Anda di halaman 1dari 76

KONSTRUKSI BETON 1 (SIL317)

TEKNOLOGI BETON
 Dr. Ir. Erizal, MAgr.

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan


Fakultas Teknolog Pertanian
Institut Pertanian Bogor

SIL317 Konstruksi Beton 1 1


BAHAN
 Uji Tekan
 Uji Slump
 Interpretasi Hasil Pengujian Beton

SIL317 Konstruksi Beton 1 2


SIL317 Konstruksi Beton 1 3
SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON
Campuran beton dikatakan mempunyai sifat
yang baik bila memenuhi persyaratan
utama campuran yaitu mempunyai
kemampuan kemudahan pengerjaan /
Workability / Kelecakan
Sifat KEMUDAHAN PENGERJAAN sukar
untuk didefiniskan dengan tepat

SIL317 Konstruksi Beton 1 4


KEMUDAHAN PENGERJAAN
 Kemampuan untuk mudah dipadatkan
(compactibility)
 Kemampuan untuk mudah dialirkan
(mobility)
 Kemampuan untuk tetap dapat bertahan
seragam (stability) : tidak terjadi segregasi
dan bleeding

SIL317 Konstruksi Beton 1 5


PENGUJIAN PEMADATAN
 Metode Pengujian dikembangkan oleh Glanville
dari Inggris tahun 1947
 Untuk mendapatkan derajat kepadatan suatu
pekerjaan
 Berat beton yang disetengah padat dibandingkan
berat beton setelah dipadatkan pada volume
yang sama.
 Nilai Rasio tersebut disebut FAKTOR
PEMADATAN, nilainya selalu < 1.
 Kemudahan pengerjaan berkurang jika faktor
pemadatan naik

SIL317 Konstruksi Beton 1 6


SLUMP TEST
 Dikembangkan oleh Chappmant dari AS tahun
1913
 Metode paling murah dan mudah mengukur
kekentalan campuran
 Alat Uji berbentuk kerucut terpancung dengan
diameter atas 10 cm atau 4 “ diameter bawah
20 cm atau 8 “ dan tinggi 30 cm atau 12 “
 Nilai slump diperoleh dari selisih antara tinggi
alat uji dengan penurunan kerucut benda uji.
 Semakin besar penurunan, semakin besar nilai
slump

SIL317 Konstruksi Beton 1 7


SLUMP TEST

slump
12”

1 2 3 4

1. Layer 1: Fill 1/3 full. 25 stokes


2. Layer 2: Fill 2/3 full. 25 stokes
3. Layer 3: Fill full. 25 stokes
4. Lift cone and measure slump (typically 2-6 in.)

SIL317 Konstruksi Beton 1 8


SLUMP TEST DAN UJI FAKTOR
PEMADATAN
 Terdapat korelasi antara slump test dan
faktor pemadatan

Slump (mm) Faktor Pemadatan


0 0.65 - 0.75
0 - 10 0.75 - 0.85
10 - 30 0.85 - 0.90
30 - 60 0.90 - 0.93
60 - 180 > 0.93

SIL317 Konstruksi Beton 1 9


SIFAT DAPAT BERTAHAN STABIL
 Definisi : tidak terjadi perubahan terhadap
keseragaman campuran akibat terjadinya
pemisahan butiran agregat dengan pasta
semen selama proses pengangkutan,
pengecoran dan pemadatan.
 Bila terjadi pemisahan dikatakan bahwa
campuran tersebut tidak stabil
 Fenomena beton tidak stabil adalah
SEGREGASI dan BLEEDING

SIL317 Konstruksi Beton 1 10


SEGREGASI
 Beton dapat dianggap sebagai suatu massa
dimana agregat kasar mengambang diatas
komponen agregat halus dan pasta semen,
sehingga terjadi pemisahan antara agegat halus,
agregat kasar dan pasta.
 Pemisahan tersebut terjadi jika daya kohesi
adukan tidak mampu menahan butiran agregat
untuk tidak mengambang
 Jika kandungan air banyak, akan mudah
dikerjakan, tetapi rentan segregasi.
 Diatasi dengan mengurangi ukuran butir agregat,
mengubah gradasi agregat dan additive

SIL317 Konstruksi Beton 1 11


BLEEDING
 Definisi : Pemisahan air dari campuran beton
 Terjadi setelah pengecoran beton pada cetakan
atau bekisting
 Terjadi jika kadar semen terlalu kecil, banyak air
yang tidak habis bereaksi dan menuju ke
permukaan.
 Terjadi juga jika adukan semen terlalu kental.
 Beton dengan kualitas rendah pada permukaan
beton
 Kadar air harus dikurangi

SIL317 Konstruksi Beton 1 12


SIFAT BETON SETELAH MENGERAS
 Sifat beton segar hanya mempunyai arti yang
penting / diperhatikan dalam waktu yang relatif
singkat.
 Setelah beton mengeras, sifat paling penting
adalah KEKUATAN
 Kekuatan beton diuji dengan cara menghitung
berapa beban maksimum yang dapat dipikul oleh
suatu penampang beton.
 Benda uji berbentuk kubus atau silinder
 Benda uji harus direndam sampai dengan air
sebelum pengujian

SIL317 Konstruksi Beton 1 13


PARAMETER
 Kuat Tekan
 Kuat Tarik Belah
 Kuat Lentur
 Rangkak
 Susut
 Permeabilitas/Penyerapan

SIL317 Konstruksi Beton 1 14


Material Beton

 Hubungan regangan vs waktu

SIL317 Konstruksi Beton 1 15


Material Beton

 Hubungan tegangan-regangan

SIL317 Konstruksi Beton 1 16


Material Beton

 Hubungan kekuatan vs waktu

SIL317 Konstruksi Beton 1 17


UJI TEKAN
 Benda uji bisa berupa
◦ kubus 15 x 15 x 15 cm atau 20 x 20 x 20 cm
atau
◦ silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm

Dia. 15

30 15

15

15
SIL317 Konstruksi Beton 1 18
PEMBUATAN BENDA UJI

SIL317 Konstruksi Beton 1 19


BENDA UJI

SIL317 Konstruksi Beton 1 20


UJI TEKAN

SIL317 Konstruksi Beton 1 21


UJI TEKAN

SIL317 Konstruksi Beton 1 22


UJI TEKAN

SIL317 Konstruksi Beton 1 23


Kekuatan Tekan (fc’)

 Tipikal kurva tegangan-regangan beton

SIL317 Konstruksi Beton 1 24


Kekuatan Tekan (fc’)
 Kurva tegangan regangan bersifat linier hingga 1/3
sampai 1/2 dari kekuatan tekan ultimate, setelah
itu kurva bersifat non linier
 Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva
cenderung smooth
 Kekuatan tekan ultimate tercapai pada regangan
sebesar 0.002
 Beton hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004.
Untuk perhitungan, diasumsikan regangan ultimate
beton adalah 0.003
 Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu
tinggi, yaitu mempunyai regangan yang lebih besar
pada saat hancur SIL317 Konstruksi Beton 1 25
Kekuatan Tekan (fc’)
 Ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder beton
(ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari
 Dipengaruhi oleh:
◦ Perbandingan air/semen (water/cement ratio)
◦ Tipe semen
◦ Admixtures/bahan tambahan
◦ Agregat
◦ Kelembaban pada waktu beton mengeras
◦ Temperatur pada waktu beton mengeras
◦ Umur beton
◦ Kecepatan pembebanan

SIL317 Konstruksi Beton 1 26


Modulus Elastisitas, Ec
 Beberapa definisi:
◦ Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva
tegangan regangan di titik awal kurva
◦ Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu
titik pada kurva tegangan regangan, misalkan pada
kekuatan 50% dari kekuatan ultimate
 Nilai Modulus Elastisitas:
◦ Ec = wc1.5 (0.043) fc’ (SI Unit)
◦ Ec = wc1.5 (33) fc’ (Imperial Unit)
Untuk beton normal, wc = 2320 kg/m3 (atau 145 lb/ft3 ):
◦ Ec = 4700 fc’ (SI Unit)
◦ Ec = 57000 fc’ (Imperial Unit)
SIL317 Konstruksi Beton 1 27
KUAT TARIK BELAH
 Untuk gedung biasanya yang
diperhitungkan hanya kekuatan tekan
 Berguna untuk beton pada jalan dan
landasan pesawat terbang

SIL317 Konstruksi Beton 1 28


UJI TARIK BELAH
P
Concrete Cylinder
Poisson’s
Effect

SIL317 Konstruksi Beton 1 29


Kekuatan Tarik
 Kekuatan tarik
(modulus of rupture):
fr = 6M/(bh2)
 Kekuatan tarik –
split test (tensile
flexural strength)
ft = 2P/(ld)

SIL317 Konstruksi Beton 1 30


KUAT LENTUR
P unreinforced concrete
beam

fr

Mmax = P/2 x a

SIL317 Konstruksi Beton 1 31


Rangkak (Creep)
 Pada saat mengalami beban, beton akan terus
berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi
tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic
flow.
 Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis akan
langsung terjadi pada struktur,
 Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus
bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai
dua atau tiga kali deformasi elastis.
 Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan
deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian kecil dari
deformasi tambahan/rangkak yang akan hilang.
 Sekitar 75% dari rangkak terjadi pada tahun
pertama.
SIL317 Konstruksi Beton 1 32
Susut (Shrinkage)
 Berkurangnya volume akibat keluarnya air pada beton
 Disebut SUSUT / SHRINKAGE
 Pada saat adukan beton mengeras, sebagian dari air akan menguap.
Akibatnya beton akan menyusut dan retak.
 Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur, dan dapat
menyebabkan baja tulangan terbuka sehingga rawan terhadap korosi.
 Susut berlangsung pada waktu yang lama, tetapi 90% terjadi pada tahun
pertama.
 Semakin luas permukaan beton yang terbuka, semakin tinggi tingkat
susut yang terjadi.
 Untuk mengurangi susut:
◦ Gunakan air secukupnya pada campuran beton
◦ Permukaan beton harus terus dibasahi selama pengeringan berlangsung
(curing)
◦ Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll) dilangsungkan secara bertahap
◦ Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol lokasi retak
◦ Gunakan tulangan susut
◦ Gunakan agregat yang padat dan tidak berongga (porous)
SIL317 Konstruksi Beton 1 33
Pengaruh dari kondisi-
kondisi perawatan
pengerasan terhadap SIL317 Konstruksi Beton 1 34
kekuatan beton.
SIL317 Konstruksi Beton 1 35
SIL317 Konstruksi Beton 1 36
SIL317 Konstruksi Beton 1 37
SIL317 Konstruksi Beton 1 38
SIL317 Konstruksi Beton 1 39
SIL317 Konstruksi Beton 1 40
Baja Tulangan
• Terdiri dari tulangan polos dan tulangan
ulir
• Umumnya kekuatan tarik baja:
– Tulangan polos: fy = 240 MPa
– Tulangan ulir: fy = 400 Mpa

SIL317 Konstruksi Beton 1 41


Kurva Tegangan-Regangan Baja
Tulangan

SIL317 Konstruksi Beton 1 42


Ukuran
Baja Tulangan

SIL317 Konstruksi Beton 1 43


SIL317 Konstruksi Beton 1 44
MUTU TULANGAN BAJA
Tegangan leleh
(au) atau
Tegangan pada
Mutu Sebutan
regangan 0.2
(0.2)
(kg/cm2)
U-22 Baja lunak 2.200
U-24 Baja lunak 2.400
U-32 Baja sedang 3.200
U-39 Baja keras 3.900
U-48 Baja keras 4.800
SIL317 Konstruksi Beton 1 45
SIL317 Konstruksi Beton 1 46
SIL317 Konstruksi Beton 1 47
SIL317 Konstruksi Beton 1 48
SIL317 Konstruksi Beton 1 49
Urutan Kerja Pengecoran
Yang Baik

 Penakaran (batching)
 Pencampuran/pengadukan (mixing)
 Pengangkutan (transporting)
 Pemadatan (compacting)
 Penyelesaian (finishing)
 Perawatan (curing)

SIL317 Konstruksi Beton 1 50


Penakaran (batching)

 Proses mengukur proporsi dan material


beton sebelum di muat ke dalam
pengaduk (mix design)
 Proses pengukuran yang paling akurat
adalah dengan menimbang

SIL317 Konstruksi Beton 1 51


SIL317 Konstruksi Beton 1 52
SIL317 Konstruksi Beton 1 53
SIL317 Konstruksi Beton 1 54
SIL317 Konstruksi Beton 1 55
SIL317 Konstruksi Beton 1 56
SIL317 Konstruksi Beton 1 57
Pencampuran/pengadukan (mixing)
• Pencampuran harus dilakukan cukup lama untuk mendapatkan
campuran yang seragam
• Waktu pencampuran tergantung jenis pengaduk.
• Berkisar 30 detik untuk jenis pan-type dan jenis reversing drum.
• Sekitar 3 menit untuk pengaduk free-fall.
• PBI 89 mensyaratkan minimal 1,5 menit.
• Untuk drum yg berputar dgn kapasitas sampai 1 m3, waktu
pencampuran dibutuhkan 1,5 sampai 2 menit setelah semua
material masuk.

Kapasitas dari Mixer (m3) ASTM.94 dan ACI 318


0,8-3,1 1 menit
3,8-4,6 2 menit
7,6 3 menit

SIL317 Konstruksi Beton 1 58


Pengangkutan (transporting)

 Beton diangkut dengan berbagai cara,


mulai dari kereta dorong penuang
(dumpers), truk ready-mix, sampai pompa
beton.
 Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu
dari pengadukan sampai ke lokasi, dari
lokasi ke bagian yang dicor secara vertikal
dan horizontal.

SIL317 Konstruksi Beton 1 59


Penuangan
 Tujuan penuangan: tuangkan beton
sedekat mungkin dengan kedudukan
akhirnya, dengan secepat dan seefisien
mungkin, sehingga pemisahan dapat
dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Untuk penuangan beton atau pengecoran dalam air, dapat
ditambahkan sekitar 10% semen untuk menghindari kehilangan pada
saat penuangan. Penuangan ini dapat dilakukan dengan alat-alat
bantu, (1). Karung (protective sandbag walling) 2. bak khusus, 3.
tremi, dsb

SIL317 Konstruksi Beton 1 60


Penuangan…
 Tuangkan campuran dalam lapisan-lapisan yang seragam.
 Hindari menuang dalam tumpukan yang besar atau
miring karena akan terjadi pemisahan.
 Pada kolom dan dinding, tiap lapisan sebaiknya tidak
lebih tebal dari 45 cm.
 Bila lebih tebal dari itu maka udara akan terjebak dan
tidak dapat keluar, biarpun memakai penggetar.
 Tiap lapisan harus dipadatkan terlebih dahulu sebelum
dituangi lagi dengan lapisan baru.
 Hindari terbentuknya sambungan dingin (cold joint)
 Kolom dan dinding ekspose, kecepatan menuangnya
harus lebih dari 2 meter per jam
SIL317 Konstruksi Beton 1 61
Pemadatan (compacting)
 Setelah beton diaduk, diangkut dan dituangkan, ia masih
mengandung udara dalam bentuk rongga udara.
 Pemadatan adalah untuk mengeluarkan udara sebanyak
mungkin, kalau dapat kurang dari 1 % (tidak termasuk air
entrainment).
 Jumlah udara yg terjebak tergantung pada kelecakan beton
segar. Beton dengan slump sebesar 25 mm mengandung
udara 20%. Itu sebabnya beton dengan slump rendah
memerlukan pemadatan yg lebih baik.
 Untuk setiap 1% udara, kekuatan akan menurun 5 sampai 6%.
 Rongga udara akan menambah permeabilitas, yg akan
mengurangi ketahanan beton. Tidak mampu menghadapi
cairan yg agak agresif maupun pelapukan akibat cuaca
(weathering), menyebabkan karatan, juga akan mengurangi
lekatan beton dgn baja.
SIL317 Konstruksi Beton 1 62
Drum mixer besi dgn kapasitas
200 liter campuran

Stir besi diameter 600 mm

Kalau waktu pengadukan kurang lama


akan berakibat campuran tidak menyatu
(belum seragam) sebaliknya apakah
ada pengaruh kalau terlalu lama
pencampurannya? Secara umum tidak
bermasalah, hanya saja konsistensinya
dapat menurun. Jika dipakai bahan
kimia air entrainment, kadar udaranya
akan berkurang bila waktu
pencampuran lama. SIL317 Konstruksi Beton 1 Pengaduk ukuran sedang63
Molen
Konsolidasi
 Konsolidasi : adalah proses memadatkan beton segar untuk
pengecoran di dalam acuan dan sekitar bagian yg tertanam
dan tulangan, dan untuk menghilangkan udra yg terjebak
atau pori udara insidental dalam beton.
 Rongga udara dapat disingkirkan dengan skop, dirojok atau
bahkan dengan menginjak-injak.
 Pemadatan yg terbaik dan tercepat adalah dengan
menggunakan penggetar (vibrator). Bila campuran digetarkan,
gesekan dalam antar agregat akan berkurang- seperti gula
atau pasir yg dipadatkan dengan mengetuk-ngetuknya.
 Batang Rojokan harus cukup panjang untuk mencapai dasar
acuan, dan cukup tipis untuk lewat antara tulangan dan
acuan.
SIL317 Konstruksi Beton 1 64
Pemadatan dengan Vibrator
 Vibrasi baik internal maupuin eksternal adalah metode yg paling
banyak dipakai.
 Bila beton digetarkan, gsekan antara butir agregat kasar dihilangkan
sementara beton menjadi seperti cair. Ia settle di alam acuan di
bawah aktifitas gravitasi dan buih udara besar yg terjebak lebih
mudah naik ke permukaan.
 Vibrator dalam (internal vibrator, jarum penggetar) adalah jenis yg
paling sering dipakai, karena langsung masuk ke dlmcampuran, dapat
dipindahkan dgn mudah.
 Jarum dihubungkan ke motor penggerak dgn slang yg fleksibel.
Jarum umumnya silindris, diameter 20-80 mm.Vibrator diameter
kecil berfrekwensi tinggi (10.000-15.000 rpm,
atau 170-250 hz), dgn amplitudo rendah
(0,40-0,75 mm). Jika diameter bsar frekwensi
makin kecil dan amplitudo makin besar.
SIL317 Konstruksi Beton 1 65
Penyelesaian (finishing)

 Lantai beton dapat diselesaikan dgn banyak cara,


tergantung tujuan penggunaanya.
 Bila misalnya masih akan dipasang ubin, praktis cukup
diratakan saja (strike off atau screeding).
 Untuk permukaan beton ekspose perlu disapu, float atau
trowel finish.
STRIKE OFF atau SCREEDING
 Strike off atau Screeding adalah membuang beton yg
berkelebihan untuk meratakan permukaan. Memakai
tepian yg lurus (lurus atau lengkung, sesuai permukaan
yg diharapkan), dengan gerakan seperti gergaji secara
horizontal
SIL317 Konstruksi Beton 1 66
FLOATING
 Dengan Float tangan dari kayu, atau logam, atau mesin dengan bilah-bilah.
 Tujuannya untuk membenamkan agregat yg persis di bawah permukaan,
menyingkirkan cacat humps (tonjolan kecil) dan rongga-rongga kecil (voids),
memadatkan mortal pada permukaan sebagai persiapan operasi finishing dan
menjaga permukan tetap terbuka sehingga, kelengasan yg berlebihan dapat
keluar.
 Float membuat tekstur yg rata (tetapi tidak licin), yang mempunyai ketahanan
slip yg baik cocok untuk beton eksterior.

TROWELLING
 Merupakan float dgn tekanan untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata
dan kedap air, terutama pada lantai yg tidak akan diberi penutup lagi (identik
dengan pembuatan pavement yg biasanya secara awam dilakukan dgn memukul-
mukul dengan sapu lidi).
 Pada lantai pabrik dimana akan terdapat beban berat dan gesekan, permukaan
beton perlu diperkeras dgn memadatkan dgn alat trowel. Ini dilkukan setelah
beton mulai set dan cukup keras untuk menerima tekanan alat sehingga air dan
material halus tidak naik ke permukaan. Bila di tunda terlalu lama akan sulit
dikerjakan. Kadang-kadang ditambah serbuk besi utk memperkeras permukaan.

SIL317 Konstruksi Beton 1 67


Perawatan (curing)
 Jumlah air di dalam beton cair sebetulnya sudah lebih
dari cukup (sekitar 12 liter per ak semen) untuk
mnyelesaikan reaksi hidrasi.
 Namun sebagian air hilang karena menguap sehingga
hidrasi selanjutnya terganggu.
 Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama,
perawatan yg ling penting adalah pada umur mudanya.
 Kehilangan air yg cepat juga menyebabkan beton
menyusut, terjadi tegangan tarik pada beton yg sedang
mengering sehingga dpt menimbulkan retak.
 Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih
kuat sekitar 50% daripada beton tidak
dirawat.
SIL317 Konstruksi Beton 1 68
SIL317 Konstruksi Beton 1 69
PALU BETON
(Schmids Concrete Hammer)
 Bila benda dilemparkan pada permukan benda lain, maka benda yang
dilemparkan akan memantul kembali.
 Efek pantulan yang ditimbulkan tergantung pada sifat kekerasan
benda yg dilemparkan dan juga sifat kekerasan serta tekstur
permukaan benda yg dilemparkan.
 Dengan mengetahui berat benda yg dilemparkan dan sifat permukan
yg terkena lemparan, maka dpt dihitung berapa tinggi pantulan yg
akan terjadi.
 Dengan prinsip ini, dpt diciptakan suatu alat yg dapat menguji
kekerasan beton.
 Dari berbagai jenis alat, alat yg diciptakan oleh Ernest Schmids
adalah yg paling banyak digunakan dan lebih populer dengan nama
Schmids Concrete Hammer, atau palu beton Schmids

SIL317 Konstruksi Beton 1 70


 Cara pengujiannya telah diatur dalam British Standard,
Bab IV, dan secara singkat dapat diuraikan cara kerja
alat ini SBB:
1. Tongkat penusuk yg terdapat pada alat ini ditusukkan
pada permukaan beton yang akan diuji, kemudian per
pengontrolan palu dilepas.
2. Palu yang dilepas akan memukul pangkal tongkat, lalu
membentur permukaan beton. Akibat benturan, tongkat
pemukul akan memantul kembali.
3. Pada tongkat dipasang jarum petunjuk yg dapat dibaca
efek pantulannya.
4. Berdasarkan eksperimen, pengembalian jarum adalah
merupakan petunjuk dari derajat kekerasan permukaan
beton yg diuji.
5. Perlu diperhatikan bila pengujian dilakukan dengan sudut
tertentu, maka hasil pembacaan harus diberi koreksi,
karena adanya sudut permukaan yang akan mengubah
energi benturan

SIL317 Konstruksi Beton 1 71


• Kelemahan dari metoda ini yaitu mengambarkan kualitas permukaan beton
dengan kedalaman penetrasi benturan yang rendah, sehingga hasilnya lebih
rendah bila dilakukan dengan pengujian tekan secara langsung.
• Kadang-kadang hasil pembacaan palu beton memberikan hasil yang terlalu
optimis, dan ini biasanya terjadi bila permukaan dekat pada pengaruh
tulangan atau agregat kasar.
• Pembacaan pada pelat lantai biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan
balok, karena tulangan pelat biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan
balok, karena tulangan pelat lebih dekat pada permukaan.
• Untuk menghindari faktor kesalahan ini, maka harus dilakukan pembacaan
sebanyak mungkin dengan interval yang rapat. Untuk suatu lokasi diperlukan
sebanyak 20 kali pembacaan.
• Dengn membuat bujur sangkar 20 x 20 cm dan membaginya dalam 20 kotak,
maka akan diperoleh 20 kali pembacaan.
• Dengan membuang angka pembacaan yang terlalu optimis dan pesimis lalu
ambil harga rata-rata pembacaan keseluruhan.
• Pengujian palu beton dapat digunakan sebagai pengujian awal, untuk tujuan
pengendalian mutu pekerjaan. SIL317 Konstruksi Beton 1 72

Perbandingan hasil pengujian palu beton dgn kut tekan kubus (Amri, 2005:175)

Nomor benda uji Nilai kekerasan Nilai kekuatan tekan


dengan palu beton kubus beton
1 302 315
2 338 325
3 222 232
4 227 232
5 267 277
6 267 283
7 281 297
8 269 244
9 331 341
10 341 329
11 374 364
12 375 385
13 236 224
14 216 229
15 202 238
16 247 262
17 218 242
18 247 220
19 244 270
20 255 271
SIL317 Konstruksi Beton 1 73
HAMMER TEST

SIL317 Konstruksi Beton 1 74


Pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan Cara
Pengambilan Beton Inti
(Core drill)
1. Bila ingin mengetahui mutu beton nyata dari seluruh penampang,
maka harus dilakukan pengambilan bagian dalam penampang beton.
2. Pengambilan bagian inti beton dilakukan dengan cara pemboran ke
dalam penampang yg akan diketahui sifatnya.
3. Diameter mata Bor (bor head) yg umum digunakan adh 50 dan 100
mm.
4. Penggunaan mata bor yg kecil diperuntukkan pada penampang dgn
tulangan yg rapat, sehingga tidak banyak baja tulangan yg terpotong
akibat pengeboran.
5. Beton inti diperoleh dari hasil pengeboran kemudian dibawa ke
Laboratorium untuk dilakukan pengujian tekannya.
6. Tinggi beton inti minimal yg dapat diuji adalah bila tinggi benda uji
sama dengan diameternya.
7. Pengujian beton inti selain untuk memperoleh kuat tekan juga dapat
memperoleh nilai Modulus elastisita atau Poissons’s Ratio dan kuat
belah.

SIL317 Konstruksi Beton 1 75


SIL317 Konstruksi Beton 1 76

Anda mungkin juga menyukai