Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Auditing 2

Audit Of Cash Balance

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 84062 Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI

Abstract Kompetensi
Kas merupakan harta lancar Mahasiswa memahami audit siklus kas,
perusahaan yang sangat menarik dan serta bagaimana melakukan uji
mudah untuk diselewengkan. Selain itu pengendalian dan substantif atas
volume transaksi umumnya tinggi yang transaksi-transaksi yang terkait dengan
menyangkut penerimaan dan saldo kas.
pengeluaran kas. Untuk memperkecil
terjadinya kecurangan atau
penyelewengan diperlukan
pengendalian internal yang baik atas
kas dan setara kas. Hampir semua
siklus transaksi berkaitan dengan saldo
kas, Pengaruh siklus-siklus tersebut
baik mengurangi, menambah, atau
kedua-duanya terhadap saldo kas.
Pendahuluan
Pembahasan audit atas saldo kas merupakan bahasan bidang audit tahap akhir. Pemeriksaan atas saldo kas
merupakan pemeriksaan tahap akhir dalam pengauditan, karena saldo kas berkaitan dengan semua siklus-
siklus transaksi – hampir semua siklus transaksi kecuali siklus persediaan – bermuara pada akun kas dan
bank. Karenanya, bahan bukti yang dikumpulkan untuk kas sangat bergantung pada hasil pengujian dalam
berbagai siklus transaksi. Pada banyak perusahaan, volume transaksi siklus pendapatan dan pengeluaran
cukup besar, demikian pula dengan perusahaan yang padat kerja, transaksi personalia bisa cukup besar
volumenya. Volume dan besarnya transaksi kas individual dalam siklus pembelanjaan dan siklus investasi
bisa berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, dan bisa sangat berbeda
antara tahun yang satu dengan tahun yang lain.

Tentang Kas
Hubungan Kas dan Siklus-siklus Transaksi

Hubungan saldo kas dengan siklus-siklus transaksi antara lain:


1. Siklus pendapatan. Transaksi penjualan akan menimbulkan piutang dagang jika dilakukan kredit dan
akan berakhir pada akun kas pada saat terjadinya pembayaran piutang. Jika tunai akan secara
langsung berhubungan dengan akun kas (pembayaran).
2. Siklus pengeluaran. Transaksi pembelian akan menimbulkan utang jika dilakukan dengan kredit dan
akan berhubungan langsung dengan akun kas pada saat pembelian tunai atau pelunasan utang.
3. Siklus akuisisi kapital (pendanaan). Aktivitas emisi saham/obligasi dan pembayaran kembali akan
melibatkan akun kas.
4. Siklus investasi. Transaksi pembelian dan penjualan investasi dalam sekuritas akan melibatkan akun
kas.
5. Siklus penggajian dan personalia dan penggajian. Pembayaran gaji dan upah akan melibatkan akun
kas, baik pada saat pengisian akun gaji impres atau pada saat pembayaran gaji/upah.

2016 Auditing 2
2 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penjelasan singkat mengenai hubungan antar siklus transaksi dengan akun kas mempunyai dua fungsi, yaitu:

1. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengujian atas berbagai siklus dengan audit kas.
2. Membantu dalam memahami keterpaduan dari berbagai siklus transaksi.

Akun kas umum dianggap sebagai penting dalam hampir setiap audit, bahkan ketika saldo kas tidak material.
Jumlah arus kas ke dalam dan keluar akun kas seringkali lebih besar dari akun lainnya yang terdapat dalam
laporan keuangan. Lebih jauh, kas lebih mudah diselewengkan dari pada jenis aktiva lainnya.

Rekening-Rekening (Akun)

Di bawah ini akan digambarkan hubungan akun kas umum dan akun kas lain serta jenis-jenis akun utama
terkait kas antara lain:

1. Akun kas umum. Akun ini merupakan akun penting hampir dalam setiap organisasi, karena
sebenarnya penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu. Transaksi
pengeluaran dari siklus perolehan dan pembayaran dan atau penerimaan dari siklus penjualan dan
penerimaan kas dilakukan melalui akun ini. Selain itu, setoran dan pengeluaran untuk semua akun kas
lainnya dilakukan melalui akun kas umum.
2. Akun gaji impres. Dalam meningkatkan pengendalian internal untuk transaksi pembayaran gaji dan
upah karyawan, banyak perusahaan membuat akun bank impres.
3. Akun bank cabang. Akun ini akan digunakan pada saat perusahaan beroperasi pada beberapa
wilayah. Hal ini tentunya akan mempermudah perusahaan dalam mengelola dan melakukan
pelayannya pada daerah-daerah operasionalnya. Jenis akun cabang yang agak berbeda adalah terdiri
dari akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran yang terpisah satu sama lain. Semua penerimaan
disetorkan pada bank cabang, dan totalnya ditransfer ke akun umum secara periodik. Akun
pengeluaran dilakukan dengan dasar impres. Penggunaan dasar impres ditujukan untuk menunjang
pengendalian atas penerimaan dan pengeluaran.
4. Dana kas kecil impres. Dana kas kecil dibentuk pula dengan cara (dasar) impres, di mana
pembentukan dana ini ditujukan untuk pembelian tunai dalam jumlah kecil.
5. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat
dikonversikan ke dalam kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan. Setara kas dimiliki untuk tujuan komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan

2016 Auditing 2
3 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tujuan lainnya, oleh karena itu investasi baru yang dapat memenuhi sebagai setara kas adalah
investasi yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan.

Dengan mencermati hubungan-hubungan dalam saldo kas, yaitu hubungannya dengan berbagai macam
siklus dalam transaksi perusahaan serta hubungan berbagai rekening dalam kas, faktor-faktor berikut ini akan
banyak memengaruhi audit atas saldo kas pada akhir tahun, antara lain:
1. Terdapat banyak peluang terjadinya kesalahan, auditor perlu melakukan evaluasi terhadap hasil uji
pada pengujian pengendalian dan substantif atas transaksi-transaksi dari beberapa siklus terkait.
2. Jumlah saldo kas kemungkinan kecil, namun volume pendebitan dan pengkreditan kas umumnya
material (pertimbangan materialitas). Kas adalah harta yang paling mudah dicuri (inherent risk).

Tujuan Audit dalam Siklus ini


Tujuan Audit dalam Siklus Investasi

Tujuan audit dalam siklus ini adalah:


1. Asersi keberadaan/keterjadian. Untuk memeriksa apakah saldo kas menurut pembukuan benar-benar
ada pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengkapan. Apakah saldo kas menurut pembukuan telah mencakup pengaruh semua
transaksi kas yang telah terjadi. Untuk memastikan apakah transfer kas antar bank yang terjadi pada
akhir tahun telah dicatat pada periode yang tepat.
3. Asersi hak dan kewajiban. Untuk memastikan apakah seluruh saldo kas yang tercatat dalam tanggal
neraca adalah milik perusahaan.
4. Asersi penilaian dan pengalokasian. Apakah saldo kas menurut pembukuan bisa direalisasi sejumlah
yang tercantum dalam neraca dan cocok dengan daftar pendukung.
5. Asersi penyajian dan pengungkapan. Untuk memastikan bahwa saldo kas telah diidentifikasi dan
digolongkan secara tepat dalam neraca. Untuk memastikan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian
utang, batas kredit, dan pembatasan-pembatasan kas lainnya telah diungkapkan dalam neraca.

Pertimbangan-pertimbangan Perencanaan Audit


Materialitas

Pada banyak perusahaan, porsi saldo kas sepanjang tahun, umumnya sangat kecil bila dibandingkan dengan
aktiva lancar atau total aktiva dalam neraca. Namun, dengan banyaknya transaksi yang memengaruhi kas
(hampir semua siklus) jumlah kas yang mengalir melalui rekening ini bisa sangat material. Bahkan sering
dijumpai, volume transaksi yang berpengaruh terhadap kas jauh lebih besar dari rekening mana pun manapun
dalam laporan keuangan.

Risiko Bawaan

2016 Auditing 2
4 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tingginya volume transaksi kas menyebabkan tingkat risiko bawaan untuk sejumlah asersi saldo kas menjadi
sangat tinggi, terutama untuk asersi keberadaan/keterjadian dan kelengkapan. Risiko ini menjadi semakin
tinggi karena sifat kas yang rentan terhadap pencurian dan berbagai macam tindak kecurangan lainnya.
Namun, berbeda dengan piutang dan persediaan, risiko yang berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban,
penilaian atau pengalokasian, serta penyajian dan pengungkapan kas biasanya rendahkarena tidak ada
masalah serius dalam hal hak kepemilikan, pengukuran akuntansi, estimasi, maupun pengungkapannya.

Risiko Prosedur Analitis

Saldo kas sangat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan operasi, pembelanjaan dan keuangan, serta strategi
yang ditetapkan manajemen. Oleh karena itu dalam keadaan tertentu saldo rekening ini tidak diharapkan
untuk nampak stabil atau memiliki hubungan yang bisa diperkirakan dengan data keuangan dan operasi lain
atau pun dengan data historis. Perusahaan yang dikelola dengan baik biasanya memiliki anggaran kas yang
memproyeksi: 1) penerimaan kas berdasarkan antisipasi penerimaan dari piutang; 2) pengeluaran kas untuk
kebutuhan operasi; dan 3) aktivitas investasi dan pembelanjaan.

Prosedur analitis yang efektif menyangkut pembandingan saldo kas dengan anggaran, atau dengan kebijakan
perusahaan tentang kas minimum dan penginvestasian kelebihan kas. Biasanya akan lebih efektif untuk
membandingkan saldo kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena kebutuhan kas masing-
masing perusahaan kadang-kadang sangat unik. Selain itu, prosedur analitis yang bisa dilakukan auditor
adalah membandingkan presentase kas terhadap aktiva lancar dan membandingkannya dengan taksiran.

Apabila prakiraan yang masuk akal bisa dilakukan dan data sesuai dengan prakiraan tersebut, prosedur
analitis bisa memberi jaminan untuk asersi keberadaan/keterjadian, kelengkapan, serta penilaian dan
pengalokasian.

Risiko Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas telah dijelaskan pada
pengauditan siklus penjualan dan penagihan sebagai basis penerimaan kas dan pengauditan siklus
pembelanjaan dan pembayaran sebagai basis pengeluaran kas. Berkaitan dengan hal ini, maka kita perlu
mereviu kembali beberapa elemen terkait penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu antara lain menyangkut
elemen-elemen pengendalian internal: 1) lingkungan pengendalian; 2) perhitungan risiko; 3) informasi dan
komunikasi; 4) prosedur pengendalian; dan 5) monitoring, termasuk pula pembahasan mengenai dokumen-
dokumen kunci dan catatan-catatan serta fungsi-fungsi terkait.

Penerimaan dan pengeluaran kas biasanya merupakan transaksi rutin yang bisa dikendalikan oleh sistem
pengendalian internal yang baik, sehingga auditor dapat menetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah.
Mengingat sifat kas yang mudah diselewengakan dan rentan terhadap pencurian, para auditor umumnya
melakukan penilaian pengendalian internal kas dengan cermat, dan menyampaikan semua kondisi yang perlu
dilaporkan dengan jelas kepada manajemen.

2016 Auditing 2
5 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terdapat dua musuh atau ancaman dalam sistem pengendalian internal sebagaimanapun baiknya, yaitu: 1)
persekongkolan antara pejabat atau petugas yang fungsi dan kewenangannya dipisahkan oleh sistem; 2)
terjadinya management override yaitu pemanfaatan wewenang selaku pimpinan sehingga fungsi
pengendalian internal tidak dapat berfungsi.

Substantive Test
Sebagaimana pengauditan dalam siklus lainnya, auditor harus menetapkan risiko deteksi bisa diterima untuk
setiap kategori asersi laporan keuangan, sebelum melakukan pengujian substantif. Dalam pengujian
substantif atas saldo kas, istilah saldo kas dibatasi pada kas di tangan dan kas bank, tidak termasuk kas kecil.

Risiko Deteksi

Dalam pengauditan saldo kas, auditor umumnya menggunakan pendekatan tingkat risiko pengendalian
ditetapkan secara maksimum dengan melakukan penekanan pada pengujian detil. Walaupun pada sisi lain,
bahwa pendekatan model risiko audit menunjukkan bahwa pendekatan tersebut sebenarnya tidak perlu
dilakukan, apabila penggunaan prosedur analitis dan pengendalian internal cukup efektif.

Risiko bawaan pada penilaian audit atas saldo kas umumnya tinggi – karena sifat kas yang likuid – yang
membuat kas mudah disalahgunakan. Efektifitas prosedur analitis tergantung pada prosedur-prosedur yang
diterapkan perusahaan dalam anggaran kas atau peramalan kas. Metodologi untuk memadukan penetapan
risiko pengendalian atas asersi-asersi kelompok transaksi digunakan untuk menetapkan tingkat risiko
pengendalian asersi-asersi saldo kas. Model matriks risiko juga perlu digunakan dalam menentukan tingkat
risiko deteksi bisa diterima untuk setiap asersi saldo kas.

Prosedur-prosedur Awal Pengujian Substantif

Berbagai prosedur-prosedur awal yang dapat dilakukan dalam pengauditan siklus investasi adalah sebagai
berikut:

1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien. Auditor perlu memahami dan mengerti
volume transaksi yang melalui berbagai rekening kas, kemampuan perusahaan menghasilkan kas dari
operasi, kebijakan dalam pembuatan peramalan atau penganggaran kas, serta kebijakan
penginvestasian kelebihan kas.
2. Auditor perlu menelusuri saldo awal rekening kas ke saldo akhir per audit dalam kertas kerja audit
tahun lalu sebagai titik tolak verifikasi. Tahapan selanjutnya, auditor perlu untuk melakukan reviu
aktivitas selama periode yang diperiksa dalam rekening buku besar kas, kemudian melakukan
penyelidikan atas ayat-ayat jurnal untuk melihat kemungkinan aktivitas yang nampak tidak biasa, baik
dalam jumlah maupun sumbernya. Auditor perlu meminta daftar kas – ikhtisar kas di tangan dan kas di
bank - yang dibuat klien per akhir tahun. Dalam daftar tersebut dirinci semua kas yang belum disetor
ke bank dan daftar saldo bank. Auditor harus memeriksa ketelitian perhitungan daftar-daftar tersebut
dan mencocokkannya dengan saldo di buku besar. Pengujian ini akan menghasilkan bukti terkait
asersi penilaian dan pengalokasian.
2016 Auditing 2
6 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengujian Detil Transaksi

Pengujian substantif detail berupa penelusuran dan pencocokan (vouching and tracing) ke dokumen transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian pengendalian – pengujian
bertujuan ganda. Bukti yang diperoleh dari pengujian tersebut dipadukan dengan bukti yang diperoleh dari
prosedur pengujian detil transaksi berikut, yaitu pengujian pisah batas kas dan penelusuran transfer antar
bank. Perpaduan pengumpulan bukti ini akan membawa pada simpulan atas penilaian kewajaran saldo kas.
Berikut ini akan dibahas dua pengujian detil transaksi yang biasanya dilakukan pada tanggal atau mendekati
tanggal neraca.

1. Pengujian pisah batas kas.


Pengujian pisah batas kas ditujukan untuk mendapatkan bukti audit atas asersi keberadaan atau
keterjadian dan asersi kelengkapan. Pengujian pisah batas yang tepat atas penerimaan dan
pengeluaran kas pada akhir tahun sangat penting bagi pelaporan kas pada tanggal neraca. Pengujian
cut-off pada saldo kas merupakan bagian dari program audit piutang dagang dan utang dagang.
Beberapa program/prosedur audit yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan uji cut-off adalah:
1) Melakukan observasi untuk memastikan bahwa semua kas yang diterima pada hari penutupan
bisnis di akhir tahun buku telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau sebagai setoran dalam
perjalanan, dan tidak ada penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan ke dalam saldo tahun
yang diperiksa; atau dapat juga melakukan
2) Melakukan reviu atas dokumen-dokumen seperti ikhtisar kas harian, bukti setoran kas ke bank, dan
laporan bank untuk periode beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun buku untuk
menentukan ketepatan pisah batas.
3) Melakukan observasi cek yang ditarik terakhir dan dikirim pada hari terakhir tahun buku dan telusur
ke catatan akuntansi untuk menentukan ketelitian pisah batas pengeluaran kas, atau dapat juga
melakukan
4) Pembandingan tanggal pada cek-cek yang diterbitkan beberapa hari sebelum dan sesudah akhir
tahun buku ke tanggal pencatatan cek untuk memastikan ketepatan pisah batas.
2. Penelusuran transfer antar bank.
Secara umum, banyak perusahaan yang memiliki beberapa rekening bank yang berbeda dan untuk
tujuan yang berbeda. Berkaitan dengan hal ini, perusahaan bisa melakukan transfer dari bank satu ke
bank lainnya, misalnya transfer dari rekening giro umum di Bank A ke rekening giro gaji impres pada
Bank B untuk didistribusikan pada karyawan. Penelusuran transfer antar bank ditujukan untuk
mengetahui adanya: pertama, float period yang terjadi ketika transfer antar bank dilakukan dengan
menggunakan cek, yaitu masa di mana sebelum cek dibayar dan dibukukan pada bank penerima.
Kedua, terjadinya kitting, yaitu pencatatan suatu transfer bank telah dicatat sebagai setoran pada
bank penerima, sedangkan pengurangan dalam saldo rekening giro pada bank penyetor (yang ditarik)
sengaja belum dilakukan. Ketidakberesan ini memiliki tujuan untuk membuat lebih saji pada suatu
rekening bank. Kitting bisa terjadi apabila terjadi kelemahan pengendalian internal yang
2016 Auditing 2
7 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memungkinkan seseorang untuk menerbitkan dan sekaligus mencatat atau terjadinya kolusi antara
dua fungsi yang memiliki tanggung jawab yang berbeda. Selain melakukan penelusuran transfer bank,
kitting dapat dideteksi dengan cara: 1) menggunakan dan mendapatkan cut-off laporan bank; 2)
melakukan pengujian pisah batas kas, karena cek terakhir di bulan Desember tidak akan tercatat
dalam register cek. Penelusuran atas transfer bank bertujuan untuk mendapatkan bukti atas asersi
keberadaan atau keterjadian dan kelengkapan.

Pengujian Detil Saldo

Pengujian substantif atas detil saldo meliputi lima jenis pengujian, yaitu:

1. Perhitungan kas di tangan.


Kas di tangan adalah penerimaan kas yang belum disetor ke bank dan dana yang disediakan untuk
penukaran uang. Tujuan pengujian ini adalah untuk mencegah terjadinya pemindahan kas oleh klien
dari kas yang sudah dihitung ke kas yang belum dihitung. Pengamanan terhadap kas juga perlu
dilakukan - jika tempat kas berada pada beberapa tempat yang berbeda - dalam rangka untuk
mencegah klien menutupi selisih kas yang mungkin terjadi. Pengujian ini berguna untuk mendapatkan
bukti atas semua asersi, kecuali asersi penyajian dan pengungkapan – terjadinya penggunaan dana
pribadi pemegang kas kecil untuk menutupi selisih kas. Pengawasan yang dapat dilakukan antara lain:
1) mengawasi semua kas dan alat pembayaran yang berada di tangan sampai semua dana selesai
dihitung; 2) meminta pemegang kas hadir selama proses perhitungan; 3) mendapatkan dana bukti
penerimaan kembali oleh klien; 4) memastikan bahwa semua cek yang belum disetor ke bank adalah
atas nama klien, baik secara langsung maupun melalui endorsement.

2. Mengkonfirmasi saldo simpanan di bank dan pinjaman.


Auditor harus melakukan konfirmasi atas saldo rekening bank serta saldo utang ke bank. Tiga
informasi yang perlu dikonfirmasikan oleh auditor adalah: 1) saldo simpanan klien pada bank; 2) saldo
pinjaman ke bank; 3) saldo simpanan atau pinjaman lain yang dipandang perlu dikemukakan oleh
pejabat bank. Konfirmasi atas saldo simpanan di bank memberikan bukti transaksi untuk asersi: 1)
keberadaan dan keterjadian saldo pada tanggal neraca; 2) hak dan kewajiban; menyatakan
kepemilikan klien; 3) penilaian dan pengalokasian, saldo terkonfirmasi pada bank digunakan untuk
menetapkan saldo kas yang benar per tanggal neraca. Konfirmasi atas saldo utang pada bank akan
memberikan bukti audit atas asersi: 1) keberadaan dan keterjadian, melalui pernyataan tertulis tentang
saldo utang per tanggal neraca; 2) hak dan kewajiban, dimana utang merupakan kewajiban klien; 3)
penilaian dan pengalokasian, jawaban konfirmasi merupakan jumlah yang terutang.

3. Konfirmasi ketentuan lain dengan bank.


Konfirmasi yang dilakukan atas kesepakatan-kesepakatan dengan bank, seperti batasan kredit, yaitu
persyaratan agar peminjam menjaga saldo kas pada bank. Kesepakatan saldo rekening yang harus
dipertahankan bisa merupakan persentase dari jumlah pinjaman, atau merupakan jumlah yang
ditetapkan (compensating balance). Konfirmasi lain yang dapat dilakukan adalah jaminan utang

2016 Auditing 2
8 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(bersyarat) pada bank dan pihak lain. Konfirmasi mengenai hal ini ditujukan untuk mendapatkan bukti
atas asersi penyajian dan pengungkapan.

4. Memeriksa sepintas, mereviu, atau menyusun rekonsiliasi bank.


Apabila tingkat risiko deteksi ditetapkan tinggi, auditor cukup memeriksa sepintas rekonsiliasi bank
yang dibuat oleh klien dan memeriksa ketelitian perhitungan matematisnya. Jika risiko deteksi
ditetapkan moderat, auditor harus melakukan reviu rekonsiliasi bank yang dibuat klien. Apabila risiko
deteksi ditetapkan rendah, maka auditor harus menyusun sendiri rekonsiliasi bank dengan
menggunakan data yang ada pada klien. Namun, apabila risiko deteksi ditentukan sangat rendah,
maka auditor harus mendapatkan datanya sendiri dari bank dan berdasarkan data tersebut, auditor
menyusun laporan rekonsiliasi. Bukti berupa rekonsiliasi bank untuk memeriksa saldo kas terkadang
dianggap kurang memadai karena berkaitan dengan dua ketidakpastian, yaitu: 1) cek dalam
perjalanan; dan 2) setoran dalam perjalanan. Prosedur ini merupakan sumber bukti audit atas asersi
penilaian dan pengalokasian, keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, serta hak dan kewajiban.

5. Penggunaan cut-off laporan bank


Dalam prosedur pengujian substantif ini digunakan untuk memeriksa pos-pos rekonsiliasi bank,
mendeteksi cek yang yang belum dicatat yang telah dikliring dengan bank. Pengujian lainnya adalah
mencari bukti kemungkinan terjadinya window dressing.

Pembandingan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Kas harus diidentifikasi dan digolongkan dalam neraca dengan benar. Auditor menentukan ketepatan
penyajian laporan keuangan dengan cara mereviu konsep laporan keuangan klien dan bukti yang diperoleh
dari pengujian-pengujian substantif. Pengujian yang dapat dilakukan adalah: 1) Menentukan bahwa saldo kas
telah diidentifikasi dan diungkapkan dengan tepat; 2) Tentukan bahwa overdraft telah direklasifikasi sebagai
utang lancar; 3) Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, melakukan reviu korespondensi dengan bank;
4) Auditor juga harus mereviu notulen rapat dewan komisaris dan mengajukan pertanyaan kepada
manajemen untuk mencari bukti tentang pembatasan penggunaan kas.

Pertimbangan-pertimbangan Lain
Pengujian untuk Mendeteksi Lapping

Lapping adalah ketidakberesan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan penerimaan kas. Hal ini bisa berupa
penggunaan kas untuk keperluan pribadi, baik secara sementara atau permanen. Lapping bisa terjadi ketika
tidak ada pemisahan tugas antara penerima kas (misalnya dari piutang dagang) dengan pencatat piutang
dagang. Dalam pengauditan saldo kas, pada saat auditor menyadari tidak adanya pemisahan tugas antara
pihak penerima kas dan pencatat, auditor sudah seharusnya memprediksi kemungkinan terjadinya lapping.
Dalam upaya untuk menutupi kekurangan kas dalam lapping, untuk menutupinya biasanya dilakukan cara
sebagai berikut: 1) membuat jumlah menurut buku dan bank selalu sama sehingga rekonsiliasi bank tidak
akan dapat melacak terjadinya kekurangan kas; 2) mengoreksi rekening piutang dalam waktu tiga atau empat
2016 Auditing 2
9 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
harisejak penerimaan kas sesungguhnya, sehingga setiap selisih akan dikatakan sebagai keterlambatan
penerimaan uang /posting; 3) melakukan penggeseran selisih ke rekening debitur lainnya.

Terdapat tiga prosedur pengauditan yang bisa dilakukan dalam mendeteksi lapping, di antaranya adalah:

1. Konfirmasi piutang dagang. Konfirmasi piutang dilakukan secara mendadak pada tanggal interim,
sehingga pelaku tidak menyadari kondisi ini dan tidak mempunyai waktu untuk memanipulasi dengan
melakukan penyesuaian pada data yang sesungguhnya.
2. Perhitungan kas mendadak. Perhitungan kas meliputi perhitungan atas sejumlah kas baik logam atau
kertas, dan cek pelanggan yang ada di tangan. Auditor harus mengamati detail penyetoran pada bank,
kemudian membandingkan slip setoran dengan ayat jurnal penerimaan kas dan posting pada buku
besar.
3. Pembandingan detil ayat jurnal penerimaan kas dengan detil setoran harian pada bank. Auditor dapat
membuat pradaftar untuk mengontrol tanggal penerimaan sesungguhnya dibandingkan dengan
tanggal posting penerimaan pembayaran dari pelanggan ke buku besar pelanggan yang bersangkutan.
Sehingga kondisi selisih yang terjadi karena lapping tidak dapat ditutupi.

Pembuatan Pengujian Kas

Pengujian kas (proof of cash) adalah sebuah rekonsiliasi serentak atas transaksi dan saldo menurut laporan
bank dengan data dalam pembukuan klien untuk suatu periode waktu tertentu. Periode waktu dalam
melakukan pengujian kas bisa satu bulan interim atau lebih atau pada bulan terakhir di tahun buku yang
bersangkutan. Pengujian ini dilakukan auditor agar dapat mencapai tingkat risiko deteksi yang rendah atas
saldo kas. Terdapat empat unsur informasi yang didapat oleh auditor pada saat melakukan pengujian kas,
yaitu: saldo awal; penerimaan kas; pengeluaran kas; dan saldo akhir kas.

Tahapan-tahapan dalam melakukan pengujian kas, antara lain:

1. Meminta daftar jumlah total menurut bank dan pembukuan dari laporan bank dan dari rekening kas di
bank.
2. Mendapatkan saldo awal dan saldo akhir dari unsur-unsur yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank
pada tanggal-tanggal yang bersangkutan.
3. Tentukan unsur-unsur rekonsiliasi dengan melakukan analisis.

Unsur-unsur yang harus diperiksa dalam prosedur ini adalah berkaitan dengan perhitungan matematis; total
penerimaan dan pengeluaran kas harus dicocokkan ke jurnal kas yang bersangkutan.

2016 Auditing 2
10 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arens, A.A., R.J. Elder, dan M.S. Beasley. 2012. Auditing And Assurance Services: An Integrated Approach.
Pearson Prentice Hall. New Jersey.
Agus, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku 1. Edisi 4.
Salemba Empat. Jakarta.
Jusuf, Al. Haryono. 2002. Auditing. Penerbitan SekolahTinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Tuanakotta, T. M. 2015. Audit Kontemporer. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

2016 Auditing 2
11 Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai