(STEIBS NU GARUT)
TAHUN 2021/2021
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahNya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "ajaran tasawuf: maqomat, ahwal, takhalli,
tahalli, dan tajalli" dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Ilmu Tauhid. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia
prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Dosen selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Tauhid. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Merupakan syarat kesempurnaan iman apabila aplikasi itu dapat diwujudkan didalam
kehidupan sehari-hari, terhadap Allah, Rasulullah, Kitab-kitab Allah, para pemimpin muslim
dan terhadap orang-orang yang beriman. Bahkan terhadap yang bukan islam dan tidak
beriman kepada Allah sekalipun tetap harus mengedepankan Ahlaqul karimah. Oleh karena
itulah yang melatarbelakangi kami sehingga menulis makalah yang berjudul “Aplikasi
Tauhid Dalam Kehidupan” ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tauhid serta pembagiannya ?
2. Apa aplikasi tauhid dalam kehidupan ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian tauhid serta pembagiannya
2. Untuk mengetahui aplikasi tauhid dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tauhid
Dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’. Tauhid
(Arab : )توحيدdilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan berarti
mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah atau mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa,
tidak ada sekutu bagi-Nya.
Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang artinya mengesakan. Satu
suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang berarti esa. Dalam ajaran
Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat Tauhid ialah kalimat La
Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.Dari segi syari’ tauhid ialah
‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri tetapkan melalui Nabi-nabi
Nya. Pensyariatan Tauhid :
نس إِالَّلِيَ ْعبُدُو ْ ْ ُ َو َما َخلَ ْق
َ ت ال ِج َّن َوا ِإل
“Dan tidaklah Kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Ku”
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah 2 : 21).
َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل أَ َّم ٍة َّرسُوالً أَ ِن ا ْعبُدُوا هللاَ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت
“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan
‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36).
Adapun pengertian tauhid menurut para ulama ternama:
1. DR. Abdul Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur Alam Semesta
2. Prof. Dr. M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha
Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan-perbuatan-
Nya
3. Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari
semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada-Nya,
meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama-Nya yang
Mulia (asma’ul husna), dan sifat-sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang
dan cela dari-Nya
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah,
bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya,
dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya.
Namun, tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu, menghambakan
diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut
kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul
adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian di atas, mulai dari Rasul pertama sampai
Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’.
Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri
tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was
Sifat’.
2. Pembagian Tauhid
ü Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam
penciptaan,pemberian rezeki,penguasaan atas makhluk-Nya.
ü Tauhid mulkiyah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah itu sebagai
satu-satunya zat yang menguasai alam semesta ini,dengan hak penuh penetapan
peraturan kehidupan.
ü Tauhid uluhiyah merupakan pengejawantahan dari sikap kepasrahan dan penghambaan
yang paripurna hanya kepada Allah.
ü Tauhid rahmaniyah merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki
tuntunan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh a;am
semesta.
3. Aplikasi secara sederhana dari kalimat tauhid “laa ilaaha illallah” adalah keyakinan
yang mutlak yang patut kita tanamkan dalam jiwa bahwa Allah Maha Esa dalam
hal mencipta dalam penyembahan tanpa ada sesuatu pun yang mencampuri dan
tanpa ada sesuatu pun yang sepadan dengan-Nya
3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan pembaca :
ü Memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang tauhid
ü Lebih mendekatkan diri kepada Allah
DAFTAR PUSTAKA