2. Teladan Pengampunan
Yudas adalah murid Yesus yang mengkhianati dan menjualNya kepada musuhNya
di Taman Getsemani sesaat sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Walau pun
begitu, Yesus tidak marah melainkan menyapanya dengan kalimat sapaan sahabat.
Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh kita bukan malah membalasnya. Saat
Ia disalibkan, Ia juga mengampuni orang-orang yang menyalibkanNya melalui
doaNya.
Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 2 : 6-8 bahwa Yesus adalah Allah yang
tidak menganggap dirinya kesetaraan dengan Allah sebagai milikNya yang harus
dipertahankan melainkan Ia mengosongkan diriNya dan mengambil rupa sebagai
hamba dan menjadi sama seperti manusia dan merendahkan diriNya serta taat
sampai mati di kayu salib. Yesus rela meninggalkan semuanya untuk menjadi
manusia padahal dalam Yohanes 10 : 30 mengatakan bahwa Ia dan Bapa adalah
satu.
2 Korintus 8 : 9 menuliskan bahwa karena kasih karunia Tuhan lah kita sebagai
anakNya dijadikanNya kaya. Dari Yesus lahir Ia lahir dalam kemiskinan,
dibesarkan dalam kemiskinan, bahkan sampai mati pun kuburanNya bukan
milikNya. Ia memberikan semuanya kepada kita anakNya karena Ia murah hati.
1 Petrus 2 : 22 menuliskan bahwa Yesus tidak pernah berbuat dosa dan mulutNya
tidak pernah mengatakan dusta. Yesus mengajarkan kepada kita sebagai muridNya
untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak berbuat dosa meski pun penderitaan
datang di kehidupan kita. Dengan berdoa dan mengucap syukur, Tuhan menjaga
kita dari dosa yang ada di dunia ini.
6. Teladan tidak pernah menipu
Saat Yesus dianiaya dan disalibkan, Ia tidak pernah sedikit pun berbicara bohong
agar dibebaskan hal ini dapat kita contoh karena hendaknya hanya kebenaran
sajalah yang ada pada diri kita walau badai kehidupan menerpa.
Manusia mempunyai sifat alami untuk membalas karena kita sakit hati dengan apa
yang mereka perbuat kepada kita. Tetapi Yesus sudah memberikan teladan untuk
mengubah rasa sakit hati dengan kebahagiaan jika kita teguh dan mempunyai hati
yang tekun.
8. Teladan kesabaran
1 Petrus 2 : 23 menuliskan bahwa ketika Yesus dicaci maki dan menderita Ia tidak
membalas melainkan berserah kepada Allah karena Yesus tahu bahwa Allah yang
akan mengadilinya dengan adil.
Ketika kita sebagai manusia sudah lelah akan penderitaan yang tiada habisnya
maka kita bisa mencontoh Yesus dengan menyerahkan segala perkara kepada
Tuhan karena Ia pasti mempunyai caranya sendiri untuk menyelesaikannya di luar
akal kita sebagai manusia yang terbatas. Jadi, sebagai anakNya janganlah takut dan
putus asa karena kita mempunyai Allah yang kuat, hidup, adil, dan lebih besar dari
masalah kita.
10.Teladan dalam beriman
1 Petrus 2 : 24 menuliskan bahwa Yesus telah memikul dosa kita di atas kayu salib
supaya kita tidak binasa karena dosa. Penebusan dosa yang sudah dikerjakan Yesus
adalah inti dari alasan kenapa Ia datang ke dunia melalui pengajaranNya mengenai
kebenaran yang mutlak yang tidak bisa dibantahkan agar kita sebagai orang
percaya tidak sia-sia percaya kepadaNya. Yesus adalah juruselamat manusia dan
kita orang percaya menerima anugerahNya dengan cuma-cuma dan mendapatkan
kehidupan kekal bukan kematian kekal.
Kita sama-sama berharap untuk berbuat kebaikan lebih banyak, menjaga sopan
santun, lebih lagi rendah hati, lebih bersabar, dan banyak mengampuni dalam
praktek keidupan sehari-hari. Mari kita saling mengingatkan untuk memperbaiki
diri untuk lebih baik lagi ke depannya.
1. Nilai Kasih
Misalnya seorang guru menegur murid yang melakukan kesalahan dengan kasih,
bukan dengan amarah apalagi sampai melakukan kekerasan. Demikian pula murid,
menunjukkan kepedulian pada gurunya dengan memperhatikan pelajaran dengan
baik dan menuruti perintah yang diberikan gurunya. Terhadap sesama teman
sekolah juga, umat kristen wajib membantu satu sama lain tanpa pandang bulu.
Membantu disini misalnya saling mengajari jika ada penjelasan guru yang kurang
dimengerti, bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok, dsb.
2. Sukacita
Contoh nilai sukacita dalam kehidupan selolah misalnya, tetap bersukacita ketika
menghadapi permusuhan dari teman sekelas, sembari berusaha menyelesaikannya.
Tetap bersukacita, meski mendapatkan nilai yang tidak sesuai dengan harapan,
karna setidaknya telah berusaha. Berdoa sebelum dan sesudah belajar juga akan
memberikan sukacita, jika dilakukan dengan sungguh.
3. Damai sejahtera
Damai sejahtera disini mengacu pada istilah dalam Kejadian 43:27 yang berarti
ketenangan hati karna menyadari bahwa seluruh kehidupan kita berada di tangan
Allah. Dengan kematian-Nya di kayu salib, Tuhan Yesus telah mengadakan damai
sejahtera bagi kita yang percaya. Contoh nilai damai sejahtera yang dapat
dilakukan dalam lingkungan sekolah misalnyam dengan menjadi penengah dalam
perselisihan yang terjadi antar teman sekolah, tidak memulai perselisihan, atau
meminta maaf terlebih dahulu kepada teman sekolah yang berselisih dengan kita.
4. Kesabaran
Kesabaran mengacu pada sikap tenang, tidak terburu-buru, tahan terhadap godaan
dan tidak mudah putus asa. Nilai kesabaran dapat di temukan dalam Roma 2:40
dimana dituliskan kesabaran Allah agar kita bertobat, lalu pada 1 Petrus 3: 20
dimana Allah sabar menanti Nuh mempersipkan bahtera (baca: perbedaan nilai dan
norma dalam agama kristen). Dalam lingkungan sekolah, contoh nilai kesabaran
yang dilakukan misalnya dengan bersyukur karna memiliki kesempatan untuk
bersekolah; bersabar ketika ada tean yang membully atau menjelek-jelekkan kita.
Atau seorang guru yang bersabar dalam mengajarkan dan menghadapi murid-
murid yang bengal.
Dalam Yohanes 3:16 dikatakan bahwa Allah telah terlebih dahulu mengasihi
manusia. Kemurahan dan kebaikan Allah tak hentinya diberikan-Nya dalam hidup
kita. Oleh sebab itu, kita sebagai umat Allah sudah sepatutnya meneladani
kemurahan dan kebaikan-Nya, dengan melakukan hal yang sama pada sesama.
Contoh nilai kemurahan dan kebaikan dalam lingkungan sekolah misalnya
memberikan senyuman kepada teman baru, memberikan perhatian pada teman
yang sedang mengalami kesulitan dan sebisa mungkin membantunya,
menghormati dan mendengarkan apa kata guru, dsb.
6. Kesetiaan
Kesetiaan mengacu pada sikap dapat atau layak dipercaya, ketekunan dalam
melakukan sesuatu, terus berupaya hingga berhasil, dan dapat diandalkan.
Kesetiaan dapat kita teladani dari Tuhan kita Yesus Kristus yang menelesaikan
semua tugas penebusan-Nya di dunia, hinggga rela mati di kayu salib. Dalam
Matius 25:14-30 juga dikatakan mengenai kesetiaan, dimana orang yang setia
dalam perkara kecil maka kepadanya akan Tuhan percayakan perkara besar.
7. Kelemahlembutan
Dalam matius 5: 5 dikatakan bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki
bumi. Lemah lembut mengacu pada sikap mengalah, tidak kasar atau menyakiti,
tenang, dan sabar. Bersikap kasar bukanlah kebiasaan buruk umat Kristen. Contoh
nilai lemah lembut dalam lingkungan sekolah misalnya seorang guru berkata-kata
dengan lemah lembut ketika menyampaikan bahan ajar, serta menegur murid yang
melakukan kesalahan, tidak memyakiti sesama tema sekolah, tidak berkata kasar,
dan bersedia meminta maaf terlebih dahulu meski tidak merasa salah.
8. Penguasaan Diri