ID Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimi
ID Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimi
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk: (1) mengembangkan perangkat pembelajaran kimia
yang menerapkan model Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa yang memenuhi syarat validitas, (2) mengembangkan perangkat
pembelajaran kimia yang menerapkan model Problem Based Learning saat
diimplementasikan di kelas yang memenuhi syarat kepraktisan, dan (3)
mengembangkan perangkat pembelajaran kimia yang menerapkan model Problem
Based Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang memenuhi
syarat keefektifan. Penelitian ini diawali dengan pengembangan perangkat
pembelajaran yang menerapkan model Problem Based Learningmenggunakan
sistem pendekatan model pengembangan menururt Dick & Carey, dengan uji pakar
melalui focus group discussion (FGD), dilanjutkan uji paktisi melalui desk-evaluation,
dan uji empiris dengan melibatkan 36 orang siswa SMA kelas X dengan topik reaksi
oksidasi dan reduksi (redoks). Hasil uji pakar digunakan untuk menyempurnakan
model pembelajaran. Masukan pakar dalam FGD digunakan untuk penyempurnaan
perangkat pembelajaran, khusunya penyempurnaan terhadap buku pedoman guru
dan buku pedoman siswa. Hasil desk-evaluation oleh guru kimia SMA menunjukkan
bahwa semua komponen perangkat model pembelajaran yang mencakup silabus,
RPP, buku pedoman guru, buku siswa, dan LKS telah memenuhi syarat validitas.
Hasil pengembangan ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman
konsep siswa secara signifikan. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran PBL yang
dikembangkan dalam penelitian ini efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep
kimia siswa siswa
Abstract
The research was aimed to: (1) develop valid chemistry instructional materials which
applying Problem Based Learning model to improve the understanding of the
students concept, (2) develop simple chemistry instructional materials which applying
Problem Based Learning model when it was implied in the classroom, and (3)
develop effective chemistry instructional materials which apply Problem Based
Learning model to improve the understanding of the students concept. This research
was started by developing instructional materials applying Problem Based Learning
model. Dick & Carey development model was used in this development research
with expert test through focus group discussion (FGD), continued by practitioner test
through desk-evaluation, and empirical test which involved 36 Grade X students of
senior high school with oxidation and reduction topics. The result of the expert test
was used to make the instructional materialsmodel complete. The inputs given by the
expert in FGD were used to make the instructional materials model complete,
especially in completing the teacher’s book and the student’s book. The result of the
desk-evaluation by the chemist teacher of senior high school showed that all
components of the instructional materialmodel which include syllabus, lessons
planing, teacher’s book, student’s book, students worksheet has completed the
1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
2
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
3
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan yang dipilih sebagai tempat uji coba
Model Problem Based Learning Untuk penelitian adalah SMA Negeri 1
Meningkatkan Pemahaman Konsep Susut.Waktu penelitian yaitu pada
Siswa”. semester genap tahun pelajaran
2014/2015. Penelitian ini akan dilakukan
METODE mulai pada tanggal 23 April s/d 21 Mei
Jenis penelitian ini adalah penelitian 2015.
pengembangan.Penelitian pengembangan Subjek penelitian ini adalah orang-
adalah metode penelitian yang digunakan orang yang terlibat dalam untuk
untuk menghasilkan produk tertentu, dan memperoleh perangkat pembelajaran
menguji keefektifan produk tersebut.Untuk yang valid, praktis, dan efektif.Subjek
dapat menghasilkan produk tertentu penelitian ini adalah ahli yang terdiri dari
digunakan penelitian yang bersifat analisis ahli isi dan ahli konstruk dari kalangan
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan dosen, guru-guru kimia yang
produk tersebut supaya dapat berfungsi di berpengalaman dan siswa kelas X5 SMA
masyarakat luas, maka diperlukan Negeri 1 Susut pada tahun ajaran
penelitian untuk menguji produk 2014/2015 yang berjumlah 36 orang.
tersebut.Jadi penelitian pengembangan Objek penelitian ini adalah
bersifat longitudinal. pengembangan perangkat pembelajaran
Penelitian pengembangan ini Redoks yang menerapkan model Problem
menggunakan model pengembangan Dick Based Learning.
&Carey (1990) yang dibagi menjadi empat Instrumen penelitian merupakan
tahap oleh Arnyana (2004), sebagai sesuatu yang sangat penting dan strategis
berikut ini: (1) Tahap penetapan materi dalam rangkaian kegiatan penelitian, yang
pembelajaran dan standar kompetensi berhubungan langsung dengan data
yang akan dicapai siswa, (2) Tahap penelitian, masalah penelitian, tujuan
analisis kebutuhan, (3) Tahap penelitian, dan hipotesis penelitian Nazir
pengembangan perangkat pembelajaran, (2003) dalam Sugiyono (2008)
(4) tahap uji coba perangkat menyatakan bahwa instrumen
pembelajaran. pengumpulan data penelitian merupakan
Produk dari tahapan alat yang digunakan untuk merekam baik
pengembangan adalah berupa draf secara kualitatif atau kuantitatif suatu
perangkat pembelajaran kimia yang keadaan dan atribut-atribut psikologis dari
menerapkan model Problem Based subjek ataupun objek penelitian. Berkaitan
Learning untuk meningkatkan dengan pengertian instrumen tersebut
pemahaman konsep siswa untuk Kelas X dapat dinyatakan bahwa instrumen yang
meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan digunakan dalam penelitian harus
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan disesuaikan dengan metode pengumpulan
Siswa (LKS), Buku Siswa, dan Buku data.
Pegangan Guru, serta tes pemahaman Instrumen yang digunakan dalam
konsep.Dalam tahap pengembangan draf, penelitian ini yaitu: (1) lembar validasi
yang dilakukan adalah konsultasi dengan perangkat pembelajaran, (2) lembar
guru inti kimia menghasilkan draf observasi pengelolaan pembelajaran
perangkat 1 yang divalidasi oleh pakar untuk meningkatkan Pemahaman Konsep
kemudian draf perangkat siap diuji Siswa, (3) lembar observasi aktivitas
coba.Draf perangkat yang siap diuji coba siswa yang berkaitan dengan
terlebih dahulu dievaluasi oleh ahli dan Pemahaman Konsep Siswa, (4) angket
praktisi kemudian dilakukan uji efektivitas respon siswa terhadap komponen
perangkat, perbaikan perangkat, dan pembelajaran seperti: bahan ajar dan
terakhir diperoleh perangkat yang efektif. buku siswa serta angket respon guru
Tempat penelitian adalah tempat terhadap terlaksananya pembelajaran
dilaksanakannya uji coba perangkat seperti buku siswa dan buku pegangan
pembelajaran yang dikembangkan.Waktu guru, dan (5) tes Pemahaman Konsep
penelitian adalah waktu pelaksanaan uji Siswa.
coba perangkat pembelajaran.Tempat
4
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
5
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
hal yaitu: (1) keterlaksanaan perangkat disajikan dalam buku siswa, guru
pembelajaran, (2) respon guru terhadap terkadang langsung memberikan
keterlaksanaan perangkat pembelajaran, jawaban dari masalah tersebut. Hal
dan (3) respon siswa terhadap ini disebabkan karena guru sudah
keterlaksanaan perangkat pembelajaran. terbiasa melaksanakan pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan dengan menjelaskan materi
perangkat pembelajaran kimia yang pelajaran.
dikembangkan telah memenuhisyarat 5) Dalam kegiatan diskusi, kerjasama
kepraktisan perangkat pembelajaran. siswa dengan teman dikelompoknya
Ditinjau dari keterlaksanaan perangkat belum optimal dilakukan, hal ini
pembelajaran pada pertemuan pertama, terlihat dari beberapa kelompok siswa
diperoleh rata-rata skor keterlaksanaan yang masih bekerja sendiri-sendiri
sebesar 3,62. Hal ini menunjukkan dan belum mau bekerjasama dengan
perangkat pembelajaran pada pertemuan teman di kelompoknya untuk
pertama sangat praktis dilaksanakan oleh mendiskusikan dan melakukan
guru.Meskipun sudah tergolong sangat kegiatan yang disajikan pada buku
praktis, namun belum bisa dikatakan siswa, hal ini ditunjukkan dengan
optimal.Hal ini disebabkan terdapat sikap siswa yang masih bermain
beberapa kendala yang dialami guru dengan teman kelompoknya.
maupun siswa selamakegiatan Disamping itu, terlihat juga beberapa
pembelajaran pada pertemuan pertama kelompok yang belum mengerti
dengan menggunakan perangkat mengenai kegiatan yang disajikan
pembelajaran yang dikembangkan. pada buku siswa namun tidak mau
Adapun kendala tersebut adalah: bertanya kepada temannya maupun
1) Siswa belum terbiasa melakukan kepada guru.
kegiatan sebagaimana yang dituntut 6) Dalam kegiatan presentasi, guru
dalam buku siswa. Hal ini terlihat saat terlihat belum memberikan
siswa diminta untuk melakukan kesempatan kepada kelompok
kegiatan praktikum yang ada pada penyaji untuk menjelaskan hasil kerja
buku siswa, kebanyakan siswa kelompoknyadidepan kelas.
memperlihatkan sikap diam dan Kelompok penyaji hanya menyajikan
kurang antusias karena hasil kerja kelompoknyasetelah itu
mengganggap kegiatan itu adalah diminta duduk. Kelompok lain juga
kegiatan yang sulit tanpa mereka terlihat belum diberikan kesempatan
baca dan pelajari terlebih dahulu. oleh guru untuk menanggapi hasil
2) Guru belum terbiasa melakukan kerja kelompok penyaji.
kegiatan pembelajaran sebagaimana Bertolak dari kendala yang dihadapi
yang dituntut dalam buku pegangan pada pertemuan pertama, maka peneliti
guru. Hal ini terlihat dari kesulitan bersama guru kimia mendiskusikan
yang dihadapi guru untuk rancangan penanganan terhadap
mengimplementasikan model PBL beberapa kendala yang dihadapi
dalam proses pembelajaran seperti tersebut.Adapun rancangan penanganan
yang terlihat dalam RPP. yang dimaksud adalah
3) Guru belum terbiasa memposisikan 1) Siswa diminta mencermati kembali
dirinya sebagai fasilitator dan deskripsi kegiatan pada buku siswa.
membimbing siswa dalam kegiatan Hal ini dilakukan agar siswa tidak
praktikum. Hal ini terlihat dari sikap mengalami kebingungan saat
guru yang langsung memberikan melakukan kegiatan yang akan
informasi mengenai konsep yang dilakukan sehingga prosedur kerja
dipelajari bukan membimbing siswa siswa menjadi lebih terstruktur.
dalam melaksanakan kegiatan 2) Mencermati kembali langkah-
diskusi. langkahpembelajaranPBLseperti yang
4) Guru belum memberikan kesempatan dirancang dalam RPP. Menumbuhkan
kepada kelompok siswa untuk komitmenbahwa penelitian ini
mendiskusikan masalah yang telah dilakukan untuk meningkatkan
6
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
7
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
8
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
9
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
Tabel 1. Ringkasan Perhitungan Rata-rata, Gained Skor dan Gained Skor ternormalisasi
pemahaman konsep siswa
Pretest Posttest Pretest Posttest gained Gained skor
(skor mentah) (skor mentah) skala 100 skala 100 Skor ternormalisasi
6,5 48,5 10,83 80,83 42 0,78
10
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
pegangan guru sudah sangat sesuai berada pada interval (g) > 0,7 yang
dengan buku siswa. dapat dikatagorikan tinggi.
5) Perangkat pembelajaran ini dapat
meningkatkan pemahaman konsep. DAFTAR PUSTAKA
Perangkat pembelajaran ini juga Arnyana, I B. P., 2004, Pengembangan
memiliki kelemahan antara lain Perangkat Model Belajar
1) Materi yang dikembangkan terbatas Berdasarkan Masalah Dipandu
pada materi redoks. Strategi Kooperatif Serta Pengaruh
2) Harus membelajarkan siswa terlebih Implementasinya terhadap
dahulu terutama dalam membuat Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
laporan praktikum, sehingga waktu Belajar Siswa Sekolah Menengah
yang direncanakan dapat dilakukan atas Pada Pelajaran Ekosistem.
dengan baik. Desertasi (tidak diterbitkan),
Universitas Pendidikan Ganesha
PENUTUP Singaraja.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yangtelah dilakukandapat disimpulkan BNSP, 2006, Panduan Penyusunan
sebagai berikut. Kurikulum Tingkat Satuan
1) Perangkat pembelajaran kimia yang Pendidikan Jenjang Pendidikan
menerapkan model Problem Based Dasar Dan Menengah. Jakarta:
Learning untuk meningkatkan BNSP.
pemahaman siswa yang
dikembangkan telah memenuhi syarat Candiasa, I M. 2004.Analisis Butir Disertai
validitas dengan nilai rata-rata validasi Aplikasi dengan Iteman, Bigsteps
buku siswa 3,65 dari skor maksimum dan SPSS. Singaraja: Unit
4,0; buku pegangan guru 3,62 dari Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.
skor maksimum 4,0; silabus 3,65 dari
skor maksimu 4,0; RPP 3,66 dari skor Depdiknas. 2007.Standar Proses Satuan
maksimum 4,0 dan LKS 3,60 dari skor Pendidikan Dasar dan Menengah.
maksimum 4,0. Jakarta: Permendiknas Nomor 41
2) Perangkat pembelajaran kimia yang Tahun 2007.
menerapkan model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Rusman, 2013, Edisi Kedua, Model-model
pemahaman siswa yang Pembelajaran: Mengembangkan
dikembangkan telah memenuhi syarat Profesionalisme Guru, Jakarta.
kepraktisan. Hal ini terlihat dari skor
keterlaksanaan perangkat Sanjaya, W. 2008.Edisi Pertama, Cetakan
pembelajaran berkisar sangat praktis, Ke-4. Kurikulum Dan Pembelajaran:
rata-rata nilai respon guru 3,68 dan Teori dan Praktik Pengembangan
respon siswa 3,52. Kurikulum Tingkat Satuan
3) Perangkat pembelajaran kimia yang Pendidikan (KTSP). Jakarta.
menerapkan model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Sadia, I.W., Subagia, I.W., dan Natajaya,
pemahaman siswa yang I.N., 2008, Pengembangan Model
dikembangkan telah memenuhi syarat dan Perangkat Pembelajaran Untuk
keefektivan karena telah berhasil Meningkatkan Keteramapilan
mencapai tujuan yaitu meningkatkan Berpikir Kritis (Critical Thinking
pemahaman konsep siswa.Hasil Skills) Siswa Sekolah Menengah
penelitian yang menunjukkan nilai Pertama (SMP) Dan Sekolah
pemahaman konsep siswa Menengah Atas (SMA), Laporan
didapatkannilai gain skor Penelitian Hibah Penelitian
ternormalisasi sebesar 0,78. Pascasarjana Lanjutan, FMIPA
Berdasarkan pedoman konversi rata- Undiksha.
rata Gain-score di atas, nilai tersebut
11
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)
12