Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang penyimpangan pancasila.

    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pemyimpangan pancasila ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 Bandung,  20 Oktober 2015


    
                                                                                             

Argi Cahyadi Hendayana

i
Daftar isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................................................................ii
Bab 1...........................................................................................................................................................1
Pendahuluan...........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 Definisi Sila ke 5............................................................................................................................3
2.2 Contoh penyimpangan pancasila..................................................................................................4
2.3 Saran dan solusi............................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................7
KESIMPULAN...........................................................................................................................................7
BAB IV.........................................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................9

ii
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan berbasis
kepada Pancasila dan didukung oleh UUD 1945. Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam
penentuan prinsip dan pandangan hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai
– nilai Pancasila berdasarkan butir – butir yang terkandung di dalamnya. Nilai tersebut serasa
hilang jika dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zaman ini. Penyimpangan pun sudah
dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang ‘bisa dilanggar’ menjadi
‘biasa dilanggar’.

Namun butir atau nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan tersamarkan
artinya. Contoh kecil adalah hukum di Indonesia bisa dibeli, dan perhukuman di Indonesia
seperti pisau tumpul keatas dan tajam kebawah.

Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila
merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-
undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya
harus sesuai dengan UUD 1945.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


    Dari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
 Apa definisi sila ke 5 ?
 Apa contoh Penyimpangan pancasila pada sila ke 5?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


 Agar masyarakat lebih mengetahui sila ke 5
 Agar masyarakat mengetahui apa saja penyimpangan pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sila ke 5


Sila ke 5 Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila ke 5 dari Pancasila ini adalah amanat dari (para pencetus PANCASILA, khususnya panitia 9
termasuk Bung Karno, dan didalamnya terkandung nilai-nilai “Keadilan Ekonomi” atau
“Economic Justice” yang sekarang kita sebagai generasi penerus fahami itu ) agar semua
kebijakan dan program apapun yang dilaksanakan, harus bermuara kepada perwujudan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sosial disini bukanlah berarti faham Sosialisme, tetapi sosial berarti rakyat banyak.
Keadilan Sosial disini berarti suatu hirarhi, bahwa keadilan untuk rakyat banyak adalah lebih
penting dibandingkan dengan keadilan untuk kelompok tertentu, apalagi individu tertentu.
Tentu saja dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip keadilan .

Pemilihan kata KEADILAN dari Sila ke-5 sebagai tujuan negara adalah sangat tepat. Hal
ini sesuai dengan urutan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 (juga di Hymne Garuda
Pancasila), jaitu adil,makmur, sentosa (sejahtera)> Disini termakna Nilai-nilai Ekonomi juga
kan.

ADIL mempunyai bobot yang lebih berat dari makmur dan sentosa
Rakyat bisa tahan dengan ketidak makmuran, akan tetapi rakyat tidak akan tahan dengan ketidak
adilan.

Apabila keadilan sudah ditegakkan, maka kemakmuran hanya masalah waktu, dan
sentosa/kesejahteraan Insya Allah akan terwujud.

Akan tetapi jika kemakmuran yang didahulukan, maka keadilan belum tentu akan tercapai,
bahkan bisa menjadi semakin jauh.
Kemakmuran tanpa Keadilan adalah kemakmuran semu, yang pada akhirnya akan menjadi suatu
keruntuhan.

3
4

Nilai yang terkandung dalam sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia didasari
dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan
tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka didalam sila kelima tersebut
terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan
social).Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

2.2 Contoh penyimpangan pancasila


Saya akan memberi contoh tentang penyimpangan sila ke 5, tentu saja kalian masih ingat
tentang seorang nenek yang mengambil 3 buah kakao.

Nenek Minah (55) yang buta huruf dan bisa saya katakan berpendidikan kurang tak
pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun
Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai pesakitan di ruang pengadilan. Bahkan untuk
perbuatannya itu dia diganjar 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan.

Ironi hukum di Indonesia ini berawal saat Minah sedang memanen kedelai di lahan
garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa
Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga dikelola oleh PT RSA untuk
menanam kakao.

Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah kakao yang
sudah ranum. Dari sekadar memandang, Minah kemudian memetiknya untuk disemai sebagai
bibit di tanah garapannya. Setelah dipetik, 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan
digeletakkan begitu saja di bawah pohon kakao.

Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA. Mandor itu
pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos, Minah mengaku hal itu
5

perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan itu tidak boleh dilakukan karena sama saja
mencuri.

Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan berjanji tidak
akan melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia serahkan kepada mandor
tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali bekerja.

Namun dugaanya meleset. Peristiwa kecil itu ternyata berbuntut panjang. Sebab
seminggu kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan dari polisi. Proses hukum terus
berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk sebagai seorang terdakwa kasus pencuri di Pengadilan
Neger i(PN) Purwokerto.

Dan hari ini, Kamis (19\/11\/2009), majelis hakim yang dipimpin Muslih Bambang
Luqmono SH memvonisnya 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah
dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Selama persidangan yang dimulai pukul 10.00 WIB, Nenek Minah terlihat tegar.
Sejumlah kerabat, tetangga, serta aktivis LSM juga menghadiri sidang itu untuk memberikan
dukungan moril.  

Tetapi, bagaimana dengan para koruptor kita yang berpendidikan tinngi dan bahkan tau
tentang hukum yg berlaku di Indonesia ini. Untuk menjatuhkan hukuman pada mereka pun
sangat sulit dan berbelit-belit, bahkan kita tau jelas perbuatan para koruptor tersebut merugikan
banyak orang bahkan Negara.

Dan saya juga tidak membenarkan tindakan pencurian oleh Nenek Minah dan mereka-
mereka yang mempunyai kasus seperti Nenek Minah. Saya juga tidak membela perbuatan yang
dilakukan oleh Nenek Minah dan mereka-mereka itu. Tetapi dimana keadilan hukum itu?
Dimana prinsip kemanusian itu?. Seharusnya para penegak hukum mempunyai prinsip
kemanusiaan dan bukan hanya menjalankan hukum secara positifistik.
6

Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan,
yang mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari
gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan
teman-temannya itu, yang hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan
dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara
miliyaran rupiah dapat berkeliaran dengan bebasnyatanpa penjagaan atau pengawasan sedikit
pun.

Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara komprehensif
mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling bawah dengan melakukan
pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek perilaku masyarakat hukum kita ke
arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek
kemanusiaan.

Apkah ini yg disebut keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ?

2.3 Saran dan solusi


Saran saya penegakan hukum harus berdasarkan kebenaran dan keadilan, bukan
berdasarkan kekuasaan dan harta.
BAB III
KESIMPULAN

Indonesia adalah Negara yang memiliki dasar Negara yaitu pancasila, suatu lima dasar landasan
yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak dulu. Akan tetapi tak banyak dari kita yang
mengamalkan pancasila dengan baik, masih banyak masyarakat Indonesia yang mencampakkan
nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila, salah satunya adalah korupsi. Korupsi adalah
perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai pancasila yang di sebabkan oleh lemahnya keimanan
seseorang yang menyimpang dari sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, serta tidak memiliki
rasa kemanusiaan yang adil dan beradap, tidak terciptanya persatuan Indonesia, tidak
terselenggara dengan baik kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta menyimpang dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sehingga seakan-akan korupsi adalah sebagai tren di kalangan pejabat yang
seharusnya melindungi rakyat Indonesia, yang seharusnya bertugas menjadi wakil rakyat malah
terlena dengan kesenangan dunia yang membawa kehancuran bangsa itu sendiri. Maka dari itu
untuk menyelamatkan bangsa Indonesia kita perlu untuk berbenah diri, mempelajari sesuatu
yang menjadi dasar suatu Negara yaitu pancasila, tidak hanya menghafalnya akan tetapi
mengamalkan seluruh sila yang terkandung didalamnya, meningkatkan moral bangsa yang
berjiwa pancasila serta memperkokoh iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

7
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya
rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak
berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para
pembaca khusus pada penulis. Aamiin 

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=361979017228850&id=217646744995412

https://suparman11.wordpress.com/2014/10/29/makna-kelima-sila-dalam-pancasila/

http://news.detik.com/berita/1244955/mencuri-3-buah-kakao-nenek-minah-dihukum-1-bulan-15-hari

http://dianrizqiwidyantari.blogspot.co.id/2014/05/korupsi-sebagai-penyimpangan-pancasila.html

9
PENYIMPANGANPANCASILA
(PENYIMPANGAN SILA KE 5)

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan kewarga Negaraan
Dosen …..

Oleh :
Argi Cahyadi Hendayana
NPM 41155030130030

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2015

Anda mungkin juga menyukai