Tugas Akhir Nur Gusti Yunianto 1334290023 PDF
Tugas Akhir Nur Gusti Yunianto 1334290023 PDF
JUDUL
ANALISA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA
PEKERJAAN CUT AND FILL PROYEK PEMBANGUNAN STOCK
YARD CAR CARRIER CIBITUNG, BEKASI.
Disusun Oleh :
NUR GUSTI YUNIANTO
1334290023
Pembimbing :
Ir. Prijasambada, M.M, M.T
i
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program
Studi Teknik Sipil.
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah peserta Tugas Akhir Program
Studi Teknik Sipil.
1. Menjamin keaslian karya Tugas Akhir yang saya susun, tanpa menjiplak
karya orang lain.
2. Menyelesaikan seluruh karya Tugas Akhir sendiri (tidak dikerjakan oleh
orang lain).
iii
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
iv
TIM PENGUJI STRATA SATU (S-1)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
v
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Disahkan Oleh,
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
DEKAN :
vi
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar strata satu
(S-1) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Persada Indonesia
Y.A.I. Jakarta.
Disahkan Oleh,
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL :
vii
KATA PENGANTAR
Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
program studi Strata-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Persada
Dalam kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Fitri Suryani MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Persada
Indonesia YAI.
2. Ir. Halimah Tunafiah MT, selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas
Besarnya harapan saya agar Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terima
kasih atas dukungan dari semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati
Penulis.
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini dipersembahkan untuk mereka yang berarti dalam hidup penulis.
dengan sepenuh hati serta selalu mendoakan dan terus memberi semangat
3. JSQUAD selaku sahabat perjuangan dari awal kuliah Galih (pey), Farhan
kalian sukses.
5. Teman-teman Teknik Sipil angkatan 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, 2017.
6. Senior saya Angkatan 2008 Irfan Marpaung yang telah menerima saya
7. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu pembuatan Tugas Akhir ini.
ix
ABSTRAK
Secara teknik sumber daya alat berat menjadi faktor utama dalam pelaksanaan suatu
proyek. Penggunaan alat berat sangatlah diperlukan dalam proses mempercepat
pelaksanaan pekerjaan pembangunan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Pada Proyek ini terdapat beberapa tahap pekerjaan yang direncanakan dan
dilaksanakan, salah satunya adalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah meliputi
pekerjaan galian sehingga membutuhkan alat berat excavator dan bulldozer untuk
mempercepat waktu pekerjaan. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan
Stock Yard Car Carrier Cibitung, Bekasi, dengan tujuan untuk mengetahui
produktivitas kerja alat berat dan mengetahui waktu yang dibutuhkan alat berat
dalam menyelesaikan pekerjaan galian dan timbunan. Metode yang digunakan
adalah metode perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus
produktivitas dan perhitungan volume galian tanah untuk menghasikan waktu yang
efektif selama penggunaan excavator dan bulldozer. Berdasarkan hasil perhitungan
produktivitas pada pekerjaan galian menggunakan excavator produksi perjam 97,83
lm3/jam, produksi per hari 763,07 lm3/hari dengan waktu 7 hari. Dan bulldozer
pekerjaan fill dari hasil cut produksi perjam 151 lm3/jam, produksi perhari 1177,8
lm3/hari. Sedangkan untuk bulldozer pekerjaan fill tanah datang produksi perjam
188 lm3/jam, produksi perhari 1475,8 lm3/hari. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwasanya pengelolaan dan pemanfaatan alat berat yang baik dapat mempercepat
target waktu yang diharapkan.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................................x
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
xi
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4
ANALISA
4.3.2 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer Fill hasil Cut ............................ 76
4.4.1 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Excavator ....................... .87
BAB 5
PENUTUP
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2. Daya Tekan Alat dan Daya Dukung Tanah .................................................. 13
Gambar 2.5. Gambaran Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ........... 32
xiii
Gambar 3.11. Diagram Alur Penelitian ............................................................................. 61
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Deskripsi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir & Berat Volume .......................... 6
Tabel 2.3. Faktor Konversi Tanah (Faktor Perubahan Volume Tanah) ............................. 8
Tabel 2.4. Berat Jenis Berbagai Material dan Faktor Muat ................................................ 9
Tabel 2.18. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 32
xv
Tabel 2.19. Faktor Koreksi Kondisi Kerja ......................................................................... 33
Tabel 2.22. Perkiraan Produksi Dozing Dengan Menggunakan Semi U Blade ................. 36
Tabel 2.23. Perkiraan Produksi Dozing Dengan Menggunakan Straight Blade ................. 37
Tabel 2.28. Kedalaman Gali Optimum (Fit) dan Produksi Ideal (Cu.yd/Jam) ................... 48
Tabel 4.2. Rekap Jam Kerja Bulldozer Fill hasil Cut ......................................................... 63
xvi
Tabel 4.7. Jam Kerja dan Kubikasi/Hari Bulldozer Tanah Datang .................................... 67
Tabel 4.21. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 75
xvii
Tabel 4.27. Faktor Koreksi Kondisi Kerja Material ........................................................... 78
Tabel 4.31. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 80
Tabel 4.42. Efisiensi Dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin ................................ 85
Tabel 4.45. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Fill hasil Cut ......... 88
xviii
Tabel 4.46. Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer Tanah Datang ........ 89
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang
terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan standar
kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan konstruksi yang baik terdapat
beberapa elemen yang dapat mendukung. Salah satu caranya adalah dengan
menggunakan bantuan alat berat.
Pada proyek konstruksi penggunaan alat berat untuk membantu jalannya pekerjaan.
Penggunaan alat berat di proyek berfungsi untuk mempersingkat waktu dan dapat
mengoptimalkan suatu pekerjaan dalam proyek tersebut. Walaupun penggunaan alat berat dalam
sebuah proyek konstruksi dapat membantu perkerjaan, tetapi penggunaan alat berat yang
berlebihan akan menimbulkan kenaikan biaya pekerjaan yang cukup besar. Maka dari itu
dibutuhkan perencanaan pada penggunaan alat berat agar penggunaan alat berat tersebut dapat
disesuaikan dengan volume pekerjaan tertentu di suatu proyek konstruksi.
Penjadwalan, dan pemilihan peralatan secara seksama pada setiap jenis pekerjaan
khususnya pekerjaan cut and fill sangat penting agar kemampuan operasional alat bisa
dioptimalkan produktivitasnya dalam proyek ini menggunakan excavator dan bulldozer.
Skripsi ini akan membahas tentang optimasi perencanaan penggunaan alat berat
pada pekerjaan cut and fill pada proyek Pembangunan Stock Yard Car Carrier yang
berada di Cibitung Kabupaten Bekasi Jawa Barat . Pada pekerjaan cut and fill pada
proyek ini digunakan dua tipe alat berat yaitu excavator dan bulldozer. Penggunaan ke
dua alat berat tersebut akan dioptimasi sehingga pekerjaan dapat diselesaikan karena pada
pemakaian alat berat yang terlalu banyak akan mempersingkat waktu pekerjaan tetapi
dapat mengakibatkan kenaikan biaya pekerjaan yang besar sehingga diperlukan
pengoptimasian penggunaan alat berat agar menghasilkan waktu dan biaya pekerjaan
yang optimum.
1.2 Maksud dan Tujuan
1
1.2.1 Menghitung efisiensi peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan
timbunan tanah;
1.2.2 Mengetahui efektivitas peralatan konstruksi untuk pekerjaan galian dan
timbunan tanah.
3. Data – data yang berasal dari pengarahan dan konsultasi dari dosen
pembimbing.
2
1.5 Sistemasika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:
❖ Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup pembahasan, metode pengumpulan data dan lokasi proyek, dan
sistematika laporan yang memberikan informasi singkat mengenai isi dari tiap –
tiap bagian Tugas Akhir ini.
❖ Bab 2 Landasan Teori
Pada bab ini berisikan penjelasan atau teori mengenai relevansi pustaka
pendukung dan teori-teori yang digunakan untuk penyelesaian permasalahan
yang ada.
❖ Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisikan kompilasi data, organisasi data, dan kelengkapan
data, serta pengidentifikasian permasalahan terkait yang digali dan dikaji dari
hasil tinjauan referensi dan landasan teori.
❖ Bab 4 Analisa
Pada bab ini yang dibahas adalah tentang ketajaman dan relevansi
pendekatan Teknik Sipil sesuai dengan topik, perhitungan-perhitungan Teknik
Sipil, dan studi kasus terhadap suatu referensi tertentu.
❖ Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini, penulis mencoba menarik kesimpulan berdasarkan apa yang
penulis dapatkan dari penyusunan tugas akhir ini dan kesimpulan dari pembahasan
analisa serta saran-saran yang sifatnya membangun guna agar supaya dapat
bermanfaat bagi penulis secara pribadi maupun bagi pihak-pihak yang merasa
membutuhkan atas penulisan Tugas Akhir ini.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tanah
2.1.1 Pengertian Tanah
Tanah didefiniskan secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan
tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) rongga-
rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef,1994).
Pada awal mula terbentuknya tanah disebabkan oleh pelapukan batuan menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis disebabkan
oleh memuai dan menyusutnya batuan oleh perubahan panas dan dingin yang terus-
menerus (cuaca, matahari dan lain-lain) dan juga akibat gerusan oleh aliran air yang
akhirnya menyebabkan hancurnya susunan kimiawi dari mineral batuan tersebut. Pada
proses pelapukan kimia mineral batuan induk diubah menjadi mineral-mineral baru
melalui reaksi kimia.
Kata “tanah” merujuk ke material yang tidak membaru, tidak termasuk batuan dasar, yang
terdiri dari butiran-butiran mineral yang memiliki ikatan yang lemah serta memiliki
bentuk dan ukuran, bahan organik, air, dan gas yang bervariasi. Jadi tanah meliputi
gambut, tanah organik, lempung, lanau, pasir dan kerikil atau campurannya (Panduan
Geoteknik 1, 2011 dalam Soraya Putri Zainanda, 2012).
2.1.2 Jenis-jenis Tanah
1. Kerikil, terdiri atas partikel – partikel kasar sebagai hasil dari disintegrasi
batuan. Di beberapa daerah, kerikil sering dipindahkan oleh air dari lokasi
asalnya akibat gesekan antara butir, bentuknya menjadi bulat.
2. Pasir terdiri atas partikel silikia atau kwarsa, tetapi beberapa pasir pantai
mengandung kalsium karbonat dalam bentuk partikel-partikel kerang,
tanah yang mengandung pasir biasanya mempunyai struktur yang terbuka
sehingga mudah mengalirkan air (permeabel).
3. Lanau Secara fisik dan kimia, partikel lanau mirip partikel pasir, sedangkan
perbedaan utamanya adalah ukurannya. Sebagaimana halnya dengan pasir,
sumbangan utama kekuatan dari lanau adalah akibat gesekan internal,
4
tetapi film air antara partikel menyumbangkan tingkat tertentu kohesi pada
tanah. Tanah yang didominasi oleh lanau sangat rawan terhadap
pembekuan. Karena pemanilitasnya yang lebih tinggi, maka lanau
mempunyai konsolidasi lebih kecil dari pada lempung. Demikian juga,
lanau mempunya pemuaian dan penyusutan yang lebih kecil dari pada
lempung.
4. Lempung. Butir lempung terdiri atas almunium-silika terhidrasi yang
terbentuk pada saat proses puluhan partikel kasar mineral batuan primer.
Diantara mineral yang terbentuk dalam partikel lempung adalah kaolonit,
monmorilonit, dan mika. Secara fisik, perbedaan partikel lempung dengan
partikel fraksi yang lebih kasar adalah bentuknya yang pipih dan lonjong,
sehingga persatuan berat mempunyai permukaan yang lebih luas daripada
partikel bulat atau mendekati kubus. Kecilnya rongga antara butir lempung
mengakibatkan permeabilitas lempung sangat rendah sehingga lempung
sulit mengalirkan air. Terhambatnya pengaliran air mengakibatkan
konsolidasi pada lempung beralangsung lama.
5. Bahan Organik berasal dari tumbuhan atau binatang yang mati kemudian
membusuk, baik melalui proses kimia ataupun kegiatan bakteri. Fraksi
yang berasal dari binatang volumenya relatif sedikit dan cenderung tidak
terakumulasi dalam tanah.
5
1. Batas-batas konsistensi (atterberg’s limits);
2. Kepadatan (density);
3. Gradasi;
4. Permeabilitas (permeability);
5. Konsolidasi (consolidation);
6. Kadar air (moisture content);
7. Berat jenis;
8. Volume;
9. Porositas (porosity).
Dalam pekerjaan tanah perlu diperhatikan lima jenis tanah yang dibedakan atas ukuran
dan sifat plastisitasnya, yaitu : Kerikil, Pasir, Lumpur, Bahan organik, dan gabungan dari
jenis ini. Dibawah ini diberikan tabel jenis tanah dan kareteristiknya.
Dibawah ini diberikan tabel jenis tanah dan karakternya.
Tabel 2.1 Deskripsi tanah berdasarkan ukuran butir dan berat volume dalam keadaan
asli (bank)
Diamater Butir
Nama Umum Berat Jenis (t/mᵌ)
(m/m)
6
2.1.3 Sifat Kembang Susut Tanah
Yang dimaksud dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan
atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya, karena
adanya perubahan volume pada kondisi tersebut, maka perlu diketahui dan ditetapkan
adanya volume di tempat aslinya, dalam keadaan lepas dan setelah dipadatkan.
Pasir 5 – 10
Tanah permukaan (top soil) 10 -25
Tanah biasa 20 – 45
Lempung (clay) 30 – 60
Batu 50 – 60
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
7
ini terb=gantung usaha pemadatan yang kita lakukan. Untuk menghitung
perubahan volume pada kondisi lepas dari bentuk aslinya atau ke bentuk
padat setelah dipadatkan perlu dipadatkan perlu dikalikan faktor kembang
atau faktor susut. Faktor-faktor tersebut dapat dicari dengan menggunakan
persamaan:
𝐵−𝐿
𝑆𝑊 = 𝑥 100 %...............................................................(2.2)
𝐵
𝐶−𝐵
𝑆ℎ = 𝑥 100 %................................................................(2.3)
𝐶
Dimana :
SW = Faktor Kembang (%).
Sh = Faktor Susut (%).
B = Berat jenis tanah keadaan asli.
8
L 0,61 1,00 0,91
Atau Batuan Lunak C 0,82 1,35 1,00
B 1,00 1,70 1,31
Granit Basalt dan L 0,59 1,00 0,77
Batuan Keras C 0,76 1,30 1,00
B 1,00 1,75 1,40
Pecahan Batu L 0,57 1,00 0,80
C 0,71 1,24 1,00
B 1,00 1,80 1,30
Batuan Hasil Ledakan L 0,56 1,00 0,72
C 0,77 1,36 1,00
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Tabel 2.4 Tabel Berat Jenis Berbagai Material dan Faktor Muat
LOOSE BANK LOAD
WEIGHT OF MATERIAL
kg/m lb/yb kg/m lb/yb FAKTORS
Basalt 1960 3300 2970 5000 ,67
Bauxite, kaolin 1420 2400 1900 3200 ,75
Caliche 1250 2100 2260 3800 ,55
Carnotite, Uranium ore 1630 2750 2200 3700 ,74
Cinders 560 950 860 1450 ,66
Clay - Natural bed 1660 2800 2020 3400 ,82
Dry 1480 2500 1840 3100 ,81
Wet 1660 2800 2080 3500 ,80
Clay & Gravel – Dry 1420 2400 1660 2800 ,85
Wet 1540 2600 1840 3100 ,85
Coal - Anthracite, Raw 1190 2000 1600 2700 ,74
Washed 1100 1850 - - ,74
Ash, Bituminous Coal 530 - 650 900 - 1000 590 - 890 1000 - 1500 ,93
Bituminous, Raw 950 1600 1280 2150 ,74
830 1400 - -
Washed
Decomposed rock
75% Rock, 25% Earth 1960 3300 2790 4700 ,70
50% Rock, 50% Earth 1720 2900 2280 3850 ,75
25% Rock, 75% Earth 1570 2650 1960 3300 ,80
Earth - Dry packed 1510 2550 1900 3200 ,80
Wet excavated 1600 2700 2020 3400 ,79
Loam 1250 2100 1540 2600 ,81
9
Dry 1510 2550 1690 2850 ,89
Dry 6 - 50mm (1/4"-2") 1690 2850 1900 3200 ,89
Wet 6 - 50mm (1/4"-2") 2020 3400 2260 3800 ,89
Gypsum – Broken 1810 3050 3170 5350 ,57
Crushed 1600 2700 2790 4700 ,57
10
55 35,5 0,645
60 37,5 0,625
65 39,4 0,606
70 41,2 0,588
75 42,9 0,571
(sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
2.1.5 Daya Lekat Material (Kohetivitas).
Daya lekat atau kohetivitas material adalah kemampuan untuk saling mengikat diantara
butiran material itu sendiri. Sifat ini jelas berpengaruh terhadap faktor luber (Spillage
Faktor), misalnya tanah liat akan cenderung munjung (Heaped/menggunung) di atas
permukaan bucket atau blade dibanding pasir yang mempunyai daya lekat rendah, atau
air yang akan menempati bidang datar dari permukaan bucket (rata/peres).
Dibawah ini diberikan suatu gambaran faktor pengisi dari suatu bucket Excavator untuk
beberapa jenis material.
Tabel 2.6 Factor Kapasitas Pengisi Bucket
FILL FACTOR
MATERIAL
% X bucket capacity
Moist Loam or Sandy clay 100 - 110 A
Sand and Gravel 95 - 100 B
Uniform diameter < 3 mm 95 - 100
3 mm < <9 mm 85 -90
12 mm M< < 20 mm 90 - 95
> 24 mm 85 - 90 C
Hard/tough clay 80 - 90
Rock - Well Blasted 60 - 75
Poorly Blasted 40 - 50
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
11
Gambar 2.1 Ilustrasi Perbedaan Daya Lekat Material
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Nilai kekerasan tanah dan batuan perlu diperhatikan dalam memilih jenis alat yang sesuai
untuk kondisi kekerasan dan volume tertentu, sehingga dapat diperoleh kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan produktivitas yang tinggi.
12
Setiap jenis alat mempunyai tekanan yang berbeda-eda sesuai dengan berat alat dan luas
bidang kontak antara alat dengan permukaan tanah, dinyatakan dengan satuan kPa (kilo
pascal). Alat aan amblas ke bawah (mengalami penurunan) apabila daya dukung tanah
lebih kecil dari daya tekan alat.Peralatan yang umum digunakan adlah alat Dynamic Cone
Penetrometer (DCP). Daya tekan masing-masing alat dapat dilihat pada tabel 2.7 dibawah
ini.
13
G = Berat Kendaraan (kg/lbs).
Sebagai gambaran dibawah ini diberikan tabel besarnya tahanan gelinding untuk berbagai
macam roda pada bermacam-macam keadaan permukaan.
14
Tabel 2.8 Konversi Derajat - % Kelandaian
1 1,8 26 48,8
2 3,5 27 51,0
3 5,2 28 53,2
4 7,0 29 55,4
5 8,8 30 57,7
6 10,5 31 60,0
7 12,3 32 62,5
8 14,0 33 64,9
9 15,8 34 67,4
10 17,6 35 70,0
11 19,4 36 72,7
12 21,3 37 75,4
13 23,1 38 78,1
14 24,9 39 81,0
15 26,8 40 83,9
16 28,7 41 86,9
17 30,6 42 90,0
18 32,5 43 93,3
19 34,4 44 96,6
20 36,4 45 100,0
21 38,4
22 40,4
23 42,4
24 44,5
25 46,6
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
15
Tabel 2.9 Koefisien Faktor Traksi (Coefficient of Traction Factor)
Faktor Trasi
Material Track
Ban Karet
Cushion Kelabang
Beton 0,90 0,45 0,45
Clay loam, dry (lempung, liat kering)
0,55 0,70 0,90
Tanah kering, jalan datar tanpa perkerasan)
Clay loam, wet (Lempung, liat basah,
0,45 0,55 0,70
lempung liat becek, tanah pertanian basah)
Ratted clay loam 0,40 0,55 0,70
Dry sand (pasir kering) 0,20 0,25 0,30
Wet sand (pasir basah) 0,40 0,45 0,50
Quarry pit (tempat pengambilan batu) 0,65 0,70 0,55
Gravel road, loose not hard (jalan kerikil) 0,36 0,40 0,50
Firm earth 0,55 0,75 0,90
Loose earth ( tanah lepas) 0,45 0,50 0,60
Tanah basah berlumpur 0,20 0,25 0,25
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Nilai Traksi ini lah yang merupakan tenaga alat yang dapat dimanfaatkan, sebab
meskipun tenaga yang tersedia lebih besar dari traksi kritis, kita tidak dapat
memanfaatkannya, sebab daya cengkram maksimalnya adalah traksi kritis.
375 𝑥 𝐻𝑃 𝑥 𝑒𝑓𝑒𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑅𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑙 (𝑙𝑏𝑠) = ...........................................................(2.7)
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑚𝑝ℎ)
367 𝑥 𝑘𝑊 𝑥 𝑒𝑓𝑒𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑅𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙𝑙 (𝑘𝑔) = ...........................................................(2.8)
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑘𝑚/ℎ
16
2.2.5 Gradeability.
Gradeability adalah kemampuan mendaki tanjakan yang dapat ditempuh oleh kendaraan,
pada umunya dinyatakan dalam %.
1% kelandaian memerlukan tambahan DBP 10 kg/ton..............................(2.9)
Gradeability sebuah kendaraan tergantung dari :
1. Berat total kendaraan;
2. Keadaan kendaraan (kosong atau bermuatan);
3. Daya tarik;
4. Cara menarik muatan;
5. Kecepatan pada Gear yang dipilih;
6. Tahanan Gelinding;
7. Landai permukaan.
Untuk roda ban karet dapat digunakan rumus :
972 𝑥 𝑇 𝑥 𝐺 𝑅𝑅
𝐾= − ...................................................................................(2.10)
𝑅𝑥𝑊 20
Dimana :
17
sehingga dapat menunjang kelancaran dari pekerjaan tersebut. Sasaran dari manajemen
alat berat merupakan bagian dari manajemen proyek terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor
waktu, mutu, dan biaya. Dalam hal ini yang diterapkan dalam manajemen alat berat
adalah mengenai pemilihan, pengaturan, dan pengendalian alat berat yang digunakan
dalam suatu proyek.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat sehingga proyek dapat
berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan demikian
keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan
membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu dibutuhkan untuk pengadaan
alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.
18
2.4 Peralatan Konstruksi
Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek - proyek kontruksi skala besar,
tujuan penggunaan alat berat untuk mempermudah manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga hasil lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu proyek.
Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek/pekerjaan berjalan lancar.
Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek/pekerjaan tidak
lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaian pekerjaan dapat terjadi yang
menyebabkan biaya akan membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu
yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang
menyebabkan biaya yang lebih besar. Ahmad kholil ,2012
2.4.1 Bulldozer
Bulldozer adalah traktor yang dilengkapi dengan attachment (perlengkapan) berupa
“Dozzer Blade”. Secara umum yang disebut dengan bulldozer itu adalah traktor yang
dilengkapi dengan Dozer Blade walaupun sebenarnya bulldozer adalah nama jenis dozer
yang hanya mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka.
19
Gambar 2.4 Bagian Dozer
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
20
2.4.1.2 Macam Blade
Pada umunya Blade yang dipergunakan pada bulldozer dan/ atau amgle dozer ada
beberapa jenis diantarnya :
1. Universal Blade (U-Blade).
Blade ini sangat effisient untuk memindahkan muatan yang besar dalam jarak yang cukup
jauh pada pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation).
2. Straight Blade (S – Blade).
Straight blade merupakan peralatan yang serba guna dari bulldozer lainnya. Modifikasi
dari U-Blade untuk menjadikan peralatan dozer yang lebih baik dalam berproduksi.
3. Angling Blade (A-Blade).
21
Angling blade didesain untuk pekerjaan membuang kesamping (side casting),
pengurugan (backfilling), menggali saluran (cutting ditches), dan pekerjaan lain yang
hampir serupa.
4. Cushion Blade (C-Blade)
Di desain untuk pekerjaan grading, mengisi kembali saluran (backfilling ditches), land-
scaping atau fill spreading
22
7. Landfill Blade.
Di desain khusus untuk pekerjaan pengurugan tanah (landfill) dan menyebar lapis demi
lapis tanah (fill spreading), atau mendorong material bekas (sampah).
8. K/G Blade.
Digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan land clearing. Bladenya yang serba guna
dapat untuk memotong pepohonan, membuat saluran dengan bentuk V, membuat jalan
sementara.
9. V-Tree Cutter Blade.
Dirancang untuk digunakan khusus membabat pepohonan, tunggul pohon, dan semak-
semak pada tanah.
23
Di desain khusus untuk Caterpillar Compactor. Ujung blade dengan sudut 22.50
meminimalkan sampah yang terbuang ke samping khususnya pada cara uphill dozing.
11. VR Blades (Variable Radius).
24
1. Triple Grouser Section Shoe.
Pemilihan yang paling baik secara umum, baik terhadap traksi, juga memberikan
kerusakan minimum terhadap permukaan tanah.
2. Double Grouser Section Shoe.
Tipe ini lebih agresif terhadap keruksakan permukaan tanah dari pada tipe triple grouser
section.
3. Single Grouser Section Shoe.
Untuk penggunaan traksi yang paling maksimum, maka tipe ini yang paling sering
digunakan.
25
4. Triple Grouser Section Shoe.
5. Flat Shoe.
Digunakan pada lahan proyek yang sudah jadi seperti jalan aspal, jalan proyek, dan
tempat yang tidak boleh dirusak.
6. Tringular Shoe.
26
Tabel 2.11 Lebar sepatu dan Tekanan Permukaan.
Dimana :
Q = Kap. Produksi per jam dari alat [mᵌ/jam ; cu.yd/jam].
q = Produksi (mᵌ) dalam satu siklus.
N = Jumlah siklus dalam satu jam.
E = Effesiensi Kerja.
Cm = Waktu siklus (menit).
2. Produksi Persiklus.
Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :
𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 (𝒒) = 𝑳 𝒙 𝑯𝟐 𝒙 𝒂..........................................................(2.12)
27
Dimana :
L = lebar blade / sudu (m,yd).
H = tinggi blade (m,yd).
a = faktor blade (tabel).
Untuk menghitung produktivitas standart dari bulldozer, volume tanah yang dipindahkan
dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu/blade x (tinggi sudu/blade)². Pada
kenyataannya di lapangan produksi per siklus akan berbeda-beda tergantung dari jenis
tanah, sehingga faktor sudu/blade perlu disesuaikan sesuai jenis tanahnya. Faktor blade
tersebut diberikan pada tabel dibawah.
28
Tabel 2.13 Volume, Lebar dan Tinggi Blade.
(Semi -U Tilt Komatsu)
29
Tabel 2.14 Volume. Lebar dan Tinggi Blade.
(Srandart blade bulldozer caterpillar)
Tabel 2.15 Tipe dan Volume Blade. (Standart blade bulldozer komatsu)
3. Waktu Siklus.
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai
pada saat menggusur, ganti perseneling, dan mundur, diperhitungkan dengan rumus
berikut :
𝑫 𝑫
𝑪𝒎 = + + 𝒁 (Menit)...........................................................(2.13)
𝑭 𝑹
Dimana :
D = Jarak angkut/gusur/dozing (m, yd).
30
F = Kecepatan maju (km/jam, mph).
R = Kecepatan mundur (km/jam, mph).
Z = Waktu ganti perseneling (menit).
4. Efesiensi Kerja.
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standart dari alat tersebut
bekerja dalam kondisi ideal dikalikan faktor, dimana faktor tersebut merupakan effesiensi
kerja (E).
Effesiensi sangat penting tergantung kondisi kerja, faktor alam lainnya seperti topografi,
keahlian operator, pemilihan standart perawatan, dan lain-lain yang berkaitan dengan
pengoperasian alat. Pada kenyataan yang sebenarnya sangat sulit untuk menentukan
31
besarnya effesiensi kerja, tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapatlah
ditentukan faktor effesiensi yang mendekati kenyataan.
Gambar 2.5 Gambaran Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus diambil dengan
memperhitungkan semua hal tersebut dibawah ini:
A. Apakah alat sesuai dengan topografi tempat alat tersebut akan
bekerja;
B. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan
peralatan, cuaca saat itu, dan penerangan pada tempat dan waktu
yang diperlukan;
32
C. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan mesin;
D. Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja;
E. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk
pekerjaan tersebut.
Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan :
Material
- Loose stockpile 1.20 1.20
- Hard to cut, frozen :
With tilt cylinder 0.80 0.75
Without tilt cylinder 0.70 -
Cable control blade 0.60 -
- Hard to drift, "dead" (dry, non-
cohesive
material) or very sticky material 0.80 0.80
- Rock, ripped or blested 0.60-0.80 -
Visibillity
- Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.80 0.70
Job Effeciency
- 55 min/hour 0.91 0.91
- 50 min/hour 0.84 0.84
- 45 min/hour 0.75 0.75
- 40 min/hour 0.67 0.67
Bulldozer blade
33
- Angling (A) blade 0.50-0.75 -
- Cushioned (C) blade 0.50-0.75 0.50-0.75
- DS narrow blade 0.90 -
- Light material U-blade (coal) 1.20 1.20
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
Contoh : Angling blades dan cushion blades tidak disarankan sebagai alat produksi pada
pekerjaan dozing/penggusuran. Melihat kondisi pekerjaan dilapangan, produksi dari A-
blade dan C-blade dapat diambil rata-rata sebesar 50-70% dari produksi Straight blade.
Tabel 2.20 % Grade vs Dozing Factor
Perhitungan kapasitas produksi dari bulldozer juga dapat dihitung dengan menggunakan
tabel, dengan mengambil prasyarat kondisi dibawah ini :
A. Effesiensi waktu 100% (60min/hr);
B. Dengan mesin Power Shift (waktu pindah perseneling 0.05 min);
C. Mesin memotong tanah 50 feet (15m), kemudian didorong
dengan waktu muat 0 sec;
D. Berat Jenis tanah 2300 lb/LcuYd (1370kg/Lm³);
E. Koeff. Traksi untuk track 0.5 dan wheel 0.4;
F. Menggunakan kontrol blade dengan sistem hidraulis;
G. Pengunaan persenelling untuk menggali gigi 1, membawa gigi 2,
dan mundur gigi 2.
34
Kurva produksi bulldozer pada tabel 2.20 s/d 2.22 memberikan harga maksimum
produksi, untuk mendapatkan kapasitas produksi sesungguhnya harus dikalikan dengan
faktor koreksi.
A → D11N
B → D10N
C → D9N
D → D8N
E → D7N
F → D7G
35
Tabel 2.22 Perkiraan Produksi Dozing dengan Menggunakan Semi U-Blade
A → D11N
B → D10N
C → D9N
D → D8N
E → D7H
F → D6H
G → D5H XL
36
Tabel 2.23 Perkiraan Produksi Dozing dengan Menggunakan Straight blade
A → 824
B → 834
C → D7G
D → D7H
E → 814
F → D6H
G → D5H
H → D4H
J → D3C LGP
2.4.2 Excavator
Excavator adalah alat yang berfungsi sebagai alat penggali, maupun sebagai alat pemuat
tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan tenaga Power Take-off
dari mesin yang dimilikinya.
Excavator dilihat dari bentuknya dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1. Revolving unit, yaitu bagian atas excavator yang dapat berputar;
37
2. Travel unit, yaitu bagian bawah excavator untuk berjalan, bergerak
maju/mundur;
3. Attachment, yaitu perlengkapan standard maupun tambahan yang dapat
diganti sesuai dengan kebutuhan.
Bagian travelling unit dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam cara
yaitu :
38
1. Pengendalian dengan Cable Controlled, dan
2. Pengendalian dengan Hydraulic Controlled.
Prinsip kerja kedua sistem controll tersebut hampir sama, namun sistem hydraulic
controlled memiliki keterbatasan penggantian pada bagian attachment-nya dibangding
dengan sistem yang dikendalikan dengan Cable controlled.
39
Gambar 2.8 Attachment Unit Excavator
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
2.3.2.1 Backhoe
Backhoe merupakah salah satu dari kelompok excavator yang digunakan sebagai
penggali tanah. Backhoe dikhususkan untuk penggalian tanah yang letaknya dibawah
kedudukan dari alat itu.
Keuntungan backhoe dibandingkan dengan dragline ataupun clamshell yang mempunyai
fitur hampir sama adalah, dapat menggali tanah dengan kedalaman yang jauh lebih teliti,
terutama pada jenis kendali dengan menggunakan hydraulic controlled karena memiliki
pergelangan yang dapat berputar pada bagian bucket (twist action bucket) dan dapat
difungsikan sebagai alat pemuat bagi truck-truck pengangkut hasil galian.
Pertimbangan pemilihan jenis backhoe :
40
a. Masalah transportasi (pengangkutan) alat ke lapangan;
b. Penggantian spare part yang rutine;
c. Kondisi pekerjaan;
d. Jangka waktu pelaksanaan proyek;
e. Kelanjutan gerakan yang mendadak dan perpindahan alat yang tidak
perlu.
Adapun tindakan untuk mempertinggi gaya daya guna dan hasil guna alat :
a. Pemiharaan alat;
b. Pemilihan jenis bucket yang sesuai;
c. Memperhatikan galian optimum dan sudut swing;
d. Memperhatikan tinggi maksimum pembuangan hasil galian;
e. Ketata laksanaan;
f. Penempatan alat terhadap dalam galian;
g. Menghindari gerakan yang mendadak dan perpindahan alat yang tidak
perlu.
Backhoe memiliki jangkauan yang bervariasi tergantung dari perlengkapan yang akan
digunakan apakah dengan one-piece boom atau two-piece boom. Two-piece boom sendiri
mempunyai tiga kedudukan yang dapat diubah yaitu : short, medium, long stick.
1. Jenis Backhoe.
Bucket excavator di desain menggunakan baja khusus, yang memberikan keuntungan
bucket menjadi lebih tahan lama dari mengurangi biaya perawatan.
Desain bucket dibagi atas 2 profile dasar yaitu :
a. Bucket dengan kantung yang dalam dengan radius ujung bucket yang
panjang, digunakan untuk menggali parit;
b. Bucket dengan kantung yang dangkal dan radius ujung bucket
pendek, digunakan untuk memuat dan pekerjaan penggalian tanah
umunya.
41
Dari 2 tipe dasar diatas di bagi lagi menjadi 6 bucket yang umumnya digunakan :
Excavation
Bucket ini didesain untuk memperoleh
kapasitas produksi yang besar. Bentuk
profile nya yang lebar membuat bucket ini
menjadi mudah menumpuk material hasil
galiannya.
Extreme Service Excavation
Bentuk yang sama seperti excavation bucket hanya lebih banyak digunakan pada material
yang sulit untuk digali, material bekas dan kebutuhan akan peralatan yang lebih besar.
Mass Excavation
Mempunyai profile bucket yang sama seperti bucket excavation hanya mempunyai bentuk
yang lebih lebar untuk kapasitas produksi yang lebih besar.
Trenching
Digunakan untuk membuat galian saluran.
Lebar galian biasanya mengikuti diameter
pipa yang akan ditanam.
42
Extreme Service Tranching
Bucket ini dirancang untuk penggalian
saluran pada tanah yang keras, tanah
bebatuan, caliche dll.
Utility
Untuk mengupas, memuat dan menggali
tanah lunak atau material yang ringan.
Bucket memberikan penambahan
kapasitas produksi yang cukup berarti.
Rock Ripping
Didesain khusus untuk penggalian yang
sangat sulit dan pada tanah yang berbatu.
Gigi tambahan di tengah di desain akan
menancap ke tanah duluan dengan sudut
45°, baru menyusul kedua gigi lainya.
43
Ripper
Memenuhi kebutuhan akan galian saluran
yang sangat sulit. Bucket diberi tambahan plat
ripper dan gigi-gigi yang dilas pada bagian
belakang bucket. Gigi-gigi belakang akan
bekerja bersama dengan gigi depan dengan
tenaga.
Dimana :
Q = Produksi per jam (m³/jam ; cu.yd/jam ).
q = Produksi per siklus (m³ ; cu.yd/jam ).
Cm = Waktu siklus ( detik ).
E = Effesiensi Kerja.
44
q₁ = Kapasitas bucket dalam keadaan munjung/heaped (m³ ; cu.yd)
K = Faktor bucket/pemuatan (tabel 2.24)
Muatan rata-rata bucket ex Caterpillar mengacu pada standart PCSA No. 3 dan SAE
standart J-296. Muatan bucket dibagi atas muatan peres (stuck) dan muatan munjung
(heaped), seperti digambarkan dibawah ini :
45
Stuck : Volume yang berada/dipagari di dalam garis keliling samping, depan dan
belakang dari bucket tanpa alat tambahan yang dipasang pada bucket tersebut.
Heaped : Seperti volume peres di atas ditambah dengan volume yang berada diatas
garis keliling bucket tersebut yang membentuk sudut 1 : 1. Memberikan sudut 2 : 1 untuk
kapasitas munjungnya.
Waktu Siklus dari backhoe terpengaruh oleh empat buat gerakan yang dilakukannya pada
waktu bekerja, yaitu :
a. Mengisi bucket ( land bucket);
b. Mengayun ( swing loaded);
c. Membongkar beban ( dump bucket);
d. Mengayun balik ( swing empty).
Adapun waktu siklus total sangat bergantung pada :
46
Tabel 2.26 Waktu Putar.
Sudut Putar Waktu Putar
(derajat) (detik)
45 - 90 4-7
90 - 180 5-8
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
3. Effesiensi Kerja.
Hasil produktivitas dari backhoe secara total per satuan waktu sangat tergantung dari
berbagai macam kondisi yang mempengaruhinya, antara lain dari :
A. Faktor keadaan pekerjaan.
- Keadaan dan jenis tanah;
- Tipe dan ukuran saluran yang dibuat;
- Jarak pembungan;
- Kemampuan operator;
- Waktu kerja operator;
- Keadaan cuaca/pandangan dari operator;
- Pengaturan/managemen operasional, dan lain-lain.
47
C. Faktor Kedalaman galian dan sudut swing.
Faktor dalamnya pemotongan dan faktor swing dapat dijelaskan sebagai berikut,
dalamnya pemotongan (digging deep) yang diukur dari permukaan dimana excavator
berada, mempengaruhi kesulitan dalam pengisian bucket secara optimal dengan sesekali
gerakan, mungkin diperlukan beberapa kali gerakan untuk dapat mencapai bucket yang
optimal. Ini semua akan mempengaruhi waktu siklus. Menghadapi kondisi demikian,
operator mempunyai dua pilihan :
- Mengisi bucket sampai penuh dengan beberapa kali gerakan;
- Mengisi dan membawa material seadanya dari hasil satu kali
gerakan. Namun pilihan ini membawa konsekuensi produktivitas
menjadi berkurang.
Dibawah ini terdapat tabel dari pengaruh kedalaman gali optimum dan besar sudut swing.
Kedalaman optimum adalah, suatu kedalaman di mana pada kedalaman/ketinggian
tersebut waktu bucket mencapai titik tertinggi, dengan bucket yang terisi penuh, tidak
memberikan beban tambahan terhadap mesin.
Sedang sudut swing adalah besar sudut-sudut yang dibentuk antara posisi bucket waktu
mengisi dan waktu membuang beban. Makin besar sudut swing, makin besar waktu
siklusnya.
Tabel 2.28 Kedalaman Gali Optimum (feet) dan Produksi Ideal (cu.yd/jam)
Ukuran Bucket (cu.yd)
Jenis Material
3/8 1/2 3/4 1 11/4 1 1/2 1 3/4 2 2 1/2
Tanah lembab atau lempung 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.5
berpasir (85) (115) (165) (205) (205) (285) (320) (255) (405)
pasir dan kerikil 3.8 4.6 5.3 6.0 6.5 7.0 7.4 7.8 8.4
(sand and gravel) (80) (110) (155) (200) (230) (270) (300) (330) (390)
Tanah biasa, baik 4.5 5.7 6.8 7.8 8.5 9.2 9.7 10.2 11.2
(Good common earth) (70) (95) (135) (175) (210) (240) (270) (300) (350)
Tanah liat, keras 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.1 13.3
(Hard, tough clay) (50) (75) (110) (145) (180) (210) (165) (185) (230)
Tanah liat, basah 6.0 7.0 8.0 9.0 9.8 10.7 11.5 12.1 13.3
(Wet, sticky clay) (25) (40) (70) (95) (120) (145) (165) (185) (230)
48
Batu hasil ledakan, buruk
(15) (25) (50) (75) (95) (115) (140)` (160) (195)
(Poorly blasted rock)
(Sumber : Buku Peralatan Konstruksi, 2015)
- Baris Pertama : kedalaman galian optimum dalam feet.
- Baris kedua : ideal output menurut Power Crane &
shoved Association (PCSA) dalam cu.yd.
Setelah faktor-faktor tadi, masih ada faktor kondisi pekerjaan dan faktor pengisian bucket
yang berpengaruh terhadap hasil produksi backhoe
49
4. Pemadatan Tanah
Kapasitas produksi
𝟑𝟔𝟎𝟎
𝑨 = (𝒍𝒆𝒃𝒂𝒓 𝒃𝒖𝒄𝒌𝒆𝒕 − 𝟎, 𝟑 𝒎)𝒙 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒄𝒌𝒆𝒕 𝒙 𝑪𝒎
𝒙 ...........(2.16)
Waktu siklus
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑺𝒊𝒌𝒍𝒖𝒔 = (𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒙 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒎𝒂𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏) + 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑻𝒓𝒂𝒗𝒆𝒍
...............................................................................(2.17)
50
Perbandingan yang dimaksud yaitu perbandingan antara kapasitas Dump Truck dan
kapasitas alat pemuat yaitu berkisar antara 4 @ 5 : 1, atau dengan perkataan lain kapasitas
Dump Truck harus 4 atau 5 kali kapasitas pemuat.
Keuntungan kerugian
Dump Truck Kecil
1. Lebih lincah dalam beroperasi 1. Lebih banyak supir diperlukan
2. Lebih mudah pengoperasiannya 2. Biaya pemeliharaan lebih besar, karena lebih
3. Lebih fleksibel untuk jarak dekat banyak alat, begitu pula tenaga mekaniknya
4. Pertimbangan untuk jalan kerja sederhana 3. Loader lebih sukar untuk memuat ke atas bak
5. Penyesuaian terhadap kap.loader lebih mudah karena ukurannya yang kecil
4. Waktu hilang lebih banyak, akibat
6. Pemeliharaan lebih mudah banyaknya
7. Jika salah satu DT tidak bekerja, tidak akan DT yang bekerja, terutama pada waktu muat
terasa terhadap produktifitas keseluruhan
Dimana :
𝑞 = 𝑞1 𝑥 𝐾................................................................................................(2.19)
Dimana :
51
2. Waktu Siklus
Waktu siklus dari Dump Truck adalah penjumlahan dari waktu muat + waktu angkut +
waktu bongkar muat + waktu kembali + waktu tunggu/tunda/ambil posisi
𝐷1 𝐷2
𝐶𝑚 = 𝑛. 𝐶𝑚𝐿 + + 𝑡1 + + 𝑡2 .........................................................(2.20)
𝑉1 𝑉2
Dimana :
52
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Pembuatan lahan parkir kendaraan pada proyek pembangunan “Stock Yard Car
Carrier” menggunakan peralatan kontruksi jenis Excavator dan Bulldozer. Dengan
dilakukan penelitian ini di harapkan diketahui kapasitas produksi dari alat yang berguna
untuk evaluasi dari penggunaan alat tersebut pada suatu proyek.
Terdapat alat berat yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan Cut and Fill,
maka dari itu dari penelitian ini dapat memberikan masukan agar sumber daya alat berat
dalam pekerjaan ini bisa effisien dan efektiv dalam pembuatan Stock Yard Car Carrier
tersebut.
53
3.3 Data Penilitian
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data diperluukan juga instrument
pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.
1. Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian
ini.Data primer ini diperoleh dari proyek. Data pimer yang diperlukan
untuk penelitian adalah: Gambar, jam kerja alat, volume pekerjaan perhari,
jenis alat, volume pekerjaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dapat dijadikan refrensi
dalam melakukan penelitian. Data sekunder ini berupa data data yang
diperoleh dari studi literature baik buku, jurnal, data alat-alat berat.
54
3.4 Gambar Konstruksi
55
Gambar 3.2 Gambar Topografi Existing
56
Gambar 3.3 Detai 1 Cross Section +520
57
Gambar 3.6 Detail 4 Cross Section +400
58
Gambar 3.9 Detail 7 Cross Section +280
59
3.5 Tahapan Penelitian
Metode dan langkah-langkah perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan prosedur yang disesuaikan dengan buku Peralatan Konstruksi. Analisa
efisiensi dan efektivitas peralatan konstruksi didasarkan atas produktivitasnya. Peralatan
konstruksi yang digunakan adalah Bulldozer, Excavator, dan Dump truck. Fungsi alat
berat adalah untuk pekerjaan Landscape pada Stock Yard Car Carrier, Cibitung. Tahapan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data;
- Gambar perencanaan.
- Jam kerja excavator dan bulldozer.
- Jumlah dumptruck masuk per hari.
- Volume timbunan.
60
3.6 Diagram Aliran Penelitian
61
BAB 4
ANALISA
Volume galian dan timbunan yang dikerjakan selama 60 hari adalah 5561.4
B.M³ untuk galian dan 31.160 L.M³ . Dengan luas tanah 16.636 m² yang
direncanakan untuk pembangunan Stock Yard Car Carrier, Cibitung Bekasi. Jenis
tanah yang digunakan untuk urugan adalah jenis tanah merah yang di datangkan
menggunakan dump truck dengan volume tanah 24 m³/dump truck. Pada
praktiknya pembangunan landscape ini, menggunakan alat berat excavator dan
bulldozer.
62
B. Rekapitulasi Jam Kerja Excavator Dan Bulldozer.
63
Tabel 4.3 Rekap Jam Kerja Bulldozer tanah datang
Jam Kerja Dozer
No Tanggal Bulldozer
(jam)
1 26-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
2 27-Sep-2019 Komatsu D65E -12 7
3 28-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
4 29-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
5 30-Sep-2019 Komatsu D65E -12 8
6 1-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
7 2-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
8 3-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
9 4-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
10 5-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
11 6-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
12 7-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
13 8-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
14 9-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
15 10-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
16 11-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
17 12-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
18 13-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
19 14-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
20 15-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
21 16-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
22 17-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
23 18-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
24 19-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
25 20-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
26 21-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
27 22-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
28 23-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
29 24-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
30 25-Oct-2019 Komatsu D65E -12 7
31 26-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
32 27-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
33 28-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
34 29-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
35 30-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
36 31-Oct-2019 Komatsu D65E -12 8
37 1-Nov-2019 Komatsu D65E -12 7
38 2-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
39 3-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
40 4-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
41 5-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
42 6-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
43 7-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
44 8-Nov-2019 Komatsu D65E -12 7
45 9-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
46 10-Nov-2019 Komatsu D65E -12 8
64
C. Volume Tanah Masuk Berdasarkan Jumlah Dump Truck Masuk.
65
35 30-Oct-2019 19 456
36 31-Oct-2019 41 984
37 1-Nov-2019 35 840
38 2-Nov-2019 40 960
39 3-Nov-2019 - -
40 4-Nov-2019 - -
41 5-Nov-2019 - -
42 6-Nov-2019 13 312
43 7-Nov-2019 34 816
44 8-Nov-2019 30 720
45 9-Nov-2019 21 504
46 10-Nov-2019 2 48
Total 24432
Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Cut di dapatkan data kubikasi
rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Jam kerja dan Kubikasi/hari Excavator.
Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
No Tanggal
Excavator(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (BM3)
1 10-Sep-2019 7 71.3 499.1
2 11-Sep-2019 8 71.3 570.4
3 12-Sep-2019 8 71.3 570.4
4 13-Sep-2019 8 71.3 570.4
5 14-Sep-2019 8 71.3 570.4
6 15-Sep-2019 8 71.3 570.4
7 16-Sep-2019 8 71.3 570.4
8 17-Sep-2019 7 71.3 499.1
9 18-Sep-2019 8 71.3 570.4
10 19-Sep-2019 8 71.3 570.4
Total 78 5561.4
Rata-rata 7.8 71.3 556.14
66
Berdasarkan data jam kerja pada pekerjaan Fill hasil Cut di dapatkan data
kubikasi rata-rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer hasil Cut.
Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
No Tanggal
Bulldozer(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (LM3)
1 10-Sep-2019 7 86.26 604
2 11-Sep-2019 8 86.26 690
3 12-Sep-2019 8 86.26 690
4 13-Sep-2019 8 86.26 690
5 14-Sep-2019 8 86.26 690
6 15-Sep-2019 8 86.26 690
7 16-Sep-2019 8 86.26 690
8 17-Sep-2019 7 86.26 604
9 18-Sep-2019 8 86.26 690
10 19-Sep-2019 8 86.26 690
Total 78 6728
Rata-rata 7.8 86.26 672.80
Sedangkan untuk pekerjaan Fill dari tanah luar di dapatkan data kubikasi rata-
rata/hari sebagai ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.7 Jam kerja dan Kubikasi/hari Bulldozer tanah datang.
Jam Kerja Kubikasi Rata-
Kubikasi/Hari
No Tanggal Dozer rata/Hari
(Jam) (M³) (M³)
1 26-09-19 8 144 531.13
2 27-09-19 7 1008 531.13
3 28-09-19 8 648 531.13
4 29-09-19 8 984 531.13
5 30-09-19 8 744 531.13
6 01-10-19 8 576 531.13
7 02-10-19 8 624 531.13
8 03-10-19 8 648 531.13
9 04-10-19 7 - 531.13
10 05-10-19 8 - 531.13
11 06-10-19 8 - 531.13
12 07-10-19 8 1056 531.13
13 08-10-19 8 1008 531.13
14 09-10-19 8 768 531.13
15 10-10-19 8 960 531.13
16 11-10-19 7 864 531.13
17 12-10-19 8 648 531.13
18 13-10-19 8 720 531.13
19 14-10-19 8 864 531.13
20 15-10-19 8 672 531.13
67
21 16-10-19 8 504 531.13
22 17-10-19 8 432 531.13
23 18-10-19 7 - 531.13
24 19-10-19 8 - 531.13
25 20-10-19 8 - 531.13
26 21-10-19 8 - 531.13
27 22-10-19 8 - 531.13
28 23-10-19 8 264 531.13
29 24-10-19 8 672 531.13
30 25-10-19 7 792 531.13
31 26-10-19 8 792 531.13
32 27-10-19 8 744 531.13
33 28-10-19 8 864 531.13
34 29-10-19 8 792 531.13
35 30-10-19 8 456 531.13
36 31-10-19 8 984 531.13
37 01-11-19 7 840 531.13
38 02-11-19 8 960 531.13
39 03-11-19 8 - 531.13
40 04-11-19 8 - 531.13
41 05-11-19 8 - 531.13
42 06-11-19 8 312 531.13
43 07-11-19 8 816 531.13
44 08-11-19 7 720 531.13
45 09-11-19 8 504 531.13
46 10-11-19 8 48 531.13
Ʃ 361 24432
Sama halnya seperti excavator kubikasi rata-rata/hari juga dicari agar dapat
mengetahui produktivitas yang dilakukan bulldozer pada saat tidak ada tanah yang
datang tetapi bulldozer bekerja. Yang artinya bulldozer menegerjakan sisa tanah
kemarin.
4.2.2 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Excavator Dilapangan.
Berdasarkan data yang di dapat dari lapangan berupa jam kerja excavator dan
kubikasi/hari, maka di dapat kubikasi tanah rata-rata/hari, yang dihitung
menggunakan rumus kubikasi/hari di bagi oleh jam kerja excavator. Setelah itu
mencari kapasitas produksi alat perhari menggunakan rumus kubikasi rata-rata/hari
dibagi oleh jam kerja alat yang ditunjukan dalam tabel berikut:
Tabel 4.8 Produktivitas Excavator.
Jam Kerja Kapasitas Kerja Jumlah Produktifitas
No Tanggal
Excavator(Jam) Alat (Q) M3/Jam Per Hari (BM3)
1 10-Sep-2019 7 71.3 499.1
2 11-Sep-2019 8 71.3 570.4
68
3 12-Sep-2019 8 71.3 570.4
4 13-Sep-2019 8 71.3 570.4
5 14-Sep-2019 8 71.3 570.4
6 15-Sep-2019 8 71.3 570.4
7 16-Sep-2019 8 71.3 570.4
8 17-Sep-2019 7 71.3 499.1
9 18-Sep-2019 8 71.3 570.4
10 19-Sep-2019 8 71.3 570.4
Total 78 5561.4
Rata-rata 7.8 71.3 556.14
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)
Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata excavator selama 10 hari
dengan volume tanah 5561.4 B.M³ adalah 71.3 m³/jam yang dimana tidak efektif
dalam penggunaannya.
4.2.3 Menghitung Kapasitas Produksi (Q) Bulldozer Dilapangan.
69
Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata yang dihasilkan bulldozer
untuk pekerjaan Fill hasil Cut selama 10 hari dengan volume tanah 86,26 L.M³/jam.
Yang artinya kurang efektif dalam penggunaanya.
Tabel 4.10 Produktivitas Bulldozer Fill tanah datang.
PRODUKTIVITAS DOZER
Jam Kerja Kubikasi Rata-
Kubikasi/Hari Q
No Tanggal Dozer rata/Hari
(Jam) (M³) (M³) (LM³/Jam)
1 26-09-19 8 144 531.13 66.39
2 27-09-19 7 1008 531.13 75.88
3 28-09-19 8 648 531.13 66.39
4 29-09-19 8 984 531.13 66.39
5 30-09-19 8 744 531.13 66.39
6 01-10-19 8 576 531.13 66.39
7 02-10-19 8 624 531.13 66.39
8 03-10-19 8 648 531.13 66.39
9 04-10-19 7 - 531.13 75.88
10 05-10-19 8 - 531.13 66.39
11 06-10-19 8 - 531.13 66.39
12 07-10-19 8 1056 531.13 66.39
13 08-10-19 8 1008 531.13 66.39
14 09-10-19 8 768 531.13 66.39
15 10-10-19 8 960 531.13 66.39
16 11-10-19 7 864 531.13 75.88
17 12-10-19 8 648 531.13 66.39
18 13-10-19 8 720 531.13 66.39
19 14-10-19 8 864 531.13 66.39
20 15-10-19 8 672 531.13 66.39
21 16-10-19 8 504 531.13 66.39
22 17-10-19 8 432 531.13 66.39
23 18-10-19 7 - 531.13 75.88
24 19-10-19 8 - 531.13 66.39
25 20-10-19 8 - 531.13 66.39
26 21-10-19 8 - 531.13 66.39
27 22-10-19 8 - 531.13 66.39
28 23-10-19 8 264 531.13 66.39
29 24-10-19 8 672 531.13 66.39
30 25-10-19 7 792 531.13 75.88
31 26-10-19 8 792 531.13 66.39
32 27-10-19 8 744 531.13 66.39
33 28-10-19 8 864 531.13 66.39
34 29-10-19 8 792 531.13 66.39
35 30-10-19 8 456 531.13 66.39
36 31-10-19 8 984 531.13 66.39
37 01-11-19 7 840 531.13 75.88
38 02-11-19 8 960 531.13 66.39
39 03-11-19 8 - 531.13 66.39
40 04-11-19 8 - 531.13 66.39
41 05-11-19 8 - 531.13 66.39
70
42 06-11-19 8 312 531.13 66.39
43 07-11-19 8 816 531.13 66.39
44 08-11-19 7 720 531.13 75.88
45 09-11-19 8 504 531.13 66.39
46 10-11-19 8 48 531.13 66.39
Ʃ 361 24432
Q RATA - RATA 67.80
(Sumber : Dokumen Pribadi, 2019)
Dari tabel di atas di dapatkan produktivitas rata-rata yang dihasilkan
bulldozer untuk pekerjaan Fill tanah datang selama 46 hari dengan volume tanah
67,80 L.M³/jam. Yang artinya kurang efektif dalam penggunaanya.
Tanah yang digunakan pada pekerjaan pembuatan Stock Yard Car Carrier, Cibitung
Bekasi adalah tanah merah.
Tabel 4.11 Berat Jenis Material
LOOSE BANK
WEIGHT OF MATERIAL
Kg/m³ Kg/m³
Earth Wet Excavated 1600 2020
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.4, 2015)
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data:
Keadaan loose = 1600 kg/L.M³
Keadaan bank = 2020 Kg/B.M³
2020−1600
Swell = x 100%
2020
= 21%
20 0,833
25 0,800
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 2.5, 2015)
71
Dengan Swell yang didapat diatas adalah 21%, maka data dari tabel diinterpolasi.
Sehingga didapat Load Factor sebesar 0,826.
Tabel 4.13 Penentuan Fill Factor
Fill Factor
Material
% X Bucket Capacity
Sandy Clay 100 - 110
(Buku Peralatan Konstruksi, Tabel 6.8, 2015)
Dari tabel diatas Fill Factor diambil sebesar 110 %.
B. Mencari Produksi Persiklus (q).
72
Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan
selama = 5 detik.
3. Mencari waktu putar (swing balik)
Dari tabel di atas untuk sudut swing sebesar 90° adalah 4 – 7 detik, ditentukan
selama = 4 detik.
4. Mencari waktu buang.
Tabel 4.17 waktu buang.
waktu
Tempat buang
(detik)
Dump truck 4-7
Pembuangan 3-5
Dari tabel di atas untuk waktu buang yang dilakulan pada pembuangan adalah = 3
– 5 detik, ditentukan selama = 3 detik.
5. Menghitung Waktu Siklus (Cm).
Cm = Waktu isi + Waktu swing + Waktu swing balik + waktu buang
=6+5+3+4
= 18 detik
Didapat waktu siklus excavator = 18 detik
73
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan
tata laksana baik didapat = 0,81.
2. Menentukan Faktor Pengisian Bucket.
Tabel 4.19 Faktor Pengisian Bucket
Material Factor
Berdasarkan tabel diatas, dengan kedalam gali optimum sedalam 6,63m dan rata-
rata galian sedalam 3,5m maka didapatkan persentasi galian
3,5
x 100% = 53%
6,63
Selanjutnya dilakukan rumus interpolasi dari sudut 90⁰ dan kedalaman gali 53%
di dapat faktor swing sebesar 0,87.
74
5. Menentukan Kondisi Operasi Alat dan Kondisi Mesin.
Tabel 4.21 Effesiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin
Kondisi Tata Laksana
Kondisi Pekerjaan
Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik didapat = 0,83
Operator Bagus
𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸
Q =
𝐶𝑚
0,836 𝑥 3600 𝑥 0,585
=
18
= 97,83 LM³/jam
Jadi, Kapasitas Produksi Ideal Excavator yang di dapat = 97,83 LM³/jam.
75
4.3.2 Menghitung Kapasitas Produksi Ideal Bulldozer Fill hasil Cut.
76
B. Mencari waktu siklus bulldozer (Cm).
Diketahui data dari spesifikasi alat :
Jarak dozing (D) = 40 m
1. Mencari kecepatan maju, mundur, dan ganti perseneling bulldozer.
Tabel 4.23 kecepatan Maju Bulldozer.
Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi F = 65 m/menit.
Tabel 4.24 Kecepatan Mundur Bulldozer.
Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi R = 83,3 m/menit.
77
Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang
menggunakan torqflow = 0,05 menit.
78
- Hard to cut, frozen
wilth tilt cylinder 0.8 0.75
without tilt cylinder 0.7 -
cable control blade 0.6 -
- Hard to drift, "dead" (dry, non-cohesive material)
or very stick material 0.8 0.8
rock, ripped or blasted 0.6 - 0.8 -
Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis
track di dapat faktor sebesar = 1,20.
3. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility.
Tabel 4.28 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility.
Tractor Type
Track Wheel
Visibility
- Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.8 0.7
Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80.
4. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade.
Tabel 4.29 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade.
Derajat pelaksanaan penggusuran Faktor Blade
Pengusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah
Ringan berpasir tidak dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile) 1,1 - 0,9
Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu
Sedang pecah 0,9 - 0,7
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah
Aagak sulit asli 0,7 - 0,6
Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka
diambil nilai sebesar 0,9
5. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency.
Tabel 4.30 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Effinciency.
Tractor Type
Track Wheel
Job Eeffisiency
- 55 min/hour 0.91 0.91
- 50 min/hour 0.84 0.84
- 45 min/hour 0.75 0.75
- 50 min/hour 0.67 0.67
79
Dari tabel diatas di tentukan effesiensi adalah 55 min/hour = 0,91.
6. Menentukan Kondisi Operasi Alat dan Kondisi Mesin.
Tabel 4.31 Efisiensi dari Kondisi Operasi dan Pemeliharaan Mesin
Kondisi Tata Laksana
Kondisi Pekerjaan
Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83.
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan
tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81.
80
8. Menghitung faktor effesiensi.
60
Q = q x x E
𝐶𝑚
60
= 5,81 x x 0,5
1,15
= 151 LM³/jam
Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 151 LM³/jam.
81
Tabel 4.33 Faktor Blade Dalam Penggusuran
Dari tabel diatas diketahui bahwa F = 3,9 km/h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi F = 65 m/menit.
82
Tabel 4.35 Kecepatan Mundur Bulldozer.
Dari tabel diatas diketahui juga bahwa R = 5 km.h kemudian di ubah ke m/menit
menjadi R = 83,3 m/menit.
Dari tabel diatas diketahui waktu ganti porseneling (Z) pada bulldozer yang
menggunakan torqflow = 0,05 menit.
2. Menghitung waktu siklus (Cm).
Dari data di atas yaitu :
D = 40 m
F = 65 menit
R = 83,3 menit
Z = 0,05 menit
𝐷 𝐷
Cm = + + Z
𝐹 𝑅
25 25
= + + 0,05
65 83,3
= 0,74 menit
Dari perhitungan di dapat waktu siklus (Cm) = 0,74 menit.
83
C. Mencari Effesiensi Bulldozer.
Pada tabel ditunjukan dengan material Loose Stockpile pada bulldozer jenis
track di dapat faktor sebesar = 1,20.
8. Mencari faktor koreksi kondisi kerja visibility.
Tabel 4.39 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Visibility.
Tractor Type
Track Wheel
Visibility
- Dust, rain, snow, fog, or darkness 0.8 0.7
Pada tabel di atas visibility dengan bulldozer jenis track adalah = 0,80.
84
9. Mencari faktor koreksi kondisi kerja bulldozer blade.
Tabel 4.40 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Bulldozer Blade.
Derajat pelaksanaan penggusuran Faktor Blade
Pengusuran dapat dilaksanakan dengan blade penuh. Tanah lepas, kadar air rendah, tanah
Ringan berpasir tidak dipadatkan, tanah biasa, bahan persediaan untuk timbunan persediaan (stockpile) 1,1 - 0,9
Tanah lepas, tetapi tidak menggusur dengan blade penuh. Tanah bercampur kerikil, pasir, batu
Sedang pecah 0,9 - 0,7
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah
Aagak sulit asli 0,7 - 0,6
Dari tabel diatas pada dozer bekerja pada kondisi tanah lepas 0,9 – 0,7. Maka
diambil nilai sebesar 0,9
10. Menentukan faktor koreksi kondisi kerja Job Effinciency.
Tabel 4.41 Faktor Koreksi Kondisi Kerja Job Effinciency.
Tractor Type
Track Wheel
Job Eeffisiency
- 55 min/hour 0.91 0.91
- 50 min/hour 0.84 0.84
- 45 min/hour 0.75 0.75
- 50 min/hour 0.67 0.67
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi operasi alat yang baik sekali
dan pemeliharaan mesin yang baik sekali juga di dapat = 0,83.
85
Pekerjaan Baik sekali baik sedang buruk
Baik sekali 0.84 0.81 0.76 0.70
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
Dari tabel diatas ditunjukan bahwa dengan kondisi pekerjaan yang baik sekali dan
tata laksana baik di dapat faktor sebesar = 0,81.
60
Q = q x x E
𝐶𝑚
60
= 5,81 x x 0,4
0,735
= 188 LM³/jam
Jadi, hasil dari produktivitas ideal yang di dapatkan adalah Q = 188 LM³/jam.
86
4.4 Hasil dan Pembahasan.
87
4.4.2 Analisa Perbandingan Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer
Dan untuk bulldozer, dengan volume tanah yang sama di hasilkan produktivitas
sebesar 86,26 m³/jam. Yang dapat diselesaikan dalam waktu 10 hari kerja.
Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis bulldozer yang
sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 151 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut
tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori:
Tabel 4.45 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer.
Volume Tanah Produktivitas
Jam Hari
(LM³) (LM³/jam)
88
2. Produktivitas Praktik dan Ideal Bulldozer Fill tanah datang.
Pada pekerjaan timbunan tanah datang dengan volume 24,432 LM³, bulldozer
menghasilkan produktivitas sebesar 67,8 LM³/jam. Yang dapat diselesaikan dalam
waktu 46 hari kerja.
Sedangkan jika menggunakan perhitungan teori dengan jenis bulldozer yang
sama didapatkan produktivitas ideal sebesar 188 LM³/jam untuk bulldozer. Berikut
tabel yang menunjukan perbandingan antara praktik dan teori:
Tabel 4.46 Perbandingan Produktivitas Praktik dan Teori Bulldozer.
Volume Tanah Produktivitas
Jam Hari
(LM³) (LM³/jam)
3.
4. (Sumber : Dokumen Pribadi. 2019)
Pada tabel ditunjukan dengan produktivitas yang dihasilkan bulldozer idealnya
adalah 188 LM³/jam, yang dapat mengerjakan volume timbunan 24432 LM³ selama
130 jam. Jika bulldozer memiliki operator dan tata laksana yang baik maka pekerjaan
dapat diselesaikan dengan waktu 17 hari.
89
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan volume tanah yang signifikan dalam pengiriman ke
lapangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :
a) Cuaca di lokasi quary, apabila terjadi hujan di lokasi quary maka galian
tanah tidak dapat dilakukan secara maksimal, dan akses menuju quary
tidak bisa dilalui Dumtruck apabila saat hujan.
b) Kerusakan alat excavator di lokasi quary.
c) Jumlah armada Dump Truck yang tersedia.
2. Produktivitas yang di dapat dari perhitungan teoritis dan lapangan adalah:
a) Lapangan
➢ Excavator pekerjaan cutting = 71.3 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 86.26 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan tanah datang = 67.8 LM³/Jam.
b) Teori
➢ Excavator pekerjaan cutting = 97.83 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 151 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan tanah datang = 188 LM³/Jam.
3. Waktu pekerjaan yang di dapat dari hasil teoritis dan lapangan adalah:
a) Lapangan
➢ Excavator pekerjaan cutting = 10 Hari
➢ Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 10 Hari
➢ Bulldozer pekerjaan tanah datang = 46 Hari
b) Teori
➢ Excavator pekerjaan cutting = 7 Hari
➢ Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 6 Hari
➢ Bulldozer pekerjaan tanah datang = 17 Hari
4. Selisih kapasitas produksi dan faktor efisiensi alat berat antara teoritis dan
lapangan sebagai berikut:
a) Selisih Kapasitas Produksi:
90
➢ Excavator pekerjaan cutting = 26.53 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan fill dari hasil cutting = 64.74 LM³/Jam.
➢ Bulldozer pekerjaan tanah datang = 120.2 LM³/Jam.
91
SARAN
Berdasarkan Analisa peneliti, ada beberapa hal yang harusnya dapat di siasati berikut ini
adalah saran dari peneliti:
1. Perlu adanya pengawasan pada tata laksana atau menejemen kerja di lapangan
lebih baik lagi.
2. Untuk mensiasati agar sesuai time schedule, maka harus memilih alat berat
yang kondisinya baik dan didukung oleh operator yang professional.
3. Membuat jam kerja excavator dan bulldozer per harinya dan target volume
yang harus dikerjakan per hari agar dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih
cepat.
4. Memperbanyak jumlah volume tanah masuk perharinya ke lokasi proyek agar
dapat menambah hasil produktivitas alat berat.
92
DAFTAR PUSTAKA
93