Internship Jepang - Mutiara Hikmah
Internship Jepang - Mutiara Hikmah
Disusun Oleh :
MUTIARA HIKMAH FAJAR MENTARI
(163112500150008)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah KKL pada Fakultas Pertanian
Universitas Nasional
Mengetahui,
ii
RINGKASAN
Mutiara Hikmah Fajar Mentari, Analisis Efisiensi Waktu dan Tenaga Kerja Terhadap Alat
Mekanisasi Pertanian pada Proses Panen dan Pasca Panen Kentang (Solanum tuberosum L.)
di Minami Agri System, Hokkaido, Jepang, di bawah Bimbingan Farida dan Inkorena GS
Sukartono.
Begitu pesatnya perkembangan terknologi di dunia ini, salah satunya adalah perkembangan
teknologi dalam bidang pertanian. Pada zaman sekarang sudah banyak alat modern yang
digunakan dalam bidang pertanian. Selain untuk menghemat energi manusia, penggunaan
teknologi ini juga dapat mengefisiensikan waktu penanaman hingga waktu panen dan pasca
panen. Peran alat dan mesin pertanian dalam pengembangan pertanian bukan sebatas proses
budidaya dan pasca panen, adanya alat dan mesin pertanian ini menjadi pemicu transformasi
teknologi kepada petani menuju pertanian yang lebih modern, efektif, dan ramah lingkungan.
Minami Agri System merupakan salah satu perusahaan pertanian di Hokkaido Jepang yang
menggunakan alat dan mesin pertanian modern dalam melakukan kegiatan pertanian,
khususnya dalam memproduksi kentang, para petani tidak perlu lagi menggali tanah dengan
tangan kosong untuk memanen kentang karena sudah ditunjang oleh alat dan mesin pertanian
yang modern dan canggih. Laporan Kuliah Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 16 Juli
sampai 16 Desember 2019. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peran alat dan mesin pertanian dalam meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga kerja pada
proses produksi dan pasca produksi kentang di perusahaan Minami Agri System, Hokkaido,
Jepang. Laporan Kuliah Kerja Lapang ini mengunakan pendekatan kuantitatif, dimana
laporan ini menggunakan model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena lapangan. Data-data yang dibutuhkan adalah data primer mengenai waktu panen
kentang per-hektar di Minami Agri System, data penggunaan tenaga kerja serta data hasil
produksi kentang di Minami Agri System. Tingkat efisiensi waktu pada proses panen kentang
menggunakan mesin pemanen mendapatkan persentase rata-rata 94,9% serta jumlah produksi
panen kentang dalam 1 (satu) jam, output yang dihasilkan adalah 4.147,50 kilogram kentang
dengan kapasitas efektif mesinnya adalah 33.180 kilogram kentang/hari. Sedangkan jumlah
produksi pada proses pasca panen kentang, output yang dapat dikemas dalam 1 (satu) jam
adalah 876,21 kilogram kentang dengan kapasitas efektif mesinnya adalah 7.000,9 kilogram
kentang/hari. Persentase efisiensi penggunaan tenaga kerja dan penggunaan mesin pemanen
kentang pada proses panen tertinggi ada di hari ke-5 dengan 9,03% dan 108,31%. Sedangkan
pada proses pasca panen kentang, persentase efisiensi penggunaan tenaga kerja setiap
minggunya memiliki persentase efisiensi yang sama yakni 85,7% dan persentase efisiensi
penggunaan mesin tertinggi dicapai pada minggu ke-1 dan minggu ke-3 dengan 600,2%.
Untuk mencapai tingkat efisiensi yang tinggi, tentu saja tidak luput dari peran alat dan mesin
pemanen kentang, mesin penyortir, mesin grading, serta mesin pengemasan. Efisiensi yang
dilakukan dalam perusahaan mengisyaratkan bahwa Minami Agri System sudah
menggunakan manajemen yang modern. Pemanfaatan segala sumber daya yang dimiliki
perusahaan secara efektif merupakan salah satu langkah efisien perusahaan, karena sumber
daya serta peran modernisasi alat dan mesin pertanian dalam perusahaan memberikan
kontribusi yang penuh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Kuliah Kerja
Lapang (KKL) yang dilaksanakan di Minami Agri System, Hokkaido, Jepang pada tanggal
16 Juli sampai 16 Desember 2019. Tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan mata kuliah Kuliah Kerja Lapang (KKL) di Fakultas Pertanian
Universitas Nasional Terselesaikannya laporan kuliah kerja lapang ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materi baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan laporan ini hingga selesai.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada :
1. Bapak Ir. Inkorena GS. Sukartono, M.Agr selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Nasional dan Pembimbing II yang telah memberikan kesempatan
sehingga penulis dapat melakukan magang di Minami Agri System, Hokkaido,
Jepang sebagai bentuk pelaksanaan KKL.
2. Ibu Ir. Farida, M.M. selaku Wakil Dekan Fakultas Pertanian Universitas Nasional
dan Pembimbing I yang telah memberikan dorongan kepada penulis sehingga
penulisan laporan KKL ini dapat diselesaikan.
3. Sachou Kazutaka Minami selaku Direktur Perwakilan Minami Agri System Co.,
Ltd yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat melaksanakan
magang di Minami Agri System, Hokkaido, Jepang serta telah memberikan
pengalaman, ilmu pengetahuan dan banyak sekali kebaikan yang diterima penulis
selama magang di Minami Agri System.
4. Minami Ikuko selaku istri dari Direktur Perwakilan Minami Agri System yang
menjadi perantara untuk berkomunikasi dengan Sachou sehingga penulis
mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk penulisan laporan KKL serta telah
menjaga, merawat dan memenuhi segala kebutuhan peserta Internship selama
magang di Minami Agri System.
iv
5. Semua keluarga, teman dan karyawan di Minami Agri System yang telah
menerima kehadiran peserta Internship dari Indonesia dengan sangat baik dan
telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan program Internship.
6. Tanaka Sensei, Bapak Rudy, Bapak Iwan dan Aya Kanamori Sensei dari
Sawayaka Fujindo yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i dari
Fakultas Pertanian, UNAS khususnya bagi penulis sehingga dapat melaksanakan
magang di Minami Agri System, Hokkaido, Jepang.
7. Kiki Sensei, Munthe Sensei, Imas Sensei dan Matsuo Sensei selaku guru bahasa
Jepang dari Sawayaka Fujindo yang telah mengajarkan bahasa Jepang,
membagikan pengalamannya serta memberikan dorongan sehingga penulis dapat
berkomunikasi dengan baik selama program Internship berlangsung.
8. Ibu Ir. Etty Hesthiati, M.Si selaku Dosen Fakultas Pertanian yang telah
memberikan dukungan sehingga penulis bisa melakukan magang di Jepang.
9. Dosen-dosen Fakultas Pertanian Universitas Nasional. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas semua ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah
diberikan kepada penulis.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama program Internship
berlangsung.
11. Rimahusy Syahid yang selalu mendukung dan mempermudah segala urusan saya.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan budi yang telah diberikan
kepada penulis dan semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan menjadi amal ibadah bagi penulis Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan KKL ini masih
memiliki banyak kekurangan baik isi maupun penulisan, untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun guna lebih sempurnanya
penulisan laporan KKL ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ ix
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 10
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 10
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 10
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 12
2.1 Modernisasi .......................................................................................................... 12
2.2 Alat dan Mesin Pertanian ...................................................................................... 12
2.3 Efisiensi ................................................................................................................ 13
2.4 Proses Panen dan Pasca Panen Kentang di Indonesia............................................. 14
III. METODELOGI........................................................................................................ 16
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................ 16
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................................... 16
3.3 Metode Penelitian ................................................................................................. 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1 Proses Panen Kentang di Minami Agri System...................................................... 17
4.2 Proses Pasca Panen Kentang di Minami Agri System ............................................ 21
4.3 Efisiensi Waktu Pada Proses Panen Kentang Menggunakan Mesin Pemanen
Kentang ................................................................................................................ 27
4.4 Efisiensi Tenaga Kerja dan Penggunaan Alat Mesin Pertanian Pada Proses Panen
Kentang di Minami Agri System ........................................................................... 30
4.5 Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja dan Penggunaan Mesin pada Proses Pasca
Panen Kentang Menggunakan Alat Mesin Penyortir, Grading dan Pengemasan di
Minami Agri System ............................................................................................. 35
4.6 Pembahasan .......................................................................................................... 39
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 41
5.2 Saran..................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 43
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 44
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Efisiensi Waktu Proses Panen Kentang di Minami Agri System dengan
Menggunakan Mesin Pemanen .............................................................................. 28
Tabel 2. Hasil Panen Kentang Per-Hektar dengan Mesin Pemanen Periode Tahun 2019 ...... 30
Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja Pada Proses Panen Kentang Periode 2019 ............................ 31
Tabel 4. Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Periode Tahun 2019 ....................................... 32
Tabel 5. Efisiensi Penggunaan Mesin Panen Kentang Periode Tahun 2019 .......................... 34
Tabel 6. Data Tenaga Kerja Pada Proses Pasca Panen Kentang di Minami Agri System
Periode November – Desember 2019 ..................................................................... 35
Tabel 7. Jam Kerja Pada Proses Pasca Panen Kentang di Minami Agri System Periode
November – Desember 2019 .................................................................................. 36
Tabel 8. Hasil Pasca Produksi Kentang dengan Mesin Penyortir, Grading, dan Pengemasan
di Minami Agri System.......................................................................................... 36
Tabel 9. Efisiensi Tenaga Kerja Pasca Panen Periode November - Desember 2019 ............. 38
Tabel 10. Efisiensi Penggunaan Mesin Pada Proses Pasca Panen Periode November –
Desember 2019 .................................................................................................... 39
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Bersama Keluarga dan Pekerja di Minami Agri System ............. 44
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Magang ....................................................................... 45
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan di Sapporo Convention Center .................................... 46
ix
I. PENDAHULUAN
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modernisasi
Menurut Lauer dalam Sunarto (2011) modernisasi merupakan suatu istilah
yang lebih inklusif karena proses modernisasi merupakan suatu dapat terjadi terlepas
dari industrialisasi. Proses berlangsungnya modernisasi pada suatu masyarakat,
menurut Soemardjan akan melalui beberapa tahap. Pertama, Modernisasi tingkat adat,
ditandai dengan masuknya peralatan industri maupun konsumsi modern yang
berwujud alat-alat yang menggunakan teknologi tinggi. Masyarakat pada tahap ini
hanya mampu menggunakan alat-alat melalui petunujuk teknis secara manual, dan
masyarakat kurang memperhitungkan dampak yang ditimbulkannya. Kedua,
modernisasi tingkat lembaga, ditandai dengan masuknya jaringan sistem kerja modern
dikalangan masyarakat lokal. Modernisasi dalam tingkat institusi atau kelembagaan,
dapat terjadi dengan masuknya kelembagaan birokrasi modern yang melayani
kepentingan negara. Ketiga, modernisasi tingkat individu, dalam tahap ini manusia
sudah mampu memperkasai sendiri peralatan yang dimilikinya, menyempurnakan dan
menambah dengan peralatan lain. Keempat, modernisasi tingkat inovasi (orisinal), di
tandai dengan kemampuan masyarakat untuk dapat menciptakan sendiri barang
teknologi yang dibutuhkan, meskipun harus melalui jaringan kerja dengan masyarakat
yang lain yang lebih luas
Menurut Martono (2011) istilah modernisasi sering kali “dilawankan” dengan
istilah tradisional (Huntington, 1997). Artinya kata modernisasi dengan kata dasar
“modern” berasal dari Bahasa latin “modernus” yang di bentuk dari kata modo dan
ernus, Modo berati cara dan ernus menunjukkkan pada adanya periode waktu masa
kini. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses perubahan ketika
masyarakat yang sedang memperbarui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau
karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
2.3. Efisiensi
Kata efisiensi umumnya berkaitan dengan minimnya sumber daya yang
dikorbankan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Suatu kegiatan dapat dikatakan
efisien apabila ada perbaikan dalam prosesnya, bisa dari segi lebih cepat atau lebih
murah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), kata efisiensi
didefinisikan sebagai ketepatan cara dalam melakukan sesuatu, dan kemampuan
dalam melaksanakan tugas dengan baik dan tepat tanpa membuang waktu, biaya serta
tenaga. Selain itu, pengertian efisiensi menurut Mahmudi (2010) adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur dan membandingkan keluaran dan masukan atau
mengukur perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang
digunakan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata efisiensi memiliki arti
perbandingan antara sumber yang digunakan dengan hasil yang diperoleh. Semakin
sedikit sumber daya yang digunakan untuk mencapai sesuatu yang telah direncanakan
maka artinya semakin efisien.
Efisiensi sering dikaitkan dengan penghematan baik waktu, sumber daya,
biaya maupun tenaga. Jadi, efisiensi merupakan suatu yang memiliki tujuan dan
manfaat. Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat dari efisiensi :
1. Mencapai suatu hasil atau tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Mengurangi dan menghemat penggunaan sumber daya dalam melakukan
kegiatan.
3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki sehingga tidak
ada yang dibuang percuma.
13
4. Meningkatkan kinerja satuan unit kerja sehingga output-nya semakin
optimal.
5. Mengoptimalkan keuntungan atau laba yang mungkin didapatkan.
14
2. Sortasi dan Grading
Sortasi dan grading merupakan proses pemilihan dan pemisahan umbi
berdasarkan kualitas dan ukuran. Tujuannya untuk memisahkan umbi yang baik
dengan yang jelek untuk memperoleh umbi yang seragam dalam ukuran dan
kualitasnya.
Caranya adalah pilih umbi yang sudah dibersihkan sebelumnya, lalu sortir antara
umbi yang baik dan umbi yang jelek berdasarkan : (1) Ada tidaknya cacat pada
umbi; (2) Normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi; (3) Ada tidaknya serangan
hama atau penyakit pada umbi. Setelah itu, umbi yang sudah disortir tersebut
dipilah-pilah lagi berdasarkan kualitas dan ukuran (grading/pengkelasan).
Pengkelasan umbi kentang biasanya digolongkan menjadi : (1) Kelas AL (> 200
gram/umbi); (2) Kelas A (120 - 200 gram/umbi); (3) Kelas B (80 - 120
gram/umbi); dan (4) Kelas C (50 - 80 gram/umbi).
3. Penyimpanan
Tujuan dari penyimpanan adalah untuk menunggu saat pemasaran yang tepat.
Cara menyimpannya, umbi kentang dimasukkan ke dalam wadah berupa kotak
kayu/krat/keranjang/waring kemudian wadah itu dimasukkan ke dalam ruang
penyimpanan yang disusun secara rapih. Jika wadah berisi kentang itu disimpan
dalam gudang, usahakan gudang penyimpanan mempunyai ventilasi udara yang
cukup supaya sirkulasi udara lancar dan kelembabannya sekitar 65 - 75%. Selain
itu, gudang mencapat sinar matahari yang cukup dan keadaannya selalu bersih.
4. Pengemasan
Pengemasan adalah proses mengemas umbi kentang yang dilakukan dengan
menggunakan bahan pengemas sesuai dengan tujuan pasar. Tujuan dari
pengemasan sendiri adalah untuk memudahkan distribusi dan melindungi umbi
dari kerusakan mekanis dan fisiologis serta memperbaiki penampilan sehingga
disukai konsumen. Caranya, umbi yang sudah dipilih sesuai kualitasnya dikemas
dalam wadah tertentu, misalnya dengan karung, jaring plastik/waring/polinet yang
bersih dan tidak ada sisa bahan lainnya. Wadah berisi kentang itu ujungnya
ditutup rapat-rapat, misalnya dijahit dengan jarum karung atau tali plastik.
Jika kentang itu akan langsung dijual ke pasar, kentang dapat dikemas langsung
dalam waring dengan kapasitgas ± 40 kg, tetapi apabila akan dijual ke pasar
khusus, misalnya Supermarket, kemasannya disesuaikan dengan permintaan
Supermarket tersebut.
15
III. METODELOGI
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Saat waktu panen tiba yakni 4 bulan berselang setelah masa tanam, Minami
Agri System akan membawa mesin pemanen kentang mereka ke lahan (Gambar 2).
Walaupun lahan kentang terdapat di dataran yang lebih tinggi, namun mudah saja
bagi mereka untuk membawa mesin tersebut sebab jalan-jalan transportasi daerah
pertanian (farm road) disana yang sudah memadai. Biasanya mesin pertanian
berangkat lebih dahulu sejak pagi hari, sedangkan para petani akan menyusul sekitar
jam 09.00 waktu setempat setelah memanen tomat terlebih dahulu sembari menunggu
persiapan mesin pemanen kentang sampai siap digunakan untuk meminimalisir
hambatan yang terjadi saat panen.
17
Para petani juga diharuskan memakai pakaian lengkap seperti jas hujan yang
bertujuan agar baju tidak kotor dengan tanah, sepatu boots, serta sarung tangan.
Setelah itu, para petani naik keatas mesin panen kentang yang biasanya terdiri dari
satu orang pengemudi mesin dan tiga sampai empat orang yang membantu proses
panen kentang.
18
Gambar 3. Menggali dan Mengambil Kentang dari Dalam Tanah
19
Gambar 5. Tempat Penampungan baby potato dan Kentang dengan
Bentuk yang Kurang Bagus Tetapi Layak Untuk di Jual.
Jika bak penampung penuh, kentang serta baby potato akan dipindahkan ke
kontainer masing-masing dengan ukuran lebar 180 cm, tinggi 132 cm, dan kedalaman
120 cm (Gambar 7). Setelah jam kerja selesai, bagian atas kontainer biasanya akan
ditutup dengan menggunakan terpal, lalu kontainer-kontainer tersebut disusun di atas
mobil pengangkut untuk kemudian di bawa ke Minami Agri System (Gambar 8).
20
Gambar 7. Pemindahan Kentang ke Dalam Kontainer
21
(mengelompokkan kentang berdasarkan ukuran) dan dua orang pekerja untuk bagian
pengemasan. Minami Agri System memiliki 4 varietas kentang unggulan yakni:
Inka no Mezame
Varietas ini memiliki daging kuning cerah serta rasa dan tekstur seperti
kastanye. Inka no Mezame memiliki bentuk kecil memanjang dengan kulit
cokelat keemasan dan terdapat tonjolan atau lekukan di seluruh permukaan
(Gambar 9).
Kita Akari
Varietas ini memiliki rasa manis yang kuat dan aroma yang harum. Memiliki
bentuk bulat dengan kedalaman mata sedang. Selain itu, varietas Kita Akari ini
mengandung lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan varietas kentang
yang lainnya (Gambar 10).
Varietas Touya
Varietas ini memiliki ukuran besar dan tekstur yang halus. Banyak
mengandung vitamin C dan rendah pati. Tidak memiliki rasa yang khas dan
tahan terhadap proses mendidih, sangat cocok untuk masakan yang direbus
(Gambar 12).
23
4.2.1 Penyortiran
Kontainer berisi kentang dengan varietas tertentu dikeluarkan dari
gudang penyimpanan yang kemudian diletakkan di atas mesin penyortir.
Setelah kontainer terpasang dan terkunci dengan benar diatas mesin, kontainer
sedikit dimiringkan kemudian sisi bagian bawah kontainer sedikit dibuka agar
kentang dapat keluar (Gambar 13). Kentang tersebut akan jatuh tepat diatas
konveyor dan pekerja harus dengan sigap mengambil kentang yang tidak layak
untuk dipasarkan misalnya kentang yang busuk, sakit atau beracun serta
dikarenakan proses penyimpanan yang cukup lama biasanya terdapat kentang
yang mulai tumbuh tunas (Gambar 14). Kentang yang mulai tumbuh tunas
masih layak untuk dijual namun para petani harus membersihkan kentang dari
tunas tersebut.
Gambar 13. Foto Saat Proses Penyortiran Kentang di Minami Agri System
Gambar 14. Kentang Afkir Bewarna Hijau (A) dan Kentang Bertunas (B)
24
4.2.2 Pengelompokkan Kentang Berdasarkan Ukuran (Grading)
Setelah di sortir dan dipastikan bahwa tidak ada lagi kentang yang
busuk atau beracun, kentang dengan ukuran S (baby potato) juga secara
otomatis jatuh melalui lubang-lubang konveyor yang memang disesuaikan
supaya baby potato tidak turut serta ke dalam dus pengemasan dan biasanya
akan dikembalikan ke dalam kontainer (Gambar 15). Setelah itu kentang
digulirkan ke dalam mesin grading (Gambar 16), mesin tersebut sudah diatur
untuk setiap ukurannya dengan satuan gram. Jadi ketika kentang bergulir ke
dalam mesin grading, mesin secara otomatis menimbang berat dari kentang
tersebut, lalu kentang yang beratnya sesuai dengan ukuran langsung digulirkan
ke dalam dus pengemasan (Gambar 17). Di bagian luar dus pengemasan sudah
dituliskan ukuran dan varietasnya, jadi pekerja tinggal memberikan cap berupa
lingkaran yang sesuai dengan isi dari dus tersebut. Berikut adalah berat dari
masing-masing ukuran:
M = 71 gram – 100 gram
LM = 101 gram – 140 gram
L = 141 gram – 190 gram
2L = 191 gram – 260 gram
3L = 261 gram – 350 ggra
Gambar 15. baby potato yang Tidak Diikutsertakan ke Dalam Dus Pengemasan
25
Gambar 16. Mesin grading
26
4.2.4 Pemasaran
Kentang yang sudah dikemas biasanya akan diserahkan kepada
Koperasi Pertanian Jepang (JA Group). Koperasi Pertanian Jepang
memfasilitasi anggota dengan masukan untuk produksi, melakukan
pengemasan, transportasi dan pemasaran produk pertanian, serta menyediakan
layanan keuangan. Minami Agri System juga bekerjasama dengan perusahaan
produk olahan kentang terbesar di Jepang yakni Calbee Potato Co., Ltd.
Calbee Potato melakukan budidaya kentang bersama para petani di Hokkaido
dan banyak menghasilkan varietas kentang unggulan. Selain bekerjasama
dengan perusahaan-perusahaan terkenal, Minami Agri System juga memiliki
website sendiri untuk memasarkan hasil panen serta produk olahan mereka
secara online.
4.3 Efisiensi Waktu Pada Proses Panen Kentang Menggunakan Alat Mesin
Pemanen Kentang
Hasil penelitian dan wawancara penulis terhadap pihak perusahaan, standar waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk panen kentang per hektar adalah 8 jam kerja.
Minami Agri System memiliki total lahan kentang mencapai 15 hektar dan
membutuhkan waktu 15 hari untuk memanen keseluruhan lahan kentang.
Pengukuran efisiensi waktu dilakukan dengan membandingkan kegiatan produksi
aktual dalam periode tertentu terhadap standard produksi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Rumus yang digunakan adalah :
Efisiensi Waktu = Waktu Produksi Standar
27
Jam kerja per-hari = jam kerja aktif / shift x jumlah shift dalam satu hari
= 8 jam x 1
= 8 jam
b. Data waktu produksi aktual dalam proses panen kentang di Minami Agri System
Hari ke-1 : 8 jam 22 menit
Hari ke-2 : 8 jam 34 menit
Hari ke-3 : 8 jam 17 menit
Hari ke-4 : 8 jam 09 menit
Hari ke-5 : 9 jam 27 menit
Hari ke-6 : 8 jam 53 menit
Hari ke 7 : 8 jam 29 menit
Hari ke-8 : 9 jam 42 menit
Hari ke-9 : 8 jam 17 menit
Hari ke 10 : 8 jam 06 menit
Hari ke-11 : 8 jam 29 menit
Hari ke-12 : 8 jam 46 menit
Hari ke-13 : 8 jam 27 menit
Hari ke-14 : 8 jam 54 menit
Hari ke-15 : 8 jam 51 menit
Tabel 1. Efisiensi Waktu Proses Panen Kentang di Minami Agri System dengan
Menggunakan Mesin Pemanen
Waktu Produksi Waktu Produksi
Hari Ke- Efisiensi Waktu Kerja (%)
Standar Aktual
1 8 8,22 97,3 %
2 8 8,34 95.9 %
3 8 8,17 97,9 %
4 8 8,09 98,8 %
5 8 9,27 86,2 %
6 8 8,53 93,7 %
7 8 8,29 96,5 %
28
8 8 9,42 84,9 %
9 8 8,17 97,9 %
10 8 8,06 99,2 %
11 8 8,29 96,5 %
12 8 8,46 94,5 %
13 8 8,27 96,7 %
14 8 8,54 93,6 %
15 8 8,51 94,0 %
RATA-RATA 94,9 %
95.0%
90.0%
85.0%
80.0%
75.0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Hari)
Persentase efisiensi waktu panen kentang tertinggi ada di hari ke-10 dengan
99,2 % dan persentase efisiensi waktu terendah ada di hari ke-8 dengan 84,9 %. Hari
ke-8 membutuhkan waktu lebih lama dari waktu standar produksi yaitu 9 jam 42
menit, hal ini biasanya disebut dengan over time. Over time biasa terjadi jika mesin
pemanen mengalami kendala, kendala yang terjadi biasanya seperti terdapat ranting,
batu atau gumpalan tanah yang tersangkut pada mesin pemanen sehingga konveyor
tidak dapat berfungsi dengan baik.
Dalam pengukuran efisiensi, kriteria menurut Abdul Halim (2001) adalah
apabila yang dicapai minimal satu atau 100% maka rasio efisiensi semakin baik,
artinya semakin efisien.
29
4.4 Efisiensi Tenaga Kerja dan Penggunaan Alat Mesin Pertanian pada Proses
Panen Kentang di Minami Agri System
30
Rata-rata hasil panen kentang per hari = total produksi n periode
n periode
= 525.198
15
= 35.013
Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja Pada Proses Panen Kentang Periode 2019
Tenaga Kerja Jumlah (orang)
Pengemudi mesin panen kentang 2
Pengemudi traktor pengangkut kontainer 2
Pemanen kentang (karyawan) 2
Pemanen kentang (peserta Internship/magang) 6
= 525.198
126,63
= 1
4.147,50
31
= 0,0002411 Jam / kg kentang
4.4.2 Menentukan Kapasitas Efektif Tenaga Kerja Pada Proses Panen Kentang
Menggunakan Mesin
= 12 x 8 x 1
0,0002411
4.4.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Proses Panen Kentang
Menggunakan Mesin
9.00%
8.80%
8.60%
8.40%
8.20%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Hari)
Gambar 20. Grafik Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja
Jumlah output aktual atau hasil panen kentang per-hektar pada hari ke-10
terjadi penurunan dari hari-hari sebelumnya sehingga menjadikan hari ke-10 dengan
hasil panen terendah yakni 33,9 ton. Sedangkan pada hari ke-5 walaupun mengalami
tingkat persentase terendah pada efisiensi waktu yang disebabkan oleh over time,
namun hari ke-5 mampu menghasilkan panen kentang lebih banyak dari hari-hari lain
yakni 35.9 ton. Hal ini dikarenakan para pekerja di Minami Agri System memiliki
kesigapan dan keahlian yang sangat baik sehingga biarpun mesin mengalami kendala
atau kerusakan mereka dapat memperbaikinya dengan sesegera mungkin dan kembali
bekerja dengan cepat.
33
4.4.5 Analisis Efisiensi Penggunaan Mesin Pemanen Kentang
Setelah memperoleh besarnya kapasitas efektif mesin, maka dapat
dihitung efisiensi penggunaan mesin yaitu :
Efisiensi Penggunaan Mesin = output aktual
Kapasitas efektif tenaga kerja
108.00%
106.00%
104.00%
102.00%
100.00%
98.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (Hari)
Gambar 21. Grafik Efisiensi Penggunaan Mesin Pemanen Kentang
34
Berdasarkan perhitungan diatas, persentase efisiensi penggunaan mesin
pemanen kentang tertinggi ada di hari ke-5 dengan 108,31 %, sama seperti efisiensi
penggunaan tenaga kerja, hal ini dikarenakan walaupun salah satu mesin pemanen
kentang mengalami kendala atau kerusakan, mesin yang lainnya tetap beroperasi
sehingga hari ke-5 dapat mencapai hasil panen yang optimal. Sedangkan persentase
efisiensi penggunaan mesin pemanen kentang terendah ada di hari ke-10 dengan
102,31 % .
4.5 Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja dan Penggunaan Mesin pada Proses Pasca
Panen Kentang Menggunakan Alat Mesin Penyortir, Grading dan Pengemasan
di Minami Agri System
Hasil panen kentang keseluruhan Minami Agri System mencapai 525 ton
dengan lahan kentang seluas 15 hektar dan hasil panen rata-rata 35 ton per-hektar.
Dengan bantuan Alat dan Mesin Pasca Panen yang berupa mesin penyortir, mesin
grading dan mesin pengemasan, Minami Agri System dapat melakukan penyortiran
dan grading sebanyak kurang lebih 7.000 kilogram atau setara dengan melakukan
pengemasan sebanyak 600 dus dalam sehari (waktu produksi standar 8 jam kerja).
Kapasitas masing-masing dus seharusnya adalah 10 kilogram, namun Minami Agri
System biasanya akan melebihkan timbangan tersebut hingga diatas 10 kilogram
karena dikhawatirkan kentang mengalami penyusutan berat selama di perjalanan.
Saya beserta 3 peserta Internship yang lainnya melakukan proses pasca panen
selama satu bulan dimulai dari awal bulan November sampai mendekati waktu
kepulangan kami ke Indonesia yakni awal bulan Desember, sebenarnya proses pasca
panen belum benar-benar selesai, namun dikarenakan waktu yang mengharuskan
kami kembali ke Indonesia jadi saya membuat data efisiensi penggunaan tenaga kerja
dan pengunaan mesin selama satu bulan.
Tabel 6. Data Tenaga Kerja Pada Proses Pasca Panen Kentang di Minami Agri
System Periode November – Desember 2019
35
Tabel 7. Jam Kerja Pada Proses Pasca Panen Kentang di Minami Agri System
Periode November – Desember 2019
Minggu
Hari Kerja Jam Kerja/Hari Jam Kerja/Minggu
Ke-
1 6 8 48
2 6 8 48
3 6 8 48
4 6 8 48
Keterangan: Dalam satu minggu para pekerja baik karyawan maupun peserta
Internship memiliki waktu libur 1 hari.
Tabel 8. Hasil Pasca Produksi Kentang dengan Mesin Penyortir, Grading, dan
Pengemasan di Minami Agri System
1 42.074
2 42.055
3 42.069
4 42.035
TOTAL 168.233
RATA-RATA 4.2058.25
n periode
= 168.233
= 4.2058,25
= 168.233
192
36
= 876,21 kilogram kentang
= 1
876,21
4.5.2 Menentukan Kapasitas Efektif Tenaga Kerja pada Proses Pasca Panen
Kentang Menggunakan Mesin Penyortir, Grading dan Pengemasan di
Minami Agri System
= 7x8x1
0,0011412
4.5.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja pada Proses Pasca Panen
Kentang Menggunakan Mesin Penyortir, Grading dan Pengemasan di
Minami Agri System
37
Tabel 9. Efisiensi Tenaga Kerja Pada Proses Pasca Panen Periode November –
Desember 2019
Efisiensi
Kapasitas Efektif
Penggunaan
Minggu Ke- Output Aktual Penggunaan Efisiensi (%)
Mesin Pemanen
Tenaga Kerja
Kentang
1 42,074 49071.2 0.85741 85.7%
2 42,055 49071.2 0.85702 85.7%
3 42,069 49071.2 0.85731 85.7%
4 42,035 49071.2 0.85661 85.7%
4.5.5 Analisis Efisiensi pada Proses Pasca Panen Kentang Menggunakan Mesin
Penyortir, Grading dan Pengemasan di Minami Agri System
38
Tabel 10. Efisiensi Penggunaan Mesin Pada Proses Pasca Panen Periode
November – Desember 2019
150.0%
150.0%
149.9%
149.9%
149.8%
1 2 3 4
Waktu (Minggu)
Gambar 22. Grafik Efisiensi Penggunaan Mesin Pada Proses Pasca Panen
4.6 Pembahasan
Hasil penelitian secara umum yang telah di lakukan penulis, persentase tingkat
efisiensi penggunaan tenaga kerja dan alat mesin pertanian pada Minami Agri System
periode tahun 2019 menunjukan keadaan yang cukup konsisten setiap harinya karena
tidak terjadi penurunan persentase yang signifikan. Tujuan dan manfaat dari efisiensi
dapat dirasakan karena peran modernisasi alat dan mesin pertanian yang dimiliki oleh
Minami Agri System dapat meningkatkan penggunaan sumber produktifitas seperti
tenaga kerja dan alat mesin dalam menyelesaikan pekerjaan serta kegiatan produksi
aktual dalam periode 2019 terhadap standar produksi yang telah ditetapkan
39
sebelumnya dapat mencapai suatu hasil atau tujuan yang sesuai dengan apa yang
diharapkan perusahaan.
Berdasarkan penelitian dari Pranadji T (2015) tentang Konsep Modernisasi
dan Implikasinya Terhadap Penelitian dan Pengembangan Pertanian, menyimpulkan
bahwa pengusaha dan pekerja agribisnis modern dicirikan oleh rasionalitas yang
tinggi dalam artian senantiasa memahami dan menjelaskan suatu kejadian dan situasi
dalam hubungan sebab-akibat berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah, serta senantiasa
menyusun strategi tindakan berdasarkan hubungan cara-tujuan secara sistematis dan
dengan penuh perhitungan. Dengan perkataan lain, modemisasi pengusaha dan
pekerja agribisnis merupakan proses perubahan cara berpikir dari berdasarkan
kepercayaan "duniawi" menjadi berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah, dan perubahan
pengambilan keputusan dari (semula) secara acak menjadi secara sitematis. Berkaitan
dengan itu, modernisasi pertanian haruslah didukung oleh modernisasi personalitas.
Ini penting disadari, karena hal itu merupakan prasyarat keharusan agar suatu
teknologi maju atau inovasi dapat diterapkan pada suatu agribisnis dan agar agribisnis
tersebut dapat dikelola secara lebih efisien.
Efisiensi yang dilakukan dalam perusahaan mengisyaratkan bahwa Minami
Agri System sudah menggunakan manajemen yang modern. Pemanfaatan segala
sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif merupakan salah satu langkah
efisien perusahaan, karena sumber daya serta peran modernisasi alat dan mesin
pertanian dalam perusahaan memberikan kontribusi yang penuh terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Minami Agri
System sangat baik dalam memanajemen tingkat efisiensi penggunaan waktu serta
sumber produktifitas seperti tenaga kerja dan alat mesin pertanian dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi waktu pada proses
panen kentang menggunakan mesin pemanen mendapatkan persentase rata-rata 94,9
% serta jumlah produksi panen kentang dalam 1 (satu) jam, output yang dihasilkan
adalah 4.147,50 kilogram kentang dengan kapasitas efektif mesinnya adalah 33.180
kilogram kentang / hari. Sedangkan jumlah produksi pada proses pasca panen
kentang, output yang dapat dikemas dalam 1 (satu) jam adalah 876,21 kilogram
kentang dengan kapasitas efektif mesinnya adalah 7.000,9 kilogram kentang / hari.
Persentase efisiensi penggunaan tenaga kerja pada proses panen dengan alat
dan mesin pemanen kentang tertinggi ada di hari ke-5 dengan 9,03% dan persentase
efisiensi penggunaan mesin pemanen kentang tertinggi ada di hari ke-5 dengan
108,31%. Sedangkan pada proses pasca panen kentang, persentase efisiensi
penggunaan tenaga kerja setiap minggunya memiliki persentase efisiensi yang sama
yakni 85,7% dan persentase efisiensi penggunaan mesin tertinggi dicapai pada
minggu ke-1 dan minggu ke-3 dengan 600,2%. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang
tinggi, tentu saja tidak luput dari peran alat dan mesin pemanen kentang, mesin
penyortir, mesin grading, serta mesin pengemasan.
Selain peran dari alat dan mesin pertanian yang modern, peran tenaga kerja
yang disiplin serta memiliki keahlian dalam mengoperasikan alat dan mesin pertanian
tersebut dan peran dari perusahaan untuk mempertahankan tingkat efisiensi juga
menjadi faktor penting terhadap kemajuan perusahaan. Baik perusahaan, tenaga kerja
serta alat dan mesin pertanian, semuanya berkontribusi dengan maksimal sehingga
dapat memproduksi hasil dan keuntungan seperti yang diharapkan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya program Internship ini dilanjutkan untuk angkatan berikutnya
karena sangat bagus sebagai media pembelajaran agar dapat mengetahui
41
bagaimana sistem pertanian di luar Indonesia, dapat menambah wawasan serta
pengalaman dalam menggunakan alat dan mesin pertanian modern yang tidak
terdapat di Indonesia.
2. Kedepannya jika mahasiswa/i diberikan kesempatan melaksanakan program
Internship kembali, semoga bisa dipertimbangkan agar tidak perlu cuti
semester namun dapat diberikan tugas berupa laporan singkat yang
disesuaikan dengan mata kuliah masing-masing sebagai nilai absen atau tugas.
42
VI. DAFTAR PUSTAKA
Agus H, dan Martono. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Penerbit EKONISIA. Yogyakarta.
KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Tersedia Pada
https://kbbi.web.id/efisiensi (Di akses 24 September 2020)
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.
Martono N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Pratama, Robby. 2019. Panen dan Pasca Panen Kentang. Tersedia pada
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76665/Panen-Dan-Pasca-Panen-
Kentang/ (Di akses 24 September 2020)
Rismawati, Lia. 2010. “Penanganan Pasca Panen Kentang (Solanum tuberosum L.) di
Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat”. Skripsi. Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Tahir, Abdul Gafar. 2010. Analisis Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Kedelai di
Sulawesi Selatan. Jurnal Agro Ekonomi. Volume 28:2. Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
43
LAMPIRAN
Foto bersama Keluarga dan Para Pekerja dari Minami Agri System
44
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Magang
45
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan di Sapporo Convention Center
Kunjungan ke Bazzar yang Menjual Berbagai Macam Alat dan Mesin Pertanian
46