Assyifa Lutfiah F-2006942-Bookreport Hukum Pajak
Assyifa Lutfiah F-2006942-Bookreport Hukum Pajak
Dosen Pengampu :
Dr. Muhammad Halimi, M.Pd
Dwi Iman Muthaqin, SH., MH
Kanigara Hawari, SH., MH
Oleh:
Assyifa Lutfiah Firdaus
2006942
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT., berkat rahmat dan karunia
nya saya dapat menyelesaikan Laporan buku ini. Buku yang dikupas ini berjudul
“Hukum Pidana Pajak Indonesia” yang ditulis oleh. Timbo Maranganap Sirait
Laporan Buku ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum
Pajak.
Penulis beharap agar laporan buku ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan agar pembaca dapat memahami apa
yang disampaikan dalam laporan ini dan mengambil manfaat sehingga dapat
bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
iii
BAB 1
IDENTITAS BUKU
Judul : Hukum Pidana Pajak Indonesia (Materiil dan Formill)
Karya : Timbo Mangaranap Sirait
Tahun Terbit : Juli 2019
Penerbit : DEEPUBLISH
Jumlah Halaman : 90
Deskripsi Buku : Buku ini merupakan buku bahan ajaran untuk para pelajar
yang menekuni studi hukum. Terkhusus dalam studi hukum pajak. Dimana melalui
buku ini, dapat dipahami berbagai informasi dan pengetahuan terkait dengan
hukum pajak, objek pajak, hak dan kewajibannya, dan permasalahan yang harus
dihadapi dalam perpajakan di Indonesia.
1
BAB 2
PENDAHULUAN
Pajak Sumber Pembangunan dan Penerapan Sanksinya dari Masa ke
Masa
Namun karena tingginya bea masuk dan pajak yang dipungut oleh Sriwijayadan
beratnya sanksi yang diberikan jika tidak membayar. Dan hal ini membuat para
saudagar menghindari monopoli Sriwijaya dan melakukan perlawanan.
2
Majapahit. Secara sosiologis hal ini membuktikan bahwa praktik pengabdian
penghormatan dan tradisi di era kemerdekaan adalah wajar, tradisi ini juga diakui
sebagai kekuatan ketaatan dan memiliki efek takut kepada raja.
a. Hukum Statute
b. Hukum Belanda Kuno
c. Asas-asas Hukum Romawi
Di era Dannendre (1808-1881), diumumkan tentang penghentian semua
stok pertanian dan upaya mereka untuk menggantinya dengan pajak, upeti, cukai
dan biaya konfirmasi. Pajak yang dikumpulkan dalam bentuk uang. Di era
Daendels, pajak tanah (25% untuk penduduk lokal dan 5% untuk negara lain),
pajak gerbang, pajak pribadi, pajak properti, pajak atas sapi, kerbau dan kuda,
pajak beras, pajak pindah rumah dan pajak pengumpulan tanah.
3
luar negeri. Selain itu, juga mengatur pajak kendaraan dan pajak untuk
penggunaan jembatan, jalan raya dan fasilitas lainnya, yang dapat dibayarkan dua
kali setahun.
BAB 3
PENGERTIAN-PENGERTIAN DAN DELIK (TINDAK PIDANA)
MATERIIL PERPAJAKAN
4
besaran pajak. Model official assesment adalah kewenangan yang menentukan
besaran pajak oleh pemerintah, dan model self assesment dari kewenangan yang
menentukan besaran pajak ditentukan oleh wajib pajak.
Tahun pajak adalah angka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali jika wajib pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
5
pidana (penal sanction) baik berupa denda maupun pidana penjara. Sifat memaksa
dari hukum pajak dapat dilihat dengan diaturnya berbagainorma yang mengatur
tentang tindak pidana dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dengan
tujuan agar hukum pajak tersebut memiliki daya paksa sehingga masyarakat
mematuhinya.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalma
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar daerah pabean.
Surat Setoran Pajak (SSP) adaah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang
telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara
lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah sutay ketetapan yang meliputi surat
ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan, surat
ketetapan pajak nihil atau surat ketetapan pajak lebih bayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah
pajak yang masih harus dibayar.
6
Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKP Nihil) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Berbayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak yang karena jumlah kredit
pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan
pajak.
Ketentuan dalam KUHP selain mengatur subjek hukum orang yang menjadi
pedoman atas subjek hukum korporasi yang secara sosiologis mulai berkembang
di Indonesia. Walaupun KUHP secara normative berpandangan bahwa tindak
pidana hanya dapat dilakukan oleh orang sebagai subjek hukum dan tidak untuk
korporasi.
Istilah Het Strafbare Feit dalam bahas Indonesia diantara atau diterjemahkan
sebagai: Perbuatan yang dapat dihukum
Peristiwa pidana
Perbuatan pidana
Tindak pidana
Menurut Vos strafbaar feit adalah suatu kelakukan manusia yang dilarang
dan oleh undang-undang diancam dengan pidana. Sedangkan Simons
menjelaskan bahwa strafbaar feit adalah kelakukan yang diancam dengan pidana
yang bersifat melawan hukum yang berhubungan dengan kesalahan, dan yang
dilakukan oleh orang yang barangsiapa melanggar larangan tersebut.
7
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
8
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga)
bulan atau paling lama 1 (satu) tahun”.
Dalam pasal 38 adalah delik formil artinya yang dilarang adalah perbuatannya,
maksudnya meskipun tindak pidana tersebut belum tentu merugikan negara
(karena adanya kata “dapat” dalam rumusan deliknya) maka tindak pidana
tersebut sudah dianggap selesai ketika suatu korporasi atau perorangan alpha
menyampaikan atau isinya surat pemberitahuan yang tidak benar atau tidak
lengkap.
9
e. Tindak Pidana (Delik) dan Kesengajaan (Dolus)Tidak memberikan Bukti
atau Memberikan Bukti atau Memberikan Bukti yang Tidak Benar
10
h. Tindak Pidana (Delik) dan Penyertaan Melakukan Pidana Pajak Didalam
tindak pidana (delik) pajak pengenaan sanksi pidananya karena melakukan
perbuatan tindak pidana di bidang perpajakan tidak terbatas pada wajib pajak,
wakil wajib pajak, kuasa wajib pajak, pegawai wajib pajak, akuntan public,
konsultan pajak, atau pihak lain, tetapi dikenakan juga terhadap orangorang yang
menyuruh melakukan yang turut serta melakukan yang menganjurkan, atau yang
membantu melakukan tindak pidana dibidang perpajakan. Adapun tindak pidana
(delik) dan penyertaan melakukan pidana pajak ini diatur dalam Pasal 43 dan
Pasal 55 UU KUP.
11
pemerintah, dan pematerian kemudian yaitu suatu cara pelunasan bea materai
yang dilakukan oleh pejabat pos atas permintaan pemegang dokumen yang bea
materainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.
Terdapat dua ketentuan yang mengatur tentang Tindak Pidana (Delik) dalam UU
Bea Materai yaitu:
6. Pengertian Korporasi
Menurut Dwidja Priyatno korporasi adalah terminology yang erat kaitannya
dengan istilah badan hukum dan badan hukum itu sendiri adalah terminology
yang erat kaitannya dengan bidang hukum perdata. Badan hukum adalah
pendukung hak dan kewajiban berdasarkan hukum yang bukan manusia yang
dapat menuntut dan dapat dituntut subjek hukum lain dimuka pengadilan.
12
UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-undang No.31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyatakan bahwa korporasi
adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan
badan hukum maupun bukan badan hukum.
4) Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada yang
mengakibatkan aktiva dan pasiva dari perseroan yang menggabungkan diri
beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan dan
selanjutnya status badan hukum perseroan yang menggabungkan diri berakhir
karena hukum.
5) Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih
untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu perseroan baru yang karena
hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari perseroan yang meleburkan diridan
status badan hukum perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
13
berdasarkan putusan pengadilan atau karena dicabut izin usaha perseroan
sehingga mewajibkan perseroan melakukan likuidasi dengan ketentuan
perundang-undangan.
14
BAB 4
PEMERIKSAAN PAJAK
Pemeriksaan Menguji Kepatuhan Pajak Pintu Masuk Pidana Pajak
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan wajib pajak pada tahun
pajak sebelumnya. Proses pemeriksaan dilakukan oleh tim pemeriksa KPP
dari suatu biro pajak tertentu, Tim tersebut mulai memproses surat kuasa dan
perintah untuk melakukan pemeriksaan di tempat atau pemeriksaan kantor
sesuai standar tertentu.
2) Korporasi diakui dapat melakukan tindak pidana akan tetapi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara pidana, adalah para pengurus yang secara
nyata memimpin korporasi tersebut.
15
Bukti Permulaan (BUKPER) Pidana Pajak
Proses dan Mekanisme Bukper
Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
pemeriksa pajak untuk mendapatkan bukti untuk permulaan tentang adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh wajib
pajak dan dapat dilakukan dalam bentuk pemeriksaan tertutup yang
mekanismenya tidak diberitahukan kepada wajib pajak maupun pemeriksaan
terbuka yang mekanismenya dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada wajib pajak.
16
Pengungkapan dengan Mengungkapkan Ketidakbenaran Pebruatan oleh
Terperiksa dengan Mekanisme Pasal 8 Ayat (3) dan 13A UU KUP UU KUP
adalah bersifat hokum administrasi yang mengatur tentang Tata
Untuk itu agar proses penyidikan pidana tidak berakhir dengan pengenaan sanksi
pidana, yang dilatar belakangi oleh penerapan karna mengedepankan asas
ultimatum remedium. Maka pada proses pemeriksaan bukper wajib pajak
terperiksa yang terduga melakukan pidana pajak dapat mengungkapkan
kesalahannya dan sekaligus melunasi jumlah pajak yang sebenarnya terhutang
beserta sanksi adminstrasi berupa denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang
kurang dibayar sehingga si wajib pajak terduga pelaku tindak pidana pajak tidakk
akan dilakukan penyidikan oleh PPNS.
17
4) Putusan oengadilan atas pidana di bidang perpajakan yang telah mempunyai
kekuatan hokum tetap dan Salinan putusan pengadilan tersebut telah diterima oleh
direktur jenderal pajak .
18
e. Meminta keterangan bukti yang diperlukan dari pihak ke tiga yang
mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan
bukti permulaan melalui direktur jenderal pajak
19
BAB 5
Jenis pemeriksaan Bukper dapat dilakukan dua hal yaitu pemeriksaan secara
terbuka dan pemeriksaan secara tertutup. Pemeriksaan secara terbuka dilakukan
terkait dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dalam
Pasal 17B UU KUP atau sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan terbuka dilakukan
dengan mengirimkan suart pemberitahuan secara tertulis perihal pemeriksaan
bukti permulaan kepada orang pribadi atau badan yang akan dilakukan
pemeriksaan bukper tersebut. Sedangkan pemeriksaan bukti permualan tertutup
dilakukan Dirjen Pajak tanpa pemberitahuan tentang adanya pemeriksaan bukper
kepada objek pajak yang dilakukan oleh pemeriksaan bukper tersebut.
Jangka waktu pemeriksaan bukper tertutup dan terbuka berlaku paling lama 12
bulan, yaitu sejak surat perintah pemeriksaan bukper diterima pemeriksa bukper
hingga laporan pemeriksa bukper dapat diperpanjang paling lama 24 bulan oleh
20
kepala Unit Pemeriksa Bukper dengan mempertimbangkan daluarsa penetapan
pajak dan daluarsa tindak pidana pajak.
21
Dalam hal terperiksa tidak melakukannya, maka pemeriksa bukper dapat
mengusulkan kepada kepala unit pelaksana pemeriksaan bukti permulaan untuk
dilakukan penyidikan.
b.Penyegelan
c.Permintaan Keterangan
Terperiksa Bukper yaitu orang atau korporasi selaku wajib pajak yang dilakukan
pemeriksaan bukper, secara terbuka dapat menyampaikan pengungkapan
ketidakbenaran perbuatan atas tindak pidana sepanjang surat pemberitahuan
dimulainya penyidikan (SPDP) belum disampaikan kepada penuntut umum
melalui penyidik pejabat Kepolisian selaku Koordinator Pengawas Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
22
2) Surat setoran pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan
sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
3) Surat setoran pajak atau sarana administrasi lain yang dipersamakan
sebagai bukti pelunasan sanksi administrasi berupa denda
Tindak pidana yang diketahui seketika adalah tindak pidana pajak yang diketahui
sedang berlangsung atau baru saj terjadi, yang memerlukan penangana secara
segera terhadap pelaku pidana dan mengamankan barang buktinya. Dalamtindak
23
pidana yang diketahui seketika, maka jika ditemukan bukti permulaan yang cukup
maka dapat langsug ditingkatkan ke penyidikan tanpa harus melaluipemeriksaan
bukper.
24
BAB 6
PPNS pajak akan mulai bekerja dari sprindik umum ke sprindik khusus
dimulainya penyidikan terhadap orang atau korporasi wajib pajak yang diduga
telah melakukan tindak pidana dengan memakai hukum acara formil KUHAP dan
UUKUP. Oleh karena itu pada saat pemanggilan untuk diminta keterangannya
sebagi tersangka, PPNS pajak harus ada surat perintah penyidikan khusus.
25
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari objek pajak sehubungan dengan
tindak pidana dibidang perpajakan
d. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana
dibidang perpajakan
e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang perpajakan
g. Menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas
orang, benda atau dokumen yang dibawa
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana bidang perpajakan
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi
j. Menghentikan penyidikan
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana dibidang perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam system pembuktian hukum acara pidana yang menganut stelsel negatief
wettelijk, hanya alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang yang dapat
dipergunakan untuk pembuktian. Hal ini berarti bahwa diluar dari ketentuan
tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai alat bukti yang sah. Ciri-ciri benda
yang dapat menjadi barang bukti :
Pada saat penyidik pajak telah selsai melakukan penyidikan, penyidik wajib
segera menyerahkan berkas perkara kepada JPU Tindak Pidana Khusus. Jika
penuntut umu berpendapat bahwa hasil penyidikan ternyata masih kurang
lengkap, maka penuntut umum segera mengembalikan berkas perkara itu kepada
penyidik dengan form kode P.19 disertai petunjuk untuk dilengkapi.
26
Praperadilan Perkara Pidana Pajak
Tindak pidana bidang perpajakan bersifat pidana khusus namun hukum acara
yang dipakai untuk menegakkan undang-undang perpajakn adalah menggunakan
KUHAP. Menurut KUHAP pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan
memutus sesuai dengan ketentuan Pasal 77 KUHAP yaitu tentang
:
Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu 14 hari jaksa penuntut
umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabil batas waktu tersebut
berakhir telah ada pemberitahuan dengan kode P.21 tentang dianggap sudah
lengkapnya penyidikan itu dari jaksa penuntut umum kepada penyidik.
Pada proses ini penyidik pajak akan membawa tersangka dan barang bukti ke
kantor kejaksaan negeri tempat kejadian pidana pajak dilakukan dimana pengadilan
negeri setempat akan menyidangkan perkara tersebut.
Surat dakwaan dibuat oleh JP setelah berkas perkara diterima hasil penyidikan
yang lengkap dari penyidikan pajak. Jika JPU berpendapat bahwa dari hasil
penyidikan dapat dilakukan penuntutan, JPU dalam waktu secepatnya membuat
surat dakwaan. Surat dakwaan ini kemudian dilimpahkan kepada pengadilan
negeri tempat kejadian pidana pajak bersamaan dengan perkaranya.
a. Nama lengkap, tempat lahir, umut atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan tersangka
27
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyeburkan waktu dan tempat tindak pidan itu
dilakukan.
Penghentian Penyidikan oleh Jaksa Agung dengan Membayar Denda
(Pasal 44B UU KUP)
Dalam perkara pajak sering terjadi karena tempat kejadian perkara pajak
seringkali transaksinya sekaligus dibeberapa tempat, sehingga sulit menempatkan
yurisdiksi mengadilinya, karena ada beberapa pengadilan negeri yang berwenang
untuk memeriksa perkara tersebut. Jika terdakwa atau advokat mengajukan
keberatan atas yurisdiksi mengadili bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili
perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan.
28
penjara.Jika hukum acara tidak dilakukan secara profesional dan obyektif maka
penegakannya Beberapa bentuk sanksi membuat sanksi pajak diklasifikasikan
sebagai "undang-undang khusus".
BAB 7
29