Anda di halaman 1dari 21

BESI DAN BAJA

Disusun Oleh:

LOVIA CHINTIA NINGRUM


NIM. 2122201009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan masalah ini. Meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwadidalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat
dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabilaterdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dari kami mohon kritik dan saran yang membangun
dari anda demi perbaikan makalah kami diwaktu yang akan datang.

Bangkinang, 05 Desember 2021

Team Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sifat Fisika dan Kimia...................................................................................3
1. Besi............................................................................................................3
2. Baja............................................................................................................3
B. Sifat Fisika yang lain.....................................................................................3
1. Besi............................................................................................................3
2. Baja............................................................................................................4
C. Sifat Kimia....................................................................................................5
D. Ekstraksi........................................................................................................6
E. Senyawa-Senyawa Penting Besi dan Baja..................................................13
F. Aplikasi Besi dan Baja................................................................................14
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setelah aluminium, besi adalah logam yang paling berlimpah-limpah
dan yang keempat berlimpah-limpah dari semua unsur-unsur; itu terjadi
terutama sebagai oksida untuk hematit contoh ( Fe2O3), magnetit ( besi
magnet) (Fe3O4) dan sebagai pirit besi Fes2. (C. Chambers and a. K.
Holliday. 1975).
Pada manusia besi merupakan unsur penting dalam hemoglobin darah.
Besi bebas ditemukan dalam meteorit, dan besar kemungkinan bahwa manusia
primitif menggunakan besi ini sebagai sumber atau bahan untuk alat dan
senjata mereka. Ekstraksi besi telah dilakukan beberapa ribu tahun yang lalu,
dan besi masih menjadi logam yang paling penting dalam kehidupan sehari-
hari karena kelimpahan dan kemudahan didapatnya, dan kemampuannya
untuk dibentuk dan ditempa untuk berbagai kegunaan.
Fe bersifat pyrophoric di udara, tetapi logamnya mengoksidasi udara
kering hanya ketika dipanaskan. Pada udara lembab, Fe berkarat,
pembentukan suatu oksida hydrated Fe2O3Xh2O. Besi bereaksi dengan halogen
pada suhu 470–570 K untuk membentuk FeF3, FeCl3, FeBr3, dan FeI2. Ketika
bubuk besi dan belerang dipanaskan bersama-sama, FeS diproduksi. Formasi
tentang karbid besi dan campuran logam adalah hal yang rumit dalam industri
baja. Kebanyakan dari ilmu kimia Fe melibatkan Fe(II) atau Fe(III), dengan
Fe(IV) dan Fe(VI) yang dikenal sejumlah kecil sebagai campuran.
(Chatherine. 2005)
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi
mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C ) lebih dari
1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron).

1
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal-
hal sbb:
1 Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
2 Keliatan / elongasi baja berkurang,
3 Semakin sukar dilas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat fisik dan kimia dari Besi dan Baja?
2. Bagaimana cara pengekstraksian Besi dan Baja?
3. Apa saja senyawa - senyawa penting dari Besi dan Baja?
4. Apa saja kegunaan – kegunaan Besi dan Baja?

C. Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia dari Besi dan Baja
2. Mengetahui cara pengekstraksian Besi dan Baja
3. Mengetahui senyawa – senyawa penting dari Besi dan Baja
4. Mengetahui kegunaan – kegunaan Besi dan Baja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Fisika dan Kimia

1. Besi
a. Elektronegativitas menurut Pauling : 1,8
b. Kepadatan : 7,8 g/cm 3 pada 20 °C
c. Titik lebur : 1536 °C
d. Titik didih : 2861 °C
e. Radius Vanderwaals : 0,126 nm
f. Radius ionik: 0,076 nm (+2) : 0,064 nm (+3)
g. Isotop :8
h. Energi ionisasi pertama : 761 kJ/mol
i. Energi ionisasi kedu : 1556,5 kJ/mol
j. Energi ionisasi ketiga : 2951 kJ/mol
k. Potensial standar : – 0.44 V (Fe2+ / Fe): 0,77 V ( Fe3+
/ Fe2+)
l. Ditemukan oleh : Orang jaman kuno

2. Baja
a. Titik didih : 1550OC
b. Titik lebur : 2900OC
c. konduktivitas listrik
d. Menghantarkan panas
e. Reaktif
f. Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam padat
menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan.

B. Sifat Fisika yang lain

1. Besi
a. Besi adalah logam berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna perak
abu-abu.
b. Besi merupakan unsur kesepuluh paling melimpah di alam semesta.

3
c. Besi juga unsur paling melimpah (massa , 34,6%) yang membentuk
bumi. Konsentrasi besi dalam berbagai lapisan bumi bervariasi dari
amat tinggi di inti hingga sekitar 5% di kerak luar. Sebagian besar besi
ditemukan dalam berbagai senyawa oksida besi, seperti mineral
hematit, magnetit, dan taconite. Inti bumi diyakini sebagian besar
terdiri dari paduan logam besi-nikel. Unsur besi sangat penting dalam
hampir semua organisme hidup. Pada manusia, besi merupakan unsur
penting dalam hemoglobin darah.

2. Baja
a. Berat dan Berat Jenis Baja
Berat baja per m3 diperlukan saat melaksanakan perhitungan volume
besi atau menghitung struktur bangunan guna mencari nilai beban
yang harus ditahan oleh sebuah struktur baja. Menurut standar nasional
indonesia berat jenis baja adalah 7850 kg/m3. Pada kondisi nyata berat
jenis baja dipengaruhi oleh bahan baja itu sendiri seperti kandungan
logam tertentu, kepadatan baja, kualitas baja yang menyebabkan
perbedaan pada berat jenis baja.
b. Daya hantar panas pada baja
Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran
karbon. Berdasarkan campuran karbonnya baja dikategorikan menjadi
3 macam yaitu: baja dengan kadar karbon rendah(0-0,25%),b aja
dengan kadar karbon menengah(0,25-0,55%) dan baja dengan karbon
tinggi diatas 0,55%. Baja memiliki keunggulan yaitu memiliki sifat
penghantar panas yang baik. Digunakan pada penghantar transmisi
yaitu ACSR dimana fungsi baja dalam hal ini adalah memperkuat
konduktor aluminium secara mekanis setelah digalfanis dengan Seng.
keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian
aluminium.
Aluminium berinti baja, yang biasanya dikenal sebagai ACSR
(Aluminium Cable Steel Reinforced), suatu kabel penghantar
aluminium yang dilengkapi dengan unit kawat baja pada inti kabelnya.

4
Kawat baja itu diperlukan guna meningkatkan kekuatan tarik kabel.
ACSR ini banyak digunakan untuk kawat saluran hantar udara.
c. Konduktivitas listrik
Konduktivitas listrik pada baja termasuk konduktivitas listrik yang
baik, karena paduan logam pada baja merupakan pencampuran
besi(Fe) dan krom(Cr).

C. Sifat Kimia
Besi

1. Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda.


Jika terpapar udara, besi berpotensi mengalami karat. Besi berkarat
terutama di udara lembab, tetapi tidak di udara kering.
2. Logam ini mudah larut dalam asam encer.
Besi merupakan unsur yang aktif secara kimia dan membentuk dua seri
utama senyawa kimia, besi bivalen (II) atau fero, dan senyawa besi
trivalen (III) atau feri.
3. Unsur besi bersifat elektropositif yaitu mudah melepaskan elektron.
Karena sifat inilah bilangan oksidasi besi bertanda positif.
4. Besi dapat memiliki biloks 2, 3, 4 dan 6.
Hal ini disebabkan karena perbedaan energi elekktron pada subkulit 4s dan
3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga terlepas ketika
terjadi ionisasi selain elektron pada subkulit 4s.
5. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi,
khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
6. Besi memiliki bentuk allotroik ferit yaitu alfa, beta, gamma dan omega
dengan suhu transisi 700oC, 928oC, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang
meski pola geometris molekul tidak berubah.
7. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti sulfur, fosfor,
boron, karbon dan silikon.

5
8. Oksidanya bersifat amfoter yaitu oksida yang menunjukkan sifat-sifat
asam sekaligus basa.
Baja
1. Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan
menghilangkan elektronnya, kemudian bereaksi dengan oksigen di udara
untuk membentuk oksida basa.
Contohnya:
4 Na + O2 → 2 Na2O (natrium oksida) 2 Ca + O2 → 2 CaO (kalsium
oksida) 4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (aluminium oksida)
2. Beberapa logam seperti aluminium, magnesium, beberapa macam baja,
dan titanium memiliki semacam "pelindung" di bagian paling luarnya,
sehingga tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.

D. Ekstraksi
Besi
Bijih oksida besi ditambang di berbagai bagian dunia. Contohnya
haematite Fe2O3 dan magnetite Fe3O4.
1. Campuran padatan bijih haematite, coke dan limestone secara kontinu
dimasukkan ke dalam blast furnace.
2. Coke dibakar di dasar dan udara panas ditiupkan untuk membakar coke
(karbon) untuk membentuk karbon dioksida dalam reaksi oksidasi (C
menerima O).
3. Energi panas dibutuhkan dalam reaksi eksotermik untuk meningkatkan
suhu blast furnace hingga di atas 1000oC untuk mempengaruhi reduksi
bijih logam.
karbon + oksigen → karbon dioksida
C(s) + O2(g) → CO2(g)
4. Pada suhu tinggi terbentuk karbon dioksida, bereaksi dengan coke
(karbon) lain untuk membentuk karbon monoksida
karbon dioksida + karbon o karbon monoksida
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)

6
(catatan: CO2 tereduksi dengan kehilangan O, C teroksidasi dengan
menerima O)
5. Karbon monoksida adalah molekul yang benar-benar mengusir oksigen
dari bijih besi oksida.
Ini adalah reaksi reduksi (Fe2O3 kehilangan O, atau Fe3+ menerima
tiga elektron untuk membentuk Fe) dan CO dikenal sebagai agen
pereduksi (pengusir O dan teroksidasi dalam proses).
6. Logam besi dilelehkan pada suhu blast furnace tinggi dan menetes ke
dasar blast furnace. Reaksi reduksi utama adalah Besi (III) oksida +
karbon monoksida → besi + karbon dioksida
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Catatan, dalam kedua reaksi di atas, oksidasi dan reduksi selalu terjadi
bersamaan.
Reaksi reduksi bijih logam yang lain adalah Besi (III) oksida +
karbon o besi + karbon monoksida.
Fe2O3(s) + 3C(g) → 2Fe(l) + 3CO(g)

atau besi (III) oksida + karbon → besi + karbon dioksida

2Fe2O3(s) + 3C(g) → 4Fe(l) + 3CO2(g)

Bijih logam asli mengandung acidic mineral impurities seperti


silika (SiO2, silikon dioksida). Ini bereaksi dengan kalsium karbonat
(limestone) untuk membentuk molten slag misal dari kalium silikat.

kalsium karbonat + silika → kalsium silikat + karbon dioksida

CaCO3 + SiO2 → CaSiO3 + CO2

Kadang-kadang ditunjukkan dalam dua langkah:

CaCO3 → CaO + CO2

CaO + SiO2 → CaSiO3

7
7. Molten slag membentuk lapisan di atas lelehan besi yang lebih padat dan
keduanya dapat dipisahkan, dan biasanya, disalurkan ke luar. Besi
didinginkan dan dicetak ke dalam pig iron ingots atau ditransfer
langsung ke furnace penghasil baja.
8. Limbah gas dan debu dari blast furnace harus diperlakukan dengan baik
untuk menghindari polusi lingkungan.
9. karbon monoksida yang sangat beracun dapat dibakar untuk
menghasilkan sumber energi panas, dan dalam reaksi eksoterm
dikonversikan menjadi karbon dioksida yang tidak berbahaya.
karbon monoksida + oksigen → karbon dioksida
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
10. Gas asam seperti sulfur dioksida dari bijih sulfida, dapat dihilangkan
dengan bubbling melalui larutan alkali seperti kalsium hidroksida
(’limewater’) yang dinetralkan dan dioksidasi menjadi kalsium sulfat
yang tidak berbahaya. Pembersihan gas dengan cara ini disebut ‘gas
scrubbing’.
11. Air yang terkontaminasi harus dibersihkan dari bahan kimia berbahaya
sebelum dilepaskan ke sungai atau didaur ulang melalui water treatment
plant.
12. waste slag digunakan untuk konstruksi jalan atau menimbun galian
sehingga dapat ditanami.
13. Besi dari blast furnace baik untuk obyek cast iron yang sangat keras
tetapi terlalu rapuh untuk aplikasi lainnya karena kandungan karbon dari
coke-nya terlalu tinggi. Jadi dikonversikan menjadi steel alloy untuk
range yang lebih luas

Baja
Pembuatan baja dilakukan dengan cara memperoleh bahan berupa besi
kasar terlebih dahulu. Besi kasar merupakan hasil dari pengolahan bijih besi
melalui beberapa proses seperti proses reduksi kandungan zat pengotor dan
reduksi ukuran menjadi pellet. Setelah itu pellet diproses di dalam tanur

8
tinggi sehingga dihasilkan cairan besi yang akan turun ke dasar tanur tinggi.
Besi kasar yang telah dihasilkan di tanur tinggi tadi kemudian diolah secara
lanjut menjadi menjadi barbagai jenis baja.
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi
baja :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap ke samping.
Sistem kerja :
 Dipanaskan dengan kokas sampai suhu ±1500ºC
 Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku (±1/8 dari volume
konvertor)
 Kembali ditegakkan
 Menghembuskan udara bertekanan 1,5-2 atm dari kompresor
 Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya
2. Proses Bassemer
Adalah proses untuk produksi massa baja cair pig iron. Prinsip dari
proses ini adalah menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi
dengan udara yang ditiup melalui besi cair.
Proses ini dilakuka di dala container baja bulat telur besar dilapisi
dengan tanah liat atau dolomit yang disebut konverter bassemer. Di
bagian atas atas converter merupakan bukaan, biasanya miring relative
ke bidang kapal. Di bagian bawah Bagian bawah ini berlubang dengan
sejumlah saluran yang disebut tuyères melalui udara dipaksa menjadi
konverter. Konverter ini diputar pada trunnions sehingga dapat diputar
untuk menerima tuduhan, berbalik tegak selama konversi dan kemudian
diputar lagi untuk menuangkan baja cair di akhir.
Proses yang terjadi adalah proses oksidasi. Proses oksidasi ini
digunanakan untuk menghilangkan pengotor seperti silicon, mangan dan
karbon sebagai oksida yang akan membentuk gas ataupun terak padat.

9
Setelah baja yang dinginkan terbentuk itu dicurahkan ke ladle kemudian
ditransfer ke dalam cetakan dan terak ringan yang tertinggal. Proses
konversi yang disebut "pukulan" dilakukan dalam waktu sekitar dua
puluh menit. Selama periode ini kemajuan oksidasi kotoran dapat dilihat
atau dinilai oleh penampilan dari api yang keluar dari mulut konverter.
3. Proses Open-Heart
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran
yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung
pada permukaan baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan
logam melalui tutup atas. Apabila selesai tiap proses, maka tutup atas
dibuka dan cairan baja disalurkan untuk proses selanjutnya untuk
dijadikan bermacam-macam jenis baja.
Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens Martin ) digunakan
campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas (steel
scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini temperatur yang
dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai 1800oC. Bahan bakar (fuel)
dan udara sebelum dimasukkan ke dalam dapur terlebih dahulu
dipanaskan dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Proses pembuatan baja dengan cara Open-Hearth ini meliputi 3
periode yaitu :
a. Periode memasukkan dan mencairkan bahan isian.
b. Periode mendidihkan cairan logam isian.
c. Periode membersihkan/memurnikan (refining) dan deoksidasi
Bahan bakar yang dipakai adalah: campuran blast furnace gas dan cokes
oven gas.
3.1 Proses Basic Open-Heart
Pada proses basic open-hearth ini, mula-mula ke dalam dapur
dimasukkan baja bekas (scarap steel) yang ringan kemudian baja
bekas yang berat. Setelah itu ditambahkan bahan tambah (batu
kapaur) dan bijih besi yang diperlukan untuk membentuk terak
pertama. Pada proses akhir peleburan, sebagian phosphor (P) yang

10
terdapat besi mentah akan berubah menjadi terak. Untuk menjaga
agar terak tidak masuk/bereaksi kembali dengan logam cair, maka
kira-kira 40%-50% terak tersbut lekas dikeluarkan dan juga perlu
ditambah batu kapur untuk membentuk terak yang baru.
3.2 Proses Acid Open-Hearth
Proses acid open-hearth membutuhkan bahan isian berkualitas
lebih baik dengan kadar Phospor P<0.03% dan kadar Sulphur
S<0.03%. proses ini biasanya menggunakan bahan isian padat
dengan 30-50% berat baja keras. Kandungan siliconc ini perlu
dipertahankan <0.6%, , kandungan ini perlu dipertahankan dalam
kadar yang rendah sebab pada akhir periode pemanasan, kandungan
silicon akan naik. Pada proses ini biji besi tidak boleh ditambah di
bahan isian, dmana hal itu dapat menimbulkan reaksi dengan silica
pada bagian tungku berupa 2Fe.SiO2. Pada proses ini, biji besi tidak
boleh ditambahkan pada bahan isian, dimana hal itu dapat
menimbulkan reaksi dengan Silica pada bagian tungku berupa
2FeO.SiO2. Setelah pengisian dan pemanasan, besi, Silicon dan Mn
dioksidasi dan bersatu dengan bahan tambah dan membentuk terak
pertama (+ 40% SiO2).
4. Proses Basic Oxygen Furnace
Proses tanur oksigen basa (Basic Oxygen Funace), menggunakan
besi kasar (65-85%) yang dihasilkan tanur tinggi sebagai bahan dasar
utama yang dicampur dengan besi bekas dan batu kapur.
Proses BOF adalah sebagai berkut :
 Logam dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu
ditegakkan).Oksigen (+1000) ditiup lewat oxygen lance ke ruang
bakar dengan kecepatan tinggi (55 m3(99,5%O2) tiap satu ton
muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
 Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan
S.

11
5. Proses Dapur Elektrik
Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan baja adalah berasal
aliran listrik yang disalurkan dari tiga buah elektroda karbon dan
dimasukkan mendekati dasar dapur. Proses pembuatannya adalah
dengan memasukkan besi bekas dan bahan-bahan yang perlu
ditambahkan, kemudian aliran listrik dari elektroda akan mecairkan besi
bekas dan bahan-bahan tambahan yang dimasukkan dengan cepat dapat
mencair.
6. Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang.
Proses :
 Pemanasan awal agar bebas dari uap air
 Bahan bakar (kayu bakar dan kokas) dinyalakan selama15 jam
 Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga
kokas mencapai 700-800 mm dari dasar tungku
 Besi bekas dan besi kasar sebesar 10-15% ton/jam dimasukkan
 15 menit baja cair dikeluarkan dari mulut pengeluaran
7. Proses Dapur Cawan
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan:
 Memasukkan baja bkas dan besi kasar dalam cawan
 Kemudian dapur ditutup rapat
 Gas-gas panas dimasukkan sehingga memanaskan sekekliling
cawan dan muatan dalam cawan akan mencair
 Baja cair tersebut siap dituang untuk dibuat menjadi baja-baja
istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduanlain yang
dibutuhkan.
8. Proses Pembuatan Baja Secara Duplex
Proses ini dilakukan dengan prinsip penggabungan 2 metode
pembuatan baja:

12
 Proses Open-Harth furnace secara asam basa
 Proses Open-Hearth secara basa dan electric furnace secara basa
 Proses Bessemer converter dan Open-Herath furnace secara basa.
Prinsip kerjanya:
a) Proses open-hearth furnace secara basa dan asam.
Mula-mula bahan isian diproses pada open-hearth secara
basa, kemudian baja cair dari proses open-hearth secara basa
diproses lagi pada open-hearth furnace secara asam sampai
selesai, barulah baja yang dihasilkan dituang.
b) Proses open-hearth furnace secara basa dan electric furnace
secara basa.
Mula-mula bahan isian diproses dahulu dalam open-hearth
secara basa kemudian baja cair hasil proses open-hearth secara
basa diproses lagi dalam electric furnace basa sampai selesai.
c) Proses Bessemer Converter dan Open-Hearth furnace secara basa
Mula-mula bahan isian diproses dalam Bessemer Converter
dan hasil Bessemer Converter ini diproses lagi dalam Open-
Hearth furnace secara basa sampai selesai.

E. Senyawa-Senyawa Penting Besi dan Baja


Besi
Besi memiliki dua jenis bilangan oksidasi, yaitu Fe 2+ (ion fero) dan Fe3+
(ion feri). Kation besi ini mmudah berikatan dengan anion, seperti SO42- dan
Cl Berikut contoh senyawa yang mengandung unsur besi beserta kegunaanya.
a. Besi (II) Sulfat (FeSO4)
Digunakan sebagai sumber mineral besi untuk terapi defisiensi atau
kekurangan zat besi.Snyawa FeSO4 teknis (kurang murni) digunakan untuk
membuat tinta bubuk.
b. Besi (III) Sulfat
Senyawa besi (III) sulfat ini digunakan dalam pewarnaan tekstil dan
pengetsaan aluminium.

13
c. Besi (II) Oksida (FeO)
Senyawa besi (II) oksida ini dikenal juga sebagai meni besi atau oker yang
digunakan sebagai pewarna tegel atau ubin.

F. Aplikasi Besi dan Baja


Besi
Besi digunakan untuk membuat kontruksi jembatan, badan kendaraan
(kereta api dan mobil), rel kereta api, dan kontruksi bangunan lainya.
Kegunaan besi dalam bentuk logam campurannya, diantaranya sebagai
berikut:
a. Stainless Steel
Stainless Steel merupakan campuran 74% Fe, 185 Cr, dan 8% Ni. Stailess
steel bersifat kuat dab tahab tehadap korosi sehingga sering digunakan
untuk membuat peralatan industri, peralatan rumah tangga, dan komponen
kendaraan bermotor.

b. Produk Otomotf

c. Konstruksi

d. Shipping

e. Mesin

f. Jalan Kereta Api

14
g. Perlengkapan listrik

h. Perkakas rumah.

i. Alat industri berat.

Baja
a. Baja Nikel
Baja nikel merupakan campuran 75% Fe dan 25%Ni.Baja nikel bersifat
keras dan alot atau liat. Selain baja nikel, dikenal juga jenis baja lain,
seperti baja mangan (campuran fe dan Mn) dan baja kromium (Campuran
Fe dan Cr). Baja nikel bersifat sangan kuat sehingga dapat digunakan
untuk membuat kawat dan senjata.
Contoh Baja
Unsur
Jenis Sifat Kegunaan
Tambahan
Baja mangan 0,4-0,9% C dan Keras & kuat Rel kereta api,
11-14% Mn lapis baja,
kendaraan perang.
Baja Nikel 25 % Ni Kuat & tahan Alat pengukur
karat (meteran), kawat,
persenjataan
Baja Crom- 1-10% Cr dan    Kuat & tahan As kendaraan
Vanadium 0,15 % V terhadap
beban
Baja 0,2-0,4 % C, Tahan Karat Alat - alat rumah
Stainless 14-18% Cr, tangga dan industri
dan     7-9% Ni
Baja 0,4 – 0,9 % C Sangat keras Ujung alat
Wolfram dan  5 % W pemotong

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Besi adalah logam yang paling berlimpah-limpah dan yang keempat
berlimpah-limpah dari semua unsur-unsur; itu terjadi terutama sebagai
oksida untuk hematit contoh ( Fe2O3), magnetit ( besi magnet) (Fe3O4)
dan sebagai pirit besi Fes2.
2. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon ( C ) lebih dari
1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast
Iron).
3. Besi adalah logam berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna perak
abu-abu. Menurut standar nasional indonesia berat jenis baja adalah 7850
kg/m3. Pada kondisi nyata berat jenis baja dipengaruhi oleh bahan baja itu
sendiri seperti kandungan logam tertentu, kepadatan baja, kualitas baja
yang menyebabkan perbedaan pada berat jenis baja.
4. Logam besi memiliki empat bentuk kristal yang berbeda. Jika terpapar
udara, besi berpotensi mengalami karat. Besi berkarat terutama di udara
lembab, tetapi tidak di udara kering.Logam besi mudah larut dalam asam
encer.
5. Beberapa logam seperti aluminium, magnesium, beberapa macam baja,
dan titanium memiliki semacam "pelindung" di bagian paling luarnya,
sehingga tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.
6. Proses ekstraksi membutuhkan peleburan pertama (untuk mendapatkan
logam mentah) dan kemudian penyulingan. Dalam peleburan, bijih besi
(biasanya oksida) dicampur dengan kokas dan batu kapur dan dipanaskan,
dan udara panas yang bertiup dari bawah (dalam tanur).
7. Pembuatan baja dilakukan dengan cara memperoleh bahan berupa besi
kasar terlebih dahulu. Besi kasar merupakan hasil dari pengolahan bijih
besi melalui beberapa proses seperti proses reduksi kandungan zat

16
pengotor dan reduksi ukuran menjadi pellet. Setelah itu pellet diproses di
dalam tanur tinggi sehingga dihasilkan cairan besi yang akan turun ke
dasar tanur tinggi. Besi kasar yang telah dihasilkan di tanur tinggi tadi
kemudian diolah secara lanjut menjadi menjadi barbagai jenis baja.
8. Besi digunakan untuk membuat kontruksi jembatan, badan kendaraan
(kereta api dan mobil), rel kereta api, dan kontruksi bangunan lainya.
9. Baja nikel merupakan campuran 75% Fe dan 25%Ni.Baja nikel bersifat
keras dan alot atau liat. Selain baja nikel, dikenal juga jenis baja lain,
seperti baja mangan (campuran fe dan Mn) dan baja kromium (Campuran
Fe dan Cr). Baja nikel bersifat sangan kuat sehingga dapat digunakan
untuk membuat kawat dan senjata.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chatherine E. H and Alan G.S. 2005. Inorganic Chemistry. Second Edition.


Prentice Hall. England
C. Chambers and A.K. Holliday. 1975. Modern Inorganic Chemistry.
Butterworths. England
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid 2. Erlangga. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai