Anda di halaman 1dari 8

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani

2018
Umayyah dan Bani Abbasiyah

Atiqah Aufa Akmaliya


VIII-E (8E) | SMP Negeri 245 Jakarta
11/5/2018
~Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah~
1. Imam Hanafi
Imam Hanafi atau Imam Abu Hanifah memiliki nama lengkap Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin
Mahan at-Taymi (bahasa Arab: ‫)النعمان بن ثابت‬, lebih dikenal dengan nama Abū Ḥanīfah, (bahasa
Arab: ‫( )بو حنيفة‬lahir di Kufah, Irak pada 80 H / 699 M — meninggal di Baghdad, Irak, 148 H / 767
M) atau lebih dikenal sebagai salah satu imam mazhab fiqh.
Abu Hanifah / imam Hanafi juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena
dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis
darinya serta sahabat lainnya.
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan
kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (taharah), salat dan seterusnya, yang kemudian
diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti Malik bin Anas, Imam Syafi’i, Abu Dawud, Bukhari,
Muslim dan lain
Nasab dan Kelahirannya bin Tsabit bin Zuthi (ada yang mengatakan Zutha) At-Taimi Al-Kufi
Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan
bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama
berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin
Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam. Adapula
yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya lagi
mengatakan dari Babilonia.
Perkembangan Imam Hanafi

Ismail bin Hamad bin Abu Hanifah cucunya menuturkan bahwa


dahulu Tsabit ayah Abu Hanifah pergi mengunjungi Ali Bin Abi
Thalib, lantas Ali mendoakan keberkahan kepadanya pada
dirinya dan keluarganya, sedangkan dia pada waktu itu masih
kecil, dan kami berharap Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan
doa Ali tersebut untuk kami. Dan Abu Hanifah At-Taimi biasa
ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera, bahkan dia
punya toko untuk berdagang kain yang berada di rumah Amr bin
Harits.
Beliau sempat bertemu dengan Anas bin Malik tatkala datang ke
Kufah dan belajar kepadanya, beliau juga belajar dan meriwayat
dari ulama lain seperti Atha’ bin Abi Rabbah yang merupakan syaikh besarnya, Asy-Sya’bi, Adi bin
Tsabit, Abdurrahman bin Hurmuj al-A’raj, Amru bin Dinar, Thalhah bin Nafi’, Nafi’ Maula Ibnu
Umar, Qotadah bin Di’amah, Qois bin Muslim, Abdullah bin Dinar, Hamad bin Abi Sulaiman guru
fiqihnya, Abu Ja’far Al-Baqir, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Muhammad bin Munkandar, dan masih banyak
lagi. Dan ada yang meriwayatkan bahwa beliau sempat bertemu dengan 7 sahabat.
Beliau pernah bercerita, tatkala pergi ke kota Bashrah, saya optimis kalau ada orang yang bertanya
kepadaku tentang sesuatu apapun saya akan menjawabnya, maka tatkala diantara mereka ada yang
bertanya kepadaku tentang suatu masalah lantas saya tidak mempunyai jawabannya, maka aku
memutuskan untuk tidak berpisah dengan Hamad sampai dia meninggal, maka saya bersamanya
selama 10 tahun.
Pada masa pemerintahan Marwan salah seorang raja dari Bani Umayyah di Kufah, beliau didatangi
Hubairoh salah satu anak buah raja Marwan meminta Abu Hanifah agar menjadi Qodhi (hakim) di
Kufah akan tetapi beliau menolak permintaan tersebut, maka beliau dihukum cambuk sebanyak 110
kali (setiap harinya dicambuk 10 kali), tatkala dia mengetahui keteguhan Abu Hanifah maka dia
melepaskannya.
Pada zaman kerajaan Bani Abbasiyah tepatnya pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Manshur yaitu
raja yang ke-2, Abu Hanifah dipanggil kehadapannya untuk diminta menjadi qodhi (hakim), akan
tetapi beliau menolak permintaan raja tersebut – karena Abu Hanifah hendak menjauhi harta dan

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
kedudukan dari sultan (raja) – maka dia ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara dan wafat dalam
penjara.
Dan beliau wafat pada bulan Rajab pada tahun 150 H dengan usia 70 tahun, dan dia dishalatkan
banyak orang bahkan ada yang meriwayatkan dishalatkan sampai 6 kloter.

Karya Karya Imam Hanafi


Pada saat beliau masih hidup, masalah-masalah agama dan buah fikirannya tersebut dicatat oleh
sahabatnya, dikumpulkan berikut juga paham mereka sendiri, yang kemudian disebut sebagai
“mazhab Imam Hanafi”. Dalam usaha itu, ulama Hanafiyah membagi hasil yang mereka kumpulkan
itu dibagi kepada 3 tingkatan, yang tiap-tipa tingkatan itu merupakan suatu kelompok yaitu :
1. Masailul –Ushul (masalah-masalah pokok)
Merupakan suatu kumpulan kitab yang bernama Zhaahirur riwayat yaitu pendapat-pendapat Abu
Hanifah yang dihimpun oleh Imam Muhammad bin Hasan terdiri atas 6 kitab yaitu :
1. Kitab Al Mabsuth ( Terhampar )
Kitab ini memuat maslah-masalah keagamaan yang dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah. Di
samping itu juga memuat pendapat-pendapat Imam Abu Yusuf dan Muhamamd bin Hasan yang
berbeda dengan pendapat Imam Abu Hanifah, juga perbedaan pendapat Abu Hanifah dengan Ibnu
Abi Laila yang meriwayatkan kitab Al-Mabsuth ialah Ahmad bin Hafash Al-Kabir, murid dari
Muhammad bin Hasan.
1. Kitab Al-Jaami’ush shaghir (himpunan kecil)
Diriwayatkan oleh Isa bin Abban dan Muhammad bin Sima’ah yang keduanya murid Muhammad bin
Hasan.kitab ini dimulai dengan bab shalat. Karena sistematika kitab ini tidak teratur, maka disusun
kembali oleh Al-Qodhi Abdut-Thahir Muhammad bin Muhammad Adalah-Dabbas
1. Kitab Al Jaami’ul Kabir (Himpunan Besar). Kitab ini sama dengan Al-Jaami’ush
Shaghir hanya uraiannya lebih luas.
2. Kitab As-Sairu Al-shaghir (sejarah hidup kecil). Berisi tentang jihad (hukum perang)
3. Kitab As-Sairul Kabiir (sejarah hidup besar). Berisi masalah-masalah fiqih yang ditulis oleh
Muhammad bin Hasan
4. Kitab Az-Ziyaadat.
Keenam buku tersebut dikumpulkan dalam Mukhtashar al-Kafi yang disusun oleh Abu Fadhal Al-
Muruzi.
2. Kitab Masaa-ilun Nawadhir (persoalan langka)
Merupakan persoalan yang diriwayatkan dan  ditulis oleh Muhammad, seperti Al-Kisaniyat, Al-
Haruniyyat, Al-Jurjaniyyat, Al-Riqqiyyat, Al-Makharij Fil Al-Hayil dan Ziyadat Al Ziyadat yang
diriwayatkan oleh Ibnu Rustam. Buku-buku tersebut termasuk buku mengenai fiqih yang diimlakan
(didiktekan) oleh Muhammad. Riwayat seperti itu juga disebut ghair zhahir al-riwayah karena
pendapat-pendapat itu tidak diriwayatkan dari Muhammad dengan riwayat-riwayat
yang zhahir (tegas) kuat, dan shahih seperti buku-buku pada kelompok pertama.
3. Al-Fataawa Al-Waaqi’aat ( Kejadian dan Fatwa)
al-Fatawa ialah Al-Nawazil ditulis oleh Faqih Abu Laits Al-Samarqandi.
Majmu’ al-Nawazil wa al-Waqiat yang ditulis oleh Al-Nathifi
Al-Waqiat yang ditulis oleh Shadr A-Syahid Ibnu Mas’ud.
Bidang Fiqh :
Al Musnad
Al-Makharij
Fiqih Al-Akbar
Bidang  aqidah ada kitab al-Fiqh Al-Asqar.
Dalam bidang ushul fiqih Ushul as-Sarakhsi oleh Asy-Sarakhsi
Kanz al-wusul ila ilm al usul karya Imam al-Bazdawi.

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
2.Imam Malik

Karyanya:
1) Al Muwatha’ (kitab fiqh yang berdasarkan himpunan hadis hadis
pilihan).
2)  Al Mudawwanah Al Kubra.
3) mazhab Maliki.

3.Hasan al-Bashri
karyanya:
1) al-‘Adad atau ‘Adad Ayi al-Qur’an al-Karim (Jumlah Ayat-Ayat Al-
Qur’an).
2) Risalah al-Ihklas(keikhlasan).
3) Risalah mengenai jawabannya terhadap Khalifah Abdul Malik ibn
Marwan
4) Risalah Fada’il Makkah wa as-Sakan fih (Keutamaan Mekah dan
Ketenangan di Dalamnya)
5) risalah Faraid ad-Din (Kewajiban-kewajiban terhadap Agama)

4.Rabi’ah al-Adawiyah
Rabiah Adawaiyah dianugerahi kemampuan luar biasa dalam bidang sastra.
Ia mampu membuat puisi/syair yang begitu indah melambangkan kecintaan
beliau kepada Allah. Berikut salah satu puisi karya Rabiah Adawiyah.
Ya Illahi! Jika sekiranya aku beribadah kepada Engkau karena takut akan
siksa neraka,

maka bakarlah aku dengan neraka-Mu.


Dan jika aku beribadah kepada Engkau karena harap akan masuk surga,
maka haramkanlah aku daripadanya!
Tetapi jika aku beribadah kepada Engkau hanya karena semata-mata karena kecintaanku kepada-
Mu,
maka janganlah, Ya Illahi, Engkau haramkan aku melihat keindahanmu yang azali.

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
~Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Abbasiyah~
1.Ibnu Miskawaih

Ibnu Miskawaih adalah salah seorang cendekiawan Muslim yang


berkonsentrasi pada bidang filsafat akhlak.[1] Dia lahir di Iran pada
tahun 330 H/932 M dan meninggal tahun 421 H/1030 M.[1][2] Ibnu
Miskawaih melewatkan seluruh masa hidupnya pada masa
kekhalifahan Abassiyyah yang berlangsung selama 524 tahun, yaitu
dari tahun 132 sampai 654 H /750-1258 M.[3] Nama lengkapnya adalah
Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Maskawaih.[4][5]
Ibnu Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf akhlak daripada sebagai
cendekiawan muslim yang ahli dalam bidang kedokteran, ketuhanan,
maupun agama.[1] Dia adalah orang yang paling berjasa dalam
mengkaji akhlak secara ilmiah.[2] Bahkan pada masa dinasti Buwaihi, dia diangkat
menjadi sekretaris dan pustakawan.[2][5] Dulu sebelum masuk Islam, Ibnu Miskawaih adalah seorang
pemeluk agama Magi, yakni percaya kepada bintang-bintang.[5]

Konsep Pemikiran Ibnu Miskawaih


Gayanya yang menyatukan pemikiran abstrak dengan pemikiran praktis membuat pemikirannnya
sangat berpengaruh.[3] Terkadang Ibnu Miskawaih hanya menampilkan aspek-aspek kebijakan dari
kebudayaan-kebudayaan sebelumnya, terkadang dia hanya menyediakan ulasan praktis tentang
tentang masalah-masalah moral yang sulit untuk diuraikan.[3] Filosofinya sangat logis dan
menunjukkan koherensi serta konsistensi.[3]
Konsep tentang Tuhan
Bagi Ibnu Miskawaih, Tuhan adalah Zat yang jelas atau tidak jelas; jelas karena Tuhan adalah
yang haq (benar), sedang tidak jelas karena kelemahan akal manusia untuk menangkap keberadaan
Tuhan serta banyaknya kendala kebendaan yang menutupinya.[1]Tentu saja ketidaksamaan wujud
manusia dengan wujud Tuhan menjadi pembatas.[1] Menurutnya, entitas pertama yang memancar dari
Tuhan adalah akal aktif, yaitu tanpa perantara sesuatu pun yang bersifat kekal, sempurna, dan tak
berubah.[1]
Konsep tentang Akhlak
Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.[6]Karakteristik
pemikiran Ibnu Miskawaih dalam pendidikan akhlak secara umum dimulai dengan pembahasan
tentang akhlak (karakter/watak).[7] Menurutnya watak itu ada yang bersifat alami dan ada watak yang
diperoleh melalui kebiasaan atau latihan.[7] Dia berpikir bahwa kedua watak tersebut hakekatnya tidak
alami meskipun kita lahir dengan membawa watak masing-masing, namun sebenarnya watak dapat
diusahakan melalui pendidikan dan pengajaran.[7]
Konsep tentang Manusia
Selanjutnya adalah pemikiran Ibnu Miskawaih tentang manusia.[7] Pemikiran Ibnu Miskawaih tentang
manusia tidak jauh berbeda dengan para filosof lain.[7] Menurutnya di dalam diri manusia terdapat
tiga daya, yakni daya nafsu (al-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya paling rendah, daya berani (al-nafs

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
al-sabu'iyyat sebagai daya pertengahan, dan daya berpikir (al-nafs al-nathiqah)sebagai daya tertinggi.
[7]
 Dia sering menggabungkan aspek-aspek Plato, Aristoteles, Phytagoras, Galen, dan pemikir lain
yang telah dipengaruhi filosofi Yunani.[3] Namun ini bukanlah suatu penjarahan budaya,melainkan
usaha kreatif menggunakan pendekatan-pendekatan berbeda ini untuk menjelaskan masalah-masalah
penting.

Karya-karya Ibnu Miskawaih

Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq merupakan karya terkenal milik Ibnu


Miskawaih
Ia telah menyusun kitab Tahdzibul achlaq wa tathhirul a'raaq.[2] Kemudian
karyanya yang lain adalah Tartib as Sa'adah, buku ini berisi tentang akhlak
dan politik.[3] Ada juga Al Musthafa (syair pilihan), Jawidan Khirad
(kumpulan ungkapan bijak), As Syaribah (tentang minuman).[3]
Dalam bidang sejarah, karyanya Tajarib Al-Umam (pengalaman bangsa-
bangsa) menjadi acuan sejarah dunia hingga tahun 369 H.[3]Karya-karya
Ibnu Miskawaih dalam bidang etika dinilai jauh lebih penting daripada
karya-karyanya dalam bidang metafisika.[3] Bukunya Taharat Al
A'raq (Purity of Desposition), yang lebih dikenal dengan nama Tahdhib Al Akhlaq ( Cultivation of
Morals), menjelaskan tentang jalan untuk meraih kestabilan akhlak yang tepat dalam perilaku yang
teratur dan sistematis.[3]

2.Al-Farabi (870 M – 950 M)


Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu
Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6 bagian [1]

1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota
atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan
hubungan antara rejim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah islam.
[1]
 Filsafat politik Al-Farabi, khususnya gagasannya mengenai penguasa kota utama mencerminkan
rasionalisasi ajaran Imamah dalam Syi'ah.

3.Al-Khawarizmi
karyanya:
1) Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Kitab
yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan).
2)  Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind ("Buku Penjumlahan
dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu").
3) Kitāb ṣūrat al-Arḍ (Buku Pemandangan Dunia" atau "Kenampakan
Bumi" diterjemahkan oleh Geography.)
4)  Zīj al-sindhind (tabel astronomi) 

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
5) Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd ("Petunjuk Penanggalan Yahudi").

4.Ibnu Sina (370 H – 428 H / 980 M – 1037 M)


karyanya:

 Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan


Pengobatan)
 Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu
pengetahuan)
 An Najat
 Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)

5.Imam Bukhori
karyanya:
1. Al-Jami' ash-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari
2. Al-Adab al-Mufrad
3. Adh-Dhu'afa ash-Shaghir
4. At-Tarikh ash-Shaghir
5. At-Tarikh al-Ausath
6. At-Tarikh al-Kabir
7. At-Tafsir al-Kabir
8. Al-Musnad al-Kabir
9. Kazaya Shahabah wa Tabi'in
10. Kitab al-Ilal

 6.Ibnu Rusyd
karyanya:

G e n e r a l R u l e o f
Kitab An-Nafs (Psikologi), Al Jamhuriyyah Wa Al
Ahkam (Politik dan    Hukum), Jawami’ Saisati
Aflathan (Filsafat), Kasyful Adaliah(Filsafat)
 · A l K a s y f ’ a n
, berisi tentang kritikan terhadap metode  ahli ilmu kalam dan
sufi yang ia tulis di Marrakesh dan seville (574  H/1178 M)
 ·Fashl al maqal fi mabain al Hikmah wa al syariah min attishal, berisikan pendahuluan
tentang  metodelogi terhadap pemikiran agama (teologi) dan filsafat (574 H/1178 M).
 ·Tahafutu At Tahafut, berisikan tentang kritikan Ibnu Rusyd terhadap karya Imam Al
Ghazali  yang berjudul Tahafu Al Falasifah(574 H/1178 M). Yang menegaskan keunggulan agama
yang didasarkan pada wahyu dan akal yang dikaitkan dengan agama yang murni.
 ·Bidayah al Mujahid wa Nihayat al Muqtashid, yang berisikan tentang uraian-uraian
tantang  fiqhatau mengenai hukum Islam (564 H/1168 M).

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6
 

Tokoh-tokoh Terkenal pada Masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah


6

Anda mungkin juga menyukai