Ucsq Bukan
Ucsq Bukan
UNIAXIAL TEST
A. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini untuk mengetahui nilai kuat tekan
sampel batuan.
B. Landasan Teori
Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan,
Modulus Young, Nisbah Poisson, dan kurava tegangan-tegangan. Contoh
batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan
antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2
sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan parallel
tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terhadap suatu batuan, terdapat
beberapa tipe pecahan diantaranya:
1 || Mekanika Batuan
Dari hasil pengujian kuat tekan dapat digambarkan kurva antara tegangan
dengan regangan untuk tiap percontoh batu, kemudian dapat ditentukan
beberapa sifat mekanika batuan berhubungan dengan kuat tekan yaitu:
A = πr2
P
σcα =
A
σc α
σc= 0,88+ 0,24 D
( H ¿ )
¿
Keterangan :
σcα : Nilai kuat tekan benda uji sebelum koreksi H/D (kN/Cm2)
σc : Nilai kuat tekan benda uji setelah dikoreksi yang mempunyai
perbandingan H/D = 2 (kN/Cm2)
P : Beban sumbu (kN)
2 || Mekanika Batuan
D : Diameter benda uji (Cm)
H : Tinggi badan uji (Cm)
A : Luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda uji (Cm2)
r2 : Jari- jari lingkaran
π : 22/7 atau 3,14.
(Sahrul, 2021)
Uji kuat tekan uniaksial (uniaxial compressive strength test) telah banyak
digunakan untuk menentukan parameter kekuatan batuan utuh. Namun
demikian alat uji kuat tekan uniaksial ini memiliki keterbatasan, salah satunya
dalam preparasi conto. Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk
menentukan parameter kekuatan batuan adalah uji beban titik (point load test).
Dimana preparasi conto pada uji beban titik lebih sederhana dibandingkan
dengan uji kuat tekan uniaksial, serta kemudahan alat untuk dibawa
kelapangan. Sehingga uji beban titik bisa digunakan untuk menentukan
parameter kekuatan batuan secara tidak langsung dilapangan (Broch &
Franklin, 1972; Bieniawski, 1975), dan hasilnya nanti bisa di korelasikan
dengan nilai dari hasil pengujian kuat tekan uniaksial di laboratorium. (ASTM,
2008) menyatakan bahwa nilai UCS/Is adalah 24 untuk semua tipe batuan
(Danu Mirza Rezky, 2020).).
3 || Mekanika Batuan
Sumber : Yuliadi, 2015
Gambar 1.2 Alat Pengujian Uniaxial Test
Fungsi dari tombol dan bagian pada mesin uji tekan beton ini, yaitu :
a. Saklar (On/Off) : untuk mengaktifkan dan menonaktifkan mesin
b. Valve : untuk membuka/menutup pengaliran oli
c. Variable Speed : untuk mempercepat proses pengaliran oli
d. Piston : sebagai penekan umum
e. Cylinder : sebagai tempat penampung oli
f. Planes atas/bawah : sebagai penekan sampel beton
g. Dudukan sampel : sebagai tempat penyimpanan sampel beton kubus
h. Manometer : sebagai pengukur tekanan sampel beton
i. Jarum merah : sebagai pembaca
j. Jarum hitam : sebagai penggerak utama
4 || Mekanika Batuan
5 || Mekanika Batuan
C. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan unixial ini yaitu:
1. Alat
Tabel 1.1 alat yang digunakan.
No Nama Alat Kegunaan
Concreate Compression Sebagai alat utama pengujian Uniaxial
a.
Strength Test
Untuk mengukur tinggi dan diameter dari
b. Jangka Sorong
sampel
Sebagai wadah untuk memasukkan oli
c. Corong
kedalam alat uji
d. Kuas Untuk membersihkan alat uji
Untuk meratakan bagian atas dan bagian
e. Amplas
bawah sampel
Untuk mencatat segala hal yang
f. ATK
diperlukan selama praktikum berlangsung
Sumber : Zulfiqri, Dkk. 2021.
a b c
d e
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021
Gambar 1.3 Alat - Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian
6 || Mekanika Batuan
2. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini antara lain:
a. Sampel kasar (A1, A2, A3)
b. Sampe halus (B1, B2, B3)
c. Oli
a&b c
&777
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021
7 || Mekanika Batuan
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat percobaan uniaxial
compressive strength yaitu :
1. melakukan preparasi sampel untuk diuji
pada percobaan uniaxial test.
8 || Mekanika Batuan
7. Menyalakn mesin dengan menekan
tombol power yang berada diantara tuas
kecepatan dengan tuas pengunci.
9 || Mekanika Batuan
E. Hasil Dan Pembahasan
1. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari pengujian uniaxial test, yaitu :
Tabel 1.2 Hasil Pengujian
No Sampel P (kN) D (cm) H (cm) R (cm)
1 A1 25 7.29 14.01 3.645
2 A2 35 5.69 11.45 2.845
3 A3 35 4.49 9.44 2.245
4 B1 30 7.12 14.5 3.56
5 B2 45 5.61 11.49 2.805
6 B3 30 4.4 9.41 2.2
Sumber : Selvia Meirawati dkk, 2021
Rumus yang digunakan :
A = лr2
P
σcα =
A
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
Keterangan :
σcα : Nilai kuat tekan benda uji sebelum koreksi H/D (kN/Cm2)
σc : Nilai kuat tekan benda uji setelah dikoreksi yang mempunyai
perbandingan H/D = 2 (kN/Cm2)
P : Beban sumbu (kN)
D : Diameter benda uji (Cm)
H : Tinggi badan uji (Cm)
A : Luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda uji (cm2)
Л : ketetapan (3,14 atau 22/7)
R : Jari – jari lingkaran
10 || Mekanika Batuan
Perhitungan :
Sampel kasar
Sampel A1
A = лr2
= 3,14 cm x 3,6452 cm
= 41,718 cm2
P
σcα =
A
25 kN
=
41,718 cm2
= 0.599 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,520)
0,599 kN /cm 2
=
0,88+ 0,125
0,599 kN /cm 2
=
1.005
= 0,596 kN/Cm2
Sampel A2
A = лr2
= 3,14 cm x 2,8452 cm
= 25,41 cm2
P
σcα =
A
35 kN
=
25,41cm 2
= 1,377 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,497)
1,377 kN /cm 2
=
0,88+0,119
1,377 kN /cm 2
=
0,999
= 1,378 kN/Cm2
Sampel A3
A = лr2
= 3,14 cm x 2,2452 cm
= 15,82 cm2
11 || Mekanika Batuan
P
σcα =
A
35 kN
=
15,82cm 2
= 2,212 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,476)
2,212kN /Cm 2
=
0,88+0,114
2,121kN /cm2
=
0,994
= 2,225 kN/Cm2
Sampel halus
Sampel B1
A = лr2
= 3,14 cm x 3,562 cm
= 39,795 cm2
P
σcα =
A
30 kN
=
39,795 cm2
= 0.754 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,491)
0,754 kN /cm2
=
0,88+0,118
0,754 kN /cm2
=
0,998
= 0,755 kN/Cm2
Sampel B2
A = лr2
= 3,14 cm x 2.8052cm
= 24.70 cm2
P
σcα =
A
45 kN
=
24.70 cm2
= 1.821 kN/Cm2
12 || Mekanika Batuan
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,488)
1,821kN /cm2
=
0,88+ 0,117
1,821kN /cm2
=
0,997
= 1,827 kN/Cm2
Sampel B3
A = лr2
= 3,14 cm x 2,22 cm
= 15,19 cm2
P
σcα =
A
30 kN
=
15,19 cm2
= 1.976 kN/Cm2
σc α
σc = D
{0,88+0,24 }
H
0,599 kN /cm 2
=
0,88+( 0,24 X 0,468)
1,974 kN /cm 2
=
0,88+0,112
1,974 kN /cm 2
=
0,992
= 1,989 kN/Cm2
13 || Mekanika Batuan
14 || Mekanika Batuan
2. Pembahasan
a. Sampel Kasar (A1, A2, A3)
SAMPEL KASAR
2.500
2.000
kuat tekan
1.500
σc
1.000
0.500
0.000
A1 A2 A3
kode sampel
15 || Mekanika Batuan
b. Sampel Kasar (B1, B2, B3)
SAMPEL HALUS
2.500
2.000
Kuat Tekan
1.500
σc
1.000
0.500
0.000
B1 B2 B3
Kode Sampel
16 || Mekanika Batuan
F. Kesimpulan Dan Saran
3. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a. pada sampel kasar, nilai kuat tekat yang paling besar adalah di kode
A3 dengan nilai 2,212 kN/cm2, kemudian nilai kuat tekan yang
paling kecil berada di kode A1 dengan nilai 0,599.
b. pada sampel halus, nilai kuat tekan yang paling besar berada pada
kode sampel B3 dengan nilai 1,974 kN/cm2. Kemudian nilai kuat
tekan terendah berada pada kode sampel B1 dengan nilai 0,754.
1. Saran
a. Saran untuk laboratorium, yaitu agar kiranya ac atau pendingin yang
ada dilaboratorium ditambah lagi.
b. Saran untuk teman kelompok, saran saya yaitu agar kiranya tetap
disiplin dan bisa manajemenkan waktunya.
c. Saran untuk asisten, saran saya yaitu tetap jadi asisten yang saya
kenal
17 || Mekanika Batuan