Anda di halaman 1dari 13

SKENARIO 4

Kegawatdaruratan Psikiatri  Gangguan dalam pikiran, perasaan, atau perilaku yang memerlukan
intervensi segera. Kalo ditunda  cidera fisik/memperburuk kondisi
o Gaduh-gelisah
o Percoobaan Bunuh diri
o Sindroma lepas obat
o Penelataran diri

BUNUH DIRI
Anamnesis

 Ada luka di tubuh/nggak?


 Ada rencana bunuh diri atau nggak?
 Merasa putus asa dan butuh pertolongan atau tidak?
 Hilang nafsu, impulsive
Px. Penunjang

 Toksikologi  pengecekan alcohol ada atau tidak


Instrumen

 ASCQ
SINDROM GADUH GELISAH

 Organik  delirium, demensia, penggunaan zat psikoaktif


 Non-organik  psikosis, gangguan mood, cemas, stres akut, gag. Disosiatif, RM

Gejala

 Agresi  marah-marah tanpa sebab (aktivitas verbal/motoric yang tidak bertujuan); delirium
 Agitasi  Agresi verbal atau fisik terhadap benda atau seseorang (lempar-lempar barang ke
orang lain)
 Kekerasan  agresi fisik bertujuan melukai orang lain (keluarga mulai bingung dan merasakan
gelisah)
Penyebab

 Sindroma psikotik
 Depresi
 Cemas
Algoritma
o Anamnesis
1. Identitas
- Nama
- Umur
- pekerjaan
2. keluhan utama
3. riwayat penyakit sekarang
OLD CART
4. anamnesis sistem
5. riwayat penyakit dahulu
6. gaya hidup
- lingkungan tempat tinggal
- pola makan istirahat
- oalhraga
- merokok
- konsumsi obat2an
- perasaan gagal, bersalah
7. stressor psikososial
8. konseling (nasihat)

o Jangan melepas ikatan tanpa didampingi


o Teknik persuasi  meyakinkan pasien berada di tempat amaan dan bisa memberikan ketenangan
o Jika perlu dilakukan fiksasi  mengontrol fiksasi, katun bahannya dan intinya tidak menyakiti
pasien, dilakukan 4 orang di tempat tidur posisi telentang. Lakukan monitoring tiap 30 menit
(TTV, Higiene, nutrisi, hidrasi). Daerah pengikatan dipantau warna kulit, tempertaur

SIMTOMATOLOGI
1. keadaan umum
penampilan, cara berjalan, perilaku, sikapnya terhadap pemeriksa (kooperatif/acuh,menantang)  kesadarannya bagaimana
2. Bicara
Cepat, lambat, ragu-ragu, keras, berbisik-bisik
3. Sensorium & fungsi kognitif
- Orientasi  tempat, waktu, orang
- Konsentrasi dan perhitungan : ada kesulitan menghitung/tidak, ada kecemasan atau tidak
- Daya Ingat  jangka panjang, jangka pendek, segera
4. Mood & Afek
- Mood  suatu emosi yang bertahan dan memengaruhi persepsi seseorang (marah, depresi, hampa, kagum, merendahkan
diri, meluap-luap)
- Afek  ekpresi keluar , afek datar, tumpul, dangkal, luas
- Keserasian afek  serasi (respon emosiaonal dengan pembahasan) : pasien paranoid dengan waham kejar, menjelaskan
kejadiannya dengan marah/takut.
- Jika tidak serasi : pasien skizo bercerita tentang waham akan dibunuh orang lain dengan afek datar
5. Bentuk Pikir
- Derealistik : Tidak sesuai kenyataan, masih mungkin terjadi (hoax)
- Dereistik : tidak sesuai dengan kenyataan, dan didasarkan pada khayalan (nggak rasional)
- Autistik : Pikiran timbul dari fantasi, ide
- Konkrit : Pikiran terbatas pada satu dimensi arti, mengartikan kalimat apa adanya
6. Gangguan Isi pikiran
- Waham : keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, dihayato oleh penderita sesuatu yang nyata
- Obsesi : gagasan atau ide atau impuls yang timbul berulang-ulang dan konsisten
- Kompulsi : Perilaku/perbuatan berulang, yang disertai dengan obsesi tertentu
- Fobia : Ketakutan irasional yang menetap dan tidak rasional terhadap sesuatu yang menimbulkan keinginan untuk
menghindar
- Anosognosis : Pasien menolak kenyataan bahwa ia mengalami gangguan fisik, pada pasien luka atau kerusakan otak
7. Gangguan Proses Pikir
- Neologisme : Pembentukan kata baru yang memeiliki arti khusus bagi penderita  sering terjadi pasien skizofrenia
- Sirkumstansial : Gangguan asosiasi karena telalu banyak ide yang disampaikan, namun bisa mencapai tujuan akhir
pembicaraan
- Tangensial : Pembicaraan pasien terlepas dari pokok pembicaraan dan tidak ada intinya  ngomongnya muter, gaada
jawaban pasti
-Asosiasi longgar  Pasien berbicara dengan kalimat-kalimat yang tidak berhubungan tapi masih dimengerti.
-Word salad : Asosiasi longgar dari kata ke kata
-Flight of ideas : melompat-lompat
8. Gangguan persepsi
- Gangguan depersonalisasi  merasa dirinya tidak nyata
- Derealisasi  merasa lingkungannya tidak nyata/asing
- Halusinasi  stimulus eksternal, diinterpretasikan berbeda

- Ilusi  ada stimulus internal, namun salah persepsi


9. Daya sosial
- Uji daya nilai : pasien bisa/tidak meramalkan apa yang akan dia lakukan dengan suatu benda
- Penilaian realitas : kemampuan membedayakan kenyataan dengan fantasi
10. Tilikan Diri
- Denial : penyangkalan total
- Bimbang : Ambivalensi terhadap penyakitnya
- Proyeksi : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
- Menyadiri dirinya sakit namun tidak paham penyebabnya
- Menyadari penyebab dan penyakitnya namun tidak ingin berobat
- Menyadari sepenuhnya tentang dirinya dan memiliki motivasi untuk mencapai perbaikan

o TTV, kondisi fisik (cedera, trauma)


o Penilaian PANSS-EC
o Instrument penilaian agresi dan agitasi sederhana
o Terdiri dari 5 item penilaian dan memiliki 7 skala penilaian
o Rentang skor 5-35
o Jika skor total > 10-14 atau salah satu komponen skor >4  teknik persuasi dan lakukan
intervensi medis (haloperidol 5 mg IM/diazepam)
o Jika skor total > 15-19 atau salah satu komponen skor > 5  Injeksi haloperidol im 5 mg/
Injeksi olanzapine im 10 mg (indikasi rawat inap)
o Jika skor > 20 atau ada salah satu komponen >5 lakukan isolasi untuk menganani
pasien dan berikan kombinasi haloperidol 5 mg im dan diazepam 5 mg iv
Gangguan Psikotik Akut

 Kurang dari 1 bulan terdapat gejala delusi, halusinasi, dan disorganisasi speech seperti
skizofrenia
 Minimal 1 dari 3 gejala diatas ditambah dengan perilaku katatonik
 Etiologi  stressfull life events
Skizoafektif

 Apabila seseorang memiliki gejala mood disorder (bipolar, depresi, cemas) dan skizofrenia
(halusinasi, delusi) dalam waktu yang bersamaan dan gejala terus-menerus
 Etiologi  idiopatik, genetic (family history) pada gen DISC1 kromoson 1q42, sering terjadi usia
remaja, imbalance in dopane and NE
 Epidemiologi  kurang dai 1%, sekitar 0,5 samapi 0,8%. Diagnosis skizoafektif bisanya
digunakan klinisi jika menemui diagnosis yang tidak pasti. Tipe campuran 1:1 untuk perempuan :
laki-laki; subtype depresif 2:1
 Treatment 
o Carbamazepine  mood stabilizer (lithium/ Na divalproat)
o Paliperidone (antipsikotik)
o Sertraline  mood (antidepresan/antimania)
o Psikososial  family therapy, social skills training, cognitive rehabilitation
 Diagnosis
o Gejala psikosis tanpa major mood disorder for more than 2 weeks
o Major mood episode with skizofrenia uninterrupted

Skizofrenia
Definisi  sindrom yang memiliki gejala positif, negative, dan kognitif.
 Gejala positif  waham, halusinasi, perilaku aneh dan tidak terorganisir, bicara tidak teratur,
ilusi (penerimaan audio salah), katatonik
 Gejala negative  alogia (kehilangan kemampuan berpikir/berbicara; diem); afek datar
(perasaan/emosi tumpul), avolition (kehilangan motivasi); anhedonia (asocial,suka menyendiri);
apatis (ngebuang muka, acuh) tidak mampu berkonsentrasi
 Gejala kognitif  berkurangnya fungsi memori, belajar, dan pemahamanjjuuuuu
Etiologi

 Idiopatik
 Blockage of reseptor dopamine D2 ujung saraf shgg kadar dopamine menurun dalam saraf
 Gene riwayat skizofrenia sebelumnya
 Stres sosio-ekonomi dan psikososial  status ekonomi rendah, gagal mencapai cita-cita, konflik
yang berlarut, keluarga yang tidak mendukung
 Lingkungan  infeksi, autoimmune (SLE)
 Laki-laki usia mid-20 > perempuan late twenty
Fase

 Prodormal  pasien yang awalnya sehat berprogres menjadi fase negatif


 Aktif  Mulai merasakan fase positif
 Residu  mulai ada perbaikan namun masih ada gejala kognitif. Bisajadi juga kembali ke
prodromal
Kriteria Diagnosis DSM-V
Gejala sudah lebih dari 6 bulan dengan fase aktif lebih dari 1 bulan
Tidak ada kondisi lain (penyakit/obat)
Ada dua dari 5 kriteria, wajib ada 1 gejala 3 teratas :

 Delusi  waham
o Definisi  keyakinan palsu, didasarkan kepada kesimpulan yg salah tentang eksternal,
tidak sejalan dengan intelegensia pasien, dan latar belakang kultural yang tidak dapat
dikoreksi
o Onset  Menetap > 3 bulan (harus waham bizzare dan non-bizzare)
 Halusinasi auditorik
 Gangguan bicara
 Ganggaun tingkah laku
 Gejala negative
o Anhedonia
o Apatis
o Afek datar
o Alogia

Klasifikasi Skizofrenia

 Paranoid  halusinasi, waham yang mengancam penderita (dikejar, dibicarakan, dikendalikan)


 Hebefrenik  Gangguan perilaku regresi yang sepeti anak-anak, perilaku tidak
bertanggungjawab, afek dangkal disertai menyeringai, serta ungkapan yang diulang-ulang. Onset
usia remaja hingga dewasa muda
 Tak terinci  tidak memunhi semua kriteria
 Depresi pasca skizofrenia  depresi (terlihat sedih,nangis, murung) setelah 1 tahun menderita
skizofrenia, gejala skizofrenia ada tapi tidak menonjol
 Skizofrenia residual  gejala negative setelah 1 tahun skizofrenia
 Skizofrenia simplek  gejala negative namun sebelumnya tidak didahului diagnosis skizofrenia
 Katatonik  ada gejala katatonik (negativism, fleksibilitas, rigiditas, mutism)
TataLaksana

 Psikofarmaka
o Inj. Haloperidol HCL 5 mg/im  kondisi akut (antipsikotik generasi I)
o Inj. Chlorpomazine 25 mg/im  Antipsikotik generasi I (menangani gejala positif)
o Inj. Diazepam 5-10 m/im/iv  antiansietas  lebih kepasa pasien gangguan psikotik
akut
o Inj. Olanzapin 2,5-10 mg/im (antipsikotik generasi II)  mengatasi gejala positif
maupun negatif
o Obat oral sesuai kondisi pasien
o Efek samping antipsikotik generasi I
 Klorpromazine IM  hipotensi ortostatik langsung berikan Injeksi NE
 Haloperidol  gejala ekstrapiramidal (dystonia akut leher/bahu terpuntir,
akatisia/badan tidak bisa diam; dyskinesia-mengeluarkan lidah, gg. Di orofasial),
diberi dengan Tablet Trihexyphenidyl 3-4 x 2 mg/har, sulfas atropine 0,5-0,75
mg
 Wawancara dan Tindakan
o Bersikap suportif dan tegas, bila perlu fiksasi  berbicara yang soft dan memberitahukan
pasien untuk tidak bertindak agresif
o Berikan pilihan bukan provokasi  kondisi bapak tidak baik, bapak mau minum obat
atau disuntik, jika tidak bisa tenang-kita fiksasi sementara. Jangan lupa jaga jarak namun
tidak boleh menghindar
o Tenangkan, tawarkan obat
 Edukasi
o Tenangkan, suruh Tarik nafas, duduk sebentar, cari tempat yang nyaman
o Terima semua keadaan yang ada- ibunya meninggal sudah takdir
o Masih ada ayah bapak yang bisa mendengarkan cerita bapak
o Pasrah kepada allah atas semua kejadian – lebih banyak istighfar
o Ingin sembuhkan pak? Nanti diminum obatnya, lebiih banyak bersabar
o Sholat
o Hobi
 Lindungi Diri
o Wawancara pasien dengan didampingi
o Jangan membelakangi dan menentang pasien
o Bila perlu fikasasi minta bantuan staf

MOOD DISORDER
Faktor Risiko

 Sex : perempuan 2x lebih besar drpd laki-laki. Faktornya hormonal, melahirkan (depresi); manic
common in men, bipolar 1 perbandingan 1:1
 Usia : bipolar sktr 30an, depresi 40an. Namun semuanya bisa di rentang anak-anak hingga usia 50
tahun
 Marital status : depresi banyak pada manusia single, sedangkan bipolar 1 banyak pada manusia
bercerai/sedang dalam pernikahan
 Socioeconomic :depresi banyak di rural area, bipolar I upper socioeconomic
Etiologi

 Overaktivitas HPA
o Stres berlebihan  overaktivitas CRH  penuruan respons thdp ACTH dan
hiperkortisolemia
o Overaktivitas CRH  penuran kadar danfungsi hormone pertumbuhan
 Penurunan Sensitivitas Reseptor
o Depresi  penurunan sensitivitas reseptor  tidak terjadi inhibisi reuptake serotonin 
peningkatan sensitivitas NE  menurunkan produksi NE
 Faktor Biologis :
o NE : NE sedikit yang tereksitasi  penurunan sensitivitas beta adrenergic reseptor
o Serotonin : penurunan kadar serotonin
o Dopamin : penurunan kadar dopamine
DEPRESI MAYOR
Gejala Utama (Durasi minim. > 2 minggu)

 Afek depresif (murung, nangis)


 Hilang minat dan kegembiraan
 Mudah lelah dan menurunnya aktivitas
Gejala lainnya

 Konsentrasi menurun
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Rasa bersalah dan tidak berguna
 Masa depan suram & pesimis
 Gagasan/perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu  insomnia
 Perubahan nafsu makan (naik/turun)
Klasifikasi (PPDGJ)

Terapi

 SSRI (Fluoxetine, sitalophram, sertraline)


 Amitryptiline
 Psikoterapi  CBT, Interpersonal, Electroconvulsive Therapy (jika diberi arus listrik, ada
gangguan memori yang membuat dirinya lupa kana kesedihannya)

MANIA
Definisi  abnormal period dimana mood meningkat secara persistant selama min. 1 minggu atau rawat
rumah sakit. Hipomanic  minimal 4 hari
Gejala  hypersomnia, aktivitas fisik berlebih, percaya diri meningkat

 Mania dengan Gejala Psikotik


o Mania yang lebih berat
o Harga diri membumbung tinggi, gagasan kebesaran menjadi waham kebesaran, waham
kejar, waham dan halusinasi sesuai dengan afek

 Mania tanpa Gejala Psikotik


o Episode min. 1minggu
o Cukup berat mengacaukan kehidupan sehari-hari
o Banyak energy, banyak bicara kebutuhan tidur kurang, optimistic, grandious idea

 Hipomania
o Afek meninggi
o Menetap dalam 4 hari berturut-turut
o Tidak disertai halusinasi/waham
o Kekacauan sehari-hari tidak lebih parah dari mania berat

Tata Laksana

 Nilai semua perilaku agresif dan kekerasan. Fase akut  pertimbangan fiksasi dan isolasi
 Antimania (Lithium, Na divaproat)
 Antipsikotik (Risperidon, Olanzapin)
 Intervensi psikososial  CBT, psikoedukasi, family focused therapy

GANGGUAN BIPOLAR
Definisi  setidaknya 2 episode yang menunjukkan pada 1 waktu tertentu terjadi peninggian mood
(mania/hipomania) dan pada 1 waktu lain berupa penurunan mood (depresi)

 Manik : 2 minggu s.d 5 bulan; hipomanik : kurang dari 4 hari dan fungsi sehari-hari tidak
terganggu
 Depresi 6 bulan s.d 1 tahun
Klasifikasi  DSM

 Distimia : 2 tahun mood depresif


Tata Laksana

 Fase akut :

Anda mungkin juga menyukai