Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN

BIDANG YANG LAIN ”KESEHATAN”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK VI

ELISA AWALIA RAMADANI 21212017


DEWI ASTUTY 21212042
DEVI ANJELINA 21212029
YULIANA SABU BRINU 21212022
IMRAN ALATUBIR 21212015

STIKES GUNUNG SARI MAKASSAR


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ’’Hubungan Komunikasi perawat Dengan Bidang Lain
Kesehatan” tak lupa pula salam serta shalawat kita curahkan kepada pemimpin ummat islam
Muhammad SAW di mana beliau telah membawa umat islam dari alam kegelapan dan kesesatan ke
alam yang terang benderang.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Tugas Makalah ini walaupun belum mencapai kesempurnaan.

Kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.

Makassar, 6 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
B. Tujuan Komunikasi
C. Komunikasi Antara Perawat Dengan Tenaga Kesehatan Lain
1. Komunikasi Antara Perawat Dengan Dokter
2. Komunikasi Perawat Dengan Ahli Terapi Respiratorik
3. Komunikasi Perawat Dengan Ahli Farmasi
4. Komunikasi Perawat Dengan Ahli Gizi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat berbagai macam profesi dalam kesehatan. Semua profesi tersebut
diwajibkan saling bekerja sama dalam menjalankan profesionalitas profesi masing-masing, tentunya
memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima. Perawat merupakan satu
dari banyaknya profesi kesehatan yang ada. Perawat ditemani oleh dokter, bidan, analis kesehatan, tim
kesehatan masyarakat, ahli gizi, farmasi, radiologi, dan lainnya. Kolaborasi pendidikan dan praktik
antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan.ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada,
asalkan dalam batas-batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada. (Suryani, 2010)

Kolaborasi Interprofesional merupakan strategi untuk mencapai kualitas hasil yang di inginkan
secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam pasien (Reni.A. al.2010).
Kemampuan unsure penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan untuk
memberikan kolaboratif, patient, centred care dianggap sebagai elemen penting dari praktek
professional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi. (Rokhmah Noor & Anggorowati,
2017)

The American Nurses Association (ANA, 2010) Menggambarkan komunikasi sebagai standar
praktik keperawatan professional. Kompetensi professional dalam praktek keperawatan tidak hanya
psikomotor dan keterampilan diagnostic klinis, tetapi juga kemampuan dalam keterampilan
interpersonal dan komunikasi perawat terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi dalam berbagai
format dan disemua bidang praktek. Komunikasi diharapkan dapat mengatasi kendala yang
ditimbulkan oleh beberapa pihak, pasien, dokter, perawat, maupun tenaga kesehatan lainnya,. Dokter
dapat mengetahui dengan baik kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya
kepada dokter. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.(Rokhmah
Noor & Anggorowati, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?

2. Apa tujuan dari komunikasi?

3. Apa yang dimaksud dengan komunikasi perawat dengan kesehatan lainnya?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Menurut Anjaswarni (2016) Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare-
communicatiodan communicates yang berarti suatu alat yangberhubungan dengan system
penyampaian dan penerimaan berita, seperti telpon, telegraf, radio, dan sebagainya.

Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut.


1. Chity (1997) mendenifisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau
informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.
2. Jurgen Ruesch (1972) dalam chity (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah
keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat
memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetap juga
termasuk gerakan tubuh bertanda-tanda somatic dan symbol-simbol.

Dari beberapa definisi diatas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau secara sederhana komunikasi dapat
diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau informasi
dari seseorang ke orang lain. Lebih kompleks, komunikasi didefinisikann sebagai berikut.
1. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada komunikan,
baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi
wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi
orang lain.
2. Komunikasi adalah adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah. (Anjaswarni, 2016)

B. Tujuan Komunikasi
Berdasarkan beberapa pengertian definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
tujuan komunikasi sebagai berikut
1. Menyampaikan ide/informasi berita
Ketika kita melalukan komunikasi dengan orang lain, tujuan utamanya adalah sampainya
atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide kepada lawan bicara.
Dengan demikian, ada satu kesamaanide antara apa yang ada dalam pikiran komunikator
dan komunikan.
2. Memengaruhi orang lain
Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari ataupun tidak kita
sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi untuk
tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan
melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita sadari,jika pada saat
kita memotivasi menujukkan wajah yang serius, kita akan membuat lawan bicara antusias
untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan kepada dirinya.
3. Mengubah perilaku orang lain
Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan seseorang
yang berperilaku berbeda dengan norma.
4. Memberikan pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan tujuan memberikan
pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen dengan
murid/mahasiswa, perawat dengan tenaga kesehatan lainnya, dan lain-lain. Komunikasi
ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan memperoleh/mencapai tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang lebih bak dari sebelumnya.
5. Memahami ide orang lain
Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator atau
komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk
member makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima. (Tommy Suprapto,
2009)

C. Komunikasi Antara Perawat Dengan Tenaga Kesehatan Lain


Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai anggota tim pelayanan
kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat klien juga dapat diterapkan dalam hubungan
sejawat, yang berfokus pada pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan
klinis. Komunikasi ini berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi,
konsultasi, delegasi, supervise, kepemimpinan, dan manajemen. dibutuhkan banyak keterampilan
komunikasi, termasuk bicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian
tinjauan performa, dan penulisan laporan.
Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan membutuhkan interaksi social dan
terapeutik untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan. Semua orang memiliki
kebutuhan intepribadi akan penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan control, serta
perhatian. Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari pihak lain
untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat menerapkan komunikasi yang baik
dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter & Perry, 2009)

1. Komunikasi antara perawat dengan dokter


Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama
dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dengan dokter dalam
berbagai bentuk dan asuhan keperawatan yang diberikan perawat bergantung pada instruksi medis
yang diberikan oleh dokter. Perawat dilingkungan insentif dapat mengikuti standar posedur yang
telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan bak apabila dari kedua
belah pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu,
perawat dan dokter sendiri adalah kesehatan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter
membutuhkan bantuan perawat dalan memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat
sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta
memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dengan baik
berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dan dokter.
Contoh, Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja diagnose diabetes pulang
kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga bagaimana perawatan
diabetes dirumah. Selain itu komunikasi antara perawat dan dokter dapat terbentuk saat visit
dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV,
amamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien, dan data penunjang seperti hasil laboratorium
sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien, pada saat perawat
berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi
kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai
tujuan yang di inginkan.

2. Komunikasi Perawat dengan ahli terapi respiratorik


Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang
untuk meningkatkan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien. Bentuk kerjasama ini adalah
kolaborasi, dimana asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu di evaluasi oleh perawat.
Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama dengan berorientasi
pada tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga, selain itu, perawat
merujuk ke fisioterapis untuk perawatan selanjutnya.

3. Komunikasi perawat dengan ahli farmasi


Ahli farmasi adalah seorang professional yang mendapat izin untuk merumuskan dan
mendistribusikan obat-obatan, perawat memiliki peran utama dan bertanggung jawab dalam
meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif dalam
pengobatan klien sendiri. Perawat harus selalu mengetahui cara kerja, efek yang dituju, dosis
yang tepat dan efek samping dari semua obat-oabatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak
tersedia dalam buku referensi standar, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi menerbitkan informasi tentang obat-obatan
tersebut. Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila perawat dan apoteker
mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekann ulang dengan tim
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat.
Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual
bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkann dpat berinteraksi merugikan,
sehingga informasi ini dapat dimasukkan ke dalam discharge planning.

4. Komunikasi perawat dengan ahli gizi


Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar
tercapai pelayanan yang bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai yang diharapkan,
maka perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang obat-obatan yang digunakan
pasien, guna untuk pemilihan makanan yang sesuai dalam program pengobatan klien agar
tidak menghambat abosorbs dari obat tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi didefinisikan sebagai pertukaran keseluruhan dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, ucapan verbal atau
tulisan, gerakan, ekspersi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan
tujuan untuk memengaruhi orang lain, memberikan pendidikan dan memahami (ide)
orang lain. Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan dan semua
profesi masing-masing, perawat ditemani oleh dokter, ahli terapi respiratorik, ahli
farmasi dan ahli gizi. Komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatan lain
merupakan strategi untuk mencapai kualitas hasil yang di inginkan secara efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan yang merupakan unsure penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan komunikasi antara perawat dan tenaga kesehatn lain
dapat berjalan dengan seefektif mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dan meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan pasien.
Daftar pustaka

Anjaswarni, Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7, Jakarta : Salemba Medika
Rokhmah, Noor, Anggrowati, 2017, Journal of studies Vol 1 Komunikasi Efektif Dalam
Praktek Kolabroasi Interprofesi Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan.
Semarang: Universitas Diponegoro

Suprapto, Tommy, 2009, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpres
Suryani. 2010. Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai