Anda di halaman 1dari 8

Nama : John Fransiskus K Douw

Nim : 202061030

Prodi : S1 Pendidikan Bahasa Indonesia

Semester : 3 (III)

Soal

1. Sebutkan dan Jelaskan 6 Ranah Kognitif istilah Taksonomi Bloom.

2. Sebutkan 5 Ranah Afektif.

3. Sebutkan dan jelaskan 7 jenjang Psikomotor yang bersifat hirarkis.

Jawaban

1.Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari
tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level
yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.

Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan perubahan yaitu Taksonomi yang
dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah direvisi oleh Andreson dan
KartWohl. Untuk pembahasan masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

A. Ranah Kognitif

Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan antara lain :

Ranah Kognitif

Pengetahuan (Knowledge) – C1

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali
materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan
tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang
kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan
tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi. Contoh: menyatakan kebijakan.

Pemahaman (Comprehension) – C2

Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami
materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain);
(b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi
(memperpanjang/memperluas arti/memaknai data). Contoh : Menuliskan kembali atau
merangkum materi pelajaran

Penerapan (Application) – C3

Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk
menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan menggunakan konsep dalam
praktek atau situasi yang baru. Contoh: Menggunakan pedoman/ aturan dalam menghitung gaji
pegawai.

Analisa (Analysis) – C4

Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain)
kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya.
Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian
materi); (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian
prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian/organisasi). Contoh: Menganalisa penyebab
meningkatnya Harga pokok penjualan dalam laporan keuangan dengan memisahkan
komponen- komponennya.

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Hukum Hess adalah

Sintesis (Synthesis) – C5

Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi. Tingkatan
kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik; (b) memproduksi
rencana atau kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan
abstrak. Contoh: Menyusun kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan materi dari
beberapa sumber.

Evaluasi (Evaluation) – C6

Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi. Kemampuan melakukan
evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu benda/hal untuk tujuan
tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi
menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan (2) evaluasi
berdasarkan bukti eksternal. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.
2.Afektif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan
nilai yang ada di dalam diri setiap individu. Menurut beberapa ahli, afektif ini erat kaitannya
dengan kognitif.

Mengapa demikian? Karena semakin tinggi tingkat kekuasaan kognitif seseorang, semakin
mudah untuk memperkirakan perubahan perilakunya. Jika ditinjau dari pembelajarn di kelas,
hasil pembelajaran bisa berdampak pada perubahan tingkah laku peserta didik.

Pengertian Afektif Menurut Para Ahli

pengertian afektif menurut para ahli

Adapun pengertian afektif menurut para ahli adalah sebagai berikut.

Menurut Sudjana, yaitu berhubungan dengan sikap dan nilai.

Menurut David R. Krathwohl, yaitu perilaku yang memberatkan perasaan, emosi, atau derajat
tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.

Menurut Syamsu Yusuf, yaitu tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi atau
perasaan tertentu.

Menurut Pophan, yaitu ranah yang menentukan tingkat keberhasilan seseorang.

Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, watak, karakter, emosi, dan
perilaku. Pada kegiatan pembelajaran, ranah afektif menjadi hal penting yang harus menjadi
perhatian guru karena tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik, melainkan
juga meningkatkan moralnya.
Ranah ini dibagi ke dalam lima aspek afektif, yaitu sebagai berikut.

1. Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending)

Aspek ini merupakan aspek yang menekankan adanya rangsangan atau stimulus dari luar.
Rangsangan itu bisa berupa masalah, situasi, atau gejala lain. Pada aspek ini, peserta didik
diarahkan agar bisa menerima nilai-nilai kebaikan yang diperoleh dari pembelajaran.

Misalnya, tidak pernah mencontek saat mengerjakan tugas, datang ke kelas tepat waktu, rajin
mengerjakan PR, dan sebagainya.

2. Menanggapi (responding)

Pada aspek ini, peserta didik bisa melibatkan dirinya secara aktif dalam suatu kejadian dan
memberikan reaksinya. Contohnya, muncul keinginan peserta didik untuk mempelajari hal-hal
tentang bela negara.

3. Menilai atau menghargai (valuing)

Pada aspek ini, peserta didik sudah mampu memberikan penilaian suatu kejadian itu baik atau
buruk. Tidak sampai situ, setelah mereka bisa menilai sesuatu, mereka akan berusaha untuk
mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi buruknya.

Misalnya, bermula dari sekolah, seorang peserta didik mampu menerapkan kedisiplinan di
rumah, masyarakat, dan di manapun ia berada.

4. Mengatur (organization)

Pada aspek ini, peserta didik sudah bisa mengombinasikan dua nilai berbeda sehingga menjadi
satu nilai baru yang bersifat universal, sehingga terbentuk perbaikan nilai secara umum.
Contohnya, keikutsertaan peserta didik di ajang penegakan hukum nasional.
5. Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)

Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena peserta didik sudah mampu
memadukan semua nilai, sehingga tercermin dari kepribadian beserta tingkah lakunya. Artinya,
pada aspek ini sudah tertanam nilai-nilai yang secara konsisten membentuk kepribadian
peserta didik.

Penilaian Afektif

Penilaian merupakan metode terukur yang digunakan untuk memberikan nilai akhir pada
seseorang. Selama ini, kegiatan penilaian hanya fokus di ranah kognitif. Akibatnya, banyak
peserta didik yang lulus sekolah dengan predikat memuaskan namun minim akhlak yang baik.

Mengingat penilaian afektif fokus pada sikap dan nilai, maka penilaian ini tidak bisa dilakukan
hanya dari tes. Penilaian bisa berjalan secara efektif melalui non-tes.

Adapun penilaian non-tes bisa dilakukan dengan cara berikut.

1. Observasi

Kegiatan observasi bisa Bapak/Ibu lakukan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk
menguatkan hasil observasinya, Bapak/Ibu bisa membuat lembar observasi, baik secara terbuka
maupun tertutup.

2. Jurnal

Jurnal merupakan salah satu bentuk penilaian yang cukup efektif karena bisa mencatat sikap
dan perilaku peserta didik dalam waktu satu semester. Catatan perilaku yang dituliskan bisa
berupa catatan baik maupun buruk.
3. Penilaian antarteman

Penilaian satu ini membutuhkan objektivitas tinggi. Artinya, pendapat setiap teman harus
benar-benar objektif. Penilaian dilakukan menggunakan lembar penilaian yang di dalamnya
memuat butir-butir pernyataan sikap positif.

4. Penilaian diri

Penilaian diri merupakan penilaian internal dari diri peserta didik masing-masing. Penilaian bisa
dilakukan dengan mendeskripsikan kelebihan maupun kekurangan dirinya serta menyebutkan
kesuksesan apa saja yang sudah ia raih.

Pendekatan Afektif

Peradaban unggul tentu diisi oleh orang-orang unggul, yaitu orang yang cerdas, inovatif, dan
berakhlak mulia. Untuk mewujudkan itu semua, bisa dimulai dari keluarga maupun lingkungan
sekolah. Tugas berat seorang guru bukan mencerdaskan peserta didik, melainkan menjadikan
peserta didik berakhlak mulia.

Oleh karena itu, seorang guru juga harus menggunakan pendekatan afektif. Melalui pendekatan
ini, Bapak/Ibu bisa memastikan bahwa setiap peserta didik harus bisa bertanggung jawab
terhadap pilihan pendidikannya.

Dengan demikian, mereka akan berupaya untuk memaksimalkan potensi kecerdasannya tanpa
mengorbankan sisi kebaikan yang mengiringinya.

3.Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi
ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali
ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.usun

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:


Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek


keterampilan motorik seperti menulis dengan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.

Anda mungkin juga menyukai