Pemrograman Linier: Model Transportasi: Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si
Pemrograman Linier: Model Transportasi: Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si
MODEL TRANSPORTASI
Oleh:
Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR …………………………………..………………………………………….............................. ii
DAFTAR ISI ……………………………………...……………………………….…………………………. iii
BAB I. MODEL TRANSPORTASI……….……………………..……………..…............................. 1
1.1 Definisi dan Aplikasi Model Transportasi ….………………………………..…..….. 1
1.2 Keseimbangan Model Transportasi …..………………………………………………... 3
iii
BAB I
MODEL TRANSPORTASI
1
sebuah tujuan mewakili rute pengiriman barang tersebut. Jumlah penawaran di
sumber adalah dan permintaan di tujuan adalah . Biaya unit transportasi
antara sumber dan tujuan adalah dan mewakili jumlah barang yang
dikirimkan dari sumber i ke tujuan j; maka model LP yang mewakili masalah
∑∑
Dengan batasan
2
Dalam bentuk tabel dapat disajikan seperti berikut ini:
Tujuan
1 2 n Persediaan
1 ...
Sumber 2 …
… … … …
m …
Permintaan
Dalam persoalan yang sebenarnya, batasan ini tidak selalu terpenuhi atau
dengan kata lain jumlah supply yang tersedia mungkin lebih besar atau lebih kecil
daripada jumlah yang diminta. Jika hal ini terjadi, maka model persoalannya
disebut sebagai model yang tidak seimbang. Namun, setiap persoalan transportasi
dapat dibuat seimbang dengan cara memasukkan variabel dummy.
MG Auto Company memiliki pabrik di Los Angeles, Detroit, dan New Orleans.
Pusat distribusinya terletak di Denver dan Miami. Kapasitas ketiga pabrik
tersebut selama kwartal berikutnya adalah 1000, 1500, dan 1200 mobil.
Permintaan kwartalan di kedua pusat distribusi adalah 2300 dan 1400 mobil.
Biaya transportasi darat per mobil per mil adalah sekitar 8 sen. Bagan jarak
antara pabrik dan pusat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
3
Denver Miami
Bagan jarak di atas dapat diterjemahkan menjadi biaya per mobil dengan
tarif 8 sen per mil. Ini menghasilkan biaya berikut ini (yang dibulatkan ke dollar
terdekat), yang mewakili dalam model umum:
Denver Miami
(1) (2)
Minumumkan
Dengan batasan
4
Sebuah metode yang lebih ringkas untuk mewakili model traansportasi ini
adalah menggunakan apa yang kita sebut tabel transportasi. Tabel ini adalah
bentuk matriks dengan baris-baris yang mewakili sumber dan kolom-kolom
mewakili tujuan. Unsur biaya diringkaskan dalam sudut timur laut sel
matriks . Model MG dapat diringkas seperti diperlihatkan pada tabel.
Tujuan
Denver Miami
(1) ( 2)
Penawaran
80 215
100 108
Sumber Detroit (2) 1500
x21 x22
New Orleans (3) 1200
102 68
x31 x32
5
BAB II
PEMECAHAN MASALAH TRANSPORTASI
6
Contoh :
Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak
mengirim barang ke tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota
adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel
berikut.
Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Penyelesaian :
Jumlah kapasitas yang dimiliki pabrik 1,2, dan 3 adalah 90 + 60 + 50 = 200
ton, sedangkan jumlah permintaan di setiap kota A,B, dan C adalah 50 + 110
+ 40 = 200 ton. Karena keduanya sama maka proses iterasi dapat dimulai.
Kondisi transportasi tampak pada tabel di bawah. Biaya pengiriman perunit
barang tampak pada ujung kanan atas tiap sel. Disisi kanan tampak jumlah
persediaan barang dari tiap pabrik, sedangkan sisi bawah tabel adalah
jumlah permintaan tiap kota.
7
Ujung barat laut dari tabel adalah sel dengan c11 = 20. Sel ini diisi dengan
kuantitas sebanyak mungkin. Pabrik 1 memiliki 90 ton barang sedangkan
kota A membutuhkan 50 ton. Maka x11 diisi sebanyak-banyaknya, yaitu 50
ton. Dengan mengisi x11 = 50 maka otomatis permintaan kota A sudah
terpenuhi sehingga x21 dan x31 tidak boleh diisi lagi.
Sekarang ujung barat laut adalah sel dengan c12 = 5 yang akan diisi dengan
barang semaksimal mungkin. Pabrik 1 hanya memiliki 90 ton dan sudah
dikirimkan ke kota A sebanyak 50 ton sehingga tersisa 40 ton. Di sisi lain,
kota B membutuhkan sebanyak 110 ton. Maka x12 = 40. Dengan pengisian
ini maka pabrik 1 sudah kehabisan barang sehingga x13 tidak boleh diisi lagi.
8
Karena barang pabrik 1 sudah habis maka sekarang ujung barat lautanya
terletak pada sel dengan c22 = 20. Pabrik 2 memiliki 60 ton barang
9
Secara logika, hasil yang didapat dengan metode biaya terendah
akan lebih baik dibandingkan dengan metode barat laut karena pengisian
dengan metode barat laut tidak mempertimbangkan biaya pengiriman pada
sel yang bersangkutan. Akibatnya, total biaya pengiriman akan cenderung
tidak optimal.
Contoh :
Selesaikan soal sebelumnya dengan menggunakan metode biaya terendah.
Penyelesaian :
Biaya terkecil adalah pengiriman dari pabrik 1 ke kota B dengan c12 = 5
sel ini diisi dengan kuantitas sebanyak-banyaknya, yaitu sebesar x12 =
90. Dengan pengisian ini maka pabrik 1 sudah kehabisan barang
sehingga x11 dan x13 tidak bisa terisi lagi.
Dari sisa sel yang masih bisa diisi pengiriman dengan biaya terendah adalah
dari pabrik 3 ke kota B dengan biaya c32 = 10. Jumlah maksimum barang
yang dapat diisikan pada sel ini adalah sebanyak x32 = 20 untuk memenuhi
permintaan kota b yaitu 110 ton.
Proses dilanjutkan dengan sel terkecil berikutnya yang belum terarsir. Hasil
akhir penyelesaian fisibel awal dengan metode biaya terendah tampak pada
tabel dibawah. Biaya total pengiriman adalah sebesar 90(5) + 20(15) +
40(10) + 30(25) + 20(10) = 2.100 (ribuan).
10
Kota
A B C Persediaan
20 5 8
1 90
90
Pabrik
15 20 10
2 60
20 40
25 10 19
3 50
30 20
Permintaan 50 110 40
11
Contoh :
Selesaikan contoh sebelumnya dengan metode Pendekatan Vogel.
Penyelesaian :
Pada baris 1, dua sel yang biayanya terkecil adalah c12 = 5 dan c13 = 8.
Selisihnya adalah = 8 – 5 = 3. Pada baris 2, dual sel yang biayanya
terkecil adalah c23 = 10 dan c21 = 15. Selisihnya adalah = 15 – 10 = 5.
Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada
tiap baris dan kolom. Hasilnya tampak pada tabel dibawah.
Selisih terbesar (=9) terjadi pada baris ke 3. Biaya terkecil pada baris
ke 3 adalah c32 = 10. Pada sel ini dimasukan barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 50 ton. Jadi x32 = 50 ton. Dengan pengisian ini maka pabrik 3 sudah
kehabisan barang sehingga sel lain pada baris 3 tidak diikutkan pada iterasi
12
berikutnya. Proses penghitungan selisih 2 sel yang biayanya terkecil
dilanjutkan tetapi dengan menghilangkan baris 3 dari perhitungan sehingga
kemudian didapat :
Selisih terbesar (=15) terjadi pada kolom 2. Biaya terkecil adalah pada baris
1 adalah c21 = 5. Pada sel ini diisikan barang sebanyak-banyaknya, yaitu 110
ton, akan tetapi karena kolom 2 sudah terpenuhi 50 ton pada iterasi
sebelumnya maka x12 = 60. Dengan pengisian ini maka kolom 2 sudah
terpenuhi, sehingga sel lain pada kolom 2 tidak dapat diisi lagi.
Pada iterasi berikutnya, selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada baris 1 dan
2 masing-masing adalah 12 dan 5. Selisih pada kolom 1 dan 3 masing-
masing adalah 5 dan 2. Nilai maksimum terjadi pada baris 1, maka x13 = 30
dan baris 1 tidak boleh diisi lagi.
13
Kota
A B C
selisih
20 5 8
1 90 3 3
12* 60 30
Pabrik 15 20 10
2 60 5 5 5
25 10 19
3 50 50 9* - -
50 110 40
Selisih 5 5 2
5 15* 2
5 - 2
Karena sekrang sisanya tinggal sel pada satu baris maka isikan mulai dari
sel yang biayanya terkecil, yaitu x23 = 10 dan x21 = 50. Biaya total
pengirimannya adalah sebesar 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) + 50(10) =
1.890 (ribuan).
14
Kota
A B C
selisih
20 5 8
1 90 3 3
12* 60 30
Pabrik 15 20 10
2 60 5 5 5
50 10
25 10 19
3 50 50 9* - -
50 110 40
Selisih 5 5 2
5 15* 2
5 - 2
15
ii. Mulai dari sel ini, kita membuat jalur tertutup melalui sel-sel yang
mendapatkan alokasi menuju sel kosong terpilih kembali. Jalur tertutup
ini bergerak secara horizontal dan vertikal saja.
iii. Mulai dengan tanda (+) pada sel kosong terpilih, kita menempatkan
tanda (-) dan (+) secara bergantian pada setiap sudut jalur tertutup.
iv. Menghitung indeks perbaikan dengan cara menjumlahkan biaya
transportasi pada sel bertanda (+) dan mengurangkan biaya
transportasi pada sel bertanda (-).
v. Mengulangi tahap 1 sampai 4 hingga indeks perbaikan untuk semua sel
kosong telah terhitung. Jika indeks perbaikan dari sel-sel kosong lebih
besar atau sama dengan nol, solusi optimal telah tercapai.
Contoh :
1) Tiga pabrik barang dengan kapasitas 90 ton, 60 ton dan 50 ton hendak
mengirim barang ke tiga kota dengan kebutuhan masing – masing kota
adalah 50 ton, 110 ton dan 40 ton.
Biaya pengiriman (ribuan) dari dari pabrik ke kota disajikan dalam tabel
berikut.
Pabrik Kota
A B C
1 20 5 8
2 15 20 10
3 25 10 19
Penyelesaian :
Tabel Transportasi
16
Dengan metode sudut barat laut diperoleh table fisible awal sebagai
berikut :
17
kosong tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan
boleh berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, ke arah sel yang
telah terisi dengan alokasi, begitu seterusnya sampai kembali ke sel
kosong tersebut. Setiap pergerakan ini akan mengurangi dan menambah
secara bergantian biaya pada sel kosong tersebut. Perhatikan tanda
panah dan tanda (+) atau (-) nya.
Pengujian
Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6
Sel = 15 – 20 + 5 -20 = - 20
Sel = 10 – 19 + 10 – 20 = - 19
Sel = 25 – 20 + 5 – 10 = 0
Merubah alokasi pengiriman ke sel , yang pengujian sebelumnya
memiliki pergerakan :
Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang
bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda
pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya
memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi
sebelumnya 50 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 60 ton.
Selanjutnya angka 50 ton di sel tersebut digunakan untuk
mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai
tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan
tabel transportasi sebagai berikut:
18
Sel menjadi 0 karena 50 – 50 = 0
Sel menjadi 90 karena 40 + 50 = 90
Sel menjadi 10 karena 60 – 50 = 10
Sel menjadi 50 karena 0 + 50 = 50
Pengujian :
Sel = 20 – 5 + 20 – 15 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton)
Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6
Sel = 10 – 19 + 10 – 20 = -19
Sel = 25 – 15 + 20 – 10 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan
penurunan biaya sebesar RP 19/ton. Dengan demikian memang perlu
dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba
mengalokasikan pengiriman ke sel dengan langkah :
Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang
bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda
pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya
memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi
sebelumnya 10 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 40 ton.
Selanjutnya angka 10 ton di sel tersebut digunakan untuk
mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai
tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan
tabel transportasi sebagai berikut :
19
Sel menjadi 0 karena 10 – 10 = 0
Sel menjadi 10 karena 0 + 10 = 10
Sel menjadi 20 karena 10 + 10 = 20
Sel menjadi 50 karena 40 - 10 = 30
Pengujian
Sel = 20 – 5 + 10 – 19 + 10 - 15 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton)
Sel = 8 – 19 + 10 – 5 = - 6
Sel = 20 – 10 + 19 – 10 = 19 (lebih mahal 19/ton)
Sel = 25 – 15 + 10 – 19 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel masih dapat memberikan
penurunan biaya sebesar 6/ton. Dengan demikian memang perlu
dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba
mengalokasikan pengiriman ke sel dengan langkah :
Dari pergerakan dan tanda (+)/(-) yang ada, perhatikan sel yang
bertanda minus saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda
pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya
memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel , dengan alokasi
sebelumnya 30 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel yang 90 ton.
Selanjutnya angka 30 ton di sel tersebut digunakan untuk
mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai
tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan
tabel transportasi sebagai berikut :
20
Sel menjadi 60 karena 90 – 30 = 60
Sel menjadi 30 karena 0 + 30 = 30
Sel menjadi 50 karena 20 + 30 = 50
Sel menjadi 0 karena 30 - 30 = 0
Nilai alokasi pada sel dan tidak mengalami perubahan karena
tidak termasuk dalam pergerakan pengujian sel tersebut.
Pengujian
Sel = 20 – 8 + 10 – 15 = 7 → (menjadi lebih mahal 7/ton)
Sel = 20 – 5 + 8 – 10 = 13 → (menjadi lebih mahal 13/ton)
Sel = 25 – 15 + 10 – 8 + 5 - 10 = 7 → (lebih mahal 7/ton)
Sel = 19 – 10 + 5 – 8 = 6 → (menjadi lebih mahal 6/ton)
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang
bernilai negatif lagi, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat
memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dengan demikian dapat
dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya :
Biaya mengirim 60 ton dari P1 ke kota B = 60 x 5 = 300
Biaya mengirim 30 ton dari P1 ke kota C = 30 x 8 = 240
Biaya mengirim 50 ton dari P2 ke kota A = 50 x 15 = 750
Biaya mengirim 10 ton dari P2 ke kota C = 10 x 10 = 100
Biaya mengirim 50 ton dari P3 ke kota B = 50 x 10 = 500
-----------------------------------------------------------------------------+
Total biaya pengirimannya = 1890
Kesimpulan :
Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00.
21
menghitung indeks perbaikan untuk setiap sel kosong tanpa menggunakan
jalur tertutup. Indeks perbaikan dihitung dengan terlebih dahulu
menentukan nilai baris dan kolom. Notasi dalam metode MODI terdiri dari:
Ri = nilai yang ditetapkan untuk baris i
Kj = nilai yang ditetapkan untuk kolom j
cij = biaya transportasi dari sumber i ke tujuan j
Ada lima langkah dalam aplikasi metode MODI, yaitu :
1) Menghitung nilai setiap baris dan kolom, dengan menetapkan Ri +Kj
= cij
Formula tersebut berlaku untuk sel yang mendapat alokasi saja.
2) Setelah semua persamaan telah tertulis, tetapkan R1 = 0
3) Mencari solusi untuk semua R dan K.
4) Menghitung indeks perbaikan dengan menggunakan formula cij - Ri -
Kj
5) Mengaplikasikan kriteria optimalitas sebagaimana pada metode
stepping stone.
Contoh :
Dengan kasus yang sama seperti contoh pada metode stepping stone.
Berapakan total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut?
Penyelesaian :
Langkah-langkah:
Tabel awal yang digunakan adalah tabel NWC
Perubahan Alokasi 1
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan
rumus:
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom A :
22
0 + KA = 20, nilai kolom A = 20
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
; 0 + KB = 5 ; K B = 5
; R2 + 5 = 20 ; R2 = 15
; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5
; 5 + KC = 19 ; KC = 14
Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang
bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :
23
bertanda negatif tadi (1 – B) dan beri tanda positif. Selanjutnya
pindahkan isi dari sel bertanda negatif ke yang bertanda positif
sebanyak isi terkecil dari sel yang bertanda negatif yaitu 50. Jadi, 2 –
A kemudian berisi 50, 2 – B berisi 60 – 50 = 10, 1 – B berisi 40 + 50 =
90 dan 1 – A tidak berisi.
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom B :
0 + KB = 5, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
; R2 + 5 = 20 ; R2 = 15
; 15 + KA = 15 ; KA = 0
; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5
; 5 + KC = 19 ; KC = 14
Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang
bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :
24
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan =
1–A 20 – 0 – 0 20
1–C 8 – 0 – 14 -6
2–C 10 – 15 – 14 -19
3–A 25 – 5 – 0 20
25
Biaya transportasi = 90 (50) + 50 (15) + 10 (10) + 20 (10) + 30 (19)
= 2070
Perubahan Alokasi ke-3
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan
rumus:
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom B :
0 + KB = 5, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5
; 5 + KC = 19 ; KC = 14
; R2 + 14 = 10 ; R2 = -4
; -4 + KA = 15 ; KC = 19
Nilai–nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang
bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :
26
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan =
Sel Indeks Perbaikan
1–A 20 – 0 – 19 1
1–C 8 – 0 – 14 -6
2–B 20 + 4 – 5 19
3–A 25 – 5 – 19 1
Perubahan Alokasi ke -4
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan
rumus :
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom B :
27
0 + KB = 5, nilai kolom B = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
; 0 + KC = 8 ; KC = 8
; R2 + 8 = 10 ; R2 = 2
; 2 + KA = 15 ; KA = 13
; R3 + 5 = 10 ; R3 = 5
Nilai – nilai ini kemudian diletakkan pada baris/kolom yang
bersangkutan, seperti terlihat pada tabel berikut :
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang
negatif, maka tabel pada perubahan alokasi ke-3 sudah optimal.
Kesimpulan
Jadi, total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut adalah Rp. 1.890.000,00
28
BAB III
KASUS-KASUS MASALAH TRANSPORTASI
Contoh
Ada 4 penyewa yang masing masing membutuhkan 9,6,7, dan 9 buah mobil.
Biaya perjalanan mobil(ribuan rupiah) dari garasi ke tempat penyewa tampak
pada tabel dibawah ini,
Tujuan
1 2 3 4
A 45 17 21 30
B 14 18 19 31
Penyelesaian
29
Biaya pengiriman dari garasi semu ke semua tujuan = 0 (karena memang tidak
ada mobil yang dikirimkan) tabel dibawah ini menunjukkan tabel awal
transportasi.
Pada baris-1, dua sel yang biayanya terkecil adalah c12 = 17 dan c13 = 21.
Selisihnya adalah = 21 – 17 = 4. Pada baris-2, dua sel yang biayanya terkecil
adalah c21 = 14 dan c22 = 18. Selisihnya adalah = 18 – 14 = 4.
Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada tiap baris
dan kolom. Hasilnya tampak pada table dibawah ini.
Selisih terbesar (=30) terjadi pada kolom ke-4. Biaya terkecil pada kolom
ke-4 adalah c14 = 0. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-
banyaknya, yaitu 3 unit. Jadi x14 = 3. Dengan pengisian ini maka Garasi C
sudah terpenuhi permintaannya sehingga sel an pada baris ke-3 tidak
diikutkan pada iterasi berikutnya.
30
Proses perhitungan selisih 2 sel yang biayanya terkecil dilanjutkan tetapi
dengan menghilangkan baris ke-3 dari perhitungan sehingga kemudian
didapat :
Selisih terbesar (=31) terjadi pada kolom ke-1. Biaya terkecil pada kolom
ke-1 adalah c21 = 14. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-
banyaknya, yaitu 9 unit. Jadi x21 = 9. Dengan pengisian ini maka Tujuan 1
sudah terpenuhi permintaannya sehingga sel an pada kolom-1 tidak
diikutkan pada iterasi berikutnya.
31
Proses perhitungan selisih 2 sel yang biayanya terkecil dilanjutkan tetapi
dengan menghilangkan kolom ke-1 dari perhitungan sehingga kemudian
didapat :
Selisih terbesar (=4) terjadi pada baris ke-1, biaya terkecil pada baris ke-1
adalah c12 = 17. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 6 unit. Jadi x12 = 6. Dengan pengisian ini maka Tujuan 2 sudah
terpenuhi permintaannya sehingga sel an pada kolom-2 tidak diikutkan
pada iterasi berikutnya.
32
Proses perhitungan selisih 2 sel yang biayanya terkecil dilanjutkan tetapi
dengan menghilangkan kolom ke-2 dari perhitungan sehingga kemudian
didapat :
33
Selisih terbesar (=12) terjadi pada baris ke-2,Biaya terkecil pada baris ke-2
adalah c23 = 19. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 4 unit. Jadi x23 = 4. Karena pada kolom ke-3 hanya kurang pengisian di
x13 maka x13 diisi dengan 7 - 4 = 3. Dengan pengisian ini maka Tujuan 3 dan
Garasi B sudah terpenuhi permintaannya sehingga sel pada kolom-3 tidak
diikutkan pada iterasi berikutnya.
Karena sekarang sisanya tinggal pada x14 maka x14 diisi dengan 15 – 6 – 3 =
6.
Menguji sel–sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negatif
atau tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak.
34
Sel yang diuji adalah : Sel x11, x22, x24, x31, x32 dan x33. Pengujian dilakukan
pada setiap sel kosong tersebut dengan menggunakan metode Stepping
Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan mulai dari sel kosong tersebut,
selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan boleh berlawanan)
secara lurus/tidak boleh diagonal, ke arah sel yang telah terisi dengan
alokasi, begitu seterusnya sampai kembali ke sel kosong tersebut. Setiap
pergerakan ini akan mengurangi dan menambah secara bergantian biaya
pada sel kosong tersebut. Perhatikan tanda panah dan tanda (+)/(-) nya.
Pengujian
Sel x11 = 45 – 21 + 19 –14 = 29
Sel x22 = 18 – 17 + 21 - 19 = 3
Sel x24= 31 – 30 + 21 – 19 = 3
Sel x31 = 0 – 14+ 19 – 21 + 30 - 0 = 14
Sel x32 = 0 – 17+ 30 – 0 = 13
Sel x33 = 0 – 21+ 30 - 0 = 9
Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang
bernilai negatif, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat
memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dengan demikian dapat
dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya minimumnya :
35
3.1 Ada Jalan Rusak
Misalkan pada suatu masalah transportasi, ada jalur dari sumber-i ke tujuan-j
yang tidak dapat dilalui sama sekali. Ini berarti bahwa dalam penyelesaian
optimalnya, harus merupakan variabel bukan basis (yang berarti bahwa
tidak ada barang yang dikirim dari sumber-i ke tujuan-j ). Untuk menjamin
agar hal ini terjadi maka biaya transportasi dari sumber-i ke tujuan-j dibuat
tak terhingga.
Contoh
TOKO
CABANG 1 2 3 4
A 18 - 4 5
B 3 9 4 1
C 6 2 - 4
Penyelesaian :
Total barang yang diproduksi diketiga cabang adalah 360 + 120 + 400 = 880
unit, sedangkan total permintaan di 4 toko adalah 220 + 240 + 125 + 200 =
785 unit. Ini berarti terdapat kekurangan permintaan barang sebesar 880 –
785 = 95 unit. Agar seimbang terlebih dahulu dibuat sebuah toko semu (toko-
5) yang membutuhkan barang sebesar 95 unit. Biaya pengiriman dari semua
cabang ke toko-5 = 0.
Karena toko-2 tidak mau menerima barang dari cabang-A dan toko-3 tidak
mau menerima barang dari cabang-C,
maka . Lihat
tabel dibawah ini
36
Dengan Metode Pendekatana Vogel
Pada baris-1, dua sel yang biayanya terkecil adalah c13 = 4 dan c15 = 0.
Selisihnya adalah = 4 – 0 = 4. Pada baris-2, dua sel yang biayanya terkecil
adalah c24 = 1 dan c25 = 0. Selisihnya adalah = 1– 0 = 1
Demikian seterusnya dihitung selisih 2 sel dengan biaya terkecil pada tiap
baris dan kolom. Hasilnya tampak pada table dibawah ini.
37
Selisih terbesar (=7) terjadi pada kolom ke-2. Biaya terkecil pada kolom ke-2
adalah c32 = 2. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 240 unit. Jadi x32 = 240. Dengan pengisian ini maka toko-2 sudah
terpenuhi permintaannya sehingga sel pada kolom ke-2 tidak diikutkan pada
iterasi berikutnya.
38
Selisih terbesar (=4) terjadi pada baris ke-1. Biaya terkecil pada baris ke-1
adalah c15 = 0. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 95 unit. Jadi x15 = 95. Dengan pengisian ini maka Toko-5 atau toko semu
sudah terpenuhi permintaannya sehingga sel pada kolom-5 tidak diikutkan
pada iterasi berikutnya.
39
Selisih terbesar (=4) terjadi pada kolom ke-4,Biaya terkecil pada kolom ke-4
adalah c24 = 1. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 120 unit. Jadi x24 = 120. Dengan pengisian ini maka cabang B sudah
terpenuhi permintaannya sehingga sel pada baris ke-2 tidak diikutkan pada
iterasi berikutnya.
40
Selisih terbesar (=M-4) terjadi pada kolom ke-3,Biaya terkecil pada kolom ke-3
adalah c13 = 4. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 125 unit. Jadi x13 = 125.. Dengan pengisian ini maka Toko 3 sudah
terpenuhi permintaannya sehingga sel pada kolom-3 tidak diikutkan pada
iterasi berikutnya.
41
Selisih terbesar (=13) terjadi pada baris ke-1,Biaya terkecil pada baris ke-1
adalah c14 = 5. Pada sel ini dimasukan barang-barang sebanyak-banyaknya,
yaitu 80 unit. Jadi x14 = 80. Karena pada baris ke-1 hanya kurang pengisian di
x11 maka x11 diisi dengan 360 - (125 + 80 + 95) = 60 Dengan pengisian ini
maka Toko 4 dan cabang A sudah terpenuhi permintaannya sehingga sel
pada kolom ke-4 dan baris ke -1 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya.
Karena sekarang sisanya tinggal pada x31 maka x31 diisi dengan 220 – 60 =160
42
- Selanjutnya adalah pengecekan optimalitas dengan menggunakan metode
stepping stone
Menguji sel – sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negatif
atau tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak.
Sel yang diuji adalah : Sel x12, x21, x22, x23, x25, x33, x34 dan x35. Pengujian
dilakukan pada setiap sel kosong tersebut dengan menggunakan metode
Stepping Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan mulai dari sel kosong
tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan boleh
berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, ke arah sel yang telah terisi
dengan alokasi, begitu seterusnya sampai kembali ke sel kosong tersebut.
Setiap pergerakan ini akan mengurangi dan menambah secara bergantian
biaya pada sel kosong tersebut. Perhatikan tanda panah dan tanda (+)/(-) nya.
43
Pengujian
Sel = M – 18 + 6 – 2 = M – 14
Sel = 3 – 18 + 5 - 1 = -11
Sel = 9 – 2 + 6 – 18 + 5 – 1 = -1
Sel =4–4+5–1=4
Sel =0–0+5–1=4
Sel = M – 4 + 18 – 6 = M+8
Sel = 4 – 5 + 18 – 6 = 11
Sel = 0 – 0 + 18 – 6 = 12
44
Dari pergerakan dan tanda +/- yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus
saja, yakni sel dan sel . Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini,
pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil.
Dan ternyata sel , dengan alokasi sebelumnya 60 , dan ini lebih kecil dari
alokasi sel yang 120.
45
Sel menjadi 140 karena 80 + 60 = 140
Sel menjadi 60 karena 120 – 60 = 60
Sel menjadi 60 karena 0 + 60 = 60
Pengujian :
Sel =18 – 5 + 1 – 3 = 11
Sel =M–2+6–2+1–5=M–3
Sel = 9 – 2 + 6 – 3 = 10
Sel =4–4+5–1=4
Sel =0–0+5–1=4
Sel = M – 4 +5 – 1 + 3 – 6 = M – 3
Sel =4– 1+3–6=0
Sel =0–0+5–1+3–6 =1
Dari hasil pengujian yang kedua , ternyata semua sel sudah tidak ada yang
bernilai negatif, atau dengan kata lain semua sel sudah tidak dapat
memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dengan demikian dapat dikatakan
kasus telah optimal, dengan total biaya minimumnya :
Contoh
Selesaikan masalah transportasi yang terdiri dari 3 sumber dan 3 tujuan yang
tampak pada tabel dibawah ini jika kerugian per unit barang akibat tidak
dipenuhinya permintaan tujuan 1, 2, dan 3 masing-masing adalah 5, 3, dan 2!
5 1 7 10
6 4 6 80
3 2 5 15
75 20 50
46
Penyelesaian :
1 10
6 4 6
2 80
Sumber
3 2 5
3 15
5 3 2
4* 40
75 20 50
47
Metode MODI
Langkah-langkah:
Perubahan Alokasi 1
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan
rumus:
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom 1 :
R1 + K1 = c11
0 + K1 = 5, nilai kolom 1 = 5
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
R1 + K2 = c12 ; 0 + K2 = 1 ; K2 = 1
48
R3 + K2 = c32 ; R3 + 1 = 2 ; R3 = 1
R3 + K1 = c31 ; 1 + K1 = 3 ; K1 = 2
R2 + K1 = c21 ; R2 + 2 = 6 ; R2 = 4
R2 + K3 = c23 ; 4 + K3 = 6 ; K3 = 2
R4 + K3 = c43 ; R4 + 2 = 2 ; R4 = 0
e) Memperbaiki alokasi
Buat jalur tertutup. Berilah tanda positif pada 2 – 2. Pilih 1 sel
terdekat yang isi dan sebaris (2 – 1), 1 sel yang isi terdekat dan
sekolom (3 – 2), berilah tanda negatif pada dua sel terebut.
Kemudian pilih satu sel yang sebaris atau sekolom dengan dua sel
bertanda negatif tadi (3 – 1 ) dan beri tanda positif. Selanjutnya
pindahkan isi dari sel bertanda negatif ke yang bertanda positif
sebanyak isi terkecil dari sel yang bertanda negatif yaitu 10. Jadi, 2 –
49
2 kemudian berisi 10, 2 – 1 berisi 70 – 10 = 60, 3 – 1 berisi 10 + 5 =
15 dan 3 – 2 tidak berisi.
Perubahan Alokasi 2
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Mencari nilai kolom 1 :
R1 + K2 = c12
0 + K2 = 1, nilai kolom 2 = 1
Mencari nilai kolom dan baris yang lain :
R2 + K2 = c22 ; R2 + 1 = 4 ; R2 = 3
R2 + K1 = c21 ; 3 + K1 = 6 ; K1 = 3
R2 + K3 = c23 ; 3 + K3 = 6 ; K3 = 3
R3 + K1 = c31 ; R3 + 3 = 3 ; R3 = 0
R4 + K3 = c43 ; R4 + 3 = 2 ; R4 = -1
50
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan = cij - Ri – Kj
Sel cij - Ri – Kj Indeks Perbaikan
1–1 5–0–3 2
1–3 7–0–3 4
3–2 2–0–1 1
3–3 5–0–3 2
4- 1 5+1 –3 3
4–2 3 +1 –1 3
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang
negatif, maka tabel pada perubahan alokasi ke-2 sudah optimal.
Dengan tabel
Kesimpulan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan – 3 tidak
terpenuhi sebesar 40 unit. Jadi biaya pengiriman dan kerugian
sebesar 10(1) + 60(6) + 10 (4) + 10 (6) + 15(3) + 40 (2) = 595
51
2. Mengubah algoritma
a. Mengubah penyelesaian fisibel awal. Dengan metode sudut barat
laut, tidak ada perubahan yang dilakukan. Dengan metode biaya
terendah, pengisian dilakukan dari sel yang biayanya teritinggi.
Dengan metode pendekatan Vogel, langkah-1 diubah menjadi
selisih 2 sel dengan biaya terbesar. Pada langkah-3 kuantitas
diisikan pada sel yang memiliki biaya terbesar.
b. Pengecekan optimialitas. Dalam kasus memaksimumkan, tabel
optimal jika untuk semua sel – – 0 (kebalikan dari soal
meminimumkan). Jika tabel belum optimal, pengisian kuantitas
dilakukan pada sel yang memilki nilai – – > 0 yang
terbesar.
Cara pertama lebih sederhana dan mudah karena tidak mengubah algoritma
sama sekali.
Contoh 1
Sebuah perusahaan mempunyai 3 pabrik yang membuat produk yang sama,
serta 5 agen yang akan menerima produk tersebut. Biaya produksi berbeda
untuk tiap pabrik, dan harga jual ke tiap agen juga berbeda-beda. Carilah
pengaturan produksi dan distribusi yang paling menguntungkan bagi
perusahaan tersebut, jika dikehatui data dalam tabel berikut.
Penyelesaian
Untuk menentukan biaya distribusi yang paling menguntungkan, haruslah
dihitung keuntungan yang dihasilkan dari pengiriman produk
Keuntungan = harga jual – biaya produksi – biaya transportasi
Sebagai contoh, pengiriman 1 unit barang dari pabrik-1 ke agen-1 akan
memberikan keuntungan sebesar = 30 – 20 – 3 = 7. Dari pabrik-2 ke agen-1
menghasilkan keuntungan sebesar = 30 – 22 – 9 = -1 (rugi). Selanjutnya :
Pabrik-1 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 20 – 1 = 11
52
Pabrik-1 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 20 – 5 = 6
Pabrik-1 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 20 – 7 = 7
Pabrik-1 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 29 – 20 – 4 = 5
Pabrik-2 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 22 – 7 = 3
Pabrik-2 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 22 – 8 = 1
Pabrik-2 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 22 – 3 = 9
Pabrik-2 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 29 – 22 – 6 = 1
Pabrik-3 ke agen-1 akan memberikan keuntungan sebesar = 30 – 18 – 4 = 8
Pabrik-3 ke agen-2 akan memberikan keuntungan sebesar = 32 – 18 – 5 = 9
Pabrik-3 ke agen-3 akan memberikan keuntungan sebesar = 31 – 18 – 3 = 10
Pabrik-3 ke agen-4 akan memberikan keuntungan sebesar = 34 – 18 – 2 = 14
Pabrik-3 ke agen-5 akan memberikan keuntungan sebesar = 19 – 18 – 7 = 4
Tabel 1.1 menunjukkan keuntungan yang diperoleh dengan mengirimkan
barang dari pabrik ke agen. Tampak bahwa tabel berjumlah seimbang karena
jumlah persediaan adalah 80 + 100 + 75 + 45 + 125 = 425 unit sedangkan
jumlah persediaan sebesar 150 + 200 + 125 = 475 unit. Untuk itu perlu
ditambahkan agen semu yang membutuhkan barang sebesar 50 unit. Besarnya
keuntungan pengiriman barang ke agen semu adalah 0.
Tabel 1.1
Tabel tersebut harus dimaksimumkan. Untuk itu Tabel 1.1 terlebih dahulu
dijadikan tabel kerugian (yang harus diminimumkan) dengan mengambil
negatif dan keuntungan. Hasil pengisian penyelesaian fisibel awal dengan
metode biaya terendah menghasilkan Tabel 1.2
53
Tabel 1.2
54
d) Memilih titik tolak perubahan
Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 2 – 4.
e) Memperbaiki alokasi.
Sel x24 harus diisi dengan kuantitas sebesar 25 unit sesuai dengan loop x24 –
x34 – x31 – x21 – x24.
Akan menjadi :
55
Perubahan Alokasi Kedua
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus :
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Maka,
R1 + K1 = c11 ; 0 + K1 = - 7 ; K1 = - 7
R1 + K2 = c12 ; 0 + K2 = - 11 ; K2 = - 11
R3 + K1 = c31 ; R3 + (-7) = - 8 ; R3 = - 1
R3 + K3 = c33 ; (-1) + K3 = 1 ; K3 = - 9
R3 + K4 = c34 ; (-1) + K4 = - 14 ; K4 = - 13
R2 + K4 = c24 ; R2 + (-13) = - 9 ; R2 = 4
R2 + K5 = c25 ; 4 + K5 = - 1 ; K5 = - 5
R2 + K6 = c26 ; 4 + K6 = - 0 ; K6 = - 4
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan = cij - Ri – Kj
Sel cij – Ri – Kj Indeks Perbaikan
1–3 (-6) – 0 – (-9) 3
1–4 (-7) – 0 – (-13) 6
1–5 (-5) – 0 – (-5) 0
1–6 0 – 0 – (-4) 4
2–1 1 – 4 – (-7) 4
2–2 (-3) – 4 – (-11) 4
2–3 (-1) – 4 – (-9) 4
3–2 (-9) – (-1) – (-11) 3
3–5 (-4) – (-1) – (-5) 2
3–6 0 – (-1) – (-4) 5
56
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang
negatif, maka tabel pada perubahan alokasi pertama sudah optimal
dengan keuntungan maksimum = 50(7) + 30(8) + 100(11) + 75(10)
+ 25(9) + 20(14) + 125(1) = 3070 dan Pabrik-2 memiliki sisa 50 unit
barang.
Contoh 2
Selesaikan contoh 5.11 tanpa harus mengubah soal menjadi meminimumkan
terlebih dahulu. Gunakan metode Biaya Terendah dan Vogel sebagai
penyelesaian awal!
Penyelesaian
Dengan Metode Biaya Terendah :
Tabel awal transportasi tampak pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
57
Tabel 2.1
58
d) Memilih titik tolak perubahan
Sel yang merupakan titik tolak perubahan adalah sel 2 – 4.
e) Memperbaiki alokasi.
Sel x24 harus diisi dengan kuantitas sebesar 25 unit sesuai dengan loop x24 –
x34 – x31 – x21 – x24.
Akan menjadi :
59
Perubahan Alokasi Kedua
a) Buat variabel Ri dan Kj untuk masing-masing baris dan kolom.
b) Hitung sel yang berisi (nilai tiap kolom dan tiap baris) dengan rumus :
Ri + Kj = cij
Nilai baris 1 = R1 = 0
Maka,
R1 + K1 = c11 ; 0 + K1 = 7 ; K1 = 7
R1 + K2 = c12 ; 0 + K2 = 11 ; K2 = 11
R3 + K1 = c31 ; R3 + 7 = 8 ; R3 = 1
R3 + K3 = c33 ; 1 + K3 = 10 ; K3 = 9
R3 + K4 = c34 ; 1 + K4 = 14 ; K4 = 13
R2 + K4 = c24 ; R2 + 13 = 9 ; R2 = -4
R2 + K5 = c25 ; -4 + K5 = 1 ; K5 = 5
R2 + K6 = c26 ; -4 + K6 = 0 ; K6 = 4
c) Menghitung index perbaikan setiap sel yang kosong dengan rumus:
Index perbaikan = cij - Ri – Kj
Sel cij – Ri – Kj Indeks Perbaikan
1–3 6–0–9 -3
1–4 7 – 0 – 13 -6
1–5 5–0–5 0
1–6 0–0–4 -4
2–1 1 – (-4) – 7 -4
2–2 3 – (-4) – 11 -4
2–3 1–4–9 -4
3–2 9 – 1 – 11 -3
3–5 4–1–5 -2
3–6 0–1–4 -5
60
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang
positif, maka tabel pada perubahan alokasi pertama sudah optimal
dengan keuntungan maksimum = 50(7) + 30(8) + 100(11) + 75(10)
+ 25(9) + 20(14) + 125(1) = 3070 dan Pabrik-2 memiliki sisa 50 unit
barang.
Tampak bahwa pengisian tabel dengan cara langsung memberikan hasil yang
sama dengan pengisian tabel dengan meminimumkan fungsinya terlebih ahulu.
Ini berarti revisi tabel maupun tabel optimalnya juga akan sama.
Dengan Metode Pendekatan Vogel
Tabel awal transportasi tampak pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
61
Karena selisih yang terpilih terdapat pada baris-2 (=6). Keuntungan
terbesar pada baris-2 adalah c24 = 9 maka pada sel ini dilakukan
pendistribusian sebanyak banyaknya yaitu 45 produk. Dengan
pendistribusian ini maka agen-4 sudah terpenuhi permintaanya sehingga
sel lain pada kolom-4 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya.
Proses perhitungan selisih 2 sel dilanjutkan tetapi menghilangkan kolom-4
dari perhitungan sehingga didapat :
62
Proses perhitungan selisih 2 sel dilanjutkan tetapi menghilangkan kolom-3
dari perhitungan sehingga didapat :
63
Karena selisih yang terpilih terdapat pada baris-1 (=5). Keuntungan
terbesar pada baris-1 adalah c15 = 5 maka pada sel ini dilakukan
pendistribusian sebanyak banyaknya yaitu 20 produk. Dengan
pendistribusian ini maka agen-5 sudah terpenuhi permintaanya dan
persediaan pada pabrik-1 sudah habis sehingga sel lain pada kolom-5 dan
baris-1 tidak diikutkan pada iterasi berikutnya.
Karena sekarang sisanya tinggal sel pada satu baris (x25 dan x26) maka diisi
dari sel yang keuntungannya terbesar yaitu pada sel x25 (c25=1) maka akan
didistribusikan sebanyak 125 – 20 = 105 produk. Oleh karena itu untuk sel
x26 diisi dengan 50 produk. Hasil ini terdapat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
64
R3 + K1 = c31 ; R3 + 7 = 8 ; R3 = 1
R3 + K3 = c33 ; 1 + K3 = 10 ; K3 = 9
Karena indeks perbaikan pada setiap sel sudah tidak ada yang
positif, maka tabel pada perubahan alokasi pertama sudah optimal
dengan keuntungan maksimum = 50(7) + 30(8) + 100(11) + 75(10)
+ 25(9) + 20(14) + 125(1) = 3070 dan Pabrik-2 memiliki sisa 50 unit
barang.
65
DAFTAR PUSTAKA
66