DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 12
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. AKUN-AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN
Kas merupakan satu-satunya akun yang tidak dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama
karena besarnya potensi kecurangan, atau karena kemungkinan terjadinya kesalahan
yang tidak disengaja. Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh
sebagian perusahaan besar. Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kass
setelah memahami bisnis klien. Berikut jenis akun kas yang utama:
Akun Kas Umum: Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar
organisasi karena sebagain besar penerimaan dan pengeluaran kas mengalir
melalui akun ini.
Akun Impres: Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah
untuk meningkatkan pengendalian internal pengeluaran penggajian. Terdapat
jenis akun impres lain yang sedikit berbeda dari akun impres pada umumnya
yaitu terdiri atas satu rekening bank untuk penerimaan dan pengeluaran.
Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh
penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun
umum secara periodik. Akun pengeluaran ditetapkan berbasis impres, tetapi
dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
Akun Bank Cabang: Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan
di komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang.
Dana Kas Kecil Impres: Ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir
sama dengan kas pada bank. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas
berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai
dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan
cek gaji atau pribadi, selain itu juga digunakan untuk pengeluaran dalam jumlah
kecil.
Setara Kas: Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang
diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan
dalam waktu dekat dan bisa disebut Ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek
dan sangat likuid. Ekuivalen kas bisa sangat material, dicantumkan dalam
laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika merupakan investasi jangka
pendek yang siap dikonversikan menjadi sejumlah kas tertentu, dan tidak
terdapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga.
Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka
waktu yang lebih panjang bukan merupakan Ekuivalen kas.
Jumlah kas yang mengalir masuk ke dalam dan keluar dari akun kas sering kali lebih
besar dari pada jumlah kas yang mengalir untuk aku lainnya. Kas lebih rentan
digelapkan dari pada akun aset lainnya, karena sebagian besar aktiva lainnya itu harus
dikonversikan menjadi kas agar dapat digunakan. Auditor harus membedakan antara
memverifikasi rekonsiliasi saldo pada laporan bank dan saldo di buku besar umu, serta
memverifikasi kas yang tercatat merefleksikan dengan benar semua transaksi yang
terjadi selama tahun tersebut. Salah saji berikut menghasilkan kesalahan dalam
pembayaran atau penerimaan kas, tetapi tidak satupun dapat ditemukan dalam audit
atas rekonsiliasi bank:
a. Kegagalan menagih pelanggan
Seluruh jenis salah saji yang berbeda tersebut biasanya umunya sebagai bagian dari
pengujian atas rekonsiliasi bank:
h. Kegagalan memasukkan cek yang belum di kliring oleh bank pada daftar cek
yang beredar, walaupun telah dicatat pada jurnal pengeluaran kas
i. Kas yang diterima dari klien setelah tanggal neraca, tetapi dicatat dalam
penerimaan kas pada tahun berjalan
j. Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada
bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai
setoran dalam perjalanan.
k. Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi
tidak dimasukkan dalam catatan klien.
Auditor harus memperluas prosedur dalam audit akhir tahun untuk menentukan
kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak
memadai. Dalam merancang prosedur audit untuk mengungkap kecurangan auditor harus
mempertimbangkan secara teliti sifat kelemahan pengendalian internal, jenis kecurangan
yang mungkin terjadi, materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit yang
efektif untuk mengungkapnya. Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam
penerimaan ks masuk antara lain: konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan
untuk mendeteksi lapping, mereview ayat jurnal buku besar umum akun kas untuk pos
yang tidak biasa, membandingkan pesanan, penjualan dan penerimaan kas, memeriksa
persetujuan dansdokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur. Sedangkan
untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung dengan saldo
kasakhir tahun terdapat 3 prosedur yang mungkin dilakukan yaitu:
1) Memperluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika auditor yakin rekonsiliasi bank disalah saji dengan sengaja, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan
auditor:
a. Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan semua item dengan cek yang
dibatalkan dan dokumen lainnya.
b. Membandingkan semua cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank
tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.
c. Menelusuri seluruh item yang belum dikliring dan jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah
dimasukkan.
d. Memeriksa bahwa seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal
untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
2) Pengujian Kas
Auditor menggunakan pengujian kas jika pengendalian internal terhadap kas
lemah untuk menentukan: semua penerimaan kas yang tercatat telah
disetorkan,seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi, seluruh
pengeluaran kas dibayarkan oleh bank, seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank
sudah dicatat. Pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi, yaitu:
a. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada a'al periode
bukti kas.
b. Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periodetertentu.
c. Merekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
untuk periode tertentu.
d. Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas.
Ketika mengumpulkan pembuktian kas, auditor mengkombinasikan pengujian
susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pengujian kas merupakan metode
yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
3) Pengujian Transfer Antar Bank
Pengujian transfer bank penting untuk menguji kiting dan kesalahan tidak sengaja
dalam mencatat transfer antarbank. Terdapat beberapa yang sebaiknya diaudit dalam
skedul transfer antara bank, yaitu:
a. Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi
b. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank yang
mengirimkan
c. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
dilakukan di tahun fiskal yang sama
d. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan ataudikeluarkandengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar
e. Penerimaan dalam skedul tranfer antarbank harus dimasukkan ataudikeluarkan
dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.
Walaupun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya terkait kecurangan,
tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan
pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah
perhitungan antara kas dan utang dagang.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono Jusup, Al. 2012. Auditing Pengauditan Berbasis ISA, edisi ke-2. Yogyakarta: STIE
YKPN