itu,"
gerutunya.
Burung gagak telah mengajari Qabil. Hal yang sama kemudian dilakukan oleh
Qabil. Sebuah lubang digali. Setelah cukup dalam, ia memasukkan mayat Habil ke

11
dalamnya. Beberapa hari kemudian, Adam pulang. Ia ingin segera bertemu dengan
keluarganya. Terbayang keluarganya hidup rukun. Tak ada perselisihan. Sampai di
rumah, Adam beristirahat sejenak. Anggota keluarga berkumpul di dekatnya. Usai
melepas lelah, Adam menanyakan perihal Habil. Dari tadi Habil tak kelihatan.
"Dimana Habil?" tanyanya. "Saya tidak tahu." "Kamu yang diberi amanat untuk
menjaga semua anggota keluarga, kan? Ke mana Habil?""Saya tidak tahu. Saya
nggak mungkin menjaga Habil setiap saat." jawab Qabil ketus.
Pasti telah terjadi sesuatu, pikir Adam. Tapi, ke mana gerangan harus mencari
Habil? Akhirnya, Adam pun tahu. Habil telah dibunuh. Pelakunya siapa lagi kalau
bukan Qabil. Adam sangat berduka. Terbayang bagaimana Habil dianiaya. Tega nian
sang kakak. Disuruh menjaga, malah membunuh. Gara-gara dengki, hubungan
keluarga jadi rusak. Seorang kakak bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri.
Sungguh menyedihkan. Setan telah memanfaatkan kesempatan. Adam hanya berserah
diri kepada Allah. Semua ia terima sebagai kehendak-Nya. Kepedihan ia hadapi
dengan kesabaran. Bahkan, ia tetap memohonkan ampunan untuk anaknya, Qabil.13

J. Nabi Adam Wafat


Nabi Adam terus berdakwah di kalangan anak cucunya, mengajak mereka
mengamalkan ajaran Allah untuk menyembah-Nya, berbuat baik kepada sesama,
jujur, dan saling menolong. Dalam riwayat, Nabi Adam wafat dalam usia seribu tahun
setelah sebelumnya menderita sakit selama 11 hari. Setahun kemudian Hawa

13
Ibid.h.29.

12
meninggal. Sebagian riwayat menyatakan Nabi Adam dimakamkan di kota Mekah
dan Hawa dimakamkan di kota Jedah.14

CHAPTER II
DISCUSSION
ENGLISH
A. The story of the Prophet Adam AS
Prophet Adam AS and his life journey to death. Once upon a time, God spoke to
the angels. The content of the discussion revolves around the creation of Adam, the
14
Ibid.h.30.

13
ancestor of humans. Adam and his descendants would one day become the caliph
(representative) of Allah on earth. Their job is to prosper the earth. Hearing that
explanation, the angels were surprised. Why should Adam and his grandchildren
become caliphs? It should be, the angel who was given such honor. Aren't angels
always praising Allah? Earth will be safe if it is inhabited by angels. There will be no
damage and bloodshed. This is found in surah al-baqarah: 30-32
ۖ ٰٓ ۡ
‫ا‬//َ‫ ُل فِيه‬/‫ض َخلِيفَ ٗة قَالُ ٓو ْا أَتَ ۡج َع‬ِ ‫ر‬ۡ َ ‫ل فِي ٱأۡل‬ٞ ‫اع‬ِ ‫ج‬
َ ‫ي‬ ِّ ‫ن‬ِ ‫إ‬ ‫ة‬
ِ َ
‫ك‬ ِ ‫ئ‬َ َ َ‫ذ ق‬/ِۡ‫َوإ‬
‫ال َرب َُّك لِل َمل‬
‫ال إِنِّ ٓي‬//
َ َ‫ك ق‬ َ ۖ َ‫ك َونُقَ ِّدسُ ل‬ َ ‫ك ٱل ِّد َمٓا َء َونَ ۡح ُن نُ َسبِّ ُح بِ َحمۡ ِد‬ ُ ِ‫َمن ي ُۡف ِس ُد فِيهَا َويَ ۡسف‬
‫ون‬َ ‫أَ ۡعلَ ُم َما اَل تَ ۡعلَ ُم‬
Meaning: Remember when your Lord said to the angels: "Verily I want to make a
caliph on earth". They said: "Why do you want to make (caliph) on earth a person
who will make damage to him and shed blood, even though we always praise you and
purify you?" God says: "Verily I know what you do not know".

ٓ
َ َ‫ضهُمۡ َعلَى ۡٱل َم ٰلَئِ َك ِة فَق‬
‫ونِي ِبأ َ ۡس َمٓا ِء‬/ُُِٔ‫ال أَ ۢنٔ‍ب‬ َ ‫َو َعلَّ َم َءا َد َم ٱأۡل َ ۡس َمٓا َء ُكلَّهَا ثُ َّم َع َر‬
‫ين‬
َ ِ‫ص ِدق‬ َ ٰ ۡ‫ٰهَٓؤُٓاَل ِء إِن ُكنتُم‬
Meaning: And He taught Adam the names (objects) entirely, then conveyed them to
the angels and then said: "Mention to Me the names of these objects if you are really
true people!"

‫نت ۡٱل َعلِي ُم ۡٱل َح ِكي ُم‬ َ َّ‫ك اَل ِع ۡل َم لَنَٓا إِاَّل َما َعلَّمۡ تَنَ ۖٓا إِن‬
َ َ‫ك أ‬ ْ ُ‫قَال‬
َ َ‫وا س ُۡب ٰ َحن‬
Meaning: They answered: "Glory to you, we do not know anything other than what
You have taught us; verily You are the All-Knowing, Most Wise."

14
The angels were curious. Could it be that all this time Allah has not been pleased
with their worship? Therefore, Allah wants to create better creatures. They worry that
Allah created Adam because of their negligence. Or there are mistakes that they do
without realizing it. There was also some doubt among the angels. Can humans carry
out that tough task? Because, previously the earth was inhabited by jinn. Apparently,
they often do mischief. There was a lot of bloodshed, immorality and corruption
there. It is not impossible that Adam and his grandchildren will also do the same.
Can humans carry out that tough task? Because, previously the earth was
inhabited by jinn. Apparently, they often do mischief. There was a lot of bloodshed,
immorality and corruption there. It is not impossible that Adam and his grandchildren
will also do the same. The angels' doubts were unfounded. Because, Adam has
several features. Adam was created directly by the hand of God. His spirit was also
immediately breathed by Him. In addition, Adam was also gifted with reason.
It was thanks to this reason that Adam was able to observe, study, and understand
things. Intellect is what enables Adam and his grandchildren to carry out their duties
as caliphs on earth. This specialty is truly evident. Adam was able to express the
names of things. This ability is apparently not possessed by angels. They were
speechless when they were told to do the same. Finally, the angels recognized Adam's
privilege.15
B. Prophet Adam Comes from the Land
The word Adam comes from adim. Adimul Ardli means the surface of the earth.
The name Adam is closely related to the material of creation. Adam was created from
the soil that is on the surface of the earth. After death, Adam and his children will
also be buried in the ground. Finally, Adam's form became perfect. Allah then
breathed the spirit on him. After the spirit was blown, Allah delivered a
commandment to the angels. The precepts also apply to other beings who are
currently close to the angels.

15
Hanafi, kisah 25 Nabi dan Rasul, ( Jakarta:Bintang Indonesia Comp).h.13.

15
The content of the decree states that the angels prostrate to Adam. An honor that
is not given to any other being. As a result, the angels obey the order of the creator.
They bowed to Adam. However, there were beings who were disobedient. He is the
Demon Smug. This creature from among the genies felt pretentious. He felt more
noble than Adam. The reason is, the devil was created from fire, while Adam was
from the ground. Fire better than earth?16
C. The Great Devil
The devil's arrogant nature was seen in two attitudes. First, the devil looked
down on Adam. In the eyes of the devil, Adam was just a creature yesterday
afternoon, whereas he had existed long before Adam existed. Then, Adam was
created from the ground, while he was created from fire. Period, he must respect
creatures like Adam. Second, the devil rejects the truth. Satan refused to bow to
Adam. In fact, he knew that it was Allah who gave the order. The devil's refusal is
definitely iniquity.17
Allah was angry with him. As a result, he was thrown out of heaven. Not only
that, the devil also gets cursed by Allah until the Day of Resurrection. The
characteristic of a person who has been cursed by Allah is that he cannot get out of
his way. That is why the devil is forever in error. Starting from arrogance, then
jealousy arises. The devil felt uncomfortable again. The reason is, there are creatures
that get more glory from him. He didn't accept it.18
No other creature can surpass him. Therefore, he wanted to prove that Adam was
nothing. The trick, he will try to mislead Adam and his children and grandchildren.
So, sometimes getting cursed, the devil asks for the tempo. He asked for long life.
Unmitigated, until the Day of Resurrection. That long age will be used for revenge.
The devil doesn't want to be alone in hell. He wanted to take Adam and his
descendants along.

16
Ibid.h.14.
17
Ibid.h.15
18
Ibid.h.16.

16
D. The Creation of Hawa
Living alone is not comfortable. Adam felt this too. No friends confide in. No friends
share either in joy or sorrow. In short, Adam felt lonely. He needs a companion. Then, Hawa
was created. The material is taken from Adam's rib. At that time, Adam, who was sleeping
asleep by Allah, took his left rib. Even though he took the ribs, Adam didn't feel any pain. If
he felt sick, of course Adam would not love Hawa. After Eve created more complete
happiness, God told Adam and Hawa to live in heaven. 19 Life there is very good. Anything
can be done. They are free to taste whatever they want. However, there is one taboo. Adam
and Hawa could not go near the forbidden tree. This prohibition must be followed. If not,
they could be doomed. In heaven, Adam didn't need to make a living. All necessities are
readily available. In short, Adam and Hawa would not be hungry, thirsty, and tired. Really
fun. All can be done. The important thing is not to get close to the forbidden tree. Easy,
right?20
E. The First Sin of Prophet Adam and Hawa
Since rebellion, the devil is no longer allowed to live in heaven. The devil's
feelings of resentment and envy were getting worse. The devil did not like to see
Adam and Hawa happy. Therefore, the devil then looks for opportunities. He wanted
to trick them. Anyway, Adam also had to get out of heaven. The opportunity is now
there. The forbidden tree! Adam and Hawa were prohibited from approaching the
tree. This is a golden opportunity, you shouldn't waste it. The devil was very happy.
This is the time to prove it. Adam and Hawa will be losers. Either way, Adam and
hawa had to be successfully tackled. All rulings must be done. Various tricks were
planned. First of all, the devil must earn trust. He also made an approach. He
pretended to think of Adam and Hawa as friends. His speech is charming. The devil
whispered various seductions. It is said that he wants to give advice. There is a big
secret to be told. The secret so that Adam and Hawa can live forever.
Finally, Eve could not hold back. Hawa ate the forbidden tree fruit. Hawa came
home feeling happy. He told Adam about the experience. Adam was so interested. He

19
Ibid.h.17.
20
Ibid.h.18.

17
also wanted to taste. The tree was then approached. The fruit is picked. And ... Adam
ate the fruit. Already complete. Adam and Hawa broke the ban. Not only approaching
the forbidden tree, but also eating the fruit. Before long, Adam and hawa felt the
consequences. Their genitals are open. Feelings of shame just erupted. They try to
find leaves. That is, to cover their genitals. However, the trees of heaven were far
away. Fortunately, there is one tree that feels sorry. The Tin tree wants to give its
leaves. Their genitals can be covered.
Adam and Hawa were very embarrassed. Not only because their genitals are
open. But also, because of Allah's rebuke to them. Adam and Hawa were very sorry.
They have made a mistake. Shedding tears, they said a prayer. "Our Lord, we have
wronged ourselves. If, you do not want to forgive and love us, we are among the
losers."21
F. Prophet Adam Sent to Earth
Allah is Forgiving, Most Merciful. The repentance of Adam and Hawa was
accepted. Their mistakes are forgiven. Adam and Hawa relaxed. Allah's forgiveness
made their hearts feel relieved. That experience is a valuable lesson. Adam and Hawa
realized. The devil really is the enemy. An enemy that must always be watched out
for. All seduction must be avoided. Eternal life turns out to be the devil's trick. As a
result of being deceived, now Adam and Hawa have to move. They can no longer live
in Heaven. Allah sent them down to earth. Today, Adam and Hawa live on earth.
Carrying out the task of being caliph. However, Satan and Adam's feud continues.
The devil will keep trying to fulfill his promise. Promise to lead Adam astray.22
Thus, Adam and Satan became mortal enemies. This enmity also applies to the
descendants of Adam and the devil. The hostility will continue until the Day of
Judgment. The pleasures of heaven are only memories. In the past, in heaven all.

21
Ibid.h.19.
22
Ibid.h.20.

18
Want to eat, just eat, want to drink, just drink. But on earth, Adam and Hawa couldn't
stand idly by. Looking for a bite of rice becomes a task. They have to work hard.23
When sent down to earth, Adam and Hawa separated. Hawa was sent down in
the area of Jeddah, Saudi Arabia. The word Jeddah means grandmother. Hawa is the
grandmother of all mankind. Meanwhile, Adam was dropped off in the Hindustan
area. The two met at Jabal Rahmah on the plains of Arafah. Therefore, Jabal Rahmah
is often used as a symbol of "love" by pilgrims. The feeling of happiness was so
overwhelming. Imagine, so long apart finally met nevertheless. Life becomes more
vibrant. Now, the two of them can be together again. Fighting together is easier than
alone. Can take care of each other, and advise each other.24
G. Children of Prophet Adam and Hawa
Adam and Hawa live together again. They are the first married couple. The two of
them had children. Every birth is always twins, boy and girl. The first birth, Qabil and
Iklima were born. Then, in the second birth, Abel and Labuda were born. Adam and
Hawa were very happy. The warmth of the family is increasing. All this thanks to the
presence of children. Children grow hope. There are successors to the struggle.
Furthermore, the children descend again. They give birth to grandchildren and so on.
The number of Adam's descendants continued to grow. More and more. Qabil, Habil,
Iklima, and Labuda were teenagers. They grew up under the care of their parents.
Their properties began to appear. Qabil was violent, while Abel was courteous.
Iklima grows up to be a beautiful girl, while Labuda is just ordinary. Adam and Eve's
duties began to diminish. Their children are dependable. Labuda and Iklima help with
household affairs, while Qabil and Habil are engaged in agriculture, while Habil is
engaged in animal husbandry. Adam's four sons and daughters grew up. Each of them
already has an attraction to the opposite sex. Allah then gave Adam instructions.
Adam's sons and daughters had to be married off immediately. With the provisions,

23
Ibid.h.21.
24
Ibid.h.22.

19
each of them may not be married to his twin brother. This means that Qabil must
marry Labuda, while Abel must marry Iklima.25
The provisions were then conveyed. Adam hopes that his sons and daughters will
not mind because this is a provision of Allah. No one should refuse. All parties must
agree. Thus, Adam gave an affirmation. Unexpectedly, Qabil rejected that provision.
He insisted on marrying Iklima, his twin sister. Iklima is indeed a beautiful girl. Qabil
was very interested. In other words, Qabil refused to be married to Labuda. The
reason was, Labuda was not beautiful. Qabil felt more entitled to marry Iklima. After
all, Iklima is his own younger brother. Qabil is not willing if Iklima is married to
Abel. Qabil was adamant. Firmly, he refused to be married to Iklima. Seeing this
unfavorable sign, Adam tried to find a way out. A solution agreed upon by all parties.
No party should be disappointed. Disputes must be avoided. Because, disputes will
disturb the calm. Finally, Adam found a way out. According to Adam, the matter of
mate must be left to God. Whatever His decision, all must surrender. Adam suggested
that Qabil and Abel make sacrifices. Anyone whose sacrifice is accepted has the right
to marry the beautiful one, Iklima. Qabil and Abel agreed. They agreed that it was the
winner who had the right to get Iklima.
Then, each of them prepared themselves. Qabil is getting more and more diligent.
Every day, he took care of his fields. Abel didn't want to lose either. He became more
active. Every day, he tended his flocks, The appointed day came. Qabil rushed
towards the fields. The wheat fields were very dense. The results of his hard work so
far. A stingy nature arose in Qabil's heart. He selects the wheat to be sacrificed. He
deliberately chose wheat that was not good. After the sack was filled, Qabil took it to
a hill. The wheat was then placed on the hill. In a different place, Abel was also busy.
He walked here and there. Picking the best goats. the fattest and healthiest goat. Once
obtained, Abel took him to the same hill.
Qabil and Abel have placed their sacrifices. From a distant place, they looked at
the hill. Their eyes were fixed on the hill. Other family members also watched. Their
25
Ibid.h.26.

20
hearts were pounding. Whose sacrifice will be accepted? After a while, a large fire
was seen descending from the sky. The fire then grabbed the goat. Abel was grateful,
the sacrifice was accepted. In a short time, the goat Abel disappeared. The rooster
devours it. Meanwhile, Qabil's wheat was still intact. Not one bit less. As a result,
Abel became the winner. The sacrifice was accepted. In accordance with the
agreement, he has the right to marry the beautiful Iklima. Abel's heart was flowery,
he was very happy.
Another case with the older brother. Qabil was very disappointed. His sacrifice
was not accepted. He failed to marry Iklima. Qabil couldn't refuse. With a feeling of
disappointment, he accepted Abel's decision to marry Iklima. Qabil was really
disappointed, his hopes were dashed. She can't marry Iklima. His disappointment was
getting worse. Gradually a feeling of jealousy grew. Envy breeds revenge. Revenge
gave rise to evil intentions. Finally, Qabil was determined to finish off Abel.26
H. The First Murder in the World
One time, Adam was about to travel. Before leaving, Adam conveyed the
message to Qabil to look after all family members. Harmony must be maintained.
Qabil nodded his head. He promised to carry out that commission as well as possible.
Inside, Qabil laughed. He was happy. Happy not to have the trust of his father.
However, he felt he had an opportunity. Yes, a chance for revenge.
Adam departed calmly. With all his heart, he believed in Qabil. After all Qabil
was the eldest son. Elderly Qabil. Shortly after Adam left, Qabil got ready. He will
oversee the farm. Arriving there, Qabil immediately approached Abel. "I came to kill
you!" Qabil rebuked hatefully. "What did I do wrong? Why did you want to kill me?"
"Because you have taken my hope. You have taken Iklima." "God decides. I'm just
trying." "I'm trying too!" Qabil snapped. "You know, brother, Allah only accepts
sacrifices from sincere people.
A sincere person will choose the best sacrifice. Why did you choose rotten
wheat. Obviously, your sacrifice is not accepted. "" Never mind! You don't nag!
26
Ibid.h.27.

21
Don't bother giving advice. I will still kill you! "Said Qabil angrily." Didn't you agree
to a settlement like that? Come to your senses, Sis. Brother, don't be deceived by
Satan. Remember, Satan is our enemy. Satan who caused father and mother to come
out of heaven. Think before you act, don't let you regret it later. "" Shut up! I will kill
you! "" If big brother insists, I will not retaliate. I fear Allah. I will not do
wrongdoing. All I submit to Allah. "27
Enter the left ear, exit the right ear. Abel's advice was meaningless. What
happened was that Qabil got even angrier. Revenge grew unbearable. It felt like he
wanted to kill his younger brother immediately. The devil didn't waste that
opportunity. He kept on whispering evil. In truth, Qabil himself was confused. Don't
know what to do. Have not thought how to kill Abel. When Qabil was confused, the
devil incarnated. In front of Qabil, the devil gave an example. The devil hit a bird in
the head with a stone. Fresh blood spurted out. The bird's head broke. For a moment
the bird floundered, then died. Qabil got an idea. Now, he knew what to do. Just
waiting for the right moment. At that time, Abel was fast asleep. Qabil walked. He
approached his younger brother. A large rock hit Abel's head. Because of the hard
impact of the large rock, soon Abel breathed his last. This incident is the first murder
committed by humans on this earth.
I. Learning from Crows
Confused. That was what Qabil experienced after killing his younger brother.
Don't know what to do. Abel's corpse lay for a long time. To the point, it gave off a
foul smell. Qabil can only move back and forth. After a while, two crows arrived. The
two birds fight. One of them, then died. Then, the winner digs the ground with his
claws. When enough, the crow's carcass was inserted. The crow's carcass was buried
in the hole. Seeing this incident, Qabil was pensive. He just realized his stupidity.
"What a fool I am! How can I lose to that raven," he grumbled.
The crow had taught Qabil. The same thing was done by Qabil. A hole was dug.
Once deep enough, he put Abel's corpse into it. A few days later, Adam came home.
27
Ibid.h.29.

22
He wanted to meet his family soon. You can imagine that her family is living in
harmony. There is no dispute. At home, Adam rested for a moment. Family members
gathered nearby. After unwinding, Adam asked about Abel. From earlier Abel was
invisible. "Where is Abel?" he asked. "I do not know." "You are given the mandate to
look after all family members, right? Where is Abel?" "I don't know. I can't possibly
look after Abel at any time." Qabil replied curtly.
Something must have happened, Adam thought. But, where the hell should you
look for Abel? Finally, Adam found out. Abel has been killed. Who else was the
perpetrator if not Qabil. Adam was grieved. Imagine how Abel was persecuted. How
could the brother. Told to guard, he even killed. Because of envy, family relationships
are damaged. One brother even had the heart to kill his own younger sibling. So
pathetic. Satan has taken advantage of the opportunity. Adam only surrendered to
Allah. Everything he accepted as His will. Pain he faced with patience. In fact, he still
asked forgiveness for his son, Qabil.

J. Prophet Adam Died


Prophet Adam continued to preach among his children and grandchildren,
inviting them to practice the teachings of Allah to worship Him, do good to others, be
honest, and help each other. In history, Prophet Adam died at the age of a thousand
years after previously suffering from illness for 11 days. A year later Hawa died.
Some narrations state that Prophet Adam was buried in the city of Mecca and Hawa
was buried in the city of Jeddah.28

28
Ibid.h.30.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adam diciptakan Allah sebagai manusia yang pertama. Sebelumnya Allah telah
menciptakan alam semesta dan segala isinya. Allah juga telah menciptakan beberapa
jenis makhluk yakni bangsa malaikat dan bangsa jin. Saat itu, bangsa malaikat dan
bangsa jin tinggal di dalam surga. Setelah Adam selesai diciptakan dari tanah liat
kering yang berasal dari lumpur hitam, Allah kemudian meniupkan roh padanya.
Adam pun kemudian juga ditempatkan di surga.  Seluruh makhluk lantas
diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Adam.
Malaikat yang memang makhluk paling taat segera melakukan perintah tersebut.
Malaikat pun bersujud kepada Adam. Sedang Iblis yang berasal dari bangsa jin
enggan untuk bersujud kepada Adam. Iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik
daripada Adam. Allah menciptakan Iblis dari api, sedangkan Adam diciptakan Allah

24
dari tanah. Maka sepantasnya bukan dirinya yang harus bersujud, tapi Adamlah yang
harus bersujud kepadanya. Pembangkang Iblis ini merupakan bentuk
kesombongannya. Kesombongan Iblis di hadapan Allah benar-benar tidak terampuni
dan terlewat batas. Siapa saja tidak patut menyombongkan dirinya di dalam surga
apalagi menentang dan menantang perintah Allah. Allah murka dan mengutuk Iblis.
Iblis terkutuk menerima dan memohon kepada Allah supaya ditangguhkan atau
tidak akan mati sampai manusia dibangkitkan pada Hari Kiamat. Allah mengabulkan
dan menjadikan Iblis golongan jin yang hidup abadi tapi termasuk golongan yang
terhina dan terusir dari surga. Iblis berjanji bahwa ia akan berusaha menyesatkan
manusia agar jauh dari Allah. Iblis juga berjanji akan menggoda manusia dari segala
arah sampai tidak ada yang menaati Allah lagi. Allah berkata, bahwa Iblis dan siapa
saja yang mengikutinya akan mengisi neraka Jahanam. Dan sebaliknya Allah akan
menjadi Penjaga kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan
mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya.
lblis terusir dan menjadi sangat mendendam. Adam sendiri lantas mendiami
surga di mana dia tidak akan kelaparan, tidak akan telanjang, tidak akan dahaga, dan
tidak akan ditimpa panas sengatan matahari. Setelah sekian lama tinggal di dalam
surga, Adam merasa kesepian walau bersama dengan malaikat. Dengan kehendak
Allah, Adam mendapat seorang pendamping atau istri di dalam surga. Malaikat
bertanya-tanya kepada Adam, siapakah yang telah menjadi pendamping Adam
tersebut. Adam pun dengan ilham dari Allah menjawab bahwa istrinya tersebut
bernama Hawa.
Mulai sejak itu, Adam dan Hawa mendiami surga dalam hidup penuh
kebahagiaan. Allah melimpahi surga dengan segala hal yang menjadi kebutuhan
Adam dan Hawa. Namun dari segala hal tersebut, terdapat sebuah pohon yang disebut
pohon khuldi yang terlarang didekati oleh Adam dan Hawa. Allah memperingatkan
bahwa Adam dan Hawa akan menjadi celaka dan termasuk orang yang zalim bila
sampai mendekati dan memakan buah dari pohon tersebut.

25
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, kisah 25 Nabi dan Rasul, Jakarta:Bintang Indonesia Comp

26

Anda mungkin juga menyukai