Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK INDUSTRI

“ DROP TEGANGAN”

DISUSUN OLEH
NURUL AINI APRILIYANTI
NRP 2320600021
2 D4 LA

DOSEN
LUCKY PRADIGTA SETIYA RAHARJA, S.ST, MT.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO INSDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN
2021
PRAKTIKUM PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK INDUSTRI
“ DROP TEGANGAN ”
2

I. TUJUAN
1. Mahasiswa/I mampu memahami definisi dari Drop Tegangan
2. Mahasiswa/I mampu memahami dan terampil dalam melakukan perhitungan
Drop Tegangan pada instalasi listrik industri

II. DASAR TEORI


Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik
adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding
terbalik dengan penampang saluran.Kerugian ini dalam persen ditentukan
dalam batas-batas tertentu.Voltage drop atau tegangan jatuh dapat dikatakatan
selisih antara tegangan yang dikirim (tegangan awal) dengan tegangan yang
terkirim (tegangan akhir). Misalnya di PT. PLN (Persero) berlaku pada
tegangan rendah 5 %, -10% dari tegangan pelayanan.
Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang digunakan pada
beban. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan
kawat. Tegangan jatuh V pada penghantar semakin besar jika arus I di dalam
penghantar semakin besar dan jika tahanan penghantar Rℓ semakin besar pula.
Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada
penghantar karena dapat menurunkan tegangan pada beban. Akibatnya hingga
berada di bawah tegangan nominal yang dibutuhkan.
 Dalam PUIL
Pada instalasi bangunan rugi tegangan dihitung dari alat
pengontrol adalah maksimum 2 % untuk instalasi lampu pijar dan
maksimum 5 % untuk instalasi alat-alat listrik lainnya, misalnya motor
listrik. Rugi tegangan untuk tegangan di atas 1 kilo volt, effek
induktansi, effek kapasitansi mempunyai nilai disamping resistansi.
Perhitungan kerugian dalam menghitung resistant saja adalah
sederhana, sedangkan
perhitungan yang melibatkan induktansi dan kapasitansi tidak. Namun
untuk menghitung jala-jala saluran sederhana yang tidak terlalu
kompleks, hal ini dapat diabaikan. Oleh karenanya rugi tegangan
dihitung nilai resistansinya saja. Tetapi untuk jaringan distribusi
tegangan rendah dan tegangan menengah harus dihitung juga pengaruh
induktansi dan kapasitansinya, karena nilainya cukup berarti.

Sesuai dengan standar tengangan yang ditentukan oleh Permen ESDM


No. 03 Tahun 2007 dan PLN (SPLN), perancangan jaringan dibuat agar jatuh
tegangan di ujung diterima 10%. Tegangan jatuh pada jaringan disebabkan
adanya rugi tegangan akibat hambatan listrik (R) dan reaktansi (X).
 Penyebab terjadinya voltage drop
Terjadinya voltage drop pada suatu rangkaian kelistrikan dapat
disebabkan karena beberapa hal, diantaranya adalah :
1. Pemasangan sambungan kabel atau soket yang kurang baik.
2. Sambungan penghantar kabel yang berkarat, kotor atau terkena
oli.
3. Penggunaan kabel yang terlalu panjang.
4. Arus listrik yang dibutuhkan besar namun penggunakan kabel
dengan ukuran diameter yang terlalu kecil
 Cara mengatasi masalah voltage drop
Terjadinya voltage drop pada suatu rangkaian kelistrikan akan
menyebabkan tegangan yang dialirkan ke beban kelistrikan tidak
optimal sehingga apabila misal beban kelistrikan adalah lampu maka
lampu tersebut tidak akan menyala terang (redup). Oleh sebab itu, agar
tidak terjadi voltage drop pada suatu rangkaian kelistrikan maka dapat
di atasi dengan cara :
1. Sebelum memasang sambungan kabel atau soket, pastikan
kondisi penghantar kabel yang akan disambung tersebut dalam
keadaan bersih, bebas dari karat, kotor ataupun oli.
2. Pasang sambungan kabel atau soket dengan baik (kencang).
3. Hindari pemasangan (instalasi) dengan menggunakan sambungan
kabel yang terlalu panjang.
4. Sesuaikan ukuran diameter kabel dengan besarnya arus listrik
yang akan melewati penghantar kabel tersebut.

 Faktor Rugi Tegangan

1. Panjang kabel Penghantar


2. Besar arus
3. Tahanan jenis (Rho)
4. Luas Penampang penghantar.

Jatuh tegangan phasor Vd pada suatu penghantar yang mempunyai


impedansi (Z) dan membawa arus (I) dapat dijabarkan dengan rumus :

Vd=I.Z

Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan dengan jatuh tegangan (∆V)


adalah selisih antara tegangan kirim (Vk) dengan tegangan terima (VT), maka
jatuh tegangan dapat didefinisikan adalah :

∆V = ( Vk ) – (VT )

Karena adanya resistansi pada penghantar maka tegangan yang


diterima konsumen (Vr) akan lebih kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga
tegangan jatuh (Vdrop) merupakan selisih antara tegangan pada pangkal
pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung penerimaan (receiving end)
tenaga listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan regulasi tegangan VR
(voltage regulation) dan dinyatakan oleh rumus :
Dimana : Vs = tegangan pada pangkal pengiriman Vr = tegangan pada
ujung penerimaan Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan
reaktansinya, maupun faktor dayanya yang tidak sama dengan satu, maka
berikut ini akan diuraikan cara perhitunganya. Dalam penyederhanaan
perhitungan, diasumsikan beban–bebannya merupakan beban fasa tiga yang
seimbang dan faktor dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85. tegangan dapat
dihitung berdasarkan rumus pendekatan hubungan sebagai berikut :

(∆V ) = I ( R . cos φ + X . sin φ ) L

Dimana :
I = Arus beban ( Ampere )
R = Tahanan rangkaian ( Ohm )
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm )
L = Panjang penghantar ( m )
 PerhitunganUkuran Kabel dan Drop Tegangan
Untuk Perhitungan Ukuran Kabel:
I =P / ( 3 x V x Cos )
A = I x 1,25 /3
Untuk Perhitungan Drop Tegangan:
�,�� � � � � � ���
∆V =
���

Dimana:
P : Beban dalam watt
V : Tegangan antar 2 saluran ( fasa - netral)
A : Penampang saluran (mm2)
∆V : rugi tegangan (volt)
∆U : Rugi tegangan dalam %
L : Panjang rute saluran (bukan panjang kawat).
: Daya hantar jenis tembaga = 56,
besi = 7, Alumunium = 32,7
I : Arus beban.
III. ALAT DAN BAHAN
- Software PSIM
- 3-phase sinusoidal voltage source
- Voltmeter
- Amperemeter
- 3-phase resistor inductor
- Squirrel-cage induction machine
IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Buka Software Proteus.
2. Klik lembar project baru.
3. Ambil semua komponen yang diperlukan diantaranya, 3-phase sinusoidal voltage
source, Voltmeter, Amperemeter, 3-phase resistor inductor, dan Squirrel-cage
induction machine.
4. Setelah semua komponen sudah berada pada lembar kerja, susun rangkaian
seperti pada gambar.
5. Masukkan data angka sesuai tabel yaitu luas penampang sama namun panjanng
kabel berbeda.
6. Kemudian Running IL, VS, dan VL.
7. Selanjutnya buka nilai RMS dan masukkan hasil running ke dalam data
percobaan pada table.
8. Setelah itu hitung ΔV sesuai dasar teori dan masukkan hasil perhitungan pada
table.
9. Ulangi Langkah no5 namun sekarang dengan nilai luas penampang beda namun
Panjang kabel sama.

V. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1

VI. DATA HASIL PERCOBAAN


Luas Panjang Resistansi Induktansi V V ΔV Arus
Penampang Kabel sumber beban
(mm2) (m)
4 100 0,5516 0,0450m 380 252,08 137,68 178,28
4 200 1,1032 0,09m 380 180,58 198,27 128,36
4 300 1,6548 0,135m 380 138,88 228,63 98,68
4 400 2,2064 0,18m 380 112,37 246,24 79,71
4 500 2,758 0,225m 380 94,22 257,53 66,69
2,5 200 1,732 0,094m 380 134,79 236,54 95,71
4 200 1,1032 0,09m 380 180,58 198,27 128,36
6 200 0,7372 0,0852m 380 222,44 162,67 157,97
10 200 0,438 0,0792m 380 271,10 117,75 190,58
16 200 0,2752 0,0654m 380 305,82 81,15 210,17
 DATA GRAFIK
 ANALISA PERHITUNGAN
1. Diketahui :
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 100 m
I = 178,28A
q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = � � ��
= 137,68 V

- Presentase Rugi Tegangan


137,68
� 100% = 36,23%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 100� ���,�� � 1
q = = 72,46 mm2
56 � 7,6
2. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 128,36A
q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = � � ��
= 198,27 V

- Presentase Rugi Tegangan


198,27
� 100% = 52,17%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ���,�� � 1
q = = 104,35 mm2
56 � 7,6
3. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 300 m
I = 98,68A
q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ��,�� � �
∆V = � � ��
= 228,63 V

- Presentase Rugi Tegangan


228,63
� 100% = 60,16%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 300� ��,�� � 1
q = = 120,33 mm2
56 � 7,6
4. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 400 m
I = 79,71A
Q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ��,�� � �
∆V = � � ��
= 246,24 V

- Presentase Rugi Tegangan


246,24
� 100% = 64,73%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 400� ��,�� � 1
q =
56 � 7,6
= 129,60 mm2
5. Diketahui :
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 500 m
I = 66,69A
q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ��,�� � �
∆V = � � ��
= 257,53 V

- Presentase Rugi Tegangan


257,53
� 100% = 64,73%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 500� ��,�� � 1
q = = 135,54 mm2
56 � 7,6
6. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 95,71A
q = 2,5 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ��,�� � �
∆V = �� � �,�
= 236,54 V

- Presentase Rugi Tegangan


236,54
� 100% = 41,77%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ��,�� � 1
Q = = 77,88 mm2
56 � 7,6
7. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 128,36A
q = 4 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = � � ��
= 198,27 V

- Presentase Rugi Tegangan


198,27
� 100% = 52,17%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ���,�� � 1
q =
56 � 7,6
= 104,35 mm2
8. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 157,97A
q = 6 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = � � ��
= 162,67 V

- Presentase Rugi Tegangan


162,67
� 100% = 42,80%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ���,�� � 1
q = = 128,42 mm2
56 � 7,6
9. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 190,58A
q = 10 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = = 117,75 V
�� � ��

- Presentase Rugi Tegangan


117,75
� 100% = 30,98%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ���,�� � 1
q = = 154,93 mm2
56 � 7,6
10. Diketahui:
Cos � = 1
λ = 56 (Tembaga)
L = 200 m
I = 210,17A
q = 16 mm2
- Sesuai Standart
�,�� � � � � � ��� �
∆V = ���
�,�� � ���� ���,�� � �
∆V = �� � ��
= 81,15 V

- Presentase Rugi Tegangan


81,15
� 100% = 21,35%
380
- Drop tegangan 2%
∆V = 380 x 2% = 7,6 V
1,73 � � � � � ��� �
q =
� � ∆V
1,73 � 200� ���,�� � 1
q =
56 � 7,6
= 170,86 mm2
VII. ANALISA DATA
Pada percobaan kali ini kita memiliki tujuan untuk mengetahui factor apa saja
yang menyebabkan terjadinya drop tegangan. Pada percobaan ini kita telah
praktikum untuk menguji terjadinya drop tegangan, yaitu dengan cara yang
pertama kita memasukkan luas penampang sama namun Panjang kabel yang
berbeda. Dan untuk cara kedua kita memasukkan luas penampang berbeda namun
Panjang kabel sama.
Cara pertama saya menggunakan luas penampang sama yaitu sebesar (4mm2)
dengan Panjang kabel yang bervariasi yaitu 100m, 200m, 300m, 400m, dan
500m.Selanjutnya kita memasukkan nilai resistansi dan induktansi kabel sesuai
dengan data sheet yang telah kita cari sebelumnya. Setelah itu dapat kita lihat
nilai VS dan VL setelah merunning rangkaian yang telah kita buat, dapat kita
lihat pada tabel bahwa nilai VL < VS, hal ini sesuai dengan teori terjadinya drop
tegangan. Dapat kita lihat juga besar nilai drop tegangan / Rugi tegangan akan
semakin besar seiring besarnya Panjang kabel yang kita inputkan, hal ini juga
telah sesuai teori dari drop tegangan, yang artinya presentase rugi tegangan juga
akan makin besar.
Cara kedua saya menggunakan luas penampang berbeda yaitu mulai dari
2,5mm2, 4mm2 , 6mm2 , 10mm2 , dan 16mm2 dengan Panjang kabel yang sama
yaitu 200m.Selanjutnya kita memasukkan nilai resistansi dan induktansi kabel
sesuai dengan data sheet yang telah kita cari sebelumnya. Setelah itu dapat kita
lihat nilai VS dan VL setelah merunning rangkaian yang telah kita buat, dapat
kita lihat pada tabel bahwa nilai VL < VS, hal ini sesuai dengan teori terjadinya
drop tegangan. Dapat kita lihat juga besar nilai drop tegangan / Rugi tegangan
akan semakin kecil seiring besarnya luas penampang kabel yang kita inputkan,
hal ini juga telah sesuai teori dari drop tegangan, yang artinya presentase rugi
tegangan juga akan makin kecil.
Dari kedua cara pengujian drop tegangan dapat kita lihat bahwa dampak dari
yang kita variasikan pada saat praktikum pasti akan berdampak pada nilai besar
kecilnya drop tegangannya.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Faktor yang mempengaruhi drop tegangan salah satunya Panjang kabel dan
luas penampang kabel.
2. Selain dari factor pada no 1 ada juga factor lain yang mempengaruhi nilai
drop tegangan yaitu besar arus dan tahanan jenin atau rho.
3. Semakin Panjang kabel penghantar yang digunakan, maka semakin besar
kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
4. Semakin besar arus listrik yang mengalirpada penghantar, maka semakin
besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
5. Semakin besar ukuran luas penampang penghantar yang digunakan, maka
semakin kecil kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.
6. Semakin besar tahanan jenis dari bahan penghantar yang digunakan, maka
semakin besar kerugian tegangan atau tegangan jatuh yang terjadi.

IX. DAFTAR PUSTAKA


 http://eprints.umg.ac.id/5025/6/2021_TA_ELK_180603012_BAB%20
2.pdf
 https://www.teknik-otomotif.com/2018/05/pengertian-voltage-drop-
tegangan-jatuh.html
 NYY.pdf (kabel.co.id)
 Rumus dan Cara Menghitung Rugi Tegangan (Drop Voltage) -
Tempat kita berbagi ilmu
(duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com)
 http://eprints.umg.ac.id/5025/6/2021_TA_ELK_180603012_BAB%20
2.pdf
 https://www.teknik-otomotif.com/2018/05/pengertian-voltage-drop-
tegangan-jatuh.html

Anda mungkin juga menyukai