Anda di halaman 1dari 3

Nama : Roulina Hoppeny Butar Butar

Npm : 198520092

Perbandingan sistem perpajakan di indonesia dan negara lain

*Sistem perpajakan di Negara selandia baru.


Di Negara selandia baru sistem perpajakan yang ada selandia baru memperhitungkan wajib
pajak bagi siapa pun yang tinggal di selandia baru lebih dari 6 bulan (183 hari) dalam setiap kurun
waktu 12 bulan, Meskipun kita mahasiswa. Di Selandia Baru para majikan akan mengurangi pajak
PAYE (pay as you eam, bayar sambil jalan) dari upah atau gaji yang di terima (www.ird.govt.nz)

A. Tahun financial.
B. Di Selandia Baru bila kita mulai bekerja, majikan kita akan meminta Nomor IRD kita.
C. (RWT)
D. Goods and Services Tax (GST, pajak barang dan jasa)
E. Menetap kuarang dari 6 bulan.

*Sistem perpajakan di Negara Australia


Kebijakan penerapan sistem perpajakan di Australia di tangani oleh dua departemen atau
memiliki dua bagian fungsi yang berbeda yakni untuk fungsi kebijakan mengenai pajak di tangani
oleh The Treasury dan fungsi ad-ministrasi ditangani oleh Australian Tax Office (ATO)
(www.ato.gov.au)
Kebijakan perpajakan di Australia senantiasa di pantau dan dievaluasi setiap tahunnya oleh
pemerintah. Sehigga, Sehingga, pemerintah Australia selalu mengamandemen UU Perpajakannya
setiap tahun, dengan demikian jika terjadi permasalahan dalam penerapanya dapat di selesaikan dan
tidak berlarut-larut.
Jenis pajak di Australia meliputi Individual Income Tax (Pajak Penghasilan Perorangan),
Company Income Tax (Pajak Pendapatan Perusahaan), Payroll Tax (Pajak Gaji), Property Tax (Land
Tax) (Pajak Properti dan Bangunan), Fringe Benefit Tax (Pajak Pendapatan Tambahan/Bonus), Goods
& Services Tax (GST) (Pajak Barang dan Jasa), Excise (Cukai), Transfer duty (Perpindahan Jabatan),
dan Other Tax ( pajak lainnya).
Pemerintah Australia sudah sudah menerapkan self assessment system dalam pemungutan
pajak dan pemerintah hanya sekedar mengawasi saja. Dikarenakan system yang sudah dibangun
secara teratur, maka para wajib pajak kecil kemungkinannya untuk tidak ‘ngemplang’ pajak atau tidak
membayar pajak.
Pengalaman pribadi, setiap calon tenaga kerja atau yang akan diterima bekerja wajib memiliki
TFN (Tax File Number) atau kalau di Indonesia NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dan nomor
tersebut wajib diisikan ke formulir pengajuan bekerja, karena oleh perusahaan gaji atau pendapatan
pekerja tersebut akan langsung dipotong sebelum diterima. Secara umum, transaksi pembayaran pajak
dilakukan secara langsung melalui Account Bank yang juga wajib dimiliki oleh setiap ‘employe’ di
Australia.

*Sistem Perpajakan di Amerika Serikat


Amerika Serikat memiliki pemerintah federal, negara bagian, dan lokal yang terpisah
dengan pajak yang dikenakan pada masing-masing tingkat ini. Pajak dipungut atas
pendapatan, penggajian, properti, penjualan, keuntungan modal, dividen, impor, perkebunan
dan hadiah, serta berbagai biaya. Pada tahun 2010, pajak yang dipungut oleh pemerintah
federal, negara bagian, dan kota berjumlah 24,8% dari PDB. Di OECD,
hanya Chili dan Meksiko yang dikenakan pajak lebih sedikit sebagai bagian dari PDB
mereka.[1]
Namun, pajak jauh lebih besar pada pendapatan tenaga kerja daripada pada
pendapatan modal. Pajak dan subsidi yang berbeda untuk berbagai bentuk pendapatan dan
pengeluaran juga dapat merupakan bentuk perpajakan tidak langsung atas beberapa
kegiatan di atas yang lain. Misalnya, pengeluaran individu untuk pendidikan tinggi dapat
dikatakan "dikenakan pajak" pada tingkat yang tinggi, dibandingkan dengan bentuk-bentuk
lain dari pengeluaran pribadi yang secara resmi diakui sebagai investasi.
Pajak dikenakan atas pendapatan bersih individu dan perusahaan oleh pemerintah
federal, sebagian besar negara bagian, dan beberapa pemerintah daerah. Warga dan
penduduk dikenakan pajak atas penghasilan di seluruh dunia dan diizinkan kredit untuk
pajak asing. Penghasilan yang dikenakan pajak ditentukan berdasarkan peraturan akuntansi
pajak, bukan prinsip akuntansi keuangan, dan mencakup hampir semua pendapatan dari
sumber apa pun. Sebagian besar pengeluaran bisnis mengurangi penghasilan kena pajak,
meskipun batas berlaku untuk beberapa pengeluaran. Individu diizinkan untuk mengurangi
penghasilan kena pajak dengan tunjangan pribadi dan pengeluaran non-bisnis tertentu,
termasuk bunga hipotek rumah, pajak negara bagian dan lokal, kontribusi amal, dan biaya
medis dan biaya tertentu lainnya yang terjadi di atas persentase pendapatan tertentu.
Aturan negara untuk menentukan penghasilan kena pajak sering berbeda dari aturan
federal. Tarif pajak marjinal federal bervariasi dari 10% hingga 39,6% dari penghasilan kena
pajak. Tarif pajak negara bagian dan lokal sangat bervariasi berdasarkan yurisdiksi, dari 0%
hingga 13,30% dari pendapatan,[2] dan banyak yang lolos dari perpajakan. Pajak negara
pada umumnya diperlakukan sebagai biaya yang dapat dikurangkan untuk perhitungan
pajak federal, meskipun undang - undang pajak 2017 memberlakukan batasan $10.000
untuk pengurangan pajak negara bagian dan lokal ("PNBL"), yang menaikkan tarif pajak
efektif bagi mereka yang berpenghasilan menengah dan tinggi dalam tarif pajak tinggi.
Sebelum batas pengurangan PNBL, pengurangan rata-rata melebihi $10.000 di sebagian
besar wilayah Midwest, dan melebihi $11.000 di sebagian besar Amerika Serikat bagian
Timur Laut, serta California dan Oregon.[3] Negara-negara yang paling banyak terkena
dampak adalah wilayah tiga negara bagian (NY, NJ, dan CT) dan California; rata-rata
pengurangan PBNL di negara-negara tersebut lebih besar dari $17.000 pada tahun 2014.[3]
*Perpajakan di Indonesia
Di sistem perpajakan Indonesia tahun financial di mulai dari tanggal 1 bulan januari sampai
tanggal 31 bulan desember. Jam kerja kantor pelayanan pajak di Indonesia mulai jam 8 pagi sampai
jam 3 sore mulai hari senin sampai jumat dalam setiap minggunya. Pada saat ini Indonesia tengah
berupaya dalam menyadarkan warganya untuk tertib pajak. Upaya ini di dukung kemudahan dalam
mengurus berbagai jenis pajak dan program yang terbaru adalah sensus pajak. Program sensus pajak
merupakan bagian dari upaya menyadarkan warga untuk tertib pajak, program ini berjalan dengan
cara petugas pajak mendatangi wajib pajak.
Sistem undang-undang perpajakan yang berlaku di Indonesia masih menganut tahun lalu,
sehingga jika ada suatu permasalahan tentang pajak, sulit untuk di tuntaskan. Sehingga
mengakibatkan penduduk malas untuk membayar pajak kerena mereka takut uangnya untuk pribadi
bukan ke pemerintah.
Di pemerintahan Indonesia system kinerja operasional pemerintah dalam mengelola pajak
yang masih sangat jauh dari ideal, operasional ini di jalankan oleh Ditjen Pajak dalam
mengimplementasikan ketentuan hukum secara baik (law enforcement) . Pemerintah lebih banyak
bersikap pasif dalam menghadapi rendahnya kepatuhan pajak dan hanya berharap masyarakat
memberikan kepatuhan sukarela (voluntary compliance)
Kinerja operasional Ditjen pajak dalam mendorong kepatuhan wajib pajak masih sangat
rendah,kemungkinan adalah pengabaian terhadap konsekuensi system self-assessment yang harus
dibarengi oleh fungsi edukatif penyuluhan dari pihak fiskus . Dari sudut pandang penegakan
hukum,masih banyak para pelanggar hukum di bidang perpajakan yang tidak mendapatkan sanksi
yang memadai sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Kondisi ini mendorong meluasnya
kolusi di bidang perpajakan,di satu sisi mengurangi penerimaan pajak , dan di sisi lain menciptakan
kondisi bahwa WP memiliki posisi tawar-menawar yang lebih tinggi dari pada aparat perpajakan .

Konsep yang bisa di adopsi untuk perbaikan administrasi perpajakan Indonesia adalah konsep dari
negara Selandia Baru.Di Negara selandia baru sistem perpajakan yang ada selandia baru
memperhitungkan wajib pajak bagi siapa pun yang tinggal di selandia baru lebih dari 6 bulan (183
hari) dalam setiap kurun waktu 12 bulan, Meskipun kita mahasiswa. Di Selandia Baru para majikan
akan mengurangi pajak PAYE (pay as you eam, bayar sambil jalan) dari upah atau gaji yang di terima

Anda mungkin juga menyukai