Anda di halaman 1dari 11

MATRIKS

DETERMINAN MATRIKS DENGAN REDUKSI BARIS

Dosen Pengampu:

Eny Suryowati, S.Pd., M.Pd

Oleh Kelompok 3 2019-B

MUKHAMAD SYAHRUL ROZIQIN 165076


NOVI NUR IKHFANI 195032
DLIYA FITRI PUTRI SETYAWAN 195045

PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN


GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG

2019

1
DETERMINAN MATRIKS DAN REDUKSI BARIS

A. Pengertian Determinan Matriks

Determinan Matriks ialah suatu bilangan real yang diperoleh dari suatu proses dengan
aturan tertentu terhadap matriks bujur sangkar.

Determinan dinyatakan sebagai jumlah semua hasil kali dasar bertanda dari matriks bujur
sangkar A. Determinan dari sebuah matriks bujur sangkar A’ dinotasikan dengan det(A), atau |A|.

B. Jenis-jenis Determinan Matriks

a. Determinan Matriks Ordo 2 × 2

Misalkan A =   adalah matriks yang berordo 2 × 2 dengan elemen a dan d terletak
pada diagonal utama pertama, sedangkan b dan c terletak pada diagonal kedua. Determinan
matriks A dinotasikan ”det A” atau |A| adalah suatu bilangan yang diperoleh dengan
mengurangi hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen
diagonal kedua.

Dengan demikian, dapat diperoleh rumus det │A│ sebagai berikut.

det │A│ =   = ad – bc
Contoh Soal 1 :
Tentukan determinan matriks-matriks berikut:

a. A =   

b.B = 

Penyelesaian :

a. det │A│ =   = (5 × 3) – (2 × 4) = 7

2
a. det │B│ =   = ((–4) × 2) – (3 × (–1)) = – 5

b. Determinan Matriks Ordo 3 × 3 (Pengayaan)

Jika A =   adalah matriks persegi berordo 3 × 3, determinan A

dinyatakan dengan det │A│ = 

Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan determinan matriks berordo 3 × 3,
yaitu aturan Sarrus dan metode minor-kofaktor.
 Aturan Sarrus
Untuk menentukan determinan dengan aturan Sarrus, perhatikan alur berikut.
Misalnya, kita akan menghitung determinan matriks A3 × 3 . Gambaran perhitungannya
adalah sebagai berikut.

 Metode Minor-Kofaktor
Misalkan matriks A dituliskan dengan [aij]. Minor elemen aij yang dinotasikan
dengan Mij adalah determinan setelah elemen-elemen baris ke-i dan kolom ke-j
dihilangkan. Misalnya, dari matriks A3 × 3 kita hilangkan baris ke-2 kolom ke-1 sehingga :

3
Akan diperoleh M21 =   . M21 adalah minor dari elemen matriks A baris
ke-2 kolom ke-1 atau M21 = minor a21. Sejalan dengan itu, kita dapat memperoleh minor
yang lain, misalnya :

M13 = 

Kofaktor elemen aij, dinotasikan Kij adalah hasil kali (–1)i+j dengan minor elemen


tersebut. Dengan demikian, kofaktor suatu matriks dirumuskan dengan :

Kij = (–1)i+j Mij

Dari matriks A di atas, kita peroleh misalnya kofaktor a21 dan a13 berturut-turut


adalah

K21 = (–1)2+1 M21 = –M21 = 

K13 = (–1)1+3 M13 = M13 = 

Kofaktor dari matriks A3 × 3 adalah kof(A) =

Nilai dari suatu determinan merupakan hasil penjumlahan dari perkalian elemen-
elemen suatu baris (atau kolom) dengan kofaktornya.Untuk menghitung determinan, kita
dapat memilih dahulu sebuah baris (atau kolom) kemudian kita gunakan aturan di atas.

4
C. Sifat-Sifat Determinan Matriks
Berikut sifat-sifat determinan yang terdapat pada matriks.

1. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat yang mengandung sebaris bilangan nol, maka det│A│
= 0.
Contoh :

misal matriks A = 

dengan menggunakan Aturan Kofaktor, maka

det│A│ = 
= a31M31 – a32M32 + a33M33

=0  – 0  + 0

= 0(2.1 – 3.0) – 0(1.1 – 1.3) + 0(1.0 – 1.2)

=0

2. Jika A adalah matriks segitiga n x n, maka det│A│ adalah hasil kali entri-entri pada diagonal
utama, yakni det│A│ = a11a22 … ann

Contoh :

det│A│ = 

= a31M31 – a32M32 + a33M33

=0  – 0  + 3

= 0(1.1 – 3.3) – 0(2.1 – 0.3) + 3(2.3 – 0.1)

= 0 – 0 + 3.2.3

= 18

5
Hasil ini sama dengan perkalian entri pada diagonal utama yaitu 2 x 3 x 3 = 18

3. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila baris tunggal A dikalikan oleh konstanta k,
maka det│A’│ = k det│A│

Contoh :

misal k = 2 dan A =   maka kA = 

det│A│ = 

berdasarkan Sifat 3 maka det│kA│ = det│A’│ = 4.3.3 = 36

karena det│A│ = 18 dan k = 2 maka k.det│A│ = 2.18 = 36

jadi, det│A’│ = k.det│A│

4. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila dua baris A dipertukarkan, maka det│A’│ =
-det│A│

Contoh :

misal A =   maka kA =   dan baris 1 ditukar dengan baris 2 sehingga

diperoleh matriks A’ = 

det│A’│ = 

= a31M31 – a32M32 + a33M32

=0  – 0  + 3

= 0(3.3 – 1.1) – 0(0.3 – 2.1) + 3(0.1 – 2.3)

6
= 0 – 0 + 3.(-2).3

= -18

Jadi, det│A’│ = -det│A│

5. Misalkan A’ adalah matriks yang dihasilkan bila kelipatan satu baris A ditambahkan pada
baris lain, maka det│A’│ = det│A│

Contoh :

misal A =   kemudian bilakukan Operasi Baris Elementer pada baris kedua yaitu

B2 + 2B1 sehingga diperoleh A’ = 

det│A’│ = 

= a31M31 – a32M32 + a33M33

=0  – 0  + 3

= 0(1.7 – 5.3) – 0(2.7 – 3.4) + 3(2.5 – 4.1)

= 0 – 0 + 3.(6)

= 18

Jadi, det│A’│ = det│A│

6. Jika A adalah sebarang matriks kuadrat, maka det│A│ = det│At│

Contoh :

misal A =   maka At = 

det(At) = a13M13 – a23M23 + a33M33

7
=0  – 0  + 3

= 0(1.1 – 3.3) – 0(2.1 – 3.0) + 3(2.3 – 1.0)

= 0 – 0 + 3.2.3

= 18

Jadi, det│A│ = det│At│

7. Misalkan A, A’ dan A” adalah matriks n x n yang hanya berbeda dalam baris tunggal,
katakanlah baris ke-r, dan anggap bahwa baris ke r dari A” dapat diperoleh dengan
menambahkan entri-entri yang bersesuaian dalam baris ke-r dari A dan dalam baris ke-r dari
A’, maka det│A”│ = det│A│ + det│A’│ [hasil yang serupa juga berlaku untuk kolom]

Contoh :

misal

A =   maka det│A│ = (1.3 – 4.2) = -5

A’ =   maka det│A│ = (4.2 – 1.3) = 5

dan A” = A + A’ =   +   =   maka det│A”│ (5.5 – 5.5) = 0

jadi det│A”│ = det│A│ + det│A’│ = -5 + 5 = 0

8. Jika A dan B adalah matriks kuadrat yang ukurannya sama, maka det│AB│ = det│A│
det│B│

Contoh :

Dari contoh pada Sifat 7 dengan det│A│ = -5 dan det│A’│ = det│B│ = 5 maka det│AB│ =
(-5)(5) = -25

AB =   

8

det│AB│ = 6.18 – 19.7

= 108 – 133

= -25

Jadi det│A.B│ = det│A│ . det│B│ = (-5)(5) = -25

9. Sebuah matriks kuadrat dapat dibalik jika dan hanya jika det│A│  0

Contoh :

misal A =   dengan det│A│= -5

A-1 =   

=   

Karena det│A│  0. Jadi matriks A memilki invers yaitu A-1 = 

10. Jika A dapat dibalik, maka det│A-1│ = 

Contoh :

A-1 =   maka

det│A-1│ = (-3/5)(-1/5) – (4/5)(2/5)

= 3/25 – 8/25

= -5/25

= -1/5

9
karena det│A│ = -5 maka berlaku det│A-1│ = 1/det│A│ = -1/5

D. REDUKSI BARIS

Menghitung Determinan dengan Metode Reduksi Baris


Perhatikan ilustrasi metode reduksi pada matriks 3×3 sebagai berikut:

A A*
REDUKSI BARIS
Matriks awal Matriks baru
x 11 x 12 x 13 y 11 y 12 y 13
[ x 21 x 22 x 23
x 31 x 32 x 33 ] [ 0 y 22 y 23
0 0 y 33 ]
Sedemikian rupa sehingga:

det( A ) = det (A*) = y11 × y22 × y33


Catatan : Pada ilustrasi di atas, persamaan det( A ) = det (A*) = y11 × y22 × y33

Contoh soal:

0 15
Hitung dimana A= 3−6 9
2 61 [ ] Baris 1 ditukar dengan baris 2. Sehingga

3−6 9
Menjadi= 0 15
2 61[ ] B3
−2
3
2/3B1

3−6 9
Menjadi= 0 15
[ ]
0 10−5
B3- 10B2

3−6 9
Menjadi= 0 15
[ ]
0 0−55
Det (A)= KARENA ADA PERTUKARAN BARIS, maka dikalikan -1

Menjadi= (-1) { ( 3 ) ( 1 ) (−55) }

 Daftar Pustaka

10
 http://contohdanpenyelesaianmatrix.blogspot.co.id/2014/06/invers-matriks.html
 Anton, H,. 1992, Aljabar Linier Elementer, Erlangga, Jakarta.
 http://sosmedpc.blogspot.co.id/2016/12/determinan-pengertian-dan-contoh.html
 http://www.sheetmath.com/2016/05/matriks-invers-definisi-sifat-sifat-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai