Anda di halaman 1dari 12

‫اهلل ِم ْن‬

‫إِ َّن الْحم َد لِلَّ ِه نَ ْحم ُدهُ ونَس تَ ِع ْينُهُ ونَس َتغْ ِفرهُ‪ ،‬و َنع وذُ بِ ِ‬
‫َ ْ ُ َ ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫ض َّل لَ هُ‬‫ات أَ ْعمالِنَ ا‪ ،‬من ي ْه ِد اهلل فَالَ م ِ‬ ‫ُش رو ِر أَْن ُف ِس نَا و ِمن س يِّئَ ِ‬
‫ُ ُ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬ ‫ُْ‬
‫َن الَ إِلَ هَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ‬ ‫َش َه ُد أ َّ‬‫ي لَ هُ‪ .‬أ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ومن ي ْ ِ‬
‫ض ل ْل فَالَ َه اد َ‬ ‫ََ ْ ُ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪.‬‬ ‫َش ِريْ َ‬
‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َعلَى نَبِِّينَ ا َو َر ُس ْولِنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ان إِلَى َي ْوِم الدِّيْ ِن‪ ،‬أ ََّما َب ْع ُد ‪:‬‬ ‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َوأ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ‬
‫ص ْي ُكم وإِيَّاي بَِت ْق وى ِ‬
‫اهلل َف َق ْد فَ َاز ال ُْمَّت ُق ْو َن‪،‬‬ ‫اهلل‪ ،‬أُو ِ‬‫اد ِ‬ ‫ِ‬
‫َْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َفيَ ا عبَ َ‬
‫ال َتبَ َار َك َوَت َع الَى فِ ْي كِتَابِ ِه ال َْع ِزيْ ِز‪:‬‬ ‫ث قَ َ‬ ‫َح ْي ُ‬
‫يَاأَيُّه اَ الَّ ِذيْ َن َء َامنُ وا َّات ُق وا اهللَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُ ْم‬
‫ُّم ْسلِ ُم ْو َن‪.‬‬
‫ص لِ ْح لَ ُك ْم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يَاأ َُّي َها الَّذيْ َن َء َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َو ُق ْولُْوا َق ْوالً َس ديْ ًدا‪ .‬يُ ْ‬
‫أَ ْع َم الَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز‬
‫َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‪.‬‬
‫ت َوأَتْبِ ِع‬ ‫ث َم ا ُك ْن َ‬ ‫الس الَ ُم ‪ :‬اِتَّ ِق اهللَ َح ْي ُ‬
‫الص الَةُ َو َّ‬ ‫ال َعلَْي ِه َّ‬ ‫َوقَ َ‬
‫ْحسنَةَ تَ ْم ُح َها و َخالِ ِق الن ِ‬
‫س ٍن‪.‬‬ ‫َّاس ب ُخلُ ٍق َح َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫السيِّئَةَ ال َ َ‬‫َّ‬

‫‪-1-‬‬
Kaum Muslimin, sidang Jum’at Rahimakumullah,

Kaum Muslimin, sidang Jum’at Rahimakumullah,


Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, marilah senantiasa kita panjatkan
puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Dzat yang telah melimpahkan
berbagai ni’mat dan anugerah kepada kita semua, baik itu nikmat
sehat, nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Istiqomah, serta nikmat
ukhuwwah sehingga dengan nikmat-nikmat itu semua maka pada
hari ini kita masih mampu untuk mengayunkan sendi-sendi kaki kita
guna melaksanakan salah satu kewajiban kita sebagai seorang
mu’min, yaitu sholat Jum’at, dengan berjama’ah di Masjid Asy
Syifa yang kita cintai ini. Tak lupa, sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Uswatun Hasanah kita, satu-satunya
manusia yang berhak dan wajib untuk kita jadikan sebaik-baik
tauladan dalam mengarungi bahtera kehidupan ini, yaitu Nabiyullah
Muhammad SAW.
Marilah bersama-sama kita wujudkan rasa syukur kita itu dengan
selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT. Taqwa dalam arti bersungguh-sungguh untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan bersungguh-
sungguh pula meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya, serta
senantiasa bersemangat untuk saling tolong menolong dan nasihat
menasihati dalam kebajikan dan ketaatan.

Ikhwatal Iman, Jamaah shalat jum’at yang berbahagia.

Selanjutnya, izinkanlah khatib mengingatkan kita semua termasuk


diri khotib sendiri untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah SWT. Karena tidak ada bekal terbaik yang dapat
menyelamatkan kita dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak
kecuali TAQWA.

Tidak ada pula derajat kemuliaan yang pantas disematkan kepada


seseorang kecuali derajat ketaqwaan… Inna akramakum indallahi
atqakum… Dengan taqwa kepada Allah inilah kita berupaya
menjalani kehidupan sehari-hari kita.
-2-
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Sabar dan syukur adalah dua pilar iman yang akan mengantarkan
kita sebagai hamba Allah yang paling mengagumkan.

Rasulullah SAW bersabda,

‫ْم ْؤ ِم ِن إِ ْن‬ ِ ٍ ‫اك أِل‬


ُ ‫َحد إِاَّل لل‬
َ َ َ‫س ذ‬ َّ َّ ِ ِ ‫أِل‬
َ ‫َع َجبًا َْم ِر ال ُْم ْؤم ِن إن أ َْم َرهُ ُكلهُ َخ ْي ٌر َولَْي‬
‫ص َب َر فَ َك ا َن‬َ ُ‫ض َّراء‬ َ ‫َص َاب ْتهُ َس َّراءُ َش َك َر فَ َك ا َن َخ ْي ًرا لَ هُ َوإِ ْن أ‬
َ ُ‫َص َاب ْته‬ َ‫أ‬
‫لم‬ ‫هُ رواه مس‬ َ‫ًرا ل‬ ‫َخ ْي‬
“Sungguh mengagumkan perihal seorang mukmin. Semua
urusannya menjadi baik, dan hal itu tidak terjadi pada seorangpun
kecuali orang mukmin. Jika mendapatkan kegembiraan, ia
bersyukur, dan hal itu adalah suatu kebaikan baginya. Jika
mendapatkan musibah, ia bersabar, dan hal itu adalah suatu
kebaikan baginya”.(HR. Muslim)

Sabar sebagaimana kata Ibnul Qayyim rahimahullah- adalah


menahan diri jangan sampai panik dan sedih yang berlebihan,
menahan lisan jangan sampai berkeluh-kesah, dan menahan anggota
badan jangan sampai melakukan tindakan jahil seperti menampar
pipi dan menyobek-nyobek baju.

Sabar adalah anugerah terbesar dan terbaik yang diberikan Allah


kepada seorang hamba. Rasulullah saw… bersabda :

َّ ‫اء َخ ْي ًرا َوأ َْو َس َع ِم َن‬


‫الص ْب ِر )رواه البخاري ومسلم‬ ِ
َ ‫َو َما أُ ْعط َى أ‬
ً َ‫َح ٌد َعط‬
(
Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang“
lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran”. (HR. Bukhari dan
Muslim)

-3-
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Berkat kesabaran seorang hamba akan meraih berbagai kebaikan


dan kesuksesan di dunia. Karenanya, Allah memerintahkan kita agar
menjadikannya sebagai sarana bantu untuk mewujudkan berbagai
kebaikan seraya berfirman,

ِ َّ ‫الصاَل ِة إِ َّن اللَّهَ َم َع‬ َّ ِ‫استَ ِعينُوا ب‬ ِ َّ


َ ‫الصاب ِر‬
‫ين‬ َّ ‫الص ْب ِر َو‬ ْ ‫ين َء َامنُوا‬
َ ‫يَاأ َُّي َها الذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar”.(Al-Baqarah:153)

Berkat kesabaran, seorang hamba akan mendapatkan pahala yang


sempurna tanpa batas.

Allah Ta’ala berfirman :

ٍ ‫َجر ُه ْم بِغَْي ِر ِحس‬


‫اب‬ ِ َّ ‫إِنَّما ُيوفَّى‬
َ َ ْ ‫الصاب ُرو َن أ‬ َ َ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.(Az-Zumar:10)

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah

Kita harus mampu mewujudkan tiga bentuk kesabaran. Pertama


sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam melaksanakan
ketaatan dan sabar dalam menjauhkan diri dari kemaksiatan. Ali bin
Thalib ra. berkata,

‫ص ْب ٌر َع ِن‬ ِ َ َّ‫ص يب ِة وص بر َعلَى الط‬


ِ ‫الص ْبر ثَالَثَ ةٌ فَص ْبر َعلَى‬
َ ‫اع ة َو‬ ٌ ْ َ َ َْ ‫الم‬ُ ٌ َ ُ َّ
‫صيَ ِة‬
ِ ‫الم ْع‬
َ
-4-
“Sabar ada tiga; sabar atas musibah, sabar atas ketaatan, dan sabar
dari kemaksiatan”.(Uddatu shabirin/1/57)

Kesabaran akan menjadikan kita mampu menghadapi berbagai


musibah dan ridha kepada apa yang sudah ditetapkan Allah atas diri
kita. Pada saat itulah derajat kita di sisi Allah akan ‫ا‬mengalami
kenaikan yang luar biasa. Ali Ra. berkata,

ِ ِ َ ‫ص ْيبَ ِة َحتَّى َيرد‬


ِ ‫فَمن ص بر َعلَى الم‬
َ َ‫َّه ا ب ُح ْس ِن َع َزائ َه ا َكت‬
ُ‫ب اهللُ لَ ه‬ ُ ُ ََ َ ْ َ
‫ثَالَثَ ِمائَ ِة َد َر َج ٍة‬
“Barangsiapa bersabar atas musibah hingga Allah
mengembalikannya dengan kebahagiaan, Allah akan menuliskan
untuknya tiga ratus derajat”.

Kesabaran juga akan menjadikan kita mampu melaksanakan


perintah-perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Pada saat itulah
derajat kita di sisi Allah akan mengalami peningkatan. Ali Ra.
berkata,

‫َّمائَ ِة‬
ِ ‫اع ِة حتَّى ي َؤدِّي َها َكم ا أَم ر اهلل َكتَب اهلل لَ هُ ِس ت‬
ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َّ‫صَب َر َعلَى الط‬ َ ‫َو َم ْن‬
‫َد َر َج ٍة‬
“Barangsiapa bersabar atas ketaatan sehingga ia menunaikannya
sebagaimana diperintahkan Allah, Allah akan menuliskan untuknya
enam ratus derajat”.

Kesabaran akan menjadikan kita mampu menghindarkan diri dari


kemaksiatan dan semua yang diharamkan Allah meski nafsu
syahwat kita sangat menginginkannya. Kesabaran ini juga akan
meninggikan derajat kita di sisi Allah. Ali ra. berkata,

-5-
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ب اهللُ لَ ه‬
َ َ‫اء َم ا ع ْن َدهُ َكت‬ َ ‫ص َب َر َع ِن‬
َ ‫الم ْعص يَة َخ ْوفً ا م َن اهلل َو َر َج‬ َ ‫َو َم ْن‬
‫تِ ْس َع ِمائَ ِة َد َر َج ٍة‬
“Barangsiapa bersabar dari kemaksiatan karena takut kepada Allah
dan mengharap apa yang ada di sisi-Nya, Allah akan menuliskan
untuknya sembilan ratus derajat”.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,

Di samping merealisasikan kesabaran, kita juga harus mampu


menghiasi diri kita dengan sikap syukur kepada Allah Ta’ala.
Syukur pada hakekatnya adalah terlihatnya bekas dari nikmat Allah
Ta’ala pada lisan seorang hamba yang berwujud pujian dan
pengakuan, pada hatinya yang berwujud kesaksian dan kecintaan
dan pada anggota badannya yang berwujud ketundukan dan
ketaatan”.(madarijus salikin/2/246)

Jadi lisan kita hendaknya senantiasa mengucapkan puji-pujian


kepada Allah dan menyampaikan testimoni bahwa semua
kenikmatan pada diri kita adalah berasal dari Allah. Di samping itu
hati kita hendaknya senantiasa meyakininya dan menjadi saksi atas
kemurahan Allah serta semakin mencintai Allah sebagai sang
pemberi nikmat. Rasa syukur kita hendaknya senantiasa kita
buktikan dalam tindakan nyata, di mana kita semakin tunduk dan
patuh dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi
larangan-larangan-Nya.

Teladan kita dalam hal ini adalah Rasulullah saw…, Lisan beliau
senantiasa basah dengan zikir dan puji-pujian kepada Allah, hati
beliau penuh dengan keimanan dan kecintaan yang besar kepada
Allah, serta fisik beliau tidak pernah berhenti beribadah kepada
Allah meski dalam keadaan lelah dan sakit. Aisyah ra.
menuturkan,”Rasulullah saw… selalu melakukan qiyamullail
sehingga bengkak kedua kaki beliau, lalu aku berkata,”Apakah
engkau melakukan semua ini padahal Allah telah mengampuni
-6-
dosa-dosamu, baik di masa lalu maupun di masa datang?”. Beliau
hanya menjawab,

ً ‫أَفَالَ أَ ُكو ُن َع ْب ًدا َش ُك‬


‫ورا رواه البخاري ومسلم‬
“Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur”. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Menjadi hamba yang pandai bersyukur adalah pencapaian yang


sangat sulit. Karenanya, Allah Ta’ala berfirman,

‫ور‬ َّ ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ‫ال َداو َد ُش ْكرا وقَل‬


ُ ‫الش ُك‬ َ ‫يل م ْن عبَاد‬
ٌ َ ً ُ َ ‫ا ْع َملُوا َء‬
“Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan
sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang pandai bersyukur”.
(Saba’:13)

Sebab syukur itu sendiri adalah nikmat dari Allah yang


mengharuskan syukur kedua, dan syukur kedua adalah nikmat Allah
yang membutuhkan syukur ketiga, dan begitulah seterusnya. Oleh
karena itu, kita harus senantiasa menyadari kekurangan dan
kelemahan kita dalam bersyukur kepada Allah. Pada saat itulah
Allah akan memaafkan kita dan memasukkan kita dalam golongan
hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur. Diriwayatkan bahwa
Musa as. berkata,”Ya Allah bagaimana aku dapat bersyukur kepada-
Mu sedang nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku begitu
melimpah?” Allah berfirman,”Wahai Musa, sekarang kamu telah
bersyukur kepada-Ku”.

Hendaknya kita juga senantiasa memohon pertolongan kepada Allah


agar memberikan kepada kita kemampuan untuk senantiasa
bersyukur kepada-Nya. Di antara doa yang diajarkan Rasulullah
saw…,

َ َ‫َعنِّي َعلَى ِذ ْك ِر َك َو ُش ْك ِر َك َو ُح ْس ِن ِعب‬


َ ِ‫ادت‬
‫ك‬ ِ ‫اللَّه َّم أ‬
ُ
-7-
“Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa berzikir menyebut nama-
Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu”.
(HR. Abu Dawud)

ِّ ‫ت َو‬
‫الذ ْك ِر‬ ِ َ‫آن الْ َك ِريْ ِم و َن َفعنِي واِيَّا ُكم بِاآليا‬ ِ ‫بار َك اهلل فِى الْ ُقر‬
ْ َ ْ َ َ ْ ََ
ِ ِ ِ ِ َّ ‫ْح ِك ْي ِم اِنَّهُ ُه َو‬
ُ‫الس ِم ْي ُع ال َْعل ْي ُم فَاَ ْسَت ْغ ِف ُراهللَ ال َْعظ ْي َم لى َولَ ُك ْم انَّه‬ َ ‫ال‬
‫الر ِح ْي ُم‬
َّ ‫ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬

-8-
Khotbah Kedua :

‫ْح ِّق لِيُظْ ِه َرهُ َعلَى‬ ِ ِ ِِ


َ ‫ْح ْم ُد للَّه الَّذي أ َْر َس َل َر ُس ولَهُ بِال ُْه َدى َودي ِن ال‬ َ ‫ال‬
‫الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِر َه ال ُْم ْش ِر ُكو َن‬
‫عب ُده‬ َّ ‫ وأشه ُد‬،ُ‫يك لَ ه‬
ْ ‫أن ُم َح َّم ًدا‬ َ ‫َش َه ُد أ ْن ال إلَ هَ إال اهللُ َو ْح َدهُ ال َش ِر‬ ْ‫أ‬
.‫ولُه‬ ‫ور ُس‬َ
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِ ِه َوال تَ ُم وتُ َّن إِال َوأَْنتُ ْم ُم ْس لِ ُمو َن‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَاأ َُّي َها الذ‬
‫ص لِ ْح لَ ُك ْم‬ ِ
ْ ُ‫آمنُ وا َّات ُق وا اللَّهَ َوقُولُ وا َق ْوال َس دي ًدا * ي‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَاأ َُّي َه ا الذ‬
‫أَ ْع َم الَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ وبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اللَّهَ َو َر ُس ولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬
‫يما‬ ِ
ً ‫َعظ‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan menjalankan kewajiban yang telah diperintahkan
oleh-Nya. Sesungguhnya dengan bertakwalah seseorang akan
mendapatkan akibat yang baik dan hasil akhir yang
membahagiakan.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah,


Setelah kita mengetahui betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti
kepada orang tua, maka tentu saja tidak semestinya bagi kita untuk
menganggap remeh amalan ini. Apalagi Allah SWT telah
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menjalankan
kewajiban ini di saat yang sangat sulit untuk dijalankan. Yaitu di
saat orang tua telah berusia lanjut, yang dalam usia tersebut tentunya
orang tua dalam keadaan semakin lemah badan dan cara

-9-
berpikirnya, sehingga bisa membuat seorang anak akan merasa
capai dalam mengurusinya. Dalam keadaan demikian, seorang anak
bisa terkena rasa bosan dan bahkan jengkel dengan perkataan
maupun perbuatan yang dilakukan oleh orangtua. Namun, dalam
keadaan yang demikian pun seorang anak harus bersabar dan tidak
menyakiti orangtuanya dalam bentuk apapun.
Allah SWT berfirman :

ٍّ ‫َح ُد ُه َما أ َْو كِالَ ُه َم ا فَالَ َت ُق ل لَّ ُه َم ا أ‬ ِ ِ


‫ُف َوالََت ْن َه ْر ُه َم ا‬ َ ‫إِ َّما َي ْبلُغَ َّن عن َد َك الْكَب َر أ‬
‫ب‬ِّ ‫الر ْح َم ِة َوقُل َّر‬ َّ ‫الذ ِّل ِم َن‬
ُّ ‫اح‬ َ َ‫ض ل َُه َما َجن‬ ْ ‫} َوا ْخ ِف‬23{ ‫يما‬ َّ
ً ‫َوقُل ل ُه َما َق ْوالً َك ِر‬
‫ص ِغ ًيرا‬ ِ
َ ‫ْار َح ْم ُه َما َك َما َر َّبيَاني‬

Jika salah seorang di antara kedua orang tua atau kedua-duanya


telah berumur lanjut (dan mereka) dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah,
“Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah memelihara aku sewaktu kecil.” (Al-Isra’: 23-24)

Di dalam ayat tersebut pula Allah SWT melarang hamba-hamba-


Nya menyakiti orang tua, meskipun dengan ucapan yang hanya
menunjukkan kekesalan. Maka perbuatan menyakiti yang lebih dari
itu, tentu lebih besar dosanya. Di dalam ayat tersebut,
Allah SWT juga memerintahkan agar seorang anak berbuat baik
kepada orangtuanya. Yaitu dengan mengucapkan tutur kata yang
sopan dengan merendahkan diri di hadapannya serta mendoakan
kebaikan untuk keduanya.

Hadirin  rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita selalu berupaya untuk memperbaiki diri
dalam menjalankan kewajiban kita kepada orang tua. Marilah kita

- 10 -
senantiasa mengingat betapa tingginya nilai amalan ini di sisi
Allah SWT dan betapa besarnya pengorbanan orang tua kepada kita,
terlebih di saat masih dalam kandungan dan saat persalinan,
kemudian orang tua kita pun mengerahkan tenaga dan pikirannya,
serta hartanya untuk merawat kita. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya bagi kita untuk berbakti kepadanya. Siapapun orang tua
kita dan bagaimana pun keadaan orang tua kita.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kemudahan kepada kita
untuk berbakti kepada orang tua, serta memberikan kepada kita
kemudahan untuk senantiasa ikhlas dalam menjalankannya.

‫ص لُّ ْوا َعلَْي ِه َو َس لِّ ُم ْوا‬ ِ ِ


َ ‫ يَاأَيُّه اَ الَّذيْ َن َء َامُن ْوا‬،‫ص لُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‬
َ ُ‫إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَ هُ ي‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما‬

‫ص َحابَِة‬ ِ ٍ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬


َ ‫آل ُم َح َّمد َو َرض َي اهللُ َت َع الَى َع ْن ُك ِّل‬ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ِ ِ ‫اهلل أ‬
‫ثم ا َن َو‬َ ُ‫األر َب َع ة أبُ و بَ ْك ر َو عُ َم ر َو ع‬
ْ ‫ض َعن ال ُخلَ َف اء‬ ْ ِ ‫َر ُس ْو ِل‬
َ ‫ َو ْار‬.‫َج َمع ْي َن‬
‫ان إلَى َي ْوِم ال دَّيْ ِن َو‬ٍ ‫إحس‬ ِ ِ ِِ ِ ِِ
َ ْ ‫َعلي َو َع ْن التَّابع ْين َو ت اَب ِع التَّابع ْين َو َم ْن تَب َع ُهم ب‬
ِ
ِ ‫الر‬
‫اح ِم ْي َن‬ َّ ‫ْار َح ْمنَا َم َع ُه ْم يَا ْأر َح َم‬

‫َحيَ ِاء ِم ْن ُه ْم‬ ِ َ‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمن‬


ْ ‫ات اَأل‬ ُ ََ
ِ ِ ِ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ر لِل‬
ُ َ ‫ْم ْس لم ْي َن َوال ُْم ْس ل َم‬
ُ ْ
ِ ْ‫ك س ِم ْيع قَ ِري‬ ِ ِ
َّ ‫ب‬
.‫الد ْع َوات‬ ٌ ٌ َ َ َّ‫َواأل َْم َوات ان‬
ُ ‫ب ُمج ْي‬

‫َنت‬
َ ‫كأ‬ َ َّ‫ك َر ْح َم ةً إِن‬ َ ْ‫ب لَنَ ا ِمن لَّ ُدن‬ْ ‫غ ُقلُ ْو َبنَ ا َب ْع َد إِ ْذ َه َد ْيَتنَا َو َه‬
ْ ‫َر َّبنَ ا الَ تُ ِز‬
.‫َّاب‬
ُ ‫ال َْوه‬
.‫اس ِريْ َن‬ ِ ‫ربنَّاَ ظَلَمن اَ أ ْن ُفس ناَ وإ ْن لَم َتغْ ِف ر لَن اَ وَترحمن اَ لَنَ ُك ونَ َّن ِمن ال َخ‬
ْ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َ
‫َص لِ ْح لَنَ ا ُد ْنيَ ا َن الَّتِى فِ ْي َه ا‬ ِ ِ ِ ‫اَللَّه َّم أ‬
ْ ‫َص ل ْح لَنَ ا ِد ْينَن اَ الَّذى ُه َو ع‬
ْ ‫ص َمةُ أ َْم ِرنَ ا َوأ‬ ْ ُ
- 11 -
‫ادةً لَنَ ا فِى ُك ِّل‬ ‫اش نا وأَص لِح لَن ا ِ‬
‫ْحيَ اةَ ِزيَ َ‬
‫اج َع ِل ال َ‬ ‫آخ َرَتنَ ا الَّتِى فِ ْي َه ا َم َع ُ‬
‫ادنَ ا َو ْ‬ ‫َم َع ُ َ َ ْ ْ َ‬
‫احةً لَنَا ِم ْن ُك ِّل ٍّ‬
‫شر‬ ‫ت َر َ‬ ‫َخ ْي ٍر َو ْ‬
‫اج َع ِل ال َْم ْو َ‬

‫لله َّم ذَ ِّك ْرنَ ا‬ ‫ِ‬ ‫لله َّم ارحمنا بِ الْ ُقر ِ‬
‫اج َعلْهُ لَنَ ا ا َم ًام ا َو ُن ْو ًرا َّو ُه ًدى َّو َر ْح َم ةً‪ .‬اَ ُ‬‫آن‪َ .‬و ْ‬ ‫ْ‬ ‫اَ ُ ْ َ ْ‬
‫آء اللَّْي ِل َواَط َْر َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّه ا ٍر‪.‬‬
‫اف الن َ‬ ‫اج ِهلْنَا‪َ .‬و ْار ُزقْنَ ا تالَ َوتَ ه آنَ َ‬ ‫م ْنهُ َمانَس ْينا َو َعلِّ ْمنَا م ْنهُ َم َ‬
‫ب ال َْعال َِم ْي َن‪ .‬‬
‫اج َعلْهُ لَنَا ُح َّجةً يَ َار َّ‬
‫َو ْ‬

‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬


‫َر َّبنَ ا آتنَ ا في ال ُّد ْنيَا َح َس نَةً َوفي اآلخ َرة َح َس نَةً َوقنَ ا َع َذ َ‬
‫ْح ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬
‫ب‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك ر ِّ ِ ِ‬
‫ب الْع َّزة َع َّما يَص ُف ْو َن‪َ ،‬و َسالَ ٌم َعلَى ال ُْم ْر َس ل ْي َن َوال َ‬ ‫ُس ْب َحا َن َربِّ َ َ‬
‫ال َْعال َِم ْي َن‬

‫ان َواِ ْيتَ ِاء ِذى ال ُق ْربَ َىو َي ْن َهى‬


‫اهلل ‪ .‬اِ َّن اهلل يأْمر ُكم بِاْلع ْد ِل واْ ِال ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ َ َ‬
‫اد ِ‬ ‫ِعبَ َ‬

‫َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوال ُْم ْن َك ِر َواْلبَ ِغى يَِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن‬

‫سءل ُْوهُ ِم ْن فَ ْ‬
‫ضلِ ِه ُي ْع ِط ْي ُك ْم‪.‬‬ ‫ِ‬
‫‪.‬فَا ْذ ُك ُر ْوااهللَ اْ َلعظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َواْ َ‬

‫صَنعُ ْو َن‬
‫ر‪.‬واهللُ َي ْعلَ ُم َما تَ ْ‬ ‫ِ ِ‬
‫َولَذ ْك ُر هلل اَ ْكبَ َ‬

‫‪- 12 -‬‬

Anda mungkin juga menyukai