Anda di halaman 1dari 12

e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA YANG


MENERAPKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Putu Fanny Sastradewi, I Wayan Sadia,I Wayan Karyasa

Program StudiPendidikan IPA, Program Pascasarjana


UniversitasPendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {fanny.sastradewi, wayan.sadia, wayan.karyasa}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk: (1) mengembangkan perangkat pembelajaran kimia
yang menerapkan model Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa yang memenuhi syarat validitas, (2) mengembangkan perangkat
pembelajaran kimia yang menerapkan model Problem Based Learning saat
diimplementasikan di kelas yang memenuhi syarat kepraktisan, dan (3)
mengembangkan perangkat pembelajaran kimia yang menerapkan model Problem
Based Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang memenuhi
syarat keefektifan. Penelitian ini diawali dengan pengembangan perangkat
pembelajaran yang menerapkan model Problem Based Learningmenggunakan
sistem pendekatan model pengembangan menururt Dick & Carey, dengan uji pakar
melalui focus group discussion (FGD), dilanjutkan uji paktisi melalui desk-evaluation,
dan uji empiris dengan melibatkan 36 orang siswa SMA kelas X dengan topik reaksi
oksidasi dan reduksi (redoks). Hasil uji pakar digunakan untuk menyempurnakan
model pembelajaran. Masukan pakar dalam FGD digunakan untuk penyempurnaan
perangkat pembelajaran, khusunya penyempurnaan terhadap buku pedoman guru
dan buku pedoman siswa. Hasil desk-evaluation oleh guru kimia SMA menunjukkan
bahwa semua komponen perangkat model pembelajaran yang mencakup silabus,
RPP, buku pedoman guru, buku siswa, dan LKS telah memenuhi syarat validitas.
Hasil pengembangan ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman
konsep siswa secara signifikan. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran PBL yang
dikembangkan dalam penelitian ini efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep
kimia siswa siswa

Kata kunci: Problem Based Learning, pemahaman konsep kimia

Abstract
The research was aimed to: (1) develop valid chemistry instructional materials which
applying Problem Based Learning model to improve the understanding of the
students concept, (2) develop simple chemistry instructional materials which applying
Problem Based Learning model when it was implied in the classroom, and (3)
develop effective chemistry instructional materials which apply Problem Based
Learning model to improve the understanding of the students concept. This research
was started by developing instructional materials applying Problem Based Learning
model. Dick & Carey development model was used in this development research
with expert test through focus group discussion (FGD), continued by practitioner test
through desk-evaluation, and empirical test which involved 36 Grade X students of
senior high school with oxidation and reduction topics. The result of the expert test
was used to make the instructional materialsmodel complete. The inputs given by the
expert in FGD were used to make the instructional materials model complete,
especially in completing the teacher’s book and the student’s book. The result of the
desk-evaluation by the chemist teacher of senior high school showed that all
components of the instructional materialmodel which include syllabus, lessons
planing, teacher’s book, student’s book, students worksheet has completed the

1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

validity requisite. The result of empirical test of PBL instructional materialsmodel to


improve the understanding of chemistry concept using Dick & Carey design showed
that there was a significant improvement of understanding of students concept. It
was showed that PBL instructional materialsmodel developed in this research was
effective in improving the understanding of the students.

Keywords :Problem Based Learning,concept understanding scientific attitude

PENDAHULUAN harus memperhatikan kimia sebagai


Di era globalisasi saat ini, untuk proses dan produk (BNSP, 2006).
mengembangkan pendidikan di Indonesia Secara umum, tujuan pembelajaran
salah satunya perlu meningkatkan kimia di SMA/MA menurut BSNP (2006)
pemahaman konsep siswa.Hal ini adalah agar siswa memiliki kemampuan
didasarkan pada fakta masyarakat (1) membentuk sikap positip terhadap
tentang menurunnya kualitas kognitif kimia dengan menyadari bahwa
siswa.Kemendikbud memberlakukan keteraturan dan keindahan alam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan keagungan dan kebesaran
(KTSP) sesuai dengan Undang-Undang Tuhan Yang Maha Esa, (2) memupuk
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem sikap ilmiah, yaitu jujur, objektif, terbuka,
Pendidikan Nasional yang berorientasi ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan
pada pencapaian kompetensi. Dalam orang lain, (3) memperoleh pengalaman
kompetensi, di dalamnya terdapat dalam menerapkan metode ilmiah melalui
beberapa aspek, yaitu: (1) pengetahuan; percobaan atau eksperimen,dimana siswa
(2) pemahaman; (3) kemahiran; (4) nilai; melakukan pengujian hipotesis dengan
(5) sikap; (6) minat. Kompetensi- merancang percobaan melalui
kompetensi yang dirumuskan tersebut pemasangan instrumen, pengambilan,
adalah suatu upaya untuk meningkatkan pengolahan dan penafsiran data, serta
kualitas manusia agar mampu mengikuti menyampaikan hasil percobaan secara
perkembangan ilmu pengetahuan dan lisan dan tertulis, (4) meningkatkan
teknologi yang semakin berkembang.Ilmu kesadaran tentang terapan kimia yang
pengetahuan tersebut berkembang sesuai dapat bermanfaat dan juga merugikan
jenis fenomena yang terjadi. Salah bagi individu, masyarakat dan lingkungan,
satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (5) menyadari pentingnya mengelola dan
(IPA) yang memiliki dan menunjukkan melestarikan lingkungan demi
karakteristik tertentu yang berbeda kesejahteraan masyarakat, (6) memahami
dengan disiplin ilmu yang lain. konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia,
Kimia merupakan ilmu yang dan saling keterkaitannya dan
termasuk rumpun IPA, sehingga kimia penerapannya untuk menyelesaikan
mempunyai karakteristik sama dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
IPA. Karakteristik tersebut adalah objek teknologi.
ilmu kimia, cara memperoleh, serta Pemahaman konsep kimia
kegunaannya. Kimia adalah ilmu yang melibatkan kajian aspek makroskopis,
mencari jawaban atas pertanyaan apa, submikroskopis, dan simbolis. Ketiga
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala aspek ini hendaknya menjadi bagian yang
alam yang berkaitan dengan komposisi, tak terpisahkan dalam pembelajaran
struktur dan sifat, perubahan, dinamika kimia. Di sisi lain, sebagian guru kimia
dan energitika zat yang melibatkan kesulitan mengintegrasikan ketiga aspek
keterampilan dan penalaran. Ada dua hal tersebut dalam pembelajaran. Akibatnya,
yang berkaitan dengan kimia yang tidak pembelajaran kimia terkesan sulit, tidak
terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk kontekstual, dan sangat abstrak. Pada
temuan ilmuwan (pengetahuan kimia yang pembelajaran, siswa tidak terlibat secara
berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan optimal dalam proses berpikir, pencarian,
teori) dan kimia sebagai proses (kerja dan penggunaan informasi. Siswa kurang
ilmiah). Oleh karena itu, pembelajaran didorong untuk mengembangkan
kimia dan penilaian hasil belajar kimia kemampuan analitis-kritis, keakuratan

2
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

dalam pengambilan keputusan, dan Menyikapi kondisi tersebut, guru


tindakan yang proaktif dalam dituntut dapat mengembangkan perangkat
memanfaatkan peluang-peluang yang pembelajaran dengan memilih model
ada.Kondisi seperti ini yang menyebabkan pembelajaran yang dapat memacu
pemahaman konsep kimia siswa rendah. semangat setiap siswa untuk secara aktif
Menurut Anderson, et al. dalam ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.
Krathwohl (2002) pemahaman konsep Sehingga pengembangan perangkat
terjadi jika siswa mampu untuk pembelajaran kimia yang tepat
menginterpretasi, memberi contoh, berdasarkan uraian di atas adalah
mengklasifikasikan, merangkum, pengembangan perangkat pembelajaran
menduga, membandingkan, menerapkan, model masalah.Perangkat pembelajaran
menjelaskan masalah yang dihadapinya kimia dengan model masalah ini nantinya
berdasarkan konsep yang telah dapat membangkitkan respon siswa untuk
dipelajarinya. mengembangkan kemampuan
Berdasarkan hasil belajar siswa pemecahan masalah yang nantinya dapat
kelas X MIA SMA Negeri 1 Susut tahun meningkatkan pemahaman konsep siswa.
pelajaran 2014/2015 rata-rata ketuntasan Boud dan Feletti (1997) dalam
belajarnya sebesar 42%, hal ini berarti Rusman (2013: 230) mengemukakan
tingkat pemahaman konsep kimia siswa bahwa Problem Based Learning (PBL)
tergolong rendah. Kondisi ini disinyalir adalah inovasi yang paling signifikan
terjadi akibat penerapan pembelajaran dalam pendidikan.Margetson (1994)
kimia yang masih berpusat kepada guru dalam Rusman (2013: 230)
(teacher centered). Guru merasa telah mengemukakan bahwa kurikulum PBL
mengajar dengan baik, namun siswanya membantu untuk meningkatkan
tidak belajar. Hal ini karena guru belum perkembangan keterampilan belajar
dapat memilih, memilah, dan menerapkan sepanjang hayat dalam pola pikir yang
buku-buku yang merujuk pada model terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
pembelajaran yang sesuai dengan hakikat Kurikulum PBL memfasilitasi keberhasilan
kimia. Hakikat pembelajaran kimia yang memecahkan masalah, komunikasi, kerja
dimaksud merujuk kepada pembelajaran kelompok dan keterampilan interpersonal
berpusat pada siswa (student centered) dengan lebih baik dibanding pendekatan
yang lebih menekankan pada yang lain.
pembelajaran inovatif yang tidak lepas Pendekatan PBL dilihat dari aspek
dari teori konstruktivisme. psikologi bersandarkan kepada psikologis
Pandangan konstruktivisme berakar kognitif yang berangkat dari asumsi
pada teori Piaget. Teori Piaget bahwa belajar adalah proses perubahan
menyatakan bahwa setiap organisme tingkah laku berkat adanya pengalaman.
menyusun pengalamannya dengan jalan Melalui proses ini sedikit demi sedikit
menciptakan struktur mental dan siswa akan berkembang secara utuh.
menerapkannya dalam pengalaman. Artinya, perkembangan siswa tidak hanya
Piaget mendeduksi eksistensi struktur terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga
mental tersebut berdasarkan studinya aspek afektif dan psikomotor melalui
terhadap individu-individu anak-anak. penghayatan secara internal akan
Berdasarkan studi tersebut, diketahui problema yang dihadapi (Sanjaya, Wina,
adanya suatu proses aktif dimana individu 2006: 214). Uraian di atas
berinteraksi dengan lingkungannya dan mengidentifikasikan bahwa penerapan
mentransformasikannya ke dalam model PBL akan dapat meningkatkan
pikirannya dengan bantuan struktur pemahaman konsep siswa.
kognitif yang telah ada dalam pikirannya. Berdasarkan uraian tersebut model
Jadi menjadi tahu adalah suatu proses PBL sangat baik untuk diterapkan, namun
aktif dimana individu berinteraksi dengan kenyataannya masih jarang diterapkan di
lingkungannya, dan mentransformasikan lapangan terkait pembelajaran tersebut,
ke dalam pikiran siswa dengan untuk itu peneliti bermaksud mengangkat
menggunakan stuktur kognitif yang telah masalah tersebut melalui suatu penelitian
dimiliki. yang berjudul “Pengembangan Perangkat

3
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

Pembelajaran Kimia Yang Menerapkan yang dipilih sebagai tempat uji coba
Model Problem Based Learning Untuk penelitian adalah SMA Negeri 1
Meningkatkan Pemahaman Konsep Susut.Waktu penelitian yaitu pada
Siswa”. semester genap tahun pelajaran
2014/2015. Penelitian ini akan dilakukan
METODE mulai pada tanggal 23 April s/d 21 Mei
Jenis penelitian ini adalah penelitian 2015.
pengembangan.Penelitian pengembangan Subjek penelitian ini adalah orang-
adalah metode penelitian yang digunakan orang yang terlibat dalam untuk
untuk menghasilkan produk tertentu, dan memperoleh perangkat pembelajaran
menguji keefektifan produk tersebut.Untuk yang valid, praktis, dan efektif.Subjek
dapat menghasilkan produk tertentu penelitian ini adalah ahli yang terdiri dari
digunakan penelitian yang bersifat analisis ahli isi dan ahli konstruk dari kalangan
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan dosen, guru-guru kimia yang
produk tersebut supaya dapat berfungsi di berpengalaman dan siswa kelas X5 SMA
masyarakat luas, maka diperlukan Negeri 1 Susut pada tahun ajaran
penelitian untuk menguji produk 2014/2015 yang berjumlah 36 orang.
tersebut.Jadi penelitian pengembangan Objek penelitian ini adalah
bersifat longitudinal. pengembangan perangkat pembelajaran
Penelitian pengembangan ini Redoks yang menerapkan model Problem
menggunakan model pengembangan Dick Based Learning.
&Carey (1990) yang dibagi menjadi empat Instrumen penelitian merupakan
tahap oleh Arnyana (2004), sebagai sesuatu yang sangat penting dan strategis
berikut ini: (1) Tahap penetapan materi dalam rangkaian kegiatan penelitian, yang
pembelajaran dan standar kompetensi berhubungan langsung dengan data
yang akan dicapai siswa, (2) Tahap penelitian, masalah penelitian, tujuan
analisis kebutuhan, (3) Tahap penelitian, dan hipotesis penelitian Nazir
pengembangan perangkat pembelajaran, (2003) dalam Sugiyono (2008)
(4) tahap uji coba perangkat menyatakan bahwa instrumen
pembelajaran. pengumpulan data penelitian merupakan
Produk dari tahapan alat yang digunakan untuk merekam baik
pengembangan adalah berupa draf secara kualitatif atau kuantitatif suatu
perangkat pembelajaran kimia yang keadaan dan atribut-atribut psikologis dari
menerapkan model Problem Based subjek ataupun objek penelitian. Berkaitan
Learning untuk meningkatkan dengan pengertian instrumen tersebut
pemahaman konsep siswa untuk Kelas X dapat dinyatakan bahwa instrumen yang
meliputi: Silabus, Rencana Pelaksanaan digunakan dalam penelitian harus
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan disesuaikan dengan metode pengumpulan
Siswa (LKS), Buku Siswa, dan Buku data.
Pegangan Guru, serta tes pemahaman Instrumen yang digunakan dalam
konsep.Dalam tahap pengembangan draf, penelitian ini yaitu: (1) lembar validasi
yang dilakukan adalah konsultasi dengan perangkat pembelajaran, (2) lembar
guru inti kimia menghasilkan draf observasi pengelolaan pembelajaran
perangkat 1 yang divalidasi oleh pakar untuk meningkatkan Pemahaman Konsep
kemudian draf perangkat siap diuji Siswa, (3) lembar observasi aktivitas
coba.Draf perangkat yang siap diuji coba siswa yang berkaitan dengan
terlebih dahulu dievaluasi oleh ahli dan Pemahaman Konsep Siswa, (4) angket
praktisi kemudian dilakukan uji efektivitas respon siswa terhadap komponen
perangkat, perbaikan perangkat, dan pembelajaran seperti: bahan ajar dan
terakhir diperoleh perangkat yang efektif. buku siswa serta angket respon guru
Tempat penelitian adalah tempat terhadap terlaksananya pembelajaran
dilaksanakannya uji coba perangkat seperti buku siswa dan buku pegangan
pembelajaran yang dikembangkan.Waktu guru, dan (5) tes Pemahaman Konsep
penelitian adalah waktu pelaksanaan uji Siswa.
coba perangkat pembelajaran.Tempat

4
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

Produk perangkat pembelajaran pengolahan data diperoleh rata-rata skor


yang dihasilkan dikatakan memiliki validitas perangkat pembelajaran dalam
kualitas baik jika memenuhi tiga aspek kategori sangat valid.
yang meliputi validitas, kepraktisan dan Kedua, perangkat pembelajaran
efektifitas.Data yang telah dikumpulkan yang berhasil dikembangkan sesuai
diolah secara deskriptif kuantitatif. Produk dengan aspek-aspek pengukuran validitas
perangkat pembelajaran yang dihasilkan yaitu telah memenuhi validitas isi dan
harus memenuhi kualitas perangkat validitas konstruk.Perangkat pembelajaran
pembelajaran yang baik, yaitu meliputi: memenuhi validitas isi berarti dalam
validitas, kepraktisan, dan efektifitas. pengembangannya telah didasarkan atas
teori-teori yang dijadikan pedoman dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN perumusan atau penyusunan perangkat
Pada bagianinidipaparkan pembelajaran tersebut. Sedangkan
pembahasanterhadaphasil-hasil yang perangkat pembelajaran yang memenuhi
didapatkan pada penelitian yang telah validitas konstruk berarti dalam
dilakukan.Hasil penelitian yang dibahas pengembangannya telah memperhatikan
meliputi karakteristik pembelajaran kimia, keterkaitan antar komponen-komponen
tahapan validasi perangkat pembelajaran, dalam perangkat pembelajaran tersebut.
tingkatkepraktisan Buku siswa telah dirancang sedemikian
perangkatpembelajaran,danefektivitas rupa sehingga sesuai dengan karakteristik
perangkat pembelajaran. pembelajaran kimia, dan dirancang sesuai
Berdasarkan hasil uji validitas yang dengan karakteristik siswa, demikian pula
telah dilakukan dengan mengadakan dengan buku pegangan guru yang
focus group discussion (FGD)pada didalamnya berisi silabus, RPP dengan
tanggal 13 April 2015 diperoleh bahwa model pembelajaran PBL, materi-materi
angkat pembelajarankimia yang esensial, soal-soal yang dilengkapi
menerapkan model problem based dengan jawaban, dan sesuai dengan
learning(PBL) telah memenuhi kriteria tuntutan kurikulum yang menjunjung
validitas yang diharapkan. karakter bangsa. Langkah-langkah
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran yang dirancang dalam RPP
validasi perangkat pembelajaran ditempuh dan petunjuk dalam pengembangan
melalui dua tahapan yaitu validasi pakar pendidikan karakter, dapat membantu
dan validasi empiris.Validasi pakar guru dalam melaksanakan pembelajaran
dilakukan dalam kegiatan FGD.Untuk dan mengarahkan siswa untuk mampu
penyempurnaan lebih lanjut silabus, RPP, memahami konsep yang diberikan.Buku
LKS, buku siswa, dan buku guru diperoleh siswa yang dirancang dengan
saran-saran yang bersifat membangun pembelajaran kimia dilengkapi dengan
dari para ahli dan pakar, yang kemudian LKS dapat melatih siswa untuk
direvisi sehingga menjadi produk yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
lebih baik dari sebelumnya.Tahapan sehingga siswa menjadi lebih memahami
Validasi kedua yaitu validasi ampiris yang diajarkan.Keteraturan dalam
dilakukan saat uji lapangan terbatas.Pada penyajian materi dari yang paling mudah
uji lapangan terbatas saran yang ke yang paling sulit juga dapat
konstruktif ditindak lanjuti sehingga buku menyebabkan pola pikir siswa menjadi
yang dihasilkan benar-benar memiliki lebih terarah.
kualitas yang baik. Beberapa faktor tersebut
Diperolehnya perangkat menyebabkan perangkat pembelajaran
pembelajaran yang valid, disebabkan oleh yang dikembangkan telah memenuhi
beberapa faktor, diantaranya: kriteria valid, sehingga dapat dikatakan
Pertama, komponen-komponen baik dari segi isi maupun konstruknya
perangkat pembelajaran yang perangkat pembelajaran yang berhasil
dikembangkan telah sesuai dengan dikembangkan telah memenuhi kriteria
indikator/deskriptor yang telah ditetapkan validitas yang diharapkan.
pada instrumen validitas perangkat Untuk mengetahui kepraktisan
pembelajaran, sehingga setelah dilakukan perangkat pembelajaran ditinjau dari tiga

5
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

hal yaitu: (1) keterlaksanaan perangkat disajikan dalam buku siswa, guru
pembelajaran, (2) respon guru terhadap terkadang langsung memberikan
keterlaksanaan perangkat pembelajaran, jawaban dari masalah tersebut. Hal
dan (3) respon siswa terhadap ini disebabkan karena guru sudah
keterlaksanaan perangkat pembelajaran. terbiasa melaksanakan pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan dengan menjelaskan materi
perangkat pembelajaran kimia yang pelajaran.
dikembangkan telah memenuhisyarat 5) Dalam kegiatan diskusi, kerjasama
kepraktisan perangkat pembelajaran. siswa dengan teman dikelompoknya
Ditinjau dari keterlaksanaan perangkat belum optimal dilakukan, hal ini
pembelajaran pada pertemuan pertama, terlihat dari beberapa kelompok siswa
diperoleh rata-rata skor keterlaksanaan yang masih bekerja sendiri-sendiri
sebesar 3,62. Hal ini menunjukkan dan belum mau bekerjasama dengan
perangkat pembelajaran pada pertemuan teman di kelompoknya untuk
pertama sangat praktis dilaksanakan oleh mendiskusikan dan melakukan
guru.Meskipun sudah tergolong sangat kegiatan yang disajikan pada buku
praktis, namun belum bisa dikatakan siswa, hal ini ditunjukkan dengan
optimal.Hal ini disebabkan terdapat sikap siswa yang masih bermain
beberapa kendala yang dialami guru dengan teman kelompoknya.
maupun siswa selamakegiatan Disamping itu, terlihat juga beberapa
pembelajaran pada pertemuan pertama kelompok yang belum mengerti
dengan menggunakan perangkat mengenai kegiatan yang disajikan
pembelajaran yang dikembangkan. pada buku siswa namun tidak mau
Adapun kendala tersebut adalah: bertanya kepada temannya maupun
1) Siswa belum terbiasa melakukan kepada guru.
kegiatan sebagaimana yang dituntut 6) Dalam kegiatan presentasi, guru
dalam buku siswa. Hal ini terlihat saat terlihat belum memberikan
siswa diminta untuk melakukan kesempatan kepada kelompok
kegiatan praktikum yang ada pada penyaji untuk menjelaskan hasil kerja
buku siswa, kebanyakan siswa kelompoknyadidepan kelas.
memperlihatkan sikap diam dan Kelompok penyaji hanya menyajikan
kurang antusias karena hasil kerja kelompoknyasetelah itu
mengganggap kegiatan itu adalah diminta duduk. Kelompok lain juga
kegiatan yang sulit tanpa mereka terlihat belum diberikan kesempatan
baca dan pelajari terlebih dahulu. oleh guru untuk menanggapi hasil
2) Guru belum terbiasa melakukan kerja kelompok penyaji.
kegiatan pembelajaran sebagaimana Bertolak dari kendala yang dihadapi
yang dituntut dalam buku pegangan pada pertemuan pertama, maka peneliti
guru. Hal ini terlihat dari kesulitan bersama guru kimia mendiskusikan
yang dihadapi guru untuk rancangan penanganan terhadap
mengimplementasikan model PBL beberapa kendala yang dihadapi
dalam proses pembelajaran seperti tersebut.Adapun rancangan penanganan
yang terlihat dalam RPP. yang dimaksud adalah
3) Guru belum terbiasa memposisikan 1) Siswa diminta mencermati kembali
dirinya sebagai fasilitator dan deskripsi kegiatan pada buku siswa.
membimbing siswa dalam kegiatan Hal ini dilakukan agar siswa tidak
praktikum. Hal ini terlihat dari sikap mengalami kebingungan saat
guru yang langsung memberikan melakukan kegiatan yang akan
informasi mengenai konsep yang dilakukan sehingga prosedur kerja
dipelajari bukan membimbing siswa siswa menjadi lebih terstruktur.
dalam melaksanakan kegiatan 2) Mencermati kembali langkah-
diskusi. langkahpembelajaranPBLseperti yang
4) Guru belum memberikan kesempatan dirancang dalam RPP. Menumbuhkan
kepada kelompok siswa untuk komitmenbahwa penelitian ini
mendiskusikan masalah yang telah dilakukan untuk meningkatkan

6
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

kualitas pembelajaran dikelas yang Pelaksanaan pertemuan kedua


diharapkan dapat meningkatkan disesuaikan dengan hasil refleksi pada
pemahaman konsep siswa pada pertemuan pertama dengan
materi redoks. memperhatikan kendala yang dihadapi
3) Mencermati kembali langkah-langkah dan upaya perbaikan yang
pembelajaran pada RPP dan harus dilakukan.Berdasarkan refleksi pertemuan
mampumembimbing siswa dalam pertama diperoleh bahwa penanganan
tahapan yang seharusnya, bukan kendala yang telah dirancang oleh peneliti
memberikanjawaban atas masalah dan guru kimia memberikan dampak
yang diberikan. Menyadari bahwa positif terhadap pelaksanaan
memberikan jawaban kepada siswa pembelajaran pertemuan kedua.Hal ini
bukan merupakan hal yang baik, itu ditunjukkan dengan meningkatnya rata-
malah membuat siswa menjadi manja rata skor keterlaksanaan perangkat
dan malas berpikir. pembelajaran pada pertemuan kedua.
4) Memberikan kesempatan kepada Rata-rata skor keterlaksanaan pada
siswa untuk berdiskusi dengan teman pertemuan kedua sebesar 3,75. Hal ini
dikelompoknya. Menyadari pula menunjukkan bahwa perangkat
bahwa posisi guru sebagai fasilitator pembelajaran tergolong sangat praktis
yang dalam hal mengarahkan siswa dilakukan oleh guru. Secara kuantitatif
agar sampai pada suatu pemahaman rata-rata skor keterlaksanaan pada
terhadap konsep yang dipelajari pertemuan kedua meningkat 0,13 dari
bukan semata-mata sebagai pemberi pertemuan pertama.
informasi kepada siswa yang nantinya Berdasarkan hasil refleksi
dapat mengubah paradigma pertemuan kedua terdapat beberapa hal
mengajar menjadi membelajarkan positip yang terlihat sebagai konsekuensi
siswa. dari penanganan terhadap kendala yang
5) Memberikan bimbingan secara ada dalam pelaksanaan pembelajaran
intensif dengan cara mendatangi pertemuan pertama. Adapun hal-hal
setiap anggota kelompok serta positip yang terlihat adalah
memotivasi siswa agar mau bekerja 1) Siswa sudah mulai terbiasa
sama dengan temandikelompoknya. melakukan kegiatan sebagaimana
Disamping itu untuk memotivasi siswa yang dituntut pada buku siswa. Hal ini
dalam kelompoknya dilakukan ditunjukkan dengan sikap siswa yang
dengan menyampaikan hasil kerja mulai mau mencermati buku siswa,
kelompok yang paling baik pada mau mengerjakan kegiatan yang
setiap pertemuan agar siswa mau telah tersaji, dan hasil laporan
bertanya kepada temannya yang praktikum yang meningkat.
sudah baik hasil kerjanya, dan 2) Guru sudah terbiasa melakukan
diharapkan siswa yang telah baik kegiatan pembelajaran sebagaimana
hasil kerjanya tersebut dapat dituntut dalam buku pertunjuk guru
menularkan atau mengajarkan yang tercermin dalam RPP. Hal ini
temannya yang belum bisa. terlihat kesulitan yang dihadapi guru
6) Memberikan kesempatan kepada telah dapat diatasi dan dapat
siswa untuk menjelaskan hasil kerja melakukan kegiatan sesuai dengan
kelompoknya didepan kelas dan yang direncanakan.
meminta klarifikasi atas pembahasan 3) Guru sudah terbiasa memposisikan
dan jawabanpertanyaan yang dirinya sebagai fasilitator dalam
dibuatnya. Disamping itu, juga pembelajaran sehingga siswa dapat
memberi kesempatan kelompok lain mengembangkan kemampuannya
untuk menanggapi hasil kerja dalam melaksanakan kegiatan
kelompok penyaji sehingga diskusi.
diharapkan terjadi komunikasi silang 4) Guru sudah mulai memberikan
untuk memecahkan masalah yang kesempatan kepada kelompok siswa
dihadapi. untuk mendiskusikan hasil praktikum
yang didapatkan. Hal ini ditunjukkan

7
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

dengan sikap guru yang tidak diberikan dengan cara mendekati


langsung memberikan jawaban atas siswa dan menanyakan kendala-
hasil yang diperoleh tetapi kendala apa yang dihadapi dan
memberikan pertanyaan arahan guna berusaha bersama-sama dengan
mengarahkan siswa sampai pada siswa tersebut mencari jalan
pemahaman terhadap konsep yang keluarnya.
telah dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran pada
5) Siswa sudah mulai berdiskusi dengan pertemuan ketiga disesuaikan dengan
teman kelompoknya untuk membahas hasil refleksi pada pertemuan kedua
hasil praktikum yang diperoleh. Hal ini dengan memperhatikan beberapa kendala
ditunjukkan dengan sikap siswa yang yang dihadapi dilakukan beberapa
mulai serius pada saat berdiskusi. penanganan. Walaupun demikian, masih
Disamping itu terlihat juga beberapa terlihat ada kelompok siswa yang merasa
kelompok sudah mulai mau bertanya kesulitan membuat laporan praktikum,
kepada temannya maupun guru sehingga hasil dan pembahasan yang
apabila ada kegiatan yang belum mereka peroleh kurang
dipahami. maksimal.Penanganan kendala ini pada
6) Dalam kegiatan presentasi, guru pertemuan selanjutnya akan dilakukan
terlihat sudah mulai memberikan dengan memberikan bimbingankepada
kesempatan kepada kelompok kelompok siswa tersebut, dan
penyaji untuk menjelaskan hasil kerja memberikan arahan agar kelompok siswa
kelompoknya di depan kelas. tersebut membaca prosedur kerja
Kelompok lain juga sudah mulai sebelum melaksanakan kegiatan
diberikan kesempatan oleh guruuntuk praktikum. Secara umum, pelaksanaan
menanggapi hasil kerja kelompok pertemuan ketiga berdampak positif.Hal
penyaji sehingga diperoleh suatu ini ditunjukkan dengan adanya
konsep. peningkatan rata-rata skor keterlaksanaan
Kendala-kendala yang dihadapi perangkat pembelajaran dari pertemuan
pada pertemuan pertama sebagian besar kedua ke pertemuan ketiga. Rata-rata
dapat diatasi, namun ada beberapa skor keterlaksanaan perangkat
kendala yang masih terlihat, antara lain: pembelajaran pada pertemuan ke tiga
1) Beberapa siswa masih mengalami adalah 3,81 yang menunjukkan bahwa
kesulitan dalarn memahami dan perangkat pembelajaran sangat praktis
melakukan kegiatan, serta membuat dilakukan guru. Secara kuantitatif rata-rata
laporan praktikum sebagai akibat skor keterlaksanaan pada penemuan
kurang seriusnya siswa untuk ketiga meningkat sebesar 0,06 dari
membaca dan mencermati kegiatan pertemuan kedua.
yang disajikan. Pada pertemuan keempat
2) Terdapat beberapa siswa yang dilakukan dengan melihat refleksi dari
terkesan pasif dalam diskusi pertemuan ketiga. Pada pertemuan
kelompok. keempat ini, kegiatan pembelajaran sudah
Bertolak dari kendala yang berlangsung sangat baik, guru sudah
dihadapi pada pertemuan kedua, peneliti terbiasa melakukan pembelajaran sesuai
kembali berdiskusi dengan guru kimia dengan RPP, dan siswapun telah terbiasa
upaya penanganan untuk mengatasi melakukan pembelajaran seperti apa yang
kendala tersebut antara lain: dituntut pada buku siswa. Demikian juga
1) Lebih menekankan pada pemberian dengan pertemuan yang kelima, kegiatan
perhatian dan bimbingan kepada pembelajaran berlangsung dengan sangat
siswa yang masih mengalami menyenangkan, kendala-kendala yang
kesulitan, memotivasi siswa untuk ada sudah dapat teratasi dengan baik. Hal
mau berusaha memahami kegiatan ini terlihat dari hasil rata-rata skor
yang akan dilakukan. keterlaksanaan perangkat pembelajaran
2) Memberikan motivasi kepada siswa pada pertemuan keempat adalah 3,85 dan
agar mau berdiskusi dengan teman pertemuan kelima adalah 3,9. Kedua
sekelompoknya. Motivasi ini pertemuan itu memperlihatkan bahwa

8
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

perangkat pembelajaran yang dibuat 3) Siswa menjadi terbiasa menemukan


sangat praktis dilakukan. Secara masalah dan menemukan pemecahan
kuantitatif, peningkatan dari pertemuan masalahnya sendiri, walau sedikit
ketiga ke pertemuan keempat adalah 0,04 dibantu oleh guru. Namun dengan
dan pertemuan keempat ke pertemuan usaha yang dilakukan siswa,
kekelima meningkat sebesar 0,05. pemahaman konsep pada diri siswa
Selain itu kepraktisan perangkat akan lebih baik.
pembelajaran juga dilihat dari respon guru 4) Siswa menjadi terbiasa melakukan
dan respon siswa. Rata-rata skor respon kegiatan diskusi yang sebelumnya
guru adalah 3,68 yang menunjukkan jarang dan hamper tidak pernah
perangkat pembelajaran yang meliputi dilaksanakannya, karena keterbatasan
buku siswa dan buku guru sangat praktis alat dan bahan, serta guru mata
digunakan oleh guru dalam kegiatan pelajaran yang cenderung ceramah
pembelajaran, sedangkan rata-rata skor dalam menyampaikan materi pelajaran.
respon siswa adalah 3,52yang 5) Suasana pembelajaran menjadi sangat
menunjukkan buku siswa sangat praktis nyaman dan kondusif yang ditandai
digunakan oleh siswa. dengansiswayang memperlihatkan
Berdasarkan hasil refleksi pada cara kerjanya yang baik dalam
kelima pertemuan yang telah dilakukan, melaksanakan praktikum dan sikap
terdapat hal-hal positip yang terjadi siswa sudah tidak tegang, tidak kaku,
selama pelaksanaan pembelajaran dan santai dalam mengikuti
sebagai berikut. pembelajaran dengan perangkat
1) Guru dan siswa telah terbiasa pembelajaran yang dikembangkan.
melaksanakan kegiatan pembelajaran 6) Gurumata pelajaran kimia dapat
sesuai dengan tuntutan dari perangkat melihat contoh pembelajaran yang
pembelajaran yang dikembangkan. melepaskan diri dari paradigma
Langkah-langkah pembelajaran yang mengajar menjadi membelajarkan
dirancang dalam bentuk buku siswa.
pegangan guru dengan mudah dapat Berdasarkanuraian diatas, dapat
dilaksanakan oleh guru yang disimpulkan bahwa perangkat
ditunjukkan dengan hasil uji pembelajaran kimia yang menerapkan
kepraktisan menunjukkan buku ini model PBL yang dikembangkan telah
sangat praktis digunakan oleh guru. memenuhi syarat kepraktisan perangkat
Demikian juga pada siswa, buku siswa pembelajaran. Hal ini berarti perangkat
dapat digunakan dengan baik oleh pembelajaran yang dikembangkan dapat
siswa, bahkan ada siswa yang berkata dilakukan dengan sangat baik oleh guru
bahwa buku siswa ini sangat maupun siswa.
membantu mereka dalam belajar, dan Berdasarkan hasiluji coba,
pembelajaran kimia menjadi sangat perangkat pembelajaran kimiayang
menyenangkan, mereka tidak perlu menerapkan model PBL, keefektifan
susah-susah mencari buku referensi, perangkat pembelajaran diketahui dengan
cukup dengan buku siswa ini materi memberikan tes pemahaman konsep
yang dibutuhkan sudah tercantum, dan yang terdiri dari 30 soal. Dalam penelitian
sajian pada buku siswa ini sangat baik ini, terdapat dua kelompok data
dan sangat menarik. pemahaman konsep kimia, pemahan
2) Siswa terlihat sangat antusias dalam konsep awal yang diukur dengan pretest
pembelajaran, sebab pembelajaran sebanyak 20 soal dan pemahaman
dilakukan secara inovatif sehingga konsep akhir yang diukur dengan posttest
konsep-konsep redoks dapat diketahui sebanyak 20 soal.
siswa.

9
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

Tabel 1. Ringkasan Perhitungan Rata-rata, Gained Skor dan Gained Skor ternormalisasi
pemahaman konsep siswa
Pretest Posttest Pretest Posttest gained Gained skor
(skor mentah) (skor mentah) skala 100 skala 100 Skor ternormalisasi
6,5 48,5 10,83 80,83 42 0,78

Dengan analisis gain-score maka Kedua, perangkat pembelajaran


dapat dicari peningkatan siswa dengan yang dikembangkan disajikan dengan
tetap memperhatikan kemampuan awal terstruktur dengan tampilan yang menarik.
siswa sehingga dapat membedakan Buku siswa disajikan dengan terstuktur
dengan jelas antara siswa yang pintar dan dengan alur materi dari yang paling
yang kurang.Selanjutnya berdasarkan mudah ke paling sulit, disajikan dengan
rata-rata gain-score yang dicapai siswa banyak gambar, yang membuat siswa
dapat ditentukan kategari peningkatan senang membacanya, dan buku
siswa.Hake (dalam Savinainen, 2002) pegangan guru dilengkapi dengan silabus,
mengkonversikan harga rata-rata gain- dan RPP sehingga guru tidak lagi
score menjadi tiga kategori yang membuat RPP cukup menyiapkan materi
ditunjukkan pada Tabel 2 berikut. untuk mengajar saja. Kesiapan guru yang
maksimal juga sebagai faktor nilai siswa
Tabel 2.Pedoman Konversi Rata-rata dapat meningkat.
Gain-score. Faktor inilah yang menyebabkan
interval Katagori perangkat
pembelajaranyangdikembangkan
(g)> 0,7 Tinggi dikatakan efektif. Dengan demikian secara
0,3 ≤ (g) ≤ 0,7 Sedang umum, perangkat pembelajaran yang
(g) < 0,3 Rendah berhasil dikembangkan telah memenuhi
keseluruhan aspek kualitas perangkat
Hasil penelitian menunjukkan nilai pembelajaran yang baik yaitu valid,
pemahaman konsep siswa didapatkan praktis, dan efektif, yang berarti perangkat
nilai gain skor ternormalisasi sebesar pembelajaran telah final dan siap untuk
0,78. Berdasarkan pedoman konversi diimplementasikan dalam lingkup yang
rata-rata Gain-score di atas, nilai tersebut lebih luas.
berada pada interval (g)> 0,7 yang dapat Perangkat pembelajaran yang
dikatagorikan tinggi. dikembangkan memiliki kelebihan dengan
Diperolehnya perangkat perangkat pembelajaran yang digunakan
pembelajaran kimiayang menerapkan sebelumnya, antara lain
model PBL yang efektif, disebabkan oleh 1) Perangkat pembelajaran ini telah
beberapa faktor antara lain. sesuai dengan kurikulum KTSP dan
Pertama, perangkat pembelajaran hakikat pembelajaran kimia.
kimiayang dikembangkan dirancang 2) Perangkat pembelajaran ini menyajikan
sesuai dengan tuntutan kurikulum KTSP materi yang dekat dengan dunia siswa,
yang disesuaikan dengan karakteristik dan pada penyampaian materi
siswa SMA Negeri 1 Susutpada proses memberikan keleluasaan bagi siswa
pembelajarannya, sehinggadapat untuk membangun pemahaman
memandu siswa untuk menemukan konsepnya.
masalahnya sendiri, menemukan 3) Memberikan kemudahan bagi siswa
penyelesaiannya dengan bimbingan guru, untuk melakukan kegiatan, karena LKS
sehingga tercipta suatu pemahaman sudah tercantum langsung pada buku
konsep dalam benak siswa. Disamping siswa
itu, kegiatan praktikum yang dilakukan 4) Memberikan kemudahan bagi guru
menjadisangatmenarikuntuksiswa dalam melaksanakan proses
sehingga rasa ingin tahu, keantusiasan pembelajaran karena kegiatan-kegiatan
siswa mengikuti pembelajaran menjadi telah tersusun dengan rapi dan buku
sangat baik.

10
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

pegangan guru sudah sangat sesuai berada pada interval (g) > 0,7 yang
dengan buku siswa. dapat dikatagorikan tinggi.
5) Perangkat pembelajaran ini dapat
meningkatkan pemahaman konsep. DAFTAR PUSTAKA
Perangkat pembelajaran ini juga Arnyana, I B. P., 2004, Pengembangan
memiliki kelemahan antara lain Perangkat Model Belajar
1) Materi yang dikembangkan terbatas Berdasarkan Masalah Dipandu
pada materi redoks. Strategi Kooperatif Serta Pengaruh
2) Harus membelajarkan siswa terlebih Implementasinya terhadap
dahulu terutama dalam membuat Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
laporan praktikum, sehingga waktu Belajar Siswa Sekolah Menengah
yang direncanakan dapat dilakukan atas Pada Pelajaran Ekosistem.
dengan baik. Desertasi (tidak diterbitkan),
Universitas Pendidikan Ganesha
PENUTUP Singaraja.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yangtelah dilakukandapat disimpulkan BNSP, 2006, Panduan Penyusunan
sebagai berikut. Kurikulum Tingkat Satuan
1) Perangkat pembelajaran kimia yang Pendidikan Jenjang Pendidikan
menerapkan model Problem Based Dasar Dan Menengah. Jakarta:
Learning untuk meningkatkan BNSP.
pemahaman siswa yang
dikembangkan telah memenuhi syarat Candiasa, I M. 2004.Analisis Butir Disertai
validitas dengan nilai rata-rata validasi Aplikasi dengan Iteman, Bigsteps
buku siswa 3,65 dari skor maksimum dan SPSS. Singaraja: Unit
4,0; buku pegangan guru 3,62 dari Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.
skor maksimum 4,0; silabus 3,65 dari
skor maksimu 4,0; RPP 3,66 dari skor Depdiknas. 2007.Standar Proses Satuan
maksimum 4,0 dan LKS 3,60 dari skor Pendidikan Dasar dan Menengah.
maksimum 4,0. Jakarta: Permendiknas Nomor 41
2) Perangkat pembelajaran kimia yang Tahun 2007.
menerapkan model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Rusman, 2013, Edisi Kedua, Model-model
pemahaman siswa yang Pembelajaran: Mengembangkan
dikembangkan telah memenuhi syarat Profesionalisme Guru, Jakarta.
kepraktisan. Hal ini terlihat dari skor
keterlaksanaan perangkat Sanjaya, W. 2008.Edisi Pertama, Cetakan
pembelajaran berkisar sangat praktis, Ke-4. Kurikulum Dan Pembelajaran:
rata-rata nilai respon guru 3,68 dan Teori dan Praktik Pengembangan
respon siswa 3,52. Kurikulum Tingkat Satuan
3) Perangkat pembelajaran kimia yang Pendidikan (KTSP). Jakarta.
menerapkan model Problem Based
Learning untuk meningkatkan Sadia, I.W., Subagia, I.W., dan Natajaya,
pemahaman siswa yang I.N., 2008, Pengembangan Model
dikembangkan telah memenuhi syarat dan Perangkat Pembelajaran Untuk
keefektivan karena telah berhasil Meningkatkan Keteramapilan
mencapai tujuan yaitu meningkatkan Berpikir Kritis (Critical Thinking
pemahaman konsep siswa.Hasil Skills) Siswa Sekolah Menengah
penelitian yang menunjukkan nilai Pertama (SMP) Dan Sekolah
pemahaman konsep siswa Menengah Atas (SMA), Laporan
didapatkannilai gain skor Penelitian Hibah Penelitian
ternormalisasi sebesar 0,78. Pascasarjana Lanjutan, FMIPA
Berdasarkan pedoman konversi rata- Undiksha.
rata Gain-score di atas, nilai tersebut

11
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan IPA (Volume 5 Tahun 2015)

Sadia, I W. 2008.Model Pembelajaran


Yang Efektif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis.Jurnal
Pendidikan Dan
PengajaranUndiksha. 41(2), 219-
237, April 2008.

Suastra, I W. 2009.Pembelajaran Sains


Terkini: Mendekatkan Siswa Dengan
Lingkungan Alamiah Dan Sosial
Budaya. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.

12

Anda mungkin juga menyukai