Anda di halaman 1dari 9

J.

Agrioigor 8(3): 223-231, Agustus-Notiember 2009; ISSN 1412-2286



UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR MENTIMUN Fl HIBRIDA

Yield potential test of several Fl hybrid lines cucumber

Gungun Wiguna, Chotimatul Azrni dan Uun Sumpena Email: gungun_wiguna@yahoo.com

Balai Penelitian Tanaman Sayuran

JI. Tangkuban Perahu 517, Lembang, Bandung, Jawa Barat 40391

ABSTRACT

Experiment was conducted at Riawan Tani seed grower garden East Java BIitar 240 m above sea level from June to September 2007. Ten lines of Fl hybrid and two controls variety Asian star and Hercules were tested by using A Randomized Blok Design with three replication, each plot consist of 60 plants, planting distance in row 30 em and 70 em between row. It was observed that first flowering between 27 to 34 days after planting while first harvesting time between 32 to 48 days after planting. Yield per plant of hybrid lines 7 was 4.900 g plant+ that were higher than Asian star and Hercules hybrid variety which only 1.800 g plant? and 3.840 g plant". Hybrid 2 and 6 executively 3.230 g plant? and 3.230 g plant-' are comparable to control variety. Hybrid lines 1, 2, 3 and Hercules are resistance to Zucchini Yellow Mozaic Virus

(2YMV).

Key Word: Yield, Hybrid lines, Cucumber, Cucumis

PENDAHULUAN

Mentimun (Cucumis sativus) merupakan salah satu sayuran buah yang banyak dikonsurnsi oleh masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data statistik pertanian, pada tahun 2007 luas areal panen mentirnun mencapai 56.634 ha dengan produksi 5S1.205 t ha+. dan ratarata hasil 10,2 t ha-I (Deptan, 2009)_ Angka produktivitas rata-rata 10,2 t ha-I termasuk belum optimal, karena potensi hasil menurut penelitian A VNET (Asean Vegetable Network) adalah 12 t ha-1 - 19 t ha-I (Sumpena dan Permadi, 1995). Hasil penelitian Purwati (200S) menunjukkan potensi hasil beberapa varietas

mentimun berkisar 25,2 t ha+ - 34,7 t ha". Pada tahun 1997 Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah melepas 3 varietas mentimun dengan potensi hasil berkisar antara 21 t ha+ sampai 35 t ha-'.

Salah satu cara memperbaiki potensi hasil mentimun adalah melalui pembentukan varietas hibrida, Secara genetik potensi hasil hibrida lebih tinggi daripada jenis bersari bebaskarena fenomena heterosis. Di India, kultivar hibrida cucurbit dipilih untuk di komersialkan karena efek heterosisnya yang dapat meningkatkan hasil disukai petani (Rai et a1., 200S). Melalui kerja sarna dengan A VNET diperoleh bermacammacam genotipe unggul yang mem-

223

Uji daya hasil beberapa galnr mentimun Fl hibrida

punyai kekerabatan cukup jauh sehingga peluang untuk membentuk varietas hibrida dari genotipe-genotipe tersebut cukup besar. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 telah dilakukan evaluasi terhadap 350 aksesi tanaman mentimun dan terpilih 5 tetua hibrida, 2 tetua dari Indonesia (LV 1043 dan LV 2276), 2 tetua dari Thailand (LV 2904 dan 2906) dan 1 tetua dari Philipina (LV 2908).

Menurut Sumpena (2006), homozigositas tetua mentimun dapat ditingkatkan dengan cara selling 5 kali kemudian dilanjutkan dengan persilangan setengah dialel. Dari persilangan setengah diale15 tetua tersebut diatas telah dihasilkan 10 kombinasi persilangan (10 galur FI hibrida) yang kemudian dilanjutkan dengan Uji Daya Gabung Umum (UDGU), Uji Daya Gabung khusus dan efek heterosis sehingga dihasilkan tetua 1 dan tetua 3 sebagai penggabung umum terbaik untuk karakter kualitas dan kuantitas,

Selain itu Sutarya (1991), menyatakan bahwa untuk meningkatkan hasil mentimun harus menanarn varietas yang tahan penyakit utama tanaman mentimun yaitu ZYMV (Zucchini Yellow Mozaic Virus). Penyakit ini dapat menurunkan hasil sampai dengan 70% dan telah menyebar di Indonesia. ZYMV termas uk potyvirydae yang menginfeksi kebanyakan tanaman cucurbitaceae. ZYMV disebarkan oleh aphids dan menyebabkan penyakit serius yang menghambat produktivitas tanaman mentimun (Wako et al., 2001)

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi 10 galur mentimun Fl hibrida sehingga diketahui potensi daya hasil, penampilan dan tingkat ketahan-

224

BAHAN DAN METODE

annya terhadap penyakit yang disd-. babkan oleh ZYMV. Pengujian ini perlu dilakukan untuk memberikan gambarun mengenai kualitas galur-galur yang telah dihasilkan. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh beberapa galuT mentimun Fl hibrida yang merniliki daya hasll. lebih tinggi dengan penampilan lebih baik dan lebih tahan terhada ZYMV di .. bandingkan varietas yang telah dilepas sebelumnya.

Sepuluh galur hibrida hasil persilangan setengah dialel hibrida (PI) masing-masing dievaluasi dengan menggunakan varietas hibrida Hercules dan Asian Star sebagai kontrol. Rancangan yang dilakukan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari 12 perlakuan (10 galur PI hibrida hasil persilangan setengah dialeI dan 2 varietas hibrida yang beredar dipasaran sebagai kontroI). [urnlah ulangan 3 kali dengan jumlah tanaman per plot 60 tanaman dan jarak tanam 30 x 70 em. Jarak antar ulangan 1 m. Pupuk dasar ~yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 10 t ha-t dan NPK 300 kg ha-t. Tanah ditutup dengan menggunakan mulsa Plastik Perak Hitam (PPH) dan menggunakan stik atau ajir.

Percobaan dilakukan di kebun penangkar benih Riawan Tani Blitar Jawa Timur dengan ketinggian tempat 240 dpl dan jenis tanah lempung berpasir dari bulan Juni sampai bulan September 2007. Uji resistensi terhadap ZYMV (Zucchini Yellow Mozaic Virus) dilaksanakan di rumah plastik Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang pada bulan [uni-juli 2008. Keduabelas galur/

Gungun Wiguna, Chotimatul Azmi dan Uun Sumpena

varietas hibrida ditanarn di dalarn baki plastik berukuran 40 x 60 x 15 em yang telah diisi media tumbuh campuran pupuk kandang dan tanah steril (1 : 1). Setiap baki ditanam 40 benih per galurj varietas dan diu lang sebanyak 3 kali, Pada umur 10 hari, diambil 10 sample untuk dilukai daun keeambahnya dengan menggunakan kristal karbamat dan dicuei dengan aquades kemudian dilakukan inokulasi dengan ekstrak penyakit ZYMV. Pada umur 20-30 hari dilakukan pengamatan terhadap serangan penyakit terse but.

Parameter yang diamati antara lain: Jumlah tanaman yang dipanen; umur berbunga pertama yang dihitung sejak hari setelah tanam hingga jumlah tanaman per plot mengeluarkan bunga lebih dari 50%; umur panen pertama; jumlah buah per tanaman; bobot buah per tanaman; panjang buah; diameter buah; ketahanan simpan; warna buah rnuda: dan ketahanan terhadap penyakit ZYMV. Rumus Intensitas gejala virus (Dolores and Valder, 1988) sebagai berikut:

I = Z en x V) x 100% NxZ

n = Jumlah tanaman yang termasuk

ledakan nilai skala gejala tertentu V = Nilai skala penampakan gejala

N = Jumlah tanaman yang diamati

Z = Skala keparahan gejala tertinggi

Nilai skala:

o = Tanaman tidak menunjukkan gejala VIrus

1 = Tanaman menunjukkan gejala

mozaik sangat ringan

2 = Tanaman menunjukkan gejala

mozaik sedang, tapi daunnya tidak menunjukkan perubahan bentuk

3 = Tanaman menunjukkan gejala

mozaik sedang dan daun menunjukkan perubahan bentuk

4 = Tanaman menunjukkan gejala

mozaik berat dan daun menunjukkan perubahan bentuk daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman

J umlah tanaman yang dipanen per plot rata-rata berkisar antara 54,3 sampai 58,0 pohon dan setiap gaiur tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol (Tabel 1). Beberapa galur hibrida yang memiliki jumlah tanaman di panen lebih tinggi dari kontrol adalah galm hibrida No. 10, No. I, No.2, No.3, No.9, No.8, No.7, No 6 dengan jumlah tanaman dipanen berturut-turut 58; 57,6; 57,3; 57,3; 57,3; 56,6; 56,3 dan 56 (Tabel1). Hal ini menunjukkan bahwa galur-galur tersebut memiliki potensi untuk beradaptasi terhadap lingkungantumbuh lebih baik dari pada varietas kontrol. Ketidak utuhan jumlah tanaman yang dipanen dikarenakan tanaman mati akiba t kekurangan air.

225

Rata-rata Umur Rata-rata Umur
Berbunga Pertarna Panen Pertama
(hst) (hst)
33,6 c 48b
27,0 a 42b
27,0 a 42b
30,0 b 32a
30,0 b 32 a
30,0 b 38 a
30,Ob 38 a
30,0 b 38 a
30,0 b 38 a
30,Ob 38 a
30,Ob 38a
30,0 b 38 a Uji daya hasil beberapa galur mentimun Fl hibrida

Tabel1. Rata-rata jumlah anaman yang dipanen, umur berbunga pertama dan umur panen pertama

Rata-rata [umlah

Perlakuan

Tanaman yang Dipanen per plot

Hibrida 1 Hibrida 2 Hibrida 3 Hibrida4 Hibrida 5 Hibrida 6 Hibrida 7 Hibrida 8 Hibrida 9 Hibrida 10

57,6 b 57,3 b 57,3 b 55,6 b 54,3 b 56,0 b 56,3 b 56,6 b 57,3 b 58,Ob 55,6 b 55,3 b

Asian Star

Hercules

Keterangan: Angka tiap perlakuan pada kolom yang ditandai dengan huruf yang sama, tidak berheda nyata pada taraf nyata lima persen menurut Uji Scott Knott.

hst = hari setelah tanam

Dalam hal umur berbunga pertama, label 1 menunjukkan bahwa galur hibrida No.2 dan No.3 merupakan galur tergenjah (27 hst) dan galur hibrida No.1 termasuk galur terdalam (33 hst). Ratarata umur berbunga pertama varietas kontrol dan 7 galur hibrida lainnya dicapai pada 30 hst, Menurut Sumpena et al., 1990 umur mulai berbunga tanaman mentimun berkisar antara 23 sampai 36 hari setelah tanam. Perbedaan umur verbunga pertama disebabkan oleh ketersediaan hara perbedaan kemampuan tanaman dalam memanfaatkan hara. Kekurangan hara makro dapat menghambat pertumbuhan sehingga tanaman

226

lambat mencapai umur berbunga

I

(Waseem et a1., 2008)

Berdasarkan Tabel I, galur hibrida tergenjah dalam hal umur panen pertama dihasilkan oleh galur No.4 dan No.5 yang mencapai umur panen pertama rata-rata pada 32 hst, ini tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol dan 5 galnr hibrida lainnya (No.6, No.7, No.8, No.9 dan No. 10) yang mencapai urnur panen pertarna pada 38 hst. Galur yang terdalam adalah galur No.1, yang mencapai umur panen pertama pada 48 hst dan diikuti oleh galur No.2 dan No. 3 yang mencapai umur panen pertama pada 42 hst. Kecepatan umur penen dipengaruhl oleh waktu pembentukan dan

Gungun Wiguna, Chotimatul Azmi dan Uun Sumpena

pcrnatangan buah hingga dapat di penen konsumsi. Menurut Oguzor, 2008 waktu yang diperlukan untuk menghasilkan buah dipengaruhi oleh hara dalarn tanah, iklim dan viabilitas benih. Kondisi iklim yang kondusif, kesuburan dan ketcrsediaan hara dalam tanah yang mendukung pertumbuhan mentimun, rnemperpendek phase vegetative dan mempercepat induksi pembungaan.

Komponen hasil dan hasil panen

Calur hibrida No.1 menghasilkan jumlah buah per tanaman tertinggi yaitu 36,36 buah selanjutnya diikuti oleh galur

No.2 dan No.8 dengan jumlah buah pertanaman berturut-turut 34,1 dan 31,2 buah (Tabel 2). Hal ini tidak berbeda nyata dengan varietas kontrol Hercules yang menghasilkan jumlah buah per tanaman sebesar 29,8 buah. [umlah buah terendah sebesar 20,33 buah per tanarnan dihasilkan oleh galur hibrida No 7. [umlah buah rata-rata galur lainnya verkisar antara 21,33 - 28,26 buah. Jumlah buah pertanaman dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menghasilkan bunga, semakin tinggi kemampuan tanaman berbunga akan semakin banyak buah yang dihasilkan (Ijoyah, 2008).

Table 2. Rata-rata jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman

Rata-rata Rata-rata
Perlakuan Bobotbuah
[umlah buah (g)
Hibrida 1 36,36 b 2.100 a
Hibrida 2 34,10 b 3.290 b
Hibrida 3 22,83 a 2.600 a
Hibrida 4 21,33 a 1.460 a
Hibrida 5 22,16 a 2.230 a
Hibrida 6 26,06 a 3.430 b
Hibrida 7 20,33 a 4.900 b
Hibrida 8 31,20 b 2.280 a
Hibrida 9 22,24 a 2.200 a
Hibrida 10 28,26 a 2.670 a
Asian Star 25,76 a 1.800 a
Hercules 29,80 b 3.840 b Keterangan : Angka tiap perlakuan pada kolom yang ditandai dengan huruf yang sarna, tidak berbeda nyata pada taraf nyata lima persen menurut Uji Scott Knott.

227

dihasilkan oleh galur No.3 dengan panjang buah rata-rata 8,66 em.

Vji daya hasil beberapa galur mentimun Fl hibrida

Rata-rata bobot buah per tanaman tertinggi dicapai oleh hibrida No.7 yaitu 4.900 g (Tabel 2). Beberapa galur menunjukkan bobot buah lebih rendah tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol hibrida varietas Hercules (3.840 g), galur tersebut adalah adalah galur hibrida No.6 dan No.2 dengan bobot buah per tanaman masing-masing 3.430 g dan 3.290 g. Bobot buah terendah dihasilkan oleh galur hibrida No 4 sebesar 1.460 g sedangkan bobot buah varietas kontrol Asian Star dan 7 galur hibrida lainnya berkisar antara 1.800 g - 2.670 g. Bobot buah dapat dipengaruhi oleh tinggi tanaman. Tanaman yang lebih tinggi akan menghasilkan daun lebih banyak sehingga hasil fotosintesis yang berfungsi bagi pembentukan buah akan semakin banyak Taha et al. (2003), menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang nyata antara berat buah dan tinggi pada tanaman melon.

Galur hibrida No. 1 merupakan galur dengan buah terpanjang, panjang buahnya mencapai 25,06 em, berbeda nyata dengan varietas kontrol dan 9 galut hibrida lainnya yang merniliki panjang buah rata-rata berkisar antara 12A6 em sampai dengan 18AO em (Tabel 3). Galur hibrida dengan buah terpendek

228

Karakteristik buah

Pengamatan ketahanan simpan dilihat terhadap perubahan warna buah mentimun dari warna hijau tua, hijau atau hijau muda berubah warna menjadi kuning. Rata-rata ketahanan simpan terendah diperlihatkan oleh hibrida No.3, 4, dan 6, ketahanan simpannya hanya meneapai 4 hari setelah panen, sedangkan varietas kontrol dan 7 galur hibrida yang Iainnya menunjukkan ketahanan simpan rata-rata di atas 7 hari setelah panen (Tabel 3).

Warna buah muda berkisar antara hijau tua yang ditunjukkan oleh galur hibrida No 1 dan No.3, warna hijau ditunjukkan oleh galur hibrida No 2 dan No.6 serta warna hijau muda ditujukkan oleh galur hibrida No.4 dan No.5, sedangkan galur hibrida yang lainnya menunjukkan warna buah hijau keputihputihan (Tabe13).

Gungun Wiguna, Chotimatul Azmi dan Dun Sumpena

'fable 3. Rata-rata panjang buah, diameter buah, ketahanan simpan dan warna buah
muda
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Perlakuan Panjang Diameter Ketahanan Rata-rata
buah buah simpan (hsp) Warna buah muda
(em)
Hibrida 1 25,06 c 3,93 >7 Hijau tua
Hibrida 2 16,56 b 3,73 >7 Hijau
Hibrida 3 8,66 a 3,3 4 Hijau tua
Hibrida 4 15,40 b 4,06 4 Hijau muda
Hibrida 5 12,46 a 3,36 >7 Hijau muda
Hibrida 6 16,83 b 2,90 4 Hijau
Hibrida 7 16,70 b 4,20 >7 Hijau keputihan
Hibrida 8 15,46 b 4,66 >7 Hijau keputihan
Hibrida 9 16,90 b 4,03 >7 Hijau keputihan
Hibrida 10 15,66 b 3,30 >7 Hijau keputihan
Asian Star 18,26 b 3,76 >7 Hijau keputihan
Hercules 18,40 b 4,70 >7 Hijau keputihan
Keterangan :Angka tiap perlakuan pada kolom yang ditandai dengan huruf yang sama, tidak
berbeda nyata pada taraf nyata lima persen menurut Uji Scott Knott. Ketahanan Penyakit

Tabel 4 menunjukkan rata-rata galur hibrida No.1, No.2, No.3, dan Hercules tahan terhadap ZYMV dengan intensitas serangan 15-19%. Sedangkan galur hibrida No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No. 10 dan Asian Star termasuk tahan sedang dengan daya intensitas gejala antara 27% - 38%. Menurut Dolores dan Valder (1988) reaksi tanaman mentimun terhadap WMC (Watermelon Mozaic Virus) ter-

gantung ketahanan umum intensitas gejala virus. Sangat tahan dengan intensitas 0-10%, .rahan > 10-25%, tahan sedang > 25-40%, peka sedang > 40-50%, peka > 50-70% dan sangat peka > 70%. Coutts 2009 menyatakan ZYMV dapat mengurangi hasil panen rnentimun dan zucchini serta dapat menyebabkan kerusakan buah sehingga buah tersebut tidak dapat dipasarkan.

229

Uji daya hasil beberapa galur mentimun Fl hibrida

Tabel4. Rata-rata intensitas dan tingkat ketahanan ZYMV

Intensitas (%) Ketahanan
Hibrida 1 15,5 Tahan
Hibrida 2 17,0 Tahan
Hibrida 3 19,0 Tahan
Hibrida 4 27,5 Tahan Sedang
Hibrida 5 27,0 Tahan Sedang
Hibrida 6 28,5 Tahan Sedang
Hibrida 7 27,0 Tahan Sedang
Hibrida 8 30,5 Tahan Sedang
Hibrida 9 30,0 Tahan Sedang
Hibrida 10 38 Tahan Sedang
Asian Star 27,0 Tahan Sedang
Hercules 16,5 Tahan Keterangan : Angka tiap perlakuan pada yang ditandai dengan huruf yang sama, tidak berbcda nyata .

pada taraf nyata lima persen menurut Uji Scott Knott.

KESIMPULAN

Rata-rata umur berbunga pertama dicapai pada 27 sampai 34 hst. Galur hibrida No 4 dan 5 meru pakan gal ur

. tergenjah yang mencapai umur panen pertama pada 32 hst. Berat buah ratarata per tanaman tertinggi dihasilkan oleh galur hibrida No 7 dan diikuti oleh galu r hibrida No (, dan No 2 dcngan herat bunh bcrturut-turut 4.900 g, 3.430 g dan 3.290 g. Galur No 1, No 2 dan No 3 rnerupakan galur yang tahan terhadap ZYMV.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pimpinan UD. Riawan Tani beserta staff yang telah membantu pelaksanaan kegiatan penelitian ini se-

230

hingga dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

PUSTAKA

Coutts. B. 2009. Virus Resisteant varieties. Agri. Memo. 29 (1): 1-2.

Departemen Pert ani an, 2009. Basis Data Statistik Pertanian. Komoditas Ketimun (hortikultura) tahun 2000-2009.http:/ / database. deptan.go.id/bdsp / newda ta.asp. diunduh tanggal3 Agustus 2009.

Dolores, L.M. and ValderRB. 1988.

Identification at squash viruses and screening for resistance. Phil. Phytopath. 14: 23-52.

Ijoyah M.O. and Koutatouka M. 2008 Evaluation of yield performance of muskmelon (Cucumis melo N.)

Gungun Wiguna, Chotimatul Azmi dan Dun Sumpena

varieties under open field conditions in Seychelles. J. of App. Biosci. 5: 110 - 114.

(JIl,UZOT, N. 5., 2008. Agronomic performance of cucumber (Cucumis sativa) in a humid trofical rainforest zone of Nigeria. Online J. of Earth Sci. 2(10) p. 25- 26.

I'urwati, Etti., 2008. Pengujian day a hasil genotipe mentimun Di dataran rendah Pros. Sem. Nasional Pekan Kentang. Balitsa. Lembang 20-21 Agustus 2008. hal. 585 - 591.

Rai, M., S. Pandey, and S. Kumar. 2008.

Cucurbit research in India: a retrospect. Proc. of the IXth EUCARPIA meeting on genetics and breeding of Cucurbitaceae Pitrat M (ed.), INRA, Avignon (France), May 21-24th, 2008. hal. 285 - 294.

Sumpena . 1990. Seleksi kultivar unggul mentimun Bul. Penel. Hort. 28(2): 75-81.

Sumpena, D., A.H., Permadi. 1995.

Multilocation trials of cucumber in the lowland of Indonesia. A VNET, Workshop. Bangkok. p 33-37.

Sumpena. U. 2006. Uji daya gabung dan heterosis pada hasil persilangan dialel mentimun (Cucumis sativus L.). J. Agri. 6 (1): 32-40.

Taha, M., K. Omara and A. EI Jack. 2003.

Correlation among Growth, Yield and Quality Characters in Cucumis melo 1. Cucurbit Genetics Cooperative Report 26: 9 - 11.

Wako, T., Fumihiro T, Kaoru H, and Yutaka T. 2001. Resistance to Zucchini yellow mosaic virus (ZYMV) in transgenic cucumber plants (Cucumis sativus L.) harboring the coat protein gene of ZYMV. Bull. Natl. Rest. Inst. Veg., Ornam. Plants and Tea 16: 175 -186.

Waseem, K., Q. M. Kamran and M. S. [ilani, 2008. Effect of different nitrogen levels on growth And yield of cucumber (cucumis sativus L.). J. Agric. Res., 46(3): 259 - 266.

231

Anda mungkin juga menyukai