SL8 - 574500 - VI.h-modul Konseling Terkait Kehamilan Dan Persalinan-120920
SL8 - 574500 - VI.h-modul Konseling Terkait Kehamilan Dan Persalinan-120920
B. Konseling Kehamilan
Konseling kehamilan merupakan salah satu pelayanan komprehensif dari pelayanan
antenatal terpadu. Konseling kehamilan dapat dilakukan pada setiap kunjungan antenatal.
Materi yang dapat diberikan pada saat kunjungan antenatal meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga
kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan
misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga
ringan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila
terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas
kesehatan.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar
cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting
agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
e. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan
pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan
derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara
rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan penyakit tidak
menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konseling di daerah Epidemi meluas dan
terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah epidemic rendah.
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera diberikan informasi
mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV
positif maka dilakukan konseling Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). Bagi
ibu hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV negatif diberikan
penjelasan untuk menjaga HIV negative selama hamil, menyusui dan seterusnya.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi
lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk
menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri,
anak, dan keluarga.
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih memberikan
perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu
hamil minimal mempunyai status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi tetanus.
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan
untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain
booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.
C. Konseling KB
Konseling merupakan proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien petugas
untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat
keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi. Adapun prinsip
konseling KB meliputi:
Percaya diri/ confidentiality;
Tidak memaksa/voluntary choice;
Informed consent;
Hak klien /clien’t rights dan
Kewenangan/empowerment.
Agar konseling berjalan efisien dan efektif dibutuhkan komunikasi yang efektif antara
petugas pemberi layanan dan klien. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas
pemberi pelayanan adalah:
Pada konseling KB terdapat enam langkah konseling yang sudah dikenal dengan kata kunci
SATU TUJU. Penerapan langkah konseling KB SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan
secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien.
beberapa klien membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu dibanding
dengan langkah yang lainnya. Langkah konseling KB SATU TUJU yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
SA SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin
privasinya. Yakinka klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien
apa yang dapat dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman KB dan kesehatan reproduksi serta yang lainnya. Tanyakan
kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Dengan memahami kebutuhan, pengetahuan
dan keinginan klien, kita dapat membantunya
U Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan jelaskan mengenai kontasepsi yang
mungkin diingini oleh klien dan jenis kontasepsi yang ada
T BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang
U paling sesuai dengan keadaan kebutuhannya. Dorong klien untuk menunjukan
keinginannya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapi secara terbuka dan petugas
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klienterhadap setiap jenis kontrasepsi.
Tanyakan apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihannya
tersebut.
J Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah
klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat
kontasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat tersebut digunakan dan cara
penggunaannya. Lalu pastikan klien untuk bertanya atau menjawab secara terbuka.
U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buat perjanjian kepada klien
untuk kembali lagi melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi
jika
dibutuhkan.
Sedangkan teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal dengan
GATHER yaitu
G reet client sambut klien secara terbuka dan ramah, tanamkan keyakinan penuh,
katakan juga bahwa tempat tersebut sangat pribadi. Sehingga hal yang didiskusikan
akan menjadi rahasia.
A sk client about themselves tanyakan klien tentang permasalahannya,
pengalamannya dengan alat KB dan kesehatan reproduksinya. Tanyakan pula apakah
telah ada metoda
yang dipikirkan. Kita menyikapi dan mencoba menempatkan kita pada posisi klien.
Dengan begitu akan memudahkan kita memahami apa sebenarnya permasalahan
klien. Dengan perkataan lain, klien sebagai subjek sekaligus objek.
T ell client about choices tanyakan tentang pilihannya, fokuskan perhatian kepada
metoda yang dipilih klien. Tetapi ajukan pula metoda lain.
H elp client make an Informed Choices Bantu membuat pilihan yang tepat, dorong ia
mengemukakan pendapatnya dan ajukan beberapa pertanyaan! Apakah metoda KB
tersebut memenuhi criteria medik. Juga apakah partner seksualnya mendukung
keputusannya. Jika mungkin bicarakan dengan keduanya. Tanyakan metoda apa yang
klien putuskan untuk digunakan.
E xplain fully how to use the choosen method jelaskan cara menggunakan metoda
pilihannya, dorong ia berbicara secara terbuka, jawab pula secara terbuka dan
lengkap. Berilah kondom kepada klien yang beresiko IMS. Selain menggunakan
kondom, apakah juga menggunakan metoda KB lainnya.
R efer or return visits should be welcomed kunjungan kembali, bicarakan dan sepakati
kapan klien kembali untuk follow-up. Dan selalu mempersilakan klien kembali kapan
saja.
Penapisan klien bertujuan untuk menentukan apakah ada:[ CITATION BKK10 \l 2057 ]
kehamilan atau tidak,
keadaan yang membutuhkan perhatian khusus, dan
masalah penyakit lain yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih
lanjut (misal Diabetes dan Tekanan darah tinggi).
Untuk Sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan cara anamnesis
terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat
disingkirkan. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) dan kontrasepsi mantap tidak dibutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul.
Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya
tidak diperlukan karena:
Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35 tahun) dan
umumnya sehat
Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan perhatian
(misalnya kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat pada
umur sebelum 35 atau 40 tahun.
Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi esterogen dan
progestin) lebih baik daripada produk sebelumnya karena efek samping lebih
sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis.
Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan
esterogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah
dari pil kombinasi.
Tanyakan kepada klien hal-hal dibawah ini, bila semua jawaban klien adalah TIDAK,
klien yang bersangkutan bisa memakai metode yang diinginkannya.
b. Beberapa kondisi medis yang akan meningkatkan risiko jika terjadi kehamilan
Terdapat keadaan-keadaan kesehatan pada wanita yang dapat meningkat risikonya
jika hamil seperti hipertensi (>160/100mmHg); diabetes dengan
neuropati/neropati/retinopati; penyakit jantung iskemik; stroke; penyakit jantung
katup dengan hipertensi; karsinoma payudara; karsinoma endomterium/ovarium;
sirosis hepatis; hepatoma; penyakit sel bulat sabit; penyakit trofoblas ganas; TBC;
skistosomiasis dengan fibrosis hati sehingga pada keadaan ini perlu dipilihkan
metode kontraspsi yang lebih efektif.
c. Kembalinya kesuburan
Perlu dinformasikan bahwa semua metode kontrasepsi kecuali metode kontrasepsi
mantap tidak mengakitbatkan terhentinya kesuburan wanita, kesuburan akan
kembali lagi segera setelah pemakaian metode kontrasepsi dihentikan kecuali
suntikan DMPA dan NET-EN masing-masing 10 bulan dan 6 bulan terhitung sejak
kontrasepsi terakhir
Kasus 2
Seorang ibu G2P0A0 30 tahun hamil 37 minggu datang untuk kunjungan antenatal ke-3.
Anak pertama laki-laki, usia tiga tahun, lahir spontan di bidan, saat lahir langsung
menangis, ASI tidak eksklusif.
Pemeriksaan fisik:
TD: 100/80 mmHg Nadi: 88 x/menit RR: 20 x/menit
BB: 56 kg TB: 157 cm
Leopold: Didapatkan janin 1, hidup intrauterine, gerak janin aktif, kepala sudah masuk
pintu atas panggul.
DJJ: 130x/menit, regular
Lakukan konseling pada ibu tersebut!
Kasus 3
Seorang wanita P3A0 40 tahun datang ke tempat praktek Anda karena ingin melakukan KB.
Lakukan konseling pada pasien tersebut.
V. Durasi Pelaksanaan
Kegiatan Durasi
Briefing tutor 15 menit
Roleplay 70 menit
- Jumlah kasus sesuai dengan jumlah mahasiswa
- Setiap kasus 14 menit (12 menit roleplay, diikuti feedback dari
observer mahasiswa 2 menit)
Feedback dosen 15 menit
Total 100 menit
VI. Rubrik
A. Rubrik Konseling Kehamilan
N LANGKAH PENILAIAN
O 0 1 2
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dan mengucapkan salam
2. Mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri,
menanyakan panggilan kesukaan.
3. Komunikasi dengan ibu/ klien selama melakukan tindakan,
ramah, sabar dan teliti, tanggap terhadap masalah/ keluhan
klien
4. Menjaga privasi dan kenyamanan klien
5. Memberikan perhatian penuh kepada klien dengan SOLER :
a. Face your client squarely and smile (menghadap ke klient
dan senyum)
b. Open and non judgemental facial expression (Ekspresi
muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai)
c. Lean towards client (Tubuh condong ke klien)
d. Eye contact in a culturally-acceptable manner (kontak
mata atau tatap muka sesuai dengan cara dan budaya
setempat.
e. Relaxed and friendly (Rileks dan bersahabat)
ISI KONSELING
1. Menggali masalah/keluhan klien
2. Mengklarifikasi masalah/yang dikeluhkan klien (dengan reflek
back)
3. Menjelaskan tujuan konseling yang akan dilaksanakan
a. Maksud dan tujuan konseling
b. Waktu yang dibutuhkan
c. Menjaga rahasia
d. Persetujuan kesediaan klien
4. Menjelaskan kepada klien tentang penyebab
masalah/keluhan yang dialami.
5. Memberikan kesempatan pada ibu untuk menanyakan
kembali atau meyampaikan pendapat lain
6. Bersama dengan klien menemukan solusi sesuai dengan
keluhan yang dialami
7. Melakukan evaluasi tentang materi dan proses konseling
(menanyakan satu persatu)
8. Memberikan umpan balik/feedback (dukungan dan pujian)
9. Merangkum/menyimpulkan bersama-sama dengan klien
10. Menyepakati pertemuan berikutnya, termasuk menjelaskan
bahwa klien diminta datang berkunjung apabila sewaktu-
waktu ada keluhan
TEKNIK
1. Menggunakan media / alat peraga
2. Melaksanakan konseling dengan sistematis, efektif & efisien
3. Melaksanakan konseling dengan baik
B. Rubrik Konseling Kontrasepsi
N LANGKAH PENILAIAN
O 0 1 2
WAWANCARA PENDAHULUAN
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Anda
3. Menciptakan suasana pribadi yang akrab dengan ibu dan suami dengan
percakapan yang santai,hangat,bersemangat dan bergairah
Kasus 1
Mahasiswa 1 Dokter
Mahasiswa 2 Pasien
Kasus 2
Mahasiswa 2 Dokter
Mahasiswa 3 Pasien
Kasus 3
Mahasiswa 3 Dokter
Mahasiswa 4 Pasien
Kasus 3
Mahasiswa 4 Dokter
Mahasiswa 5 Pasien
Dst.
References
BKKBN, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2 ed. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Ida Prijatni, S. R., 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes, 2014. Permenkes RI No.97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Seksual, s.l.: Kemenkes RI.
WHO, 2018. Family Planning: A Global Handbook for Providers.. 3rd ed. s.l.:World Health
Organization and Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health..
X. Sumber Belajar Audiovisual
https://www.youtube.com/watch?v=K67ef-w382U
DAFTAR PENYUSUN
dr. Nia Krisniawati Sp.MK