Anda di halaman 1dari 18

Metode penelitian

“Pengaruh Pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK


Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMA”

Dibuat
O
L
E
H
Darajatul arda
1901061057
3 c administrasi bisnis

Politeknik negeri padang


Administrasi niaga
Thn 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNyalah
sehingga Penyusunan Proposal Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan
Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA” telah dapat diselesaikan. Proposal Penelitian
ini merupakan salah satu syarat untuk Mengikuti Ulangan Semester guna untuk
mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah Bahasa Indonesia.

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat Dosen pembimbing.

Teman-teman yang turut serta membantu dalam pembuatan Proposal


Penelitian ini Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang
penulis banggakan.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar Belakang Masalah .......................................................

B. Identifikasi Masalah ..............................................................

C. Pembatasan Masalah .............................................................

D. Perumusan Masalah ..............................................................

E. Tujuan Penelitian ..................................................................

F. Manfaat Penelitian .................................................................

BAB II LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


PENELITIAN.................................................................

A. Landasan Teori .....................................................................

B. Kerangka Berpikir .................................................................

C. Hipotesis Penelitian ..............................................................

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................

B. Metode dan Desain Penelitian ..............................................

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .......................

E. Analisis Data .........................................................................

Daftar Pustaka ............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai
pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan sebagai momok
seperti halnya Pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi
pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia
tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi
siswa.

Permasalahan inimuncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi


belajar siswa yang kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang kurang
mendukung. Dalam hal ini kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola
pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai pengelola


pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi
siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika pembelajaran yang dikemas guru
dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa. Setya Yuwana Sudikan
(2004: 2) menegaskan, mengajar adalah menata lingkungan agar pembelajar
termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidak seragaman.

Pada saat ini di sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfatan Teknologi


Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK
menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi),
sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam


pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Penelitian
tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil penelitian ini antar
lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat
mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisansebesar 10%, pesan audio 10%,
visual 30%, audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan, maka
akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multi media
pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai
potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran.

Multi media telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan


perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi computer belum dikenal,
konsep multi multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai
unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video, dan slide suara. Unsur-unsur
tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi
pelajran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai
kekuatan dan kelemahan.

Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan


media lainnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
sangat pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang
pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong para warga
sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK, khususnya multi media
pembelajaran.

Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multi media pembelajaran adalah


untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran. Indikator yang
harus dipenuhi, yakni mencakup aspek desain pembelajaran,aspek rekayasa
perangkat lunak, dan aspek komunikasi visual.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini


dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Perlunya pengembangan kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola


pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Banyak metode yang dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Perlunya terus-menerus pengayaan wawasan pengetahuan siswa, sebab
pengetahuan yang luas merupakan ”modal” dalam meningkatkan hasil
belajar.
4. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu
cara untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik.
5. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penulis
membatasinya sebagai berikut.

1. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media


pembelajaran berbasis TIK terhadap motivasi belajar siswa.
2. Objek penelitan ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media
pembelajaran berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa.
3. Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pada pembelajaran menulis narasi.
4. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa STIE Widyagama Lumajang

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah


tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut :

A. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK


terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas Kelas X
B. Bagaimana pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK
terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas XE.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK
terhadap motivasi belajar menulis narasi bagi siswa kelas X
b. Mengetahui pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK
terhadap hasil belajar menulis narasi bagi siswa kelas X
F. Manfaat Penelitian

Penulisan proposal penelitian dengan judul ”Pengaruh Pemanfaatan Multi Media


Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa
Indonesia Di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran 2011/2012” ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Menumbuhkan minat dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran


sehingga meningkatkan hasil belajar yang diharapkan.
2. Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.
3. Mengenalkan kepada para guru dalam memanfaatkan Multi Media
Pembelajaran Berbasis TIK untuk menumbuhkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran menulis narasi.
4. Memberikan sumbang saran dalam memecahkan persoalan
pembelajaran, khususnya upaya menumbuhkan kemampuan berpikir
secara logis
5. Mendorong terlaksananya proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan yang dapat mendukung tercapainya tujuan
kegiatan pembelajaran.

6. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan


bahwa ia mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,
khususnya pada pelajaran menulis narasi.
7. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan.
8. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan
/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut
BAB II
LANDASAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori
1. Multi Media Pembelajaran

Multi media adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
terintegrasi. Multi media terbagi menjadi dua kategori, yaitu, multi media linier
dan multi media interaktif. Multi media linier adalah suatu multi media yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Multi media ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya, TV dan film. Multi
media interaktif adalah suatu multi media yang dilengkapi dengan alat pengontrol
yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multi media interaktif adalah
multi media pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain.
Adapun penjelasan makna dari kata media menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
A. Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen pada
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar.
B. Pendapat Briggs, media adalah segala alat fisik yang menyajikan
pesan serta dapat merangsang siswa untuk belajar.
Pembelajaran adalah suatu upaya bimbingan bagi siswa agar secara sadar
siswa mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan tahapan
kemampuannya. Jadi pengertian dari Media Pembelajaran adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan siswa yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menyampaikan pesan dalamproses belajar sehingga siswa teransang minat dan
perhatiannya untuk belajar.
Pada proses pembelajaran, media pembelajaran berguna untuk memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu verbal yang hanya dengan kata-kata tertulis dan
penjelasan lisan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya indera,
membuat siswa lebih aktif dan mengurangi sifat pasifnya, mengakomodir
perbedaan individu siswa, dan membuat pembelajaran menjadi menarik dan
menyenangkan.
Peranan Media pembelajaran menurut Gerlac dan Ely (1971: 285)
ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media pembelajaran
yaitu:
a. Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian
b. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau
kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan
c. Media mempunyai kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau
kejadian yang mengandung makna.

2.Manfaat Multi Media Pembelajaran Multi media

pembelajaran akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi para guru dan
siswa, apabila multi media pembelajaran dipilih, dikembangkan, dan digunakan
secara tepat dan baik. Secara umum manfaat yang bisa di peroleh adalah proses
pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi, kualitas belajar sisiwa dapat ditingkatkan, serta sikap belajar siswa
dapat ditingkatkan. Manfaat tersebut di atas dapat diperoleh mengingat
terdapat keunggulan dari sebuah multi media pembelajaran, yaitu;
1) Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
2) Memperkecil benda yang besar, yang tidak mungkin didatangkan ke
sekolah.
3) Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung
cepat atau lambat.
4) Menyajikan peristiwa yang tidak mungkin dilaksakan karena akan memakan
biaya yang besar.
5) Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh.
6) Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya.
7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Dan masih banyak lagi.

3. Proses Kreatif dalam Menulis Menulis merupakan

suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen


(menyebar) daripada konvergen (memusat) (Supriadi, 1997: 26). Menulis tidak
ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya.
Kendatipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud
yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam
mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya
sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi,
begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang
menggigit, dan membosankan.
Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan
katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan
kalimatnya kering. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif,
penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu :
(1) tahap persiapan (prapenulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
Keempat proses ini tidak selalu disadari oleh para pembelajar bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing. Jika dilacak lebih jauh lagi, hampir semua proses
menulis (esai, opini/artikel, karya ilmiah, artistik,atau bahkan masalah politik
sekali pun) melalui keempat tahap ini. Harap diingat, bahwa proses kreatif tidak
identik dengan proses atau langkah- langkah mengembangkan laporan tetapi lebih
banyak merupakan proses kognitif atau bernalar.
Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika pembelajar
menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan
fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang
dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan sebagainya yang memperkaya
masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi yang
dimilikinya sedemikian rupa sehingga mengantarkannya pada ditemukannya
pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses inkubasi ini analog
dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas menjadi anak
ayam.Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung
dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses
perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa
detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini
seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar mengalami frustrasi
karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang dipikirkannya. Seakan-
akan melupakan apa yang ada dalam benak kita. Berekreasi dengan anggota
keluarga, melakukan pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung. Kendatipun
demikian, sesungguhnya di bawah sadar sedang mengalami proses pengeraman
yang menanti saatnya untuk segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu
gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran. Pada saat ini,
apa yang telah lama dipikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar.
Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika duduk di kursi,
sedang mengendaraimobil, sedang berbelanja di pasar atau di supermarket, sedang
makan, sedang mandi, dan sebagainya. Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan
yang muncul dan amat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang
kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk
peristiwa tertentu, menuliskannya setelah selesai melakukan pekerjaan.
Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Padahal, sesungguhnya
ia telah lama atau pernah memikirkannya. Secara kognitif, apa yang dikatakan
ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang dari kevakuman
tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif
seseorang.
Keempat, tahap terakhir, yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal -hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang
lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini menguji dan
menghadapkan apa yang ditulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.

4. Pembelajaran Menulis dengan Baik

Di dalam pembelajaran menulis siswa tidak dapat dibawa langsung pada


kegiatan inti. Pengetahuan tentang ciri-ciri tulisan yang baik perlu ditanamkan
pada siswa terlebih dalam dahulu. Sebuah tulisan selalu terdiri atas dua unsur
penting, yaitu bentuk dan isi. Bentuk berkenaan dengan bahasa, sedangkan isi
berkaitan dengan materi yang dikandung dalam tulisan, apapun jenis tulisannya.
Ditinjau dari dua aspek tersebut, Nursisto (2000: 47) mengemukakan beberapa ciri
tulisan yang baik, sebagaimana diuraikan di bawah ini :
a. Berisi hal-hal yang bermanfaat.
Tulisan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan mendapat penghargaan
masyarakat. Sangat mungkin tulisan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan
manfaat langsung bagi pembaca.
b. Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah tulisan dicerna
oleh pembaca. Dengan pengungkapan yang semakin jelas, sebuah tulisan akan
semakin mudah untuk diikuti. Faktor pendukung utamanya adalah pilihan kata
(diksi), ketepatan struktur kalimat, akuratnya pilihan kata-kata penghubung,
pengorganisasian ide yang padu, kesesuaian menentukan contoh-contoh, ilustrasi,
dan masih banyak lagi. Pengungkapan yang jelas tidak akan membingungkan
pembaca karena permasalahan yang dibicarakan dalam karangan dapat dipahami
oleh pembaca secara tepat dan benar.
c. Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Tulisan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan
baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami tulisan. Sebaiknya tulisan
langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit. Perpindahan
pembahasan dari satu masalah ke masalah yang lain berlangsung secara mulus
tanpa menimbulkan kesenjangan. Tiap kalimat dapat mendukung ide utama
paragraf. Setiap kali ditambahkan kalimat baru, kalimat tersebut masih
berdaya dukung terhadap kalimat sebelumnya.
d. Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien adalah pengungkapan suatu maksud
dengan mengutamakan efesiensi dan efektifitas, yaitu dalam menggunakan kalimat
dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
e. Ketepatan penggunaan bahasa
Tulisan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa
yang baik dan benar akan meningkatkan bobot tulisan. Hal yang tercakup di
dalamnya adalah kesanggupan penulisuntuk memnuhi berbagai kaidah berbahasa
Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan
kalimat,serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
f. Terdapat variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam tulisan adalah
penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang- seling. Untuk
menghindari penggunaan kata-kata yang sama secara berulang-ulang dengan cara
mencari sinonimnya, atau menampilkan kalimat bermajas adalah cara-cara
membuat variasi kalimat. Ditampilkannya kalimat retoris dapat mengundang
perhatian pembaca. Ungkapan, pepatah, dan peribahasa yang ditampilkan secara
tepat juga dapat menghilangkan kejenuhan. Demikian pula bila sesekali
ditampilkan kata-kata bersajak dalam komposisi yang tepat dan tidak dipaksakan.
Harmoni atau nuansa serasi adalah suatu hal yang di senangi oleh setiap orang.
g. Vitalitas
Tulisan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan
kekuatan dalam tulisan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di
dalam tulisannya. Pembaca merasa seakan- akan penulis ada di dekatnya sehingga
terjadi kontak dan timbul jalinan yang akrab antara pembaca dengan penulis.
h. Cermat
Tulisan dikatakan baik, tidak terlepas dari kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik
dan koma tidak boleh dianggap remeh dan diabaikan. Kecermatan juga sangat
diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat. Dengan kecermatan
itu, tulisan yang di susun akan semakin baik dan terhindar dari kekurangan.
i. Objektif
Menulis adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak terdapat muatan emosi,
dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus
mencerminkan bahwa penulis benar-benar menguasai dan menghayati
permasalahan yang diuraikannya.

5.Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar seseorang ditentukan dari berbagai faktor yang


mempengaruhinya, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil belajar
terbentuk dari dua kata yaitu „hasil‟ dan „belajar‟ yang masing- masing kata
tersebut mengandung arti. Hasil menunjukan pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang merubah fungsi awalnya.
Dalam suatu input-proses-hasil, hasil dapat jelas dibedakan dengan input
akibat dari perubahan oleh proses. Begitu pun pada kegiatan belajar mengajar,
setelah belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Adapun makna
belajar menurut Grounlund (1985: 25), adalah proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam
waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1999: 51). Aspek perubahan itu
mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Benjamin
S. Bloom, E. Simpson dan A. Harrow (Winkel,1999: 244) yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat


kesulitannya dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain,
yaitu mendengarkan, berbicara, dan membaca. Untuk itu, penelitian ini
menitikberatkan pada keterampilan menulis. Untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajaran menulis perlu adanya motivasi yang tinggi. Tindakan kreatif guru
bahasa Indonesia dalam mengemas dan menyajikan materi pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya menulis penting dilakukan, supaya pembelajaran lebih
bermakna,menarik, mudah dipahami, dan dapat membangun kreativitas siswa, dan
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan pemanfaatan Multi Media Pembelajaran Berbasis TIK.

C. Hipotesis Penelitian

Kegiatan menulis narasi mempunyai peranan penting dalampembelajaran


bahasa Indonesia di sekolah. Melalui menulis narasi siswa tidak semata-mata
dilatih menulis, tetapi secara utuh siswa juga belajar keterampilan berbahasa
Indonesia. Siswa dapat menulis narasi dengan baik jika memiliki wawasan
pengetahuan yang luas, kepekaan batin, dan daya imajinasi yang tinggi. Wawasan
itu dapat diperoleh melalui proses membaca, mendengarkan, maupun melalui
komunikasi lisan (berbicara).
Pembelajaran keterampilan menulis mempunyai tujuan praktis. Siswa dapat
menerapkan materi dalam bentuk tulisan, bukan sekadar teori yang mudah
dilupakan. Keterampilan menulis sangat diperlukan untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa secara kompleks yang berguna dalam mengembangkan
kecakapan hidup . Oleh karena itu, diharapkan setelah siswa lulus SMA
mempunyai keterampilan menulis yang memadai. Berdasarkan uraian di atas
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
(1) Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran bahasa
Indonesia di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran 2011/2012.
(2) Dengan pemanfaatan multi media pembelajaran berbasis TIK dapat
bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran bahasa
Indonesia di SMA Negeri Klakah Tahun Pelajaran 2011/2012.BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian terhadap pengaruh pemanfaatan multi media pembelajaran
berbasis TIK terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di SMA Negei
Klakah.
2.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 ,
tepatnya pada bulan Juni 2012.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian
deskriptif. Peneliti melakukan survey ke SMA Negeri Klakah yang menjadi objek
penelitian lalu melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa yang diakibatkan
oleh proses pembelajaran. Analisis ini mencakup observasi faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah siswa kelas X Tahun
Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini seluruh populasi yang telah disebutkan
akan diteliti seluruhnya atau seluruh populasi akan menjadi sampel total (sensus).
Jadi dalam penelitian ini mengambil sampel semua siswa kelas X sebanyak 120
siswa.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan
data adalah penggunaan qoessioner atau angket. Angket iniberisi pertanyaan
pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek penelitian yang telah ditetapkan
sebagai sampel penelitian. Angket ini diperlukan untuk memperoleh data berupa
respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan pemanfaatan multi media
pembelajaran berbasisi TIK.
E.Analisis Data
Dalam penelitian ini kegiatan analisis data dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data di lapangan. Dari data yang terkumpul kemudian
dianalis dengan cara :
(1) mereduksi data
(2) display data
(3) kesimpulan dan verivikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Kusnanar dkk. 2007 .Panduan Pengembangan Multi Media


Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia.
2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Madiun: IKIP.
Malawi, Ibadullah. 2009. Diktat Kuliah Penelitian Pendidikan. Madiun: IKIP.
Nur Bahdin Tanjung dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
Fajar Interpratama Offset.
Nursisto. 2000. Penuntun Mengarang. Jakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Pamungkas. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.
Sudjana, Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai