Anda di halaman 1dari 8

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (1), 2019, 195-202

Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan


Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017)

Anindya Zhafirah1 & Majidah2


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Telkom, Bandung, Indonesia

Abstract. This study aims to determine the effect of liquidity, profitability, company size, board of directors, and
independent commissioners on financial distress. The population of this research are all the textile and garment
companies listed on Indonesia Stock Exchange for the 2013-2017 period.The sampling technique used the purposive
sampling and obtained 10 companies or 50 samples. The analysis technique used in this research is logistic regression
analysis. The result of the study; liquidity, profitability, company size, board of directors, and independent
commissioners have a simultaneous effect on financial distress. Liquidity partially has a significant negative effect on
financial distress, while board of directors partially has a significant positive effect on financial distress

Keywords. Liquidity; Profitability; Company Size; Board of Directors; Independent Commissioners; Financial
Distress.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, dewan
direksi, dan komisaris independen terhadap financial distress. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan subsektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. Teknik sampling
menggunakan purposive sampling dan diperoleh 10 perusahaan atau 50 sampel. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil penelitian; likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan,
dewan direksi, dan komisaris independen berpengaruh secara simultan terhadap financial distress. Variabel likuiditas
secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress, sementara itu dewan direksi secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap financial distress.

Kata kunci. .Likuiditas; Profitabilitas; Ukuran Perusahaan; Dewan Direksi; Komisaris Independen; Financial
Distress.

Corresponding author.Email: aninzhafirah@gmail.com & majidah@telkomuniversity.ac.id


How to cite this article. Anindya Zhafirah, Majidah. 2019. Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017).Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 7(1), 195-
202.
History of article. Received: January 2019, Revision: Maret 2019, Published: April 2019
Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/jrak.v7i1.15497
Copyright©2019. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI.

PENDAHULUAN Perusahaan industri tekstil sedang


Tujuan didirikannya sebuah perusahaan melemah dikarenakan permintaan yang terus
adalah untuk menghasilkan laba optimal. menurun secara global. Hal ini didukung
Dalam hal ini apabila perusahaan tidak mampu dengan fakta bahwa laba bersih perusahaan
menunjukkan kinerja keuangan yang baik, industri tekstil tengah mengalami kerugian
maka perusahaan tersebut dapat terindikasi selama 5 tahun berturut-turut. Beberapa
mengalami kondisi kesulitan keuangan perusahaan yang memiliki kerugian yang
(financial distress). Perusahaan dapat paling menonjol antara lain PT Argo Pantes
diindikasikan sedang mengalami kesulitan Tbk, PT Panasia Indo Resources Tbk, dan PT
keuangan apabila perusahaan tersebut Asia Pasific Fibers Tbk. Selama 4 tahun
menunjukkan laba operasi negatif, laba bersih terahir, ketiga perusahaan ini selalu mengalami
negatif, EPS negatif dan melakukan kerugian yaitu sepanjang tahun 2014 sampai
penggabungan usaha (Brahmana, 2007). dengan tahun 2017. Apabila keadaan ini terus
terjadi, maka kelangsungan usaha dapat

195 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.1 | 2019


ANINDYA ZHAFIRAH & MAJIDAH / Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017)

terganggu dan perusahaan akan terindikasi menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat
mengalami kesulitan keuangan (financial menutupi kewajiban – kewajiban lancar
distress). (Sujarweni, 2018:110; Harahap, 2015:301).
Penelitian-penelitian yang mengkaji faktor Dalam penelitian ini, likuiditas diproksikan
determinan financial distress di Indonesia dengan current ratio, yaitu rasio yang
memunculkan hasil yang beragam sehingga mengukur kemampuan perusahaan dalam
perlu untuk dikaji lebih dalam. Penelitian membayar kewajiban jangka pendeknya
terdahulu menjelaskan tentang bagaimana rasio dengan memanfaatkan aset lancarnya
keuangan dapat mempengaruhi financial (Sujarweni, 2018:110).Apabila kewajiban
distress, salah satu faktor tersebut adalah rasio jangka pendek sebuah perusahaan dapat diatasi
likuiditas. Rasio likuiditas adalah rasio yang dengan baik dan tepat waktu, maka
mengukur kemampuan perusahaan dalam memungkinkan perusahaan tersebut terhindar
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari financial distress. Hal ini menunjukkan
(Sujarweni, 2018:110). Rasio keuangan lain bahwa likuiditas yang tinggi akan menghindari
yang menjadi salah satu faktor financial perusahaan dari indikasi kesulitan keuangan
distress adalah rasio profitabilitas. Rasio (financial distress).
profitabilitas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan H1:Likuiditas berpengaruh negatif terhadap
keuntungan (Susilawati, Sofiaknty, & financial distress.
Sukarmanto, 2017). Selain itu, salah satu faktor
determinan financial distress adalah ukuran Profitabilitas Terhadap Financial Distress
perusahaan. Ukuran perusahaan digambarkan Rasio profitabilitas didefinisikan sebagai
melalui total aset yang dimiliki perusahaan. rasio yang mengukur kinerja fundamental
Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perusahaan dilihat dari tingkat efektivitas dan
financial distress adalah mekanisme good efisiensi operasi perusahaan dalam
corporate governance, salah satunya adalah menghasilkan laba yang dilakukan dengan
dewan direksi. Dewan direksi adalah suatu mengukur tingkat perolehan (keuntungan)
mekanisme corporate governance yang dibanding penjualan atau aktiva (Harmono,
bertugas untuk menentukan kebijakan maupun 2009:109; Sujarweni, 2018:114).
strategi perusahaan yang akan diambil secara Profitabilitaspada penelitian ini diproksikan
jangka pendek ataupun jangka panjang dengan return on assets (ROA), yaitu rasio
(Wardhani, 2007). Selain itu, komisaris yang menggambarkan kemampuan dari
independen juga merupakan salah satu faktor keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
dari financial distress. Komisaris independen keuntungan.Apabila tingkat imbalan atau
bertugas untuk mengawasi direksi dalam perolehan (keuntungan) dibanding aktiva
menjalankan perusahaan sekaligus mengawasi sebuah perusahaan tinggi, maka
penerapan good corporate governance. memungkinkan perusahaan tersebut terhindar
Penelitian ini memiliki tujuan untuk dari financial distress.Dari hal ini dapat
mengetahui kondisi dan pengaruh variabel disimpulkan bahwa rasio profitabilitas yang
likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, tinggi akan meminimalisir kemungkinan
dewan direksi, dan komisaris independen perusahaan mengalami kesulitan keuangan
terhadap financial distress. (financial distress).
H2: Profitabilitas berpengaruh negatif
KAJIAN LITERATUR terhadap financial distress.
Likuiditas Terhadap Financial Distress
Rasio likuiditas merupakan rasio yang Ukuran Perusahaan
mengukur kemampuan perusahaan dalam Ukuran perusahaan merupakan skala yang
memenuhi kewajibanjangka pendeknya dengan menggambarkan besar kecilnya sebuah

196 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7| No.1 | 2019


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (1), 2019, 195-202

perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran fungsi untuk mengawasi direksi dalam setiap
perusahaan diukur dengan proksi log natural tindakannya serta memonitor penerapan good
total aset yang bertujuan untuk mengurangi corporate governance (Wardhani, 2007;
fluktuasi data yang berlebih (Kartika, 2009). Mafiroh, 2016). Fungsi utama dari komisaris
Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi independen adalah mengawasi kinerja dewan
dapat menunjukkan sinyal untuk para investor direksi yang berhubungan dengan keuangan
maupun kreditur yang akan melakukan sehinggatindakan-tindakan yang dapat
investasi maupun memberikan kredit. Oleh merugikan perusahaan tidak terjadi.Oleh sebab
sebab itu, ukuran perusahaan yang besar akan itu, komisaris independen memiliki fungsi yang
meminimalisir kemungkinan perusahaan penting agar dapat menghindarkan perusahaan
mengalami kesulitan keuangan (financial dari terjadinya kesulitan keuangan (Hanafi &
distress). Breliastiti, 2016). Maka dari itu, proporsi
H3:Ukuran perusahaan berpengaruh negatif komisaris independen tinggi akan
terhadap financial distress. meminimalisir kemungkinan perusahaan
mengalami financial distress.
Dewan Direksi Terhadap Financial Distress H5: Komisaris independenberpengaruh
Dewan direksi merupakan organ negatif terhadap nilai perusahaan.
perusahaan yang bertugas dan
bertanggungjawab untuk mengelola keuangan METODOLOGI PENELITIAN
dan menentukan strategi atau kebijakan yang
akan diambil secara jangka pendek maupun Metode penelitian ini menggunakan
jangka panjang (Hamdani, 2016:86; Helena, metode kuantitatif. Metode kuantitatif
2018). Ukuran dewan direksi yang besar dapat merupakan metode penelitian yang
lebih efektif dalam mengawasi proses berlandaskan pada filsafat positivisme,
pelaporan keuangan dibandingkan ukuran digunakan untuk meneliti pada populasi atau
dewan direksi yang kecil. Dalam penelitian ini, sampel tertentu, pengumpulan data
dewan direksi diukur dengan menghitung menggunakan instrument penelitian, analisis
jumlah dewan direksi. Berdasarkan uraian yang data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
telah dijelaskan, dengan adanya kemampuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis
dan integritas anggota direksi yang beragam, yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018:15).
maka tugas dewan direksi dapat dikerjakan Pengumpulan Data dan Sumber Data
dengan baik mencakup manajemen resiko, Penelitian ini menggunakan sumber
pengendalian internal, kepengurusan, tanggung pengumpulan data dengan sumber sekunder.
jawab sosial dan komunikasi (Zarkasyi, Sumber sekunder merupakan sumber yang
2008:101). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak langsung memberikan data kepada
dari ukuran dewan direksi yang besar pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
diharapkan hasil kualitas keputusan yang baik, lewat dokumen (Sugiyono, 2018:213).
sehingga kemungkinan perusahaan mengalami Pengumpulan data penelitian ini yaitu studi
kesulitan keuangan (financial distress) juga kepustakaan dan dokumentasi. Studi
akan semakin rendah. kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis
H4: Dewan direksi berpengaruh negatif dan referensi lain yang terkait dengan nilai,
terhadap financial distress. budaya, dan norma yang berkembang pada
situasi sosial yang diteliti (Sugiyono,
Komisaris Independen Terhadap Financial 2017:291). Dokumentasi adalah mencari data
Distress mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
Komisaris independen merupakan bagian catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
dari dewan komisaris yang tidak memiliki prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
hubungan yang bersifat netral dan memiliki sebagainya (Arikunto, 2013:274).

197 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.1 | 2019


ANINDYA ZHAFIRAH & MAJIDAH / Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017)

variabel bebas merupakan campuran antara


Teknik Analisis Data variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-
Data penelitian dianalisis dengan metrik) (Ghozali, 2006:71). Variabel berskala
statistik deskriptif dan regresi logistik. Analisis nominal yaitu financial distress dianalisis
statistik deskriptif dalam penelitian ini dengan mengkategorikan perusahaan yang
digunakan untuk mendeskripsikan data, mengalami financial distress dan non financial
sehingga dapat memberikan informasi distress pada perusahaan tekstil dan garmen
mengenai karakteristik variabel-variabel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
penelitian. Pada dasarnya analisis regresi 2013-2017.
logistik sama dengan analisis diskriminan. Operasional variabel pada penelitian ini
Namun, asumsi multivariate normal sebagaimana tabel 1. sebagai berikut:
distribution tidak dapat dipenuhi karena

Tabel 1. Operasional Variabel


Variabel Indikator
Likuiditas(X1)

Profitabilitas(X2)

Ukuran Perusahaan (X3) Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aktiva)


Dewan Direksi(X4) Dewan Direksi = Jumlah Dewan Direksi
Komisaris Independen (X5)

Financial Distress (Y) a) Nilai 1 menunjukkan kondisi financial distress (laba


negatif).
b) Nilai 0 menunjukkan kondisi tidak mengalami financial
distress (laba positif).

Sumber: Data yang telah diolah (2018)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CR 50 ,1064 4,5808 1,344746 1,0532526
ROA 50 -,2907 ,1073 -,013062 ,0800917

198 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7| No.1 | 2019


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (1), 2019, 195-202

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIZE 50 26,6458 30,0624 27,947846 1,0709737
DIR 50 2 7 3,54 1,249
KOMIN 50 ,33 ,67 ,4188 ,10319
Valid N (listwise) 50
Sumber: data yang telah diolah (2019)

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata Dewan direksi(X4) memiliki nilai rata-


likuiditas (X1) 1,344546 lebih besar dari rata 3,54 lebih besar dari standar deviasi
standar deviasi sebesar 1,0532526. Ini sebesar 1,249. Ini menunjukkan bahwa nilai
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kemampuan rata-rata jumlah dewan direksi pada perusahaan
perusahaan tekstil dan garmen dalam tekstil dan garmen adalah sebesar 3-4 orang.
memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah Nilai maksimum sebesar dan nilai minimum
sebesar 1,344546. Nilai maksimum sebesar sebesar 2.
4,5808 dan nilai minimum sebesar 0,1064. Komisaris independen (X5) memiliki
Profitabilitas(X2) memiliki nilai rata- nilai rata-rata 0,4200 lebih besar dari standar
rata -0,013062 lebih kecil dari standar deviasi deviasi sebesar 0,10126. Ini menunjukkan
sebesar 0,0800917. Ini menunjukkan bahwa bahwa nilai rata-rata proporsi komisaris
kemampulabaan perusahaan subsektor tekstil independent pada perusahaan tekstil dan
dan garmen beragam atau bervariasi. Nilai garmen berkisar pada 42%. Nilai maksimum
maksimum sebesar 0,1073 dan nilai minimum sebesar 0,67 dan nilai minimum sebesar 0,33.
sebesar -0,2907.
Ukuran perusahaan (X3) memiliki nilai Pengujian Model Regresi Logistik
rata-rata 27,9478 yaitu setara dengan Pengujian penelitian ini dilakukan
Rp2.529.692.292.874,-lebih kecil dari standar dengan menggunakan analisis regresi logistik
deviasi sebesar 1,0709 yaitu setara dengan yang dibantu dengan software Spss versi 25
Rp3.118.339.577.814,-. Ini menunjukkan untuk menguji pengaruh variabel independen
bahwa ukuran perusahaan tekstil dan garmen terhadap variabel dependen. Hasil dari regresi
cenderung bervariasi. Nilai maksimum sebesar logistik pada penelitian ini telah memenuhi uji
30,0624 yaitu setara dengan hosmer and lemeshow test dan uji rasio
Rp11.374.494.164.460,- dan nilai minimum kemungkinan (likelihood ratio test). Berikut
sebesar 26,6458 yaitu setara dengan dijelaskan faktor determinan (yang
Rp373.356.756.571,23,-. mempengaruhi) financial distress pada tabel 3.
dan 4.

Tabel 3. Hosmer and Lemeshow Test

Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 19,071a ,553 ,796
Sumber: data yang telah diolah (2019)

199 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.1 | 2019


ANINDYA ZHAFIRAH & MAJIDAH / Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017)
Tabel 4. Pengujian Parsial

Variables in the Equation


B S.E. Wald df Sig.
a
Step 1 CR -4,376 1,998 4,795 1 ,029
ROA -4,147 49,376 ,007 1 ,933
SIZE ,248 1,013 ,060 1 ,807
DIR 1,997 1,007 3,933 1 ,047
KOMIN 9,909 5,511 3,233 1 ,072
Constant -15,425 27,757 ,309 1 ,578
Sumber: Data yang telah diolah (2019)

Tabel 4. Menunjukkan bahwa kombinasi tepat apabila dijadikan tolak ukur financial
antara likuiditas, profitabilitas, ukuran distress. Hasil ini bertentangan dengan
perusahaan, dewan direksi dan komisaris penelitian Restianti & Agustina (2018) dan
independen mampu menjelaskan variasi dari Gobenvy (2014) yang menunjukkan hasil
kondisi financial distress sebesar 79,6% dan bahwa rasio profitabilitas memiliki pengaruh
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang negatif yang signifikan terhadap financial
tidak terlibat dalam penelitian ini. distress.
Dengandemikian, kondisi ini berarti bahwa Nilai signifikansi ukuran perusahaan
variabel likuiditas, profitabilitas, ukuran sebesar 0,807> 0,05 (α=5%). Ini berarti bahwa
perusahaan, dewan direksi dan komisaris ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
independen secara bersama-sama berpengaruh financial distress(H3 ditolak). Penelitian ini
pada kondisi financial distress pada menunjukkan bahwa perusahaan yang
perusahaan. memiliki total aset yang besar tentu memiliki
Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai aset tetap yang berjumlah besar pula. Hal ini
signifikansi likuiditas sebesar 0,029 < 0,05 menyebabkan adanya beban penyusutan yang
(α=5%). Ini berarti bahwa likuiditas dapat mengurangi laba perusahaan. Hasil ini
berpengaruh negatif terhadap financial distress bertentangan dengan penelitian Susilawati,
(H1 diterima). Penelitian ini menunjukkan Sofianty, & Sukarmanto (2017) dan Gobenvy
bahwa likuiditas yang tinggi mencerminkan (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
kemampuan perusahaan dalam memenuhi perusahaan memiliki pengaruh negatif yang
kewajibannya dengan baik. Dengan kata lain, signifikan terhadap kondisi financial distress.
aktiva lancar dapat menjamin hutang lancar Nilai signifikansi dewan direksi sebesar
yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil penelitian 0,047< 0,05 (α=5%). Ini berarti bahwa dewan
ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya direksiberpengaruh positif terhadap financial
yang dilakukan oleh Widhiar (2015), distress (H4 ditolak). Ini menunjukkan bahwa
Eminingtyas (2017), Hidayat & Meiranto jumlah anggota dewan direksi harus
(2014) yang menunjukkan hasil bahwa disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan
likuiditas berpengaruh negatif signifikan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam
terhadap kondisi financial distress. pengambilan keputusan. Apabila perusahaan
Nilai signifikansi profitabilitas sebesar memiliki jumlah dewan direksi yang besar
0,933> 0,05 (α=5%). Ini berarti bahwa namun tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap maka akan meningkatkan permasalahan dalam
financial distress (H2 ditolak). Penelitian ini hal komunikasi dan kemampuan mereka untuk
menunjukkan bahwa apabila laba perusahaan mengendalikan manajemen dan mengelola
cenderung turun namun kewajiban dan biaya- perusahaan, serta meningkatkan beban gaji dan
biaya lain masih dapat dipenuhi perusahaan upah bagi perusahaan, sehingga inefisiensi
dengan menggunakan dana internal maupun tersebut akan memperbesar peluang perusahaan
eksternal perusahaan, maka variabel ini kurang tersebut dalam mengalami financial distress.

200 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7| No.1 | 2019


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 7 (1), 2019, 195-202

Hasil ini bertentangan dengan penelitian Hanafi DAFTAR PUSTAKA


& Breliastiti (2016) dan Hidayat & Meiranto
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
(2014) yang menunjukkan hasil bahwa dewan
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
direksi berpengaruh negatif yang signifikan
Cipta.
terhadap kondisi financial distress.
Carolina, V., Marpaung, E. I., & Pratama, D.
Nilai signifikansi komisaris independen
(2017). Analisis Rasio Keuangan untuk
sebesar 0,072> 0,05 (α=5%). Ini berarti bahwa
Memprediksi Kondisi Financial Distress
komisaris independen tidak berpengaruh
(Studi Empiris pada Perusahaan
terhadap financial distress (H5 ditolak). Hal ini
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
dapat terjadi karena proporsi komisaris
Efek Indonesia Periode 2014-2015), 9
independen yang besar tidak menjamin
(November), 137–145.
mekanisme pengawasan yang efektif untuk
Effendi, Muh. Arief. (2016) The Power of
menghindarkan perusahaan dari kondisi
Good Corporate Governance. Edisi 2.
financial distress. Hasil ini bertentangan
Jakarta: Salemba Empat.
dengan penelitian Hanafi & Breliastiti
Eminingtyas, R. (2017). Pengaruh Ukuran
(2016)yang menyatakanbahwakomisaris
Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Sales
independen berpengaruh negatif signifikan
Growth dan Operating Capacity
terhadap kondisifinancial distress..
Terhadap Financial Distress Pada
Perusahaan Manufaktur (Terdaftar di
SIMPULAN BEI).
Fahmi, Irham. (2012) Analisis Laporan
Likuiditas, profitabilitas, ukuran Keuangan. Cetakan Ke-2. Bandung:
perusahaan, dewan direksi, dan komisaris Alfabeta
independen secara simultan berpengaruh Gobenvy, O. (2014). Pengaruh Profitabilitas,
signifikan terhadap financial distress pada Financial Leverage dan Ukuran
perusahaan subsektor tekstil dan garmen yang Perusahaan terhadap Financial Distress
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- pada Perusahaan Manufaktur yang
2017. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Secara parsial likuiditas berpengaruh Tahun 2009-2011.
negatif dan dewan direksi berpengaruh positif Hamdani. (2016) Good Corporate Governance
terhadap financial distress pada perusahaan (Tinjauan Etika dalam Praktik Bisnis).
subsektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Jakarta: Mitra Wacana Media.
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Hanafi, J., & Breliastiti, R. (2016). Peran
Mekanisme Good Corporate
SARAN Governance dalam Mencegah
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk Perusahaan Mengalami Financial
menggunakan proksi lain dalam melakukan Distress, 1(1), 195–220.
pengukuran pada variabel ukuran perusahaan, Helena, S. (2016). Pengaruh Corporate
yaitu dengan proksi kapitalisasi pasar. Governance terhadap Financial
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan Distress (Studi Pada Perusahaan
dapat digunakan untuk memperbaiki faktor- Transportasi Yang Terdaftar di Bursa
faktor yang mempengaruhi financial distress. Efek Indonesia Periode 2013-2016),
Serta bagi investor, penelitian ini dapat 60(2), 143–152.
digunakan sebagai bahan pertimbangan Hidayat, M. A., & Meiranto, W. (2014).
investor dalam mengambil keputusan untuk Prediksi Financial Distress Perusahaan
berinvestasi. Manufaktur Di Indonesia. Diponegoro
Journal of Accounting, 3(3), 1–11.
https://doi.org/ISSN (Online):2337-
3806.

201 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7 | No.1 | 2019


ANINDYA ZHAFIRAH & MAJIDAH / Analisis Determinan Financial Distress (Studi Empiris
Pada Perusahaan Subsektor Tekstil dan Garmen Periode 2013-2017)
Mafiroh, A. T. (2016). Pengaruh Kinerja Sekaran, Uma. (2011). Metodologi Penelitian
Keuangan dan Mekanisme Corporate untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Governance Terhadap Financial Sekaran, Uma. (2014). Metodologi Penelitian
Distress (Studi Empiris pada untuk Bisnis (Research Methods for
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Business). Buku 1 Edisi 4. Jakarta:
di Bursa Efek Indonesia Periode Salemba Empat.
Pendahuluan Kajian Pustaka Hipotesis Simanjuntak, C., Titik, F., & Aminah, W.
dan Pengembangan, 1(2003). (2017). Pengaruh Rasio Keuangan
Margaretha, Farah. (2014) Dasar-dasar Terhadap Financial Distress (Studi
Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Pada Perusahaan Transportasi Yang
Dian Rakyat. Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nasir, N. M., & Ali. M. M. (2018). Corporate Selama 2011 - 2015). Fakultas Ekonomi
GovernanceandFinancial Distress: Dan Bisnis, Universitas Telkom, 4(2),
Malaysian Corporate Governance and 1580–1587.
Financial Distress: Malaysian Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Perspective. (September). Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
R, D., Khairunnisa, & Mahardika. (2017). Susilawati, D., Sofianty, D., & Sukarmanto, E.
Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, (2017). Pengaruh Profitabilitas , Ukuran
dan Operating Capacity terhadap Perusahaan dan Leverage Terhadap
Financial Distress Perusahaan Financial Distress Pada Perusahaan
Pertambangan (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di (BEI) (Studi Empiris Pada Perusahaan
Bursa Efek Indonesia Periode 2013- Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi
2015). E-Proceeding of Management, Periode Tahun 2010-2015). Prosiding
4(3), 2648–2653. Akuntansi, (2460–6561), 208–214.
Radifan, R., Nur, E., & Yuyetta, A. (2015). Sutedi, Adrian. (2012). Good Corporate
Good Corporate Governance terhadap Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Kemungkinan Financial Distress, 4, 1– Wiratna, V. Sujarweni. (2018) Manajemen
11. Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Restianti, T., & Agustina, L. (2018). The Effect Yadiati, W. (2017). The Influence Of
of Financial Ratios on Financial Profitability On Financial Distress : A
Distress Conditions in Sub Industrial Research On Agricultural Companies
Sector Company, 7(1), 25–33. Listed In Indonesia Stock Exchange.
Rianti, I. P., & Yadiati, W. (2018). How International Journal of Scientific &
Financial Distress Influence By Firm Technology Research, 6(11), 233–237.
Size. International Journal of Scientific Yuanita, I. (2010). Prediksi Financial Distress
and Technology Research, 7(1), 149– dalam Industri Textile dan Garment
153. Daerah. Penerbit Bayumedia Malang.

202 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.7| No.1 | 2019

Anda mungkin juga menyukai