Anda di halaman 1dari 14

i

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang penyakit pelajar di indonesia.

    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penyakit pelajar di Indonesia
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 Bandung,  20 Oktober 2015


    
                                                                                             

Argi Cahyadi Hendayana

i
ii

Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................................ii
Bab I..................................................................................................................................................1
Pendahuluan..................................................................................................................................1
I. Latar Belakang....................................................................................................................1
II. Maksud dan Tujuan............................................................................................................1
III. Identifikasi Masalah........................................................................................................1
Bab II..................................................................................................................................................2
Pembahasan...................................................................................................................................2
I. Mnegetahui penyakit apa saja yang sering dilakukan pelajar di indonesia ?......................2
II. Sejauh mana pihak kepolisian menanggapi penyakit pelajar di Indonesia ?......................8
BAB III...............................................................................................................................................10
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................10
I. Kesimpulan.......................................................................................................................10
II. Saran................................................................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................12

ii
Bab I
Pendahuluan

I. Latar Belakang

Hukum kepolisian lahir sejak manusia hidup dalam kelompok dan pemimipin
kelompok tersebut mengeluarkan aturan-aturan (perintah atau larangan) untuk menjaga
keamanan dan ketertiban kelompoknya.
Di Republik Indonesia mulai dengan disahkannya UUD 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 ini ditentukan bahwa
peraturan yang masih ada belum ada gantinya atau masih di anggap berlaku. Adapun
peraturan perundang-undangan mengenai Kepolisian yang belum ada penggantinya dan di
anggap dapat berlaku adalah ketentan-ketentuan yang dimuat dalam Staatsblad (Lembar
Negara) tahun 1918 Nomor 125 dan tahun 1918 Nomor 126 yang tersebut di atas.
Kemudian pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI menentukan bahwa Kepolisian
Negara Republik Indonesia bernaung di bawah Kementrian Dalam Negeri dan dengan
keluarnya maklumat pemerintah tanggal 1 Oktober 1945 diangkat R. S. Soekanto
Tjokrodiatmodjo sebagai Kepala Kepolisian Negara. Pada tahun 1946 keluar maklumat
pemerintah Nomor 11/SD, yang mengatakan Kepolisian Negara dikeluarkan dari
Kementrian Dalam Negeri dan ditempatkan langsung di bawah Perdana Menteri RI.
Maklumat ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1946 yang kemudian pada tanggal tersebut
dijadikan Hari Kepolisian yang sekarang dikenal dengan Hari Bhayangkara.
Latar Belakang tentang peranan kepolisan yang saya ambil bersal dari sumber
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-kepolisian/

II. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan saya menulis makalah ini, untuk lebih meningkatkan ketertiban
di masyarakat.

Melakukan tugas kepolisian sebagai pengayom masyarakat dalam melakukan


perlindungan dan pelayanan masyarakat.

III. Identifikasi Masalah


A. Mengetahui penyakit apa saja yang sering di lakukan pelajar Indonesia ?
B. Sejauh mana pihak kepolisian menanggapi penyakit pelajar di Indonesia ?

1
Bab II
Pembahasan

I. Mnegetahui penyakit apa saja yang sering dilakukan pelajar di indonesia ?


Menurut saya ada banyak sekali penyakit-penyakit yang di lakukan oleh pelajar
Indonesia tapi dalam makalah ini saya tidak akan membahas semua penyakit-penyakit yg di
lakukan pelajar Indonesia karna itu terlalu banyak, disini saya hanya akan membahas 4
penyakit yang paling sering di lakukan pelajar Indonesia, yaitu :

A. Balap liar
B. Tawuran
C. Pemabukan
D. Seks bebas

A. Balap liar
Balapan liar dijalanan sudah ada pada pasal 297 yaitu dikenai pidana kurungan paling
lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp. 3.000.000.

http://blackarrowpower.blogspot.co.id/2012/10/daftar-pasal-pasal-dan-hukuman-
serta.html.

Dan ada juga faktor yang mempengaruhi remaja itu sendiri untuk mengikuti atau
melakukan balap liar, yaitu:

Faktor internal:

1. Krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena
remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.

2
3

Faktor eksternal:

1. Keluarga Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

https://aditenachella.wordpress.com/2011/08/24/kenakalan-remaja-dalam-bentuk-balapan-
liar-di-wilayah-hukum-polresta-palembang/

B. Tawuran
Tawuran, pada pasal 170 KUHP (Pengeroyokan dan Pengerusakan) ancaman hukuman
maksimum menyebabkan luka ringan & berat di jerat 7 tahun kurungan dan jika ada
kematian akan di jerat 12 tahun kurungan.

Dan unsur yang di persyarat kan terkena pasal 170 KUHP, yaitu :

a. Bersama sama melakukan kekerasan .


b. Terhadap orang atau barang.
c. Dimuka umum.

Ada juga pasal 187 KUHP (mendetangkan bahaya bagi keamanan umum/membakar
peledakan) ancaman hukumannya adalah :

a. Bahaya bagi orang maksimum 12 tahun penjara.


b. Bahaya maut bagi orang maksimum 13 tahun penjara.
c. Bahaya maut dan orang mati maksimum seumur hidup 20 tahun penjarara.

Dan unsur yang di persyaratkan terkena pasal 187 KUHP, yaitu :

a. Mendatangkan bahaya umum maut atau ada orang yang mati.

http://patuhorangindonesia.blogspot.co.id/2012/10/pasal-pasal-kuhp-bagi-pelaku-tawuran.html
4

Terdpat dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal
dan factor eksternal. Factor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses
internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi milieu di sekitarnya dan semua
pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi
terhadap lingkungan sekitar. Adapun faktor eksternal adalah sebagai berikut.

a. Faktor keluarga
Faktor keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1) Baik buruknya rumah tangga atau berantakan.
2) Perlindungan lebih yang di berikan orang tua.
3) Penolan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah memikul
tanggung jawab sebagai ayah dan ibu.
4) Pengaruh buruk dari keluarga, seperti tindakan asusila.
b. faktor lingkungan sekolah
lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak
memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olahraga,
minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan
padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk, dan sebagainya.

c. Faktor milieu/lingkungan
Lingkungan sekitar yang tidak baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan
perkembanganremaja.
Terkait dengan konsep kelompok sosial, W.G. Summer membagi kelompok sosial
menjadi dua yaitu in-group dan out-group. Menurut summer, dalam masyarakat primitif
yang terdiri dari kelompok – kelompok kecil dan tersebar di suatu wilayah terdapat
pembagian jenis kelompok yaitu kelompok dalam (in-group) dan kelompok luar (out-
group). Kelompok dalam (in-group) adalah kelompok sosial yang individu-individunya
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Adapun kelompok luar (out-group)
merupakan merupakan kelompok di luar kelompok in-group.

Di kalangan kelompok dalam di jumpai persahabatan, kerja sama, keteraturan, dan


kedamaian. Apabila kelompok dalam berhubungan dengan kelompok luar maka munculah
rasa kebencian, permusuhan, atau perang. Rasa kebencian itu di wariskan dari satu generasi
5

ke genarasi yang lain dan menimbulkan rasa solidaritas dalam kelompok (in-group feeling).
Anggota kelompok menganggap kelompo mereka sendiri sebagai pusat gejala-gejalanya
(etnosentrisme).

http://www.sridianti.com/faktor-penyebab-terjadinya-tawuran.html

C. Pemabukan
Ketentuan yang mengatur tentang gangguan yang diakibatkan oleh orang yang
mabuk diatur dalamPasal 492 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):

Pasal 492

a. Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau
mengganggu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau melakukan
sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan mengadakan tindakan
penjagaan tertentu lebih dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan
orang lain, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana
denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
b.  Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya
pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, atau karena hal
yang dirumuskan dalam pasal 536, dijatuhkan pidana kurungan paling lama dua
minggu
R. Soesilo dalam buku KUHP serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal (hal.
322) untuk dapat mengenakan Pasal 492 KUHP harus dibuktikan bahwa:

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50727434498a8/jerat-hukum-bagi-orang-
mabuk-yang-mengganggu-orang-lain

Beberapa faktor pelajar melakukan pemabukan ialah :

a. Ajakan dari teman.


b. Lingkungan yang mendukung pelajar tersebut malakukan pemabukan.
c. Paksaan dari orang terdekat (keluarga, teman , sabat, pacar).
d. Kurang nya iman pelajar tersebut.
6

D. Seks bebas
Seks bebas, norma hukum di Indonesia yang mengatur tentang pelarangan tentang
pelarangan seks bebas adalah UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografidan KUHP pasal 284.
Walaupun pada kenyataannya perangkat hukum tersebut masih rapuh karena belum bisa
menindak tegas para pelaku seks bebas. Pelaku seks bebas tidak bisa disebut melanggar UU
Pornografi bila perbuatan itu tidak dimaksudkan untuk konsumsi masyarakat. Juga tidak bisa
dikategorikan zina menurut KUHP, karena zina menurut KUHP merupakan delik aduan, jadi
mereka baru bisa dikatakan berzina bila ada yang mengadukan.

Norma yang social tentang seks bebas di masyarakant, ialah :

1. Norma agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak sebagaimana


penafsirannya dan tidak dapat ditawar-tawar atau diubah ukurannya karena
berasal dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan antara mana
yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.
3. Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.

Norma-norma tersebut tentu saja dengan tegas melarang adanya seks bebas yang merusak
moral siapapun yang melakukannya.

https://mohammadgie.wordpress.com/2011/12/30/aturan-yang-mencegah-seks-bebas/

Faktor-faktor yang membuat pelajar tersebut melakuakan seks bebas, ialah :

a. Pergaaulan, Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka
jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang
suka melakukan seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut
melakukan seks bebas.
b. Pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb). Jika seseorang berulang kali
mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks
bebas.
7

c. Pengaruh obat/narkoba dan alkohol. Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba
dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko.
Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa
menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas

https://nariluh.wordpress.com/2013/10/04/faktor-penyebab-terjadinya-seks-bebas/
8

II. Sejauh mana pihak kepolisian menanggapi penyakit pelajar di Indonesia ?

A.  Balap liar
    Balapan liar di Kabupaten Sidoarjo semakin marak membuat Polres turun tangan
dalam, menanganinya. Balap liar yang didominasi anak muda sepertinya semakin
banyak sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama banyaknya kendaraan
yang dimodifikasi, seperti sepeda motor dengan knalpot yang diganti dari aslinya
sehingga mengeluarkan suara yang cukup keras.

  Kapolres Sidoarjo AKBP Anggoro Sukartono mengatakan, balap liar liar itu tidak
perlu dikejar, akan tetapi lokasi yang ditengarai untuk kegiatan tersebut diamankan,
Pihak kepolisian sendiri lebih baik mengambil tindakan preventif , karena itu lebih baik
daripada tindakan hukum.

 Sedangkan untuk Kabupaten Sidoarjo sendiri ada 5 titik yang dijadikan balap liar
yaitu porong, lingkar timur, bandara by pas Krian dan di Sidoarjo kota. 

Lebih lanjut Kapolres menjelaskan, karena masih remaja dan dibawah umur maka
dikawatirkan rentan terjerumus pada kenakalan remaja, sehingga untuk itu perlu juga
dilakukan tindakan secara persuasife yaitu memberikan himbauan kepada orang tua,
dinas pendidikan serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.

 AKBP Anggoro Sukartono berharap bagi semua yang terkait dengan hal ini ikut
mendukung program polisi masuk sekolah. *lutfi

http://www.suaraharianpagi.com/2015/08/polres-sidoarjo-lakukan-tindakan.html

B. Tawuran

1. Pihaknya telah mengimbau seluruh jajaran aparat kepolisian untuk dapat berpatroli
dan membubarkan kumpulan anak sekolah guna mencegah terjadinya aksi tawuran
antar pelajar dan bekerjasama dengan pihak sekolah agar mengantisipasi percobaan
tawuran.

2. "Kami meminta kerjasamanya dari semua pihak, dari guru, masyarakat dan komite
sekolah untuk dapat melaporkan jika ada gelagat yang mencurigakan," lanjut
Wahyu.
9

3. Tidak hanya upaya tindakan preventif saja yang dilakukan kepolisian. Bentuk
represif juga diambil untuk memberi efek jera kepada siswa yang terlibat tawuran.
Seperti sanksi DO (drop out) atau dikeluarkan dari sekolah bagi para pelajar yang
membandel.

4. "Dalam upaya ini polisi juga meminta bantuan kepada pihak sekolah. Terutama
hukuman kepada siswa yang tertangkap polisi karena tawuran. Guru harus berani
memberikan sanksi tegas bila perlu ada upaya berupa pengeluaran kepada mereka
yang terlibat tawuran," simpul Wahyu.

http://news.okezone.com/read/2015/08/05/338/1191096/polisi-minta-sekolah-
sanksi-do-bagi-pelajar-tawuran

C. Pemabukan

Dalam pemabukan yang di lakukan oleh pelajar, pihak polisi sendiri telah
mekakukan razia-razia tengah malam terhadap orang-orang yang berkumpul lebih dari
pukul 22.00. Dan mengamankan orang-orang yang terbukti mabuk-mabukan, apalagi
orang yang tertangkap razia adalah pelajar atau masih di bawah umur.

D. Seks bebas

Jika dalam seks bebas sendiri polisi tidak bisa bertindak banyak karna seks bebas itu
lebih ke palanggaran norma-norma, akan tetapi pihak kepolisian pun sering melakukan
razia terhadap kost-kostan, dan tempat mencurigakan, jika terdapat ada sepasang pria
dan wanita dalam 1 kamar dan meraka masih di bawah umur atau tidak bisa
menunjukan bukti bahwa mereka belum menikah, maka pihak kepolisain akan
menindak lanjuti pasangan tersebut, atas dasar meresahkan warga.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Prnyakit remaja diatas sebenarnya dapat dicegah jika ada kesadaran dalam diri pelajar
tersebut untuk tidak melakukan penyampangan di atas dapat dibantu juga dari peran
keluarga, teman, atau sahabat.

Pihak kepolisian hanya dapat mencegah saja penyakit remaja diatas dengan cara
merazia, menertibkan dan menangakap para pelajar yang menyimpang. Jadi kesimpulan
nya penyakit pelajar ini yang dapat meberantas tuntas adalah pelajar itu sendiri dengan
kesadaran nya, untuk tidak berbuat hal yang sebenernya tidak perlu dan hal yang merugikan
diri sendiri dan orang lain. Tetu saja dnegan bantuan keluarga, teman dan lingkungan
sekitar.

Kerja polisi yg tidak konsisten membuat para pelajar itu sendiri lebih berani untuk
melakukan penyimpangan, misalnya membiarkan penjual minuman keras yang tidak
berizin berjualan bebas, dan yang lebih parah nya lafi pihak kepolisian sering membiarkan
para pelajar itu mabuk-mabukan di muka umum selama itu tidak menimbulkan kerusuhan.

II. Saran

Saran saya pihak kepolisan harusnya lebih tegas dalam melakukan razia , penangkapan
pada pelajar yang melakukan penyimpangan, dan menindak lanjuti pada pelajar yang
terbukti melakukan pelanggaran. Dan yang terpenting hilangkan budaya “DAMAI
DITEMPAT”. Jika kata tersebut dapat dihilangkan penyakit pelajar diatas pun mungkin
akan cepat sembuh.

10
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin 

11
DAFTAR PUSTAKA
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-kepolisian/

http://blackarrowpower.blogspot.co.id/2012/10/daftar-pasal-pasal-dan-hukuman-serta.html.

http://patuhorangindonesia.blogspot.co.id/2012/10/pasal-pasal-kuhp-bagi-pelaku-tawuran.html

https://aditenachella.wordpress.com/2011/08/24/kenakalan-remaja-dalam-bentuk-balapan-
liar-di-wilayah-hukum-polresta-palembang/

http://www.sridianti.com/faktor-penyebab-terjadinya-tawuran.html

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50727434498a8/jerat-hukum-bagi-orang-
mabuk-yang-mengganggu-orang-lain

https://mohammadgie.wordpress.com/2011/12/30/aturan-yang-mencegah-seks-bebas/

https://nariluh.wordpress.com/2013/10/04/faktor-penyebab-terjadinya-seks-bebas/

http://www.suaraharianpagi.com/2015/08/polres-sidoarjo-lakukan-tindakan.html

http://news.okezone.com/read/2015/08/05/338/1191096/polisi-minta-sekolah-
sanksi-do-bagi-pelajar-tawuran

12

Anda mungkin juga menyukai