Anda di halaman 1dari 119

SISTEM ENDOKRIN

Junianto Wika Adi Pratama, drh., M.Si.


Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Sejarah Hormon

Arnold Adolph Berthold (1849)

Because the reimplanted testes were


not connected to nerves, Berthold
concluded that the glands must be
secreting something into the blood
that affected the entire body.
BATAS LINGKUNGAN HEWAN

Gangguan
Perubahan
Keseimbangan Sensor Neural
Lingkungan
Tubuh

1. CUACA:
- panas Sistem saraf pusat
- dingin
- hujan
- terang
- gelap Neural/endokrin
2. BUNYI
3. RADIASI
Pemulihan
4. AROMA Respons Perilaku Metabolik Adaptasi
keseimbangan
APA YANG MEMBUAT SUATU ZAT KIMIA MENJADI
SEBUAH HORMON:
1. DISEKRESIKAN OLEH SATU ATAU SEKELOMPOK SEL (SEL ENDOKRIN KLASIK 
HORMON, NEURON  NEUROHORMON, SEL IMUN  SITOKIN)
2. DISEKRESI LANGSUNG KE DALAM DARAH
3. JUMLAHNYA SANGAT KECIL (g, ng, pg)  EFEK BESAR
4. DITRANSPORTASIKAN KE SASARAN YANG JAUH

• KANDIDIAT HORMON: FAKTOR PERTUMBUHAN, EIKASANOID, REALISING AND


INHIBITING FACTOR NOT “HORMON”
Syaraf vs Endokrin
FUNGSI ORGAN/ SISTEM TUBUH

Integrasi dan Koordinasi

Sistem neural
Sistem neuroendokrin Sistem endokrin

Disekresikan neuron Melalui aliran darah  target


Agen: neurotransmiter Agen: hormon

RESPONS CEPAT DATANG RESPONS LAMBAT DATANG


RESPONS CEPAT HILANG RESPONS LAMBAT HILANG
Peran Fisiologis Hormon

1. Mengontrol sel mensintesa dan mensekresikan beberapa hormon lain


2. Merangsang atau menghambat proliferasi sel.
3. Mengontrol proses-proses metabolisme
4. Mengontrol ekskresi dan reabsorpsi kation dan anion.
5. Mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot-otot.
6. Mengontrol proses-proses reproduksi.
7. Memegang peranan penting dalam tingkahlaku.
1. Perkembangan
FUNGSI HORMON
 Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
 Biologi reproduksi intra / ekstra uterus sampai dengan pubertas
 Antara lain : estrogen, progesteron , testosteron
2. Metabolisme
 Mengatur metabolisme tubuh
 Antara lain : insulin, glukagon, GH
3. Tropik
 Hormon ini merupakan perangsang bagi kelenjar lain untuk menghasilkan
hormon
 Antara lain : FSH, LH, ACTH, Releasing hormone
4. Keseimbangan air dan mineral
 Antara lain : calcitonin, ADH
Aktivitas hormon pada target sel

1. Hormon harus dikenali oleh reseptor dan terikat pada


reseptor
2. Reseptor harus spesifik
3. Satu atau lebih proses intraseluler harus terjadi (misalnya :
reaksi enzimatis, pergerakan ion dll)  aktivasi reseptor
Transduksi signal dari hormon pada sel target
Hormon merupakan first messenger ,adanya ikatan hormon dengan reseptor
spesifik (reception), aktivasi second messenger (transduksi), respons
1. Perubahan permeabilitas membran sel
IKATAN 2.Perubahan kecepatan sekresi atau sintesis sel
HORMON 3. Perubahan kekuatan kontraksi (bila
DAN targetnya adalah sel-sel otot)
RESEPTOR 4.Respon dapat diatur dengan up/down
regulation reseptor
LOKASI RESEPTOR BERDASARKAN
KOMPOSISI MOLEKULNYA

1. Hormon dimana reseptornya berlokasi pada membran sel target


(hormon amine, polipeptida dan glikoprotein)
2. Hormon dimana reseptornya berada di dalam nukleus sel target
(hormon tiroid)
3. Hormon yang reseptornya ada pada sitoplasma sel target
(hormon steroid)
Bagaimana hormon-hormon
merubah sel targetnya?
Lokasi Reseptor Kelompok Hormones Prinsip Mekanisme Kerja
Generation of second
Proteins and peptides, messengers which alter
Cell surface receptors
catecholamines and the activity of other
(plasma membrane)
eicosanoids molecules - usually
enzymes - within the cell
Intracellular receptors Alter transcriptional
Steroids and thyroid
(cytoplasm and / or activity of responsive
hormones
nucleus) genes
MEKANISME TRANSDUKSI SINYAL
(pathway utk reseptor pada membran plasma)  yg menggunakan second
messenger utk terjadinya respon

1. Reseptor yg mempengaruhi aktivitas elektrik membran dan konsentrasi


calcium sitosol  ion channels
2. Reseptor yg mengatur cAMP
3. Reseptor yg mengatur cGMP
4. Reseptor yg mempengaruhi konsentrasi calcium sitosol dan aktivitas protein
kinase  metabolisme phosphatidyl Inositol membrane
5. Reseptor yg mempunyai aktivitas protein kinase
KERJA HORMON PADA SEL TARGET
Hormon dapat bereaksi pada
membran plasma ataupun reseptor
yang ada di dalam sel

Hormon dapat pula membangkitkan


“second messenger” pada membran
plasma, sitoplasma ataupun nukleus

Jalur metabolik dapat diatur oleh


hormon melalui peningkatan aktivitas
maupun konsentrasi enzim yang
terlibat
Contoh hormon-hormon yang mengunakan
Second Messenger
sistem ini
Epinephrine and norepinephrine, glucagon,
luteinizing hormone, follicle stimulating hormone,
Cyclic AMP
thyroid-stimulating hormone, calcitonin,
parathyroid hormone, antidiuretic hormone
Insulin, growth hormone, prolactin, oxytocin,
Protein kinase
erythropoietin, beberapa growth factors
Epinephrine and norepinephrine, angiotensin II,
Kalsium dan/atau
antidiuretic hormone, gonadotropin-releasing
phosphoinositids
hormone, thyroid-releasing hormone.
Cyclic GMP Atrial naturetic hormone, nitric oxide
Klasifikasi hormon berdasarkan
komposisi kimia

Berbeda dalam:
1. Sintesa dan penyimpanannya
2. Cara mereka dilepaskan dari sel-sel
3. Transport dalam darah
4. Half-life
5. Lokasi reseptor-reseptor targetnya
6. Jaras yang diaktifkan ketika hormon berikatan pada sel
target,
KATEGORI HORMON

Hormon peptida dan


Hormon steroid dan tiroid
katekolamin

Bentuk dalam Bebas Terikat pada plasma protein

Lokasi reseptor Membran plasma Di dalam sel


 Kanal reseptor
Mekanisme
 Siklus AMP dan GMP Aktivasi Gen
transduksi signal
 Ca2+, IP3, DAG
Waktu paruh Cepat Lambat
STRUKTUR HORMON
1. Hormon Amin
Mengandung unsur ‘N’ dan
merupakan turunan /modifikasi asam
amino.
Meliputi hormon-hormon :
a) Hormon Thyroid
• Thyroxine (T4)
• Triiodothyronine (T3)
b) Hormon medulla adrenal (katekolamin)
• Epinefrin
• Norepinefrin
2. Hormon Peptida
Kebanyakan hormon yang beredar
dari kelompok ini merupakan
peptida kecil hingga protein besar

• Disintesa pada ribosom sel endokrin


• Sintesa: preprohormon  prohormon
• Packaging: Prohormon  hormon di Golgi
• Penyimpanan: hormon

Sumber: Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function 8 th ed pp:268
Transport, Half Life dan Mekanisme
seluler kerja hormon peptida
• Hormon-hormon peptida, karena sifatnya yg larut dalam
air, dengan mudah larut dalam cairan ekstraseluler
untuk kemudian ditransport ke seluruh tubuh.
• Half-life nya umumnya pendek, dalam bilangan menit.
• Hormon peptida karena bersifat lipophobik tidak dapat
menembus dinding sel)  bekerja via cell surface
receptors. Saat berikatan dengan reseptor, hormon-
hormon ini umumnya akan mengaktifkan jaras
transduksi sinyal seperti G protein-linkedadenylyl
cyclase cAMP second messenger system atau berikatan
dengan suatu reseptor yang mempunyai aktivitas kinase
3. Hormon Steroid

Kolesterol sebagai pemicu sintesa


Struktur dasar: siklo pentano perhydrofenantren

Hormon-hormon ini dibuat hanya pada beberapa organ saja:


a) Hormon dari korteks adrenal :
• Aldosteron,
• Kortisol, kortikosteron (Glukokortikoid)
• Dehydroepiandrosteron, androstenedion (androgen)
b) Hormon dari gonad : testosteron dan estradiol
Sintesa hormon-hormon steroid

Hormon-hormon steroid disintesa di dalam smooth


endoplasmic reticulum.

Sifatnya lipophilik /larut dalam lemak ini


(berlawanan dengan hormon-hormon peptida),
hormon steroid tidak dapat disimpan di dalam
vesicles sebab mereka dapat berdifusi keluar
dengan mudah, hormon-hormon steroid disintesa
bila diperlukan dan dalam bentuk prekursor
Sintesa, transport, dan half life Hormon Steroid

Prekursor hormon steroid  hormon aktif dan berdifusi secara


sederhana keluar dari sel induk ketika konsentrasinya di dalam sel
meningkat
Hormon steroid diturunkan dari kolesterol  tidak larut dalam plasma
dan cairan tubuh lainnya. Sebagai akibatnya, steroid berikatan dengan
protein-protein carrier. Protein-protein carrier ini ada yang bersifat
spesifik atau merupakan protein plasma yang umum seperti albumin.
Protein-protein carrier meningkatkan half-life dari steroid (satu sampai
beberapa jam) tetapi menghambat masuknya steroid itu ke dalam sel-sel
target
Mekanisme kerja seluler hormon steroid
Steroid bekerja secara lambat dengan berikatan ke reseptor sitoplasma atau reseptor nukleus dan akhirnya mengaktifkan
trakskripsi gen, atau secara cepat dengan bekerja pada reseptor-reseptor pada permukaan sel.

Metabolisme
Hati dan Ginjal
 Inaktivasi steroid oleh sitokrom P450
(penambahan gugus fungsional :
hidroksil)
 Konjugasi dengan sulfat dan asam
glukoronat  larut dalam air  dapat
diekskresi lewat urine dan empedu
Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:622
DETEKSI/DETERMINASI HORMON

1. Bio-assay
2. Chemical assay
3. Competitive Protein Binding
4. Radio-Immunoassay (RIA)
5. Radio-Receptor Assay (RRA)
6. Enzyme Linked-Immunosorbent Assay (ELISA)

Prinsip Pengukuran hormon dengan ELISA

Sumber: Guyton and Hall. Textbook of Medical Physiology 11th Ed pp 916


SISTEM SARAF MEMPENGARUHI SEKRESI HORMON

Sumber: Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function 8 th ed pp:274
INTERAKSI SISTEM ENDOKRIN DAN SARAF

Menyusu (isapan)  impuls ke hipotalamus  stimulir


neuron neurosekretori di nuklues supra optik dan para
ventrikular untuk mensintesis oksitosin  transport
sepanjang akson  disekresikan dari pituitari posterior
 kontaksi sel-sel mioepitelial kelenjar mammae 
pengeluaran air susu
Pengaturan Endokrin Pada Vertebrata

SISTEM
HIPOFISA
HIPOTHALAMUS
Sekarang telah diketahui hampir semua jaringan mensekresikan
sinyal kimiawi yang berperan sebagai hormon: jantung, sel-sel
kekebalan, lambung, usus, sel-sel tulang, hati, kulit, sel-sel glial, dsb.
SISTEM HYPOTALAMUS- PITUITARI ANTERIOR
HIPOTALAMUS
GnRH GRH SS TRH PIH PRH CRH

PITUITARI
ANTERIOR
Hormon
FSH dan LH TSH Prolaktin ACTH
Pertumbuhan

GONAD : HATI dan sel Organ & Korteks


Tiroid: T3,T4 Kel. Ambing
Est, Pog, Tes lain: IGF-1 jaringan Adrenal
Sumber: Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function 8 th ed pp:279
MEKANISME UMPAN BALIK

• Umumnya merupakan umpan balik negatif  melalui aksis hipotalamus-


hipofisis
• Selain itu ada umpan balik positif  meningkatnya LH pada saat fase
periovulatori akibat peningkatan produksi estrogen oleh folikel
• Pola hormon dapat dibagi sebagai diurnal/nokturnal or sirkadian  dipengaruhi
oleh tidur atau cahaya
MEKANISME UMPAN BALIK NEGATIF

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:365


MEKANISME UMPAN BALIK POSITIF

Sumber: Applied Animal Endocrinology pp:2


HIPOTALAMUS
Terletak di dasar otak, dibatasi:
1. Anterior  chiasma opticus
2. Posterior  mammilary body (corpus mammilaris)
3. Dorsal  thalamus
4. Ventral  os sphenoideus

■ Ukuran: + 1/300 otak


■ Memproduksi peptida dan amine yang
mempengaruhi kel. pituitari
■ Merupakan pusat pengatur sistem nervus otonom
Sumber: Vander et al. Human Physiology: The Mechanism of Body Function 8 th ed pp:278
HIPOFISE ANTERIOR DAN POSTERIOR
BERASAL DARI JARINGAN EMBRYONAL
YANG BERBEDA

• Adenohipofise berasal dari Rathke pouch


(roof of oral embryonic ectoderm)
• Neurohipofise berasal dari neural ectoderm
(floor of 3rd ventricle)

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th ed pp:366


KELENJAR PITUITARI = HIPOFISIS
Terdiri dari :
• Adenohipofisis (pars distalis atau
lobus anterior)
• Neurohipofisis (pars nervosa atau
lobus posterior)
• Pars intermedia (lobus intermediet)
• Pars tuberalis

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:624


Histologi Adenohipofise /
Anterior Pituitary

Bagian terbesar adenohipofise ialah pars distalis. Dengan pewarnaan


hematoxylin dan eosin, terdapat 3 jenis sel yang berbeda jelas di antara sel-sel epitel:
• Acidophils sitoplasma berwarna merah atau orange
• Basophils sitoplasma berwarna kebiruan
• Chromophobes sitoplasma tidak terwarnai dengan baik
Gambar: Pars distalis seekor kucing (pewarnaan H&E).
Asidofil  Sel-sel yang mengandung hormon glikoprotein :
• Somatotrop yang memproduksi growth hormone
• Laktotrop yang memproduksi prolactin
Basofil  Sel-sel yang mengandung hormon glikoprotein :
• Tirotrop yang memproduksi thyroid stimulating hormone
• Gonadotrop yang memproduksi luteinizing hormone atau follicle-stimulating
hormone
• Kortikotrop yang memproduksi adrenocorticotrophic hormone
• Kandungan karbohidrat yang tinggi dari hormon di dalam asidofil
menyebabkan sel-sel ini berwarna ungu cerah dengan pewarnaan PAS
Chromophobes  Ini adalah sel-sel yang tidak mengandung hormon ataupun hanya minimal
• Banyak sel chromophobe adalah asidofil atau basofil yang mengalami
degranulasi (tidak mengandung hormon).
• Chromophobes bisa juga adalah stem cells yang belum berdiferensiasi
memproduksi hormon).
HISTOLOGI DARI NEUROHIPOFISE/POSTERIOR PITUITARY

• Bagian terbesar dari neurohipofise dibangun terutama oleh unmyelinated axons sel-sel
neurosekretoris hypotalamus. Axon-axon ini berasal dari sel-sel di nukleus-nukleus
paraventrikular dan supraoptikus di hipotalamus. Neuron-neuron ini mensekresi
oksitosin atau antidiuretic hormone
• Herring bodies granulanya mengandung oksitosin atau antidiuretic hormone
PARS INTERMEDIA
• Pada kulit ikan, reptil dan amfibia ada sel2 yang disebut melanophore yang mengandung
granul2 melanin
• Mamalia dan unggas mempunyai sel2 yang mengandung melanin
• Hormon pars intermedia : MSH (melanocyte Stimulating Hormone = Melanotropin ( MSH
dan  MSH)
• Sel2 pars intermedia dan corticotropin dari pars anterior mensintesa Pro-
opiomelanocortin (POMC) yang juga disintesa di hipotalamus dan bagian lain otak
• POMC di pars anterior dihidrolisa menjadi: ACTH, -LPH, -endorfin, dan -MSH
• Di pars intermedia POMC dihidrolisa menjadi:  MSH,  MSH, CLIP (Corticotropin Like
Intemediate Lobe Peptide), -LPH dan -endorfin
KELENJAR PINEAL DAN MELATONIN

• Aktivitasnya dipengaruhi jumlah


cahaya  third eye
• Melatonin merupakan derivate
serotonin (sleep state vs wakefulness)
• Sekresi melatonin distimulasi oleh
kondisi gelap

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:643


Major target
Pituitary Hormone Major Physiologic Effects
organ(s)
Liver, adipose Promotes growth (indirectly), control of
Growth hormone
tissue protein, lipid and carbohydrate metabolism
Thyroid-stimulating
Thyroid gland Stimulates secretion of thyroid hormones
hormone
Adrenocorticotropic Adrenal gland
Adenohipofise Stimulates secretion of glucocorticoids
hormone (cortex)
(Anterior Pituitary)
Prolactin Mammary gland Milk production

Luteinizing hormone Ovary and testis Control of reproductive function


Follicle-stimulating
Ovary and testis Control of reproductive function
hormone
Antidiuretic hormone Kidney Conservation of body water
Neurohipofise
(Posterior Pituitary) Stimulates milk ejection and uterine
Oxytocin Ovary and testis
contractions
THYROID
Kelenjar Tiroid terdiri dari 2 lobus berlokasi dibagian depan
leher tepat diatas laring dekat trakhea

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:628


HORMON-HORMON YANG DIPRODUKSI
KELENJAR TIROID
• Tetraiodothyronine (thyroxin or T4) :
Yang akan diubah menjadi bentuk aktif dalam sel tubuh
• Triiodothyronine (T3) :
Bentuk aktif (2-4x) lebih kuat dibandingklan T4 20 % diproduksi dalam
tiroid and 80 % berasal dari diiodinated T-4
• rT3  tidak aktif
• Calcitonin
HORMON BERSIRKULASI DALAM 2 BENTUK
1. Total T4 adalah bentuk umum yang banyak ditemukan yang terikat pada plasma
protein albumin.
2. Free, or T4 yang tidak terikat adalah bentuk aktif yang dapat bekerja pada sel-
sel tubuh .

Type Percent

bound to thyroxine-binding globulin (TBG) 70%

bound to transthyretin or "thyroxine-binding prealbumin" (TTR or TBPA) 10-15%

bound to albumin 15-20%

unbound T4 (fT4) 0.03%

unbound T3 (fT3) 0.3%


HORMON TIROID
• Disintesis dari tirosin dan iodin
• Tirosin  bagian dari tiroglobulin yang dibentuk di sel folikel dan disekresikan ke lumen
folikel
• Iodin diubah menjadi iodida di usus dan ditransport ke kel. Tiroid
• Iodida akan berikatan dengan tirosin membentuk monoiodotirosin atau diioditirosin
• 2 molekul diioditirosin  tetraioditironin (T4)
• 1 molekul monoiodotirosin dan 1 molekul diioditirosin  triiodotrironin (T3)
• Enzim : tiroperoksidase dan hidrogen peroksidase
• Sebagian besar T3 dibentuk di luar kel. tiroid melalui proses deiodinasi T4 (di hati, ginjal dan
otot)  5’-monodeiodinase
• Di dalam pemb. darah  hormon tiroid berikatan dengan protein plasma (TBG, albumin,
thyroxin-binding prealbumin)
Sintesa dan
Pelepasan
Tiroid
SINTESA HORMON TIROID
1. Sintesa tiroglobulin
2. Pengambilan iodine, sintesa dan penyimpanan hormon tiroid
3. Sekresi hormon tiroid
Sintesa dan Pelepasan Hormon Tiroid

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 376


Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:630
 Hormon ini penting / essential untuk hidup karena perannya
dalam metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan.

Fungsi  Fungsi Primer adalah produksi thyroxin, yaitu hormon yang


dapat mempertahankan level metabolisme optimum
Hormon Tiroid
 Menstimulasi konsumsi oksigen pada sel
 Terlibat dalam metabolisme lipid, KH dan protein
 Pertumbuhan normal dan proses pematangan
EFEK HORMON
TIROID
• Increases cardiac output
• Increases heart rate
• Increases ventilation rate
• Increases basal metabolic rate
• Development of brain
• Thickens endometrium
Serum T3 dan T4 in species
Spesies T4 (mg/dl) T3 (ng/dl)

Equine 1.63 ± 0.51 77.1 ± 45.75

Bovine 6.22 ± 2.03 92.5 ± 53.61

Caprine 3.45 ± 0.47 145.9 ± 29.32

Ovine 4.41 ± 1.13 99.6 ± 27.34

Porcine 3.32 ± 0.80 89.8 ± 36.7

Canine 1.51 ± 0.38 96.2 ± 21.39


Feline 2.02 ± 0.61 64.7 ± 20.62

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 379


Hamburger thyrotoxicosis
Suatu hipertiroidisme pada manusia akibat memakan hamburger yang dagingnya
terkontaminasi hormon tiroksin (kelenjar tiroid ikut digiling bersama daging-daging lain)
Tampak kadar TSH tertekan selama kadar Tiroksin (T4) tinggi
Pada mamalia terdiri dari 2 pasang, berbentuk
seperti kacang dan berlokasi dekat /sisi kelenjar
tiroid  kelenjar inferior dan superior

Kelenjar tiroid mengatur metabolisme


tubuh dan tidak mempunyai efek pada
level calcium
Kelenjar parathyroid mengatur level
calcium dan tidak mempunyai efek
pada metabolisme
FUNGSI NORMAL KELENJAR
PARATHYROID
• Memproduksi hormon parathyroid (PTH), parathyrin, hormon
yang mengatur kadar calcium dalam tubuh, darah, sistem syaraf
dan tulang  meningkatkan kadar calcium darah

• High calcium, almost certainly have a parathyroid problem.

• Satu-satunya fungsi dari kelenjar paratiroid adalah mengatur


calcium dalam skala/range yang sempit (± 5%)
Kontrol Sekresi Hormon Paratiroid
• Hormon paratiroid dilepaskan sebagai respon terhadap konsentrasi Kalsium bebas yang
rendah dalam cairan ekstraseluler

• Ketika konsentrasi kalsium turun di bawah normal, terjadi peningkatan tajam sekresi hormon
paratiroid

• Sel paratiroid memonitor konsentrasi kalsium ekstraseluler via suatu protein membran integral
yang berfungsi sebagai calcium-sensing receptor.

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 403


Efek Fisiologis Hormon Paratiroid
• Mobilisasi kalsium dari tulang : menstimulir osteoclasts untuk
menyerap mineral tulang, melepaskan kalsium ke dalam darah.

• Meningkatkan absorpsi kalsium dari usus halus tetapi secara tidak


langsung dengan cara menstimulir produksi bentuk aktif vitamin D
di dalam ginjal

• Menekan hilangnya kalsium dalam urin dengan cara menstimulir


reabsorpsi tubuler kalsium. Efek PTH terhadap ginjal juga
menstimulir dikeluarkannya fosfat dalam urine
Exessive PTH
The bones will continue to release their calcium into the
blood

1. Bones have too little calcium (osteopenia and


osteoporosis )

2. Bone has larger "pores" and less bone mass.

High levels of parathyroid hormone for several years:


Bone become brittle and much more prone to fractures
Bone Density DEXA Scan

• (adopted by the World health Organization).


• (human)
Hipercalcemia adalah tidak normal.
Hipercalcemia dapat terjadi karena :
1. Penyakit paratiroid  97% kasus karena hiperparatiroidism
2. Cancer  < 3% , kanker metastatic pada tulang
3. Sarcoidosis  sistem kekebalan tubuh terlalu berlebihan karena
alasan yg tdk jelas
4. Excess Vitamin D Intake  Terjadi peningkatan absorpsi Ca dan
effek pada ginjal yg tdk mengeluarkan calcium dalam urin
5. Certain Drugs
6. Paget's Disease of the Bone (osteitis deformans) adalah penyakit
kronis deformitas tulang yg terjadi pd satu daerah atau lebih
sehingga terjadi patah tulang berlebih
VITAMIN-D
(CALCITRIOL)
• Hormon lipophilik yang dihasilkan oleh
ginjal dengan target organ pada usus
dan Berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan Ca2+ di usus
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 403
KALSITONIN (CALCITONIN)

Kalsitonin adalah hormon peptida yang diketahui berperan dalam


metabolisme Kalsium dan Fosfor.

Pada mamalia, sumber utama kalsitonin adalah dari sel-sel parafolikuler


atau sel-sel C kelenjar tiroid. (Pada unggas, ikan, dan amfibi, kalsitonin
disekresikan dari glandula ultimobrachialis)

Kalsitonin mempunyai kemampuan menurunkan kadar kalsium dan fosfat


darah.

Hypercalcemia akan meningkatkan Kalsitonin.


EFEK FISIOLOGIS KALSITONIN
• Tulang: Kalsitonin menekan resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas
osteoclasts (suatu jenis sel yang “mencerna” matriks tulang, melepaskan kalsium
dan fosfor ke darah).

• Ginjal: Kalsium dan Fosfor dicegah terbuang bersama urin dengan cara reabsorsi
pada tubuli ginjal. Kalsitonin menghambat reabsorpsi tubular kedua ion ini,
mengakibatkan peningkatan laju pengeluaran ion-ion ini bersama urin

• Terdapat perbedaan antar spesies dalam hal pentingnya Kalsitonin sebagai faktor
yang mempengaruhi homeostasis kalsium. Pada ikan, rodensia, dan beberapa
hewan domestik, Kalsitonin ternyata berperan penting dalam homeostasis kalsium.
Peran kalsitonin dalam pengaturan konsentrasi kalsium darah sangat kecil.
PENGATURAN
PLASMA Ca2+
ADRENAL
Kelenjar anak ginjal/suprarenal
Aldosteron, Cortisol, androgen, Epinefrin dan Norepinefrin

Kedua kelenjar adrenal berlokasi pada anterior


dari ginjal, Lokasi tepatnya relatif terhadap
ginjal dan bentuknya, bervariasi di antara spesies

Sayatan suatu adrenal mamalia menunjukkan 2


daerah yang berbeda: Korteks Adrenal dan
Medula Adrenal.
Korteks dan Medula Adrenal

• Medula Adrenal (Adrenal medulla): sumber katekholamin epinefrin dan


norepinefrin. Sel utamanya adalah sel kromafin (chromaffin cell). Medula secara
sangat kaya diinervasi oleh serat-serat simpatetik preganglion, sesungguhnya
medula adalah ekstensi dari sistem syaraf simpatis
• Korteks Adrenal (Adrenal cortex): mensekresi beberapa jenis hormon steroid
(glukokortikoid, mineralokortikoid, dan sejumlah lainnya).
• Medula dan korteks adalah 2 organ endokrin yang berbeda secara fungsional,
dan mempunyai asal embrional yang berbeda. Medula berasal dari ektoderm
(neural crest), sementara korteks berkembang dari mesoderm. Pada beberapa
spesies, misalnya amfibi dan ikan-ikan tertentu, korteks dan medula adrenal
adalah 2 organ terpisah.
Pengaturan Sekresi Hipotalamus

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 385


Pada kelenjar hipofise, ACTH diproduksi
dalam suatu proses yang juga menghasilkan
beberapa hormon lain
Lipotropin:
Mempunyai efek lipolitik lemah, kepentingannya terutama sebagai
prekursor bagi beta-endorphin.

Beta-endorphin dan Met-enkephalin:


Peptida opioid dengan efek penghilangan rasa sakit dan euforia

Melanocyte-stimulating hormone (MSH):


Mengatur pigmentasi melanin kulit pada kebanyakan vertebrata.
BAGAN HISTOLOGI
ADRENAL & JALUR
HIPOTALAMUS -
PITUITARI -
ADRENAL

• Aldosteron
• Kortisol
• Hormon seks dan anabolik
• Epinefrin dan norepinefrin
KERJA ACTH PADA SEL ADRENAL
 Korteks adrenal adalah pabrik bagi steroid-steroid adrenal.
 Paling tidak ada 2-3 lusin steroid-steroid berbeda yang disintesa dan disekresikan
dari jaringan ini
Kelas Steroid Representasi Efek

MineraloKortikoid Aldosteron Homeostasis Na+, K+dan air


Glukokortikoid Kortisol Homeostasis glucose
Sex hormon Androgen Anabolik
RESEPTOR HORMON ADRENAL
• Reseptor mineralokortikoid berikatan baik pada aldosteron dan kortisol dengan afinitas yang
seimbang
• Pada sel-sel yang berespons terhadap aldosteron, kortisol secara efektif di hancurkan,
menyebabkan aldosteron berikatan ke reseptornya tanpa persaingan
• Sel-sel target untuk aldosteron memiliki enzim 11-beta-hydroxysteroid dehydrogenase,
yang tidak ada pengaruhnya terhadap aldosteron, tetapi mengkonversi kortisol ke kortison,
yang hanya memiliki afinitas sangat rendah terhadap reseptor mineralokortikoid.
Regulasi minerolokortikoid tidak diatur oleh hormon tropic (hipofise)
tetapi oleh macula densa di tubulus distalis yang memonitor [Na+] di
cairan tubulus
Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 387
AKSI ALDOSTERON PADA
TUBULUS GINJAL
■ Target utama aldosteron ialah tubulus distalis
ginjal, dimana ia menstimulir pertukaran Na
dan K
Aldosteron menstimulir transkripsi gen
yang mengkode sodium potassium
ATPase, menuju ke peningkatan jumlah
"sodium pumps“ pada membran
basolateral dari sel-sel epitel tubuler
 Pada mamalia, glukokortikoid dengan aktivitas utama adalah kortisol, juga
dikenal sebagai hidrokortison (hydrocortisone).

Glukokortikoid  Pada rodensia, kortikosteron adalah glukokortikoid utama

 Sering diresepkan karena sifat anti peradangan dan sifat imunosuppresifnya.


Efek terhadap metabolisme
• Stimulasi glukoneogenesis, terutama pada hati
• Mobilisasi asam amino dari jaringan
ekstrahepatik: Ini berperan sebagai
• substrat untuk glukoneogenesis.
• Hambatan uptake glukose pada otot dan
jaringan lemak: Suatu mekanisme untuk
mengkonservasi glukose.
• Stimulasi pemecahan lemak pada jaringan
lemak: produksi energi pada jaringan seperti
otot, dan gliserol menyediakan substrat lain
untuk glukoneogenesis.
Efek terhadap inflamasi dan fungsi
kekebalan Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:635
MEDULA ADRENAL

Medula adrenal ekuivalen dengan sel


postganglionic saraf simpatis

Epinefrin merupakan katekolamin utama yang


disekresikan medulla adrenal

Pengecualian pada ayam, lumba-lumba dan fetus


 norepinefrin lebih dominan dibanding epinefrin

Sintesis epinefrin dan NE dipicu oleh pelepasan


asetilkolin dari saraf preganglionik
EFEK METABOLIK EPINEFRIN
• Stimulasi lipolisis pada sel-sel lemak: ini
menyediakan asamasam lemak untuk
produksi energi pada banyak jaringan dan
membantu konservasi cadangan-cadangan
glukosa darah yang menurun
• Peningkatan laju metabolisme: konsumsi
oksigen dan produksi panas meningkat di
seluruh tubuh sebagai respons terhadap
epinefrin. Hormon-hormon Medula Juga
menyebabkan pemecahan glikogen pada
otot skelet untuk menyediakan glukosa
bagi produksi energi
Efek Fisiologis Hormon-hormon Medula

• Peningkatan laju dan kekuatan kontraksi otot jantung: terutama efek


epinefrin bekerja melalui reseptor-reseptor beta
• Konstriksi pembuluh darah: NE, khususnya, menyebabkan vasokonstriksi
yang meluas, berakibat peningkatan resistensi dan tentunya tekanan
darah arteri
• Dilatasi bronkiol: membantu ventilasi pulmonal  obat asthma
• Dilatasi pupil mata: terutama penting bila hewan berada dalam situasi
terkepung oleh musuh-musuhnya, dalam keadaan cahaya yang kurang
• Inhibisi beberapa proses yang "non-essential": contoh adalah inhibisi
sekresi gastrointestinal dan aktivitas motorik
Epinephrine (higher affinity than Norepinephrine) with ß2  more metabolic effect cause dilatation in blood
vessel di heart and skeletal muscle Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 392
Adrenergic
Receptors
PANKREAS

Bagian endokrin pankreas terdiri dari banyak klaster kecil sel-sel yang disebut islets of
Langerhans (islets).
Manusia memiliki 1 juta islets.
Histologis, islets tampak sebagai kelompok sel-sel yang relatif pucat dikelilingi oleh
jaringan eksokrin yang berwarna lebih gelap (gambar kanan: 3 islets pada pankreas
seekor kuda)
Pankreas
• Fungsi Endokrin dan Fungsi Nonendokrin
• Fungsi non-endokrin sebagai akibat aktivitas bagian
eksokrin pankreas  pencernaan
• Bagian endokrin pankreas terwujud dalam bentuk islets of
Langerhans yang mengandung 4 jenis sel:
1. Sel-sel beta (60%)  hormon insulin
2. Sel-sel alpha (25%)  hormon glukagon
3. Sel-sel D (10%)  somatostatin
4. Sel-sel F atau PP  Pancreatic polypeptide (parakrin)

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 392


FUNGSI HORMON PANKREAS
1. Menyimpan glukosa dari makanan dalam bentuk glikogen dan
lemak (insulin)
2. Menggerakan cadangan energi pada saat lapar / kerja / stress
(glukagon)
3. Mempertahankan dan mengusahakan kadar glukosa darah tetap
pada batas normal
4. Merangsang pertumbuhan
Insulin
• Insulin adalah pemain utama dalam kontrol metabolisme intermedier.

• Insulin mempunyai peranan menonjol dalam metabolisme karbohidrat


dan metabolisme lemak, juga mempunyai pengaruh penting dalam
metabolisme protein dan mineral.

• Menurunkan konsentrasi glukosa, asam lemak dan asam amino dalam


darah  konversi intraselular  anabolisme

• Konsekwensinya adalah, gangguan-gangguan dalam keberadaan insulin


menyebabkan efek yang luas dan merusak terhadap banyak organ dan
jaringan.
Ringkasan Kerja Hormon Pankreas

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:642


INSULIN DAN METABOLISME KARBOHIDRAT

• Glukosa dibebaskan dari karbohidrat makanan seperti tepung atau sukrosa,


secara hidrolisis di dalam usus halus, dan kemudian diserap ke dalam darah

• Konsentrasi glukosa yang meningkat dalam darah menstimulir pelepasan insulin


(umpan balik positif), dan insulin bekerja pada seluruh sel-sel tubuh untuk
menstimulir uptake (kecuali di otak, hati, eritrosit dan leukosit), utilisasi, dan
penyimpanan glukosa.

• Satu efek insulin yang sudah diketahui ialah menurunkan konsentrasi glukosa
darah. Hal penting lain ialah begitu kadar glukosa darah menurun, sekresi
insulin berhenti
• Efek insulin terhadap metabolisme glukosa bervariasi tergantung pada
jaringan targetnya.

• Insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam otot, jaringan lemak dan


beberapa jaringan lain  difusi yang difasilitasi hexose transporters

• Insulin menstimulir hati untuk menyimpan glukosa yang diserap usus dalam
bentuk glikogen polimer tersimpan.

• Tanpa adanya insulin, sintesa glikogen di hati berhenti dan enzim-enzim


yang bertanggung jawab dalam pemecahan glikogen, akan menjadi aktif.
Pemecahan glikogen tidak hanya distimulir oleh ketiadaan insulin, tetapi
juga oleh adanya glukagon, yang disekresikan bila kadar glukosa darah
jatuh di bawah batas normal.
Insulin dan Metabolisme Lemak
Insulin mendorong sintesa asam-asam lemak pada hati. Insulin menstimulir sintesa
glikogen di hati. Namun, ketika glikogen sudah terakumulasi banyak (sekitar 5% dari massa
hati), maka sintesa berikutnya akan dihambat. Bila hati sudah jenuh (saturated) dengan
glikogen, tambahan glukosa yang diambil oleh hepatocytes akan dialihkan ke jaras yang
menuju sintesa asam-asam lemak

Insulin menghambat pemecahan lemak pada adipose tissue dengan menghambat lipase
intraseluler (yang meng-hidrolisa trigliserida untuk melepaskan asam-asam lemak).

Insulin mempunyai efek pencadangan-lemak. Tidak hanya hampir semua sel didorong
untuk mengoksidasi karbohidrat (bukan lemak), untuk energi, tetapi insulin juga secara
tidak langsung menstimulir akumulasi lemak pada adipose tissue.

Insulin juga meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase di endothelium kapiler ekstrahepatik


 pergerakan asam lemak ke adiposa
EFEK LAIN INSULIN
Selain efek insulin yang memaksa masuknya glukosa ke dalam sel, insulin juga
menstimulir uptake asam-asam amino, yang menyumbang pada efek anabolik
menyeluruh. Hal ini mengakibatkan gluconeogenesis dihambat karena jumlah asam
amino menipis (habis untuk anabolisme)

Ketika kadar insulin rendah, misalnya waktu berpuasa, keseimbangan didorong ke arah
degradasi protein intraseluler

Insulin juga meningkatkan permiabilitas banyak sel-sel terhadap ion-ion K, Mg, dan PO4.
Efek terhadap K ini penting secara klinis. Insulin mengaktifkan sodium – potassium
ATPases pada banyak sel-sel, menyebabkan aliran K masuk ke dalam sel-sel. Dalam
keadaan tertentu, injeksi insulin dapat membunuh pasien karena kemampuannya untuk
secara akut menekan konsentrasi K plasma
RESEPTOR INSULIN ADALAH SUATU TYROSINE KINASE

• Perikatan insulin ke subunit alpha


menyebabkan sub-unit beta memfosforilase
dirinya sendiri (autophos-phorylation),
sehingga mengaktifkan sifat katalitik reseptor.
• Reseptor yang diaktifkan ini kemudian
memfosforilase sejumlah protein-protein
intraseluler, yang lalu merubah aktivitasnya
(merupakan respons biologiknya).
Glucagon
• Glucagon memiliki peran utama dalam mempertahankan
konsentrasi normal glukosa dalam darah, dan sering
digambarkan mempunyai efek berlawanan dengan insulin.
Yakni, glukagon meningkatkan kadar glukosa darah

• Efek utama glukagon ialah menstimulir peningkatan


konsentrasi glukosa dalam darah

• Glukagon menstimulir pemecahan glikogen yang


tersimpan di hati

• Glukagon mengaktifkan hepatic gluconeogenesis


Kontrol Sekresi Glukagon

• Glucagon disekresikan sebagai respons terhadap hipoglikemia


(konsentrasi glukosa yang rendah dalam darah)
• Dua keadaan lain juga memicu sekresi glukagon:
 Peningkatan kadar asam-asam amino darah, seperti sehabis
menyantap makanan yang tinggi proteinnya. Dalam hal ini,
glukagon merubah asam-asam amino yang berlebih menjadi
glukosa dengan cara meningkatkan glukoneogenesis
 Olah raga: dalam hal ini, tidak jelas apakah stimulus aktualnya
adalah olah raga itu sendiri atau menurunnya kadar glukosa
darah akibat olah raga tersebut
• Sekresi glukagon dihambat oleh kadar glukosa darah yang tinggi
PANKREAS DIINERVASI OLEH SYSTEM SARAF OTONOM
(ADRENERGIC DAN KOLINERGIK)

Sumber: Cunningham’s Textbook of Veterinary Physiology 5th Edition (2013) pp 399


PENGARUH
HORMON
PANKREAS PADA
METABOLISME
GLUKOSA
HORMON PERTUMBUHAN
(SOMATOTROPIN / GH)

• Dihasilkan oleh kelenjar hipofisa anterior dalam jumlah banyak sejak


lahir sampai dengan akil balik.

• Pada saat akil balik, produksi menurun tetapi tidak berhenti sama sekali

• Merupakan hormon polipeptida


Efek Fisiologis Growth Hormone
Efek langsung - hasil dari perikatan GH ke reseptornya pada sel-sel, misalnya sel-sel lemak
(adipocytes) memiliki reseptor GH. GH menstimulir adipocyte untuk memecah trigliserida
dan menghambat kemampuan sel-sel itu untuk mengambil dan mengakumulasi lipida yang
bersirkulasi

Efek tidak langsung - dimediasi terutama oleh insulin-like growth factor-1 (IGF-1), suatu
hormon yang disekresi oleh hati dan jaringan lain sebagai respons terhadap GH. Sebagian
besar efek pertumbuhan GH sebenarnya disebabkan oleh IGF-1 yang bekerja terhadap sel-
sel targetnya.
EFEK FISIOLOGIS GROWTH HORMONE

Sumber: Duke’s Physiology of Domestic Animals 13th ed pp:626


EFEK PERTUMBUHAN

Merangsang sel prekursor untuk berdiferensiasi dan merangsang


sekresi IGF-1 yg merupakan faktor utama dalam pertumbuhan otot
(akan menstimulasi mitosis, menstimulir uptake asam amino dan
sintesa protein pada otot dan jaringan-jaringan) dan menstimulir
proliferasi Chondrocytes (cartilage cells), sehingga menghasilkan
pertumbuhan tulang. GH tidak mempunyai efek langsung terhadap
pertumbuhan tulang dalam menstimulir diferensiasi chondrocytes
EFEK METABOLIK GH
Metabolisme Protein: Pada umumnya, GH menstimulir anabolisme protein pada banyak
jaringan. Efek ini meningkatkan uptake asam amino, meningkatkan sintesa protein dan
menurunkan oksidasi protein.

Metabolisme lemak: GH memperkuat utilisasi lemak dengan menstimulir pemecahan


trigliserida dan oksidasi pada adipocytes.

Metabolisme Karbohidrat : GH adalah satu dari sejumlah hormon yang mempertahankan


kadar glukosa darah tetap dalam kisaran normal. GH sering disebut mempunyai aktivitas
anti-insulin, karena GH menghambat kemampuan insulin untuk menstimulir uptake glukose
pada jaringan perifer dan merangsang sintesa glukosa di hati.
Agak paradoks, adalah pemberian GH menstimulir sekresi insulin, sehingga terjadi
hiperinsulinemia.
PENGATURAN SEKRESI GH
• Growth hormone-releasing hormone (GHRH) adalah
peptida hipotalamus yang menstimulir sintesa dan
sekresi GH.
• Somatostatin (SS) adalah suatu peptida yang
diproduksi oleh beberapa jaringan dalam tubuh,
termasuk hipotalamus.
• Somatostatin menghambat pelepasan GH sebagai
response terhadap GHRH dan terhadap stimulator
lain (misalnya konsentrasi glukosa darah yang rendah)
• Ghrelin adalah hormon peptida yang disekresikan dari
lambung. Ghrelin berikatan dengan reseptor-reseptor
pada sel-sel somatotroph dan potensial menstimulir
sekresi GH
Level IGF-1 yang tinggi dalam darah menyebabkan
penurunan sekresi GH tidak saja secara langsung dengan
menekan somatotroph, tetapi juga dengan menstimulir
pelepasan somatostatin dari hipotalamus.
Kontrol
Terhadap
Growth
Hormone

© Kenneth L. Campbell, 1997. All rights reserved.


AKSI GH
PENGATURAN INSULIN / GH
HORMON YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN
HORMON AKSI UTAMA

• Stimulasi pertumbuhan post natal, merangsang sel untuk


Hormon Pertumbuhan berdiferensiasi dan mensekresikan IGF yang menstimulasi mitosis
• Stimulasi sintesa protein

• Stimulasi pertumbuhan fetus


• Stimulasi pertumbuhan postnatal dengan cara menstimulasi sekresi
Insulin IGF-1 dan aktivasi IGF-1 reseptor (?)
• Stimulasi sintesa protein
HORMON AKSI UTAMA

• Memudahkan hormon pertumbuhan bekerja


Hormon tiroid • Merangsang perkembangan SSP

• Stimulasi pertumbuhan pada saat pubertas, dengan cara stimulasi


sekresi hormon pertumbuhan
Testosteron
• Perpanjangan tulang
• Stimulasi sintesa protein

• Stimulasi pertumbuhan pada saat pubertas, dengan cara stimulasi


sekresi hormon pertumbuhan
Estrogen
• Perpanjangan tulang
• Stimulasi sintesa protein
HORMON UTAMA GASTROINTESTINAL
HORMON UTAMA GASTROINTESTINAL
THANKS

Anda mungkin juga menyukai