Anda di halaman 1dari 5

Regulasi terkait ketenagakerjaan perlu di analisis dan evaluasi mengingat masih ada

beberapa masalah pengaturan ketenagakerjaan yang menjadi bahan pertimbangan bagi

investor sebelum melakukan investasi di Indonesia, salah satunya terkait dengan masalah

penggunaan tenaga kerja asing. Pemerintah perlu melakukan penataan tenaga kerja asing

untuk memperlancar arus investasi agar ekonomi bergerak lebih cepat dan penciptaan

lapangan kerja lebih luas. Oleh karena itu dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun

2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang menggantikan Peraturan Presiden

Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing Serta Pelaksanaan

Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping.

Tujuan dikeluarnya Peraturan Presiden Nomor 20 tahun 2018 adalah dalam rangka

penyederhanaan perizinan di Indonesia yang dinilai masih berbelit dan memakan biaya

tinggi. Dalam rangka penyederhanaan perizinan Peraturan Presiden tetap mencantumkan

aturan syarat syarat yang harus dipenuhi TKA diantaranya mempunyai keahlian atau

kompetensi, level menengah ke atas, hanya menduduki jabatan tertentu, lamanya bekerja,

hingga harus membayar kompensasi. Bahkan, Peraturan Presiden mengatur harus

mengutamakan tenaga kerja Indonesia atau lokal. Namun ternyata Peraturan Presiden

Nomor 20 Tahun 2018 ini banyak menimbulkan permasalahan baik dalam tataran Normatif

maupun implementatif. Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden tersebut ada yang

tidak sesuai dengan Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

Misalnya di Pasal 9 Peraturan PresidenNomor 20 Tahun 2018 menyatakan bahwa Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) merupakan izin bekerja bagi TKA. Hal ini

bertentangan dengan Pasal 43 ayat 1 Undang-UndangNomor 13 tahun 2003. "Pasal 43 ayat

1 menyatakan bahwa pemberi kerja TKA harus memiliki RPTKA yang disahkan oleh
menteri atau pejabat yang ditunjuk, dalam penjelasannya RPTKA merupakan persyaratan

untuk mendapatkan izin kerja TKA. Hal lainnya yang berlawanan adalah ketentuan Pasal

10 ayat (1a) yang menyatakan bahwa pemberi kerja TKA tidak wajib memiliki RPTKA

untuk mempekerjakan TKA yang merupakan pemegang saham, menjabat direksi, dan

anggota dewan komisaris, sementara di Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 tidak

pengecualian, semuanya harus punya izin.

Pertanyaa terkait ketenagakerjaan analisa masalah yang ada dalam peraturan

perundang – undangan ketenaga kerjaan :

1. Peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan apa saja yang terkait

dengan hukum Ketenagakerjaan, yang perlu dilakukan analisis dan evaluasi?

2. Bagaimana analisis dan Evaluasi terhadap Peraturan perundang-undangan dan

peraturan kebijakan terkait ketenagakerjaan, jika ditinjau dari penilaian ketepatan

jenis Peraturan Perundang-undangannya, potensi tumpang tindih atau disharmoni,

pemenuhan asas kejelasan rumusan, kesesuaian Norma dengan asas materi muatan

perundang-undangan, dan efektivitas pelaksanaan peraturan perundang-undangan?

3. Rekomendasi apakah yang harus ditindaklanjuti terhadap Peraturan

perundangundangan yang dievaluasi tersebut?


Tujuan dilaksanakannya kegiatan analisis dan evaluasi hukum terkait

peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan adalah:

a. Menginventarisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan

terkait hukum ketenagakerjaan, yang teridentifikasi perlu untuk dianalisis

dan dievaluasi.

b. Menganalisis dan mengevaluasi peraturan perundang-undangan yang

terinventarisasi, berdasarkan penilaian ketepatan jenis Peraturan

Perundangundangannya; potensi tumpang tindih atau disharmoni;

pemenuhan asas kejelasan rumusan; kesesuaian Norma dengan asas materi

muatan perundangundangan; dan efektivitas pelaksanaan peraturan

perundang-undangan.

c. Memberikan rekomendasi terhadap peraturan perundang-undangan yang

terinventarisasi, berdasarkan hasil analisis dan Evaluasi.


Hasil

Sesuai Undang-UndangNomor 13 Tahun 2003 tentang

ketengakerjaan telah mencerminkan isi materi muatan. UndangUndang

Ketenagakerjaan ini bertujuan untuk peningkatan kualitas tenaga kerja,

peningkatan perlindungan atas hak-hak dasar pekerja dengan tetap

memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Namun isi dari

Undang-Undang Ketenagakerjaan tidak menyinggung bagaimana peran serta

pemberi kerja dalam mewujudkan hal ini.

pada perlindungan hak-hak tenaga kerja terkesan tidak adil karena

harus juga memperhatikan kepentingan pemberi kerja. Undang-Undang

seharusnya dibuat adil dan dapat diberlakukan dengan baik apalagi

hubungan antara pemberi kerja dan penerima kerja adalah hal mutlak yang

harus dijaga dengan seminimal mungkin menghindari atau menghilangkan

kerugian bagi salah satu pihak dalam hubungan yang terjadi. Seharusnya

dalam kepentingan penerima kerja saja namun juga kepentingan pemberi

kerja, sehingga akan terwujud perkembangan dunia usaha yang dicita-

citakan.

Adanya ketentuan yang jelas terkait nilai – nilai keadilan

Bahwa seharusnya pembangunan ketenagakerjaan seharusnya juga untuk

melindungi seluruh pihak termasuk pengusaha, sehingga hak-hak penerima

kerja dan pemberi kerja sama-sama dilindungi dan tidak ada yang dirugikan

dalam hubungan kerja yang terjadi. Dalam rangka menciptakan angkatan

kerja yang lebih berkualitas diperlukan adanya pelatihan kerja yang lebih
efisien dan berdaya guna. Hal tersebut sangat mendukung pemberi kerja

dalam melakukan perekrutan yang sesuai dengan standarisasi yang baik.

Dalam rangka menciptakan angkatan kerja yang lebih berkualitas diperlukan

adanya pelatihan kerja yang lebih efisien dan berdaya guna. Hal tersebut

sangat mendukung pemberi kerja dalam melakukan perekrutan yang sesuai

dengan standarisasi yang baik.

Menurut pendapat saya mengenai undang – undang ketenaga kerjaan

Hal – hal yang menyangkut ketenaga kerjaan dalam undang – undang harus

terpenuhi, tujuannya untuk menyetarakan semua para pekerja di Indonesia.

Gunu untuk menghindari bertambahnya pengangguran di Indonesia akibat

mencari kerja yang susah. Dan mengutamakan warga negara Indonesia

untuk mendapatkan perkerjaan, untuk menghindari meningkatnya jumlah

pengangguran di Indonesia ini

Anda mungkin juga menyukai