Anda di halaman 1dari 3

Tujuan Konseling Eklektik

Pendekatan eklektik dapat digunakan untuk membantu konseli yang kurang bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitar dengan berbagai tuntutan, sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan.

Tahap-Tahap Konseling Eklektik


 ahap eksplorasi masalah

Tahap awal dalam proses konseling adalah eksplorasi masalah, agar klien bersedia

menyampaikan masalahnya, maka sebelum itu harus dilakukan pengkondusifan

suasana. Konselor harus bisa menciptakan suasana konseling yang kondusif agar

konseli bersedia mengeksplor masalahnya, konselor akan mendengarkannya dengan

cermat untuk dilakukan tahapan selanjutnya.

 Tahap perumusan masalah

Merupakan tahap bagi konselor untuk mengelompokkan setiap aspek dari masalah

konseli, tergolong aspek kognitif, afektif ataukah tingkah laku. Kemudian membuat

kesepakatan terkait pemecahan masalah yang akan dilakukan. Barulah dapat

dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

 Tahap identifikasi alternatif

Selanjutnya adalah mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah yang dilakukan

oleh konselor dan konseli, dapat disusun secara tertulis. Kemudian konseli diberi
kebebasan dalam memilih alternatif yang akan dilakukan, tanpa ada keterlibatan

konselor.

 Tahap perencanaan

Setelah konseli memilih alternatif penyelesaian masalah, selanjutnya adalah menyusun

rencana tentang apa yang akan dijalankan. Ini dilakukan oleh konselor dan konseli,

karena meliputi tindakan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, dan

kapan rencana akan mulai dijalankan. Tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan

yang dimiliki oleh konseli.

 Tahap tindakan/komitmen

Tahap ini akan mengaplikasikan apa yang sudah direncanakan, merupakan aplikasi

dari proses konseling. Konseli akan memulai tindakannya sesuai yang telah

direncanakan sebelumnya bersama konselor.

Sementara konselor akan memberikan dukungan dan motivasi kepada konseli agar

memiliki komitmen dalam bertindak. Selain komitmen, kerja keras dan kesungguhan
hati konseli dalam pemecahan masalah juga akan diketahui oleh konselor.

 Tahap penilaian/umpan balik

Akhir dari tahapan konseling ini adalah penilaian konselor terhadap tindakan konseli

selama proses penyelesaian masalah. Penilaian konselor harus dilakukan dengan

objektif, yakni dengan melihat dari sudut pandang klien. Mengulangi pertanyaan kepada

konseli mengenai tujuan konseling.


Jika belum tercapai, maka konselor akan mengevaluasi kegagalan itu sekaligus

mengamati dan mengevaluasi kemajuan dari tindakan konseli apakah menjadi lebih

baik atau stagnan, bahkan mengalami penurunan. 

Kelebihan dan Kelemahan Konseling Eklektik


Kelebihan dari konseling eklektik adalah dalam menerapkan/memadukan berbagai

pendekatan, menggunakan variasi dalam prosedur dan teknik, sehingga dapat

melayani konseli sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas masalah

yang dihadapinya.

Namun, konseling eklektik ini juga memiliki kelemahan yaitu: konseli dapat merasa

bingung bila konselor mengubah-ubah strategi yang sesuai dengan kebutuhan konseli

pada suatu waktu dalam proses konseling, dan yang kedua yaitu konselor bisa

mengalami kesulitan dalam proses konseling, karena konselor dituntut untuk mahir

dalam menerapkan semua pendekatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai