Anda di halaman 1dari 12

J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o .

1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i45

MODEL PEMANTAUAN PRINSIP KEHATIAN-HATIAN ATAS FUNGSI KEPATUHAN


PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

MODEL OF MONITORING PRINCIPLES OF CAUTION FOR COMPLIANCE FUNCTION IN


SHARIA BANKING IN INDONESIA

Irma Yuliani1a

1aFakultasEkonomi dan Bisnis Islam Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Laksda
Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281, E-mail: irmayuliani82@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan terhadap prinsip kehati-hatian merupakan salah satu aspek penting dalam
meningkatkan pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Penelitian ini bertujuan untuk
menyelidiki penerapan pemantauan terhadap prinsip kehati-hatian pada perbankan
syariah di Indonesia. Selanjutnya penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan menyelidiki beberapa fakta yang diperoleh dari laporan tata
kelola perbankan syariah. Penelitian ini mengambil 10 sampel perbankan syariah untuk
dijadikan objek dan diselidiki implementasi pemantauan prinsip kehati-hatiannya. Dari
hasil penyelidikan diperoleh hasil bahwasannya hanya terdapat beberapa perbankan yang
mengimplementasikan pemantauan terhadap prinsip kehati-hatian. Diantara perbankan
yang menerapkan pemantauan tersebut yaitu BNI Syariah, Panin Bank Syariah, MayBank
Syariah Indonesia, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, serta BSM syariah. Selain
ke enam bank tersebut, hampir sebagian besar melaporkan aktiftias pemenuhan kepatuhan
syariah secara simpel dan kurang memisahkan masing-masing unit kerja.

Kata kunci: Perbankan syariah, Kepatuhan syariah, pemantauan prinsip kehati-hatian.

ABSTRACT

The application of the precautionary principle is one of the important aspects in increasing
compliance with sharia principles. This study aims to investigate the application of
monitoring the precautionary principle in Islamic banking in Indonesia. Furthermore, this
study was analyzed using a descriptive qualitative approach by investigating several facts
obtained from sharia banking governance reports. This study took 10 samples of Islamic
banking to become objects and investigated the implementation of monitoring the
principle of prudence. The investigation revealed that there were only a few banks which
implemented monitoring of the precautionary principle. Among the banks implementing
such monitoring are BNI Syariah, Panin Syariah Bank, MayBank Syariah Indonesia, Mega
Syariah Bank, Muamalat Indonesia Bank, and Sharia BSM. In addition to the six banks,
almost the majority reported the simple fulfillment of Shariah compliance activities and
lack of separating each work unit.

Keywords: Islamic banking, Shariah compliance, monitoring prudential principles.


J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i46

Irma Yuliani.i2019. Model Pemantauan Prinsip Kehati-hatian Atas Fungsi Kepatuhan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia. Nisbah: Jurnal Perbankan Syariah 5 (1): 45-54. i

PENDAHULUAN manajemen baik secara langsung maupun


tidak langsung (Nurhikmah &
Sebagai negara yang didominasi oleh Kusumaningtyas, 2018; Yazid & Suryanto,
populasi muslim, Indonesia merupakan 2016).
salah satu ladang yang potensial bagi Selama 26 tahun terakhir, dinamika
pengembangan industri keuangan syariah. sektor perbankan syariah di Indonesia
Meningkatnya kepercayaan masyarakat menunjukkan perkembangan yang cukup
terhadap pelayanan lembaga keuangan pesat. Terhitung sejak tahun 1992 hingga
syariah harus diiringi dengan 2018 sudah terdapat 13 BUS yang
meningkatnya kinerja manajemen beroperasi dan berpartisipasi aktif dalam
maupun kepatuhan syariah dari internal memberikan pelayanan keuangan syariah.
lembaga. DPS merupakan icon penting Meskipun demikian, di sisi lain terdapat
dibalik terwujudnya kepatuhan syariah. Di bagian vital yang masih jarang
Indonesia, DPS berkedudukan sebagai mendapatkan perhatian baik dari praktisi
elemen independen yang berperan dalam maupun akademisi di bidang keuangan
hal merencanakan, mengontrol, syariah, yaitu minimnya pengkajian dan
mengevaluasi serta melaporkan segala penelitian mengenai upaya-upaya dalam
sesuatu yang berkaitan dengan kinerja meningkatkan kredibilitas lembaga
syariah sebuah LKS (Ilhami, 2009; keuangan syariah, terutama mengenai
Nurhikmah & Kusumaningtyas, 2018; kepatuhan. Sebagian besar literature
Widyanto, 2010). hanya berbicara mengenai prospek
Prinsip syariah tidak hanya kinerja lembaga, market share, risiko,
dipandang sebagai nilai moral yang serta upaya-upaya lain yang berkaitan
membedakan antara lembaga syariah dengan pengembangan lembaga, namun
dengan lembaga konvensional, namun masih jarang sebuah kajian yang
prinsip syariah adalah sebuah nilai yang melakukan diagnosis terhadap kinerja
akan dipertaruhkan jika suatu lembaga kepatuhan dan upaya untuk
tidak mampu mempertahankan meningkatkan kredibilitas terkait dengan
kepatuhan syariah di mata publik kepatuhan syariah.
(Mardiyah & Mardian, 2015), sehingga
prinsip syariah akan menjadi sumber MATERI DAN METODE
risiko yang rentan dan timbul dalam
berbagai aspek kegiatan lembaga (Faozan, Perbankan Syariah di Indonesia
2013; Khoirudin, 2013). Untuk itu, dalam Secara filosofi, perbankan syariah
rangka mewujudkan tujuan syariah maka hadir sebagai wajah baru yang
dibutuhkan DPS yang professional dan menampilkan sistem perbankan yang
dapat menjaga citra baik suatu lembaga aktifitasnya bebas dari riba. Alasan
(Prabowo & Jamal, 2017; filosofis ini didasarkan perintah dalam al-
Prasetyoningrum, 2010; Riani & Mardian, Qur’an yang menyebutkan pelarangan
2017). Tidak hanya itu, DPS yang terhadap riba:
professional akan mempengaruhi kinerja
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i45

“Allah menghalalkan jual beli dan diarahkan untuk memenuhi pasar


mengharamkan riba…(Q.S. Al-Baqarah (2): domestik dengan terus meningkatkan
275). kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf
Ayat al-Qur’an tersebut merupakan internasional. Sedangkan dalam jangka
landasan filosofis yang tidak pernah panjang atau sepuluh tahun yang akan
ditinggalkan dalam membumikan sistem datang pencapaian perbankan syariah di
ekonomi islam (Machmud & Rukmana, Indonesia akan diarahkan pada
2010). Selanjutnya UUD No. 21 Tahun pencapaian pangsa pasar yang signifikan
2008 tentang perbankan syariah melalui pendalaman peran perbankan
mendefinisikan perbankan syariah syariah dalam aktivitas keuangan
sebagai segala sesuatu yang menyangkurt nasional, regional dan internasional
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha dengan terus mengintegrasikan dengan
Syariah, mencangkup kelembagaan, sektor keuangan syariah yang lainnya.
kegiatan usaha, serta cara dan proses Dalam kurun waktu dua puluh tujuh
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. tahun terakhir ini, perkembangan
Maka dengan diberlakukannya UUD No. perbankan di Indonesia terus mengalamai
21 tahun 2008 menegaskan bahwa secara peningkatan, hal ini terbukti bahwa rata-
eksplisit segala transaksi perbankan rata pertumbuhan aset perbankan syariah
syariah wajib patuh dan berlandaskan mencapai 65% pertahun, dengan 14
pada hukum dan prinsip-prinsip syariah jumlah Bank Umum Syariah yang telah
(Anshori, 2010). beroperasi. Inovasi produk dan aspek
Hadirnya perbankan syariah di hukum juga terus mengalami peningkatan,
Indonesia yang menciptakan dual system hal ini tidak lain bertujuan agar
pada industri perbankan memberikan perbankan syariah semakin meningkatkan
sarana kepada masyarakat untuk nilai inklusifitas dan kredibilitasnya di
bersama-sama membumikan serta kalangan masyarakat Indonesia dan juga
berpartisipasi dalam mendukung peran dunia Internasional.
perbankan syariah terhadap pengelolaan Prinsip-prinsip syariah dalam sistem
ekonomi makro. Karakteristik perbankan hukum perbankan syariah di Indonesia
syariah yang beroperasi berdasarkan Hadirnya perbankan syariah di
prinsip syariah terlebih juga memberikan Indonesia merupakan aktualisasi dari
alternatif kepada masyarakat yang kebutuhan masyarakat yang menghendaki
memiliki kecenderungan untuk sistem perbankan yang mampu
berinvestasi maupun bertransaksi dengan menyediakan jasa keuangan yang
mempertimbangkan prinsip keadilan, berpegang teguh pada prinsip syariah.
etika, nilai bekerjasama, nilai Namun demikian agar perbankan dapat
persaudaraan dalam berproduksi serta menjalankan fungsi dan perannya dengan
menghindari kegiatan spekulatif (OJK, baik maka perlu adanya payung hukum
2019). yang berlaku secara formal. Secara umum
Dalam meningkatkan dan payung hukum operasional perbankan
pengembangkan industri perbankan syariah di Indonesia terdiri dari macam,
syariah, di Indonesia arah pengembangan yaitu landasan hukum konstitusi dan
perbankan syariah terbagi menjadi dua, peraturan perundang-undangan
yaitu pencapaian jangka pendek dan (Burhanuddin, 2010). Landasan konstitusi
jangka panjang. Dalam jangka pendek, didasarkan pada pasal 29 ayat 2 Undang-
perbankan syariah di Indonesia akan lebih undang Dasar Tahun 1945. Sedangkan
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i46

peraturan perundang-undangan yang menjelaskan adanya hubungan secara


mengawalinya meliputi UU No. 23 Tahun langsung antara manusia dengan
1999 tentang Bank Indonesia, UU No. 3 Allah
Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU b. Prinsip tasyri’iyyah, , yaitu prinsip
No. 23 Tahun 1999, Ketentuan UU No. 7 yang menekankan bahwa semua
Tahun 1992 tentang Perbankan, UU No. 10 persoalan harus kembali kepada Al-
Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU Qur’an dan Sunnah sebagai
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pedomannya
serta Undang-undang No. 21 Tahun 2008 c. Prinsip kaffah, artinya hukum yang
tentang Perbankan Syariah. Seluruh digunakan dalam transaksi syariah
payung hukum tersebut tidak lain harus berlandaskan pada hukum
bertujuan agar perabankan syariah dapat islam, bagi kita yang meyakini hukum
terus menjalankan operasinya secara syariah maka dianjurkan untuk
optimal dan tidak bertentangan dengan melaksanakan ketentuan syariah
prinsip hukum positif maupun prinsip dalam segala aspek gerak kehidupan
syariah (Burhanuddin, 2010). kita.
Prinsip syariah sendiri dalam UU No. d. Prinsip Akhlak, etika berbisnis
21 Tahun 2008 pasal 1 angka 12 menjadi acuan utama dalam bisnis
didefinisikan sebagai prinsip hukum islam modern yang mulai kembali
dalam kegiatan perbankan berdasarkan merangkul ruh religiusitas. Dari
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang prinsip ini muncul kewajiban dalam
memiliki kewenangan dalam penetapan diri setiap individu untuk memegang
fatwa di bidang syariah. Merujuk pada UU teguh nilai kejujuran dan kebenaran.
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan e. Prinsip transaksi yang meragukan
bahwa lembaga yang berwenang dalam dilarang, akad dalam setiap transaksi
penetapan fatwa adalah Desan Syariah harus tegas, jelas, dan pasti. Baik
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN- benda yang menjadi objek akad,
MUI) (Anshori, 2010). maupun harga barang yang diakadkan
Selain perundang-undangan yang itu.
disebutkan di atas, prinsip hukum f. Prinsip transaksi yang merugikan
perbankan syariah juga didasarkan pada dilarang, setiap transaksi yang
hukum islam, hukum perbankan syariah merugikan diri sendiri maupun pihak
bagian dari hukum ekonomi islam, hukum luas dilarang, sebagaimana sabda
ekonomi islam bagian dari hukum islam, Rasulullah: “Tidak boleh
dengan demikian prinsip hukum islam membahayakan (merugikan) diri
berlaku dalam hukum perbankan syariah. sendiri dan tidak boleh
Adapun prinsip-prinsip hukum perbankan membahayakan (merugikan) pihak
syariah tersebut yang dirangkum dari lain.”
tulisan Shomad (2010) diantaranya g. Prinsip mengutamakan kepentingan
(Shomad, 2010): sosial, prinsip ini menekankan bahwa
a. Prinsip Aqidah atau prinisp kepentingan bersama harus
tauhidullah, prinnsip ini menekankan didahulukan tanpa merugikan
bahwa harta benda yang kita kuasai kepentingan individu, hal ini sesuai
adalah amanah dari Allah, untuk itu dengan kaidah fiqhiyyah yang
manusia hanyalah wakil Allah di muka menyebutkan “Bila bertentangan
bumi. Selain itu, prinsip ini juga antara kemaslahatan sosial dan
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i47

kemaslahatan individu, maka produk, transaksi, dan operasional bank


diutamakan kepentingan sosial.” syariah (Sutedi, 2009).
h. Prinsip maslahat, prinsip ini Dalam melaksanakan mekanisme
merupakan tujuan akhir yang ingin kepatuhan syariah, terdapat dua konsep
dicapai oleh tujuan syariah (maqashid yang mendasari pelaksanaan pengawasan
as-syariah). Maslahat berarti sesuatu syariah guna memenuhi akuntabilitas
yang menghadirkan kebaikan dan secara horisontal maupun transendental.
keselamatan. Yang pertama adalah konsep sharia
Fungsi Kepatuhan Syariah review yang harus dilakukan oleh Dewan
Penerapan terhadap prinsip-prinsip Pengawas Syariah (DPS) untuk melakukan
syariah merupakan faktor penting yang pengawasan terhadap kepatuhan syariah.
memberdakan antara sistem perbankan Dan yang kedua adalah konsep internal
konvensional dengan perbankan syariah. sharia review sebagai salah satu fungsi
Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia audit internal untuk menilai kesesuaian
Nomor 13/2/PBI/2011 tentang operasi dan transaksi dengan prinsip-
pelaksanaan kepatuhan, maka kepatuhan prinsip syariah yang telah ditentukan
didefinisikan sebagai seperangkan nilai, (Ardhaningsih, 2012).
perilaku, tindakan yang medukung Prinsip Kehati-hatian
terciptanya kepatuhan terhadap Dalam melaksanakan segala
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan transaksi keuangan, operasional
perundang-undangan yang berlaku, perbankan syariah harus mengacu pada
termasuk prinsip syariah bagi Bank prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-
Umum Syariah dan juga Unit Usaha hatian didefinisikan sebagai asas atau
Syariah (Bank Indonesia, 2011). prinsip yang menyatakan bahwa dalam
Arifin (2009) mendifinisikan menjalankan segala aktifitas sebuah
kepatuhan syariah dalam Bank Syariah lembaga harus mendahulukan sikap
sebagai penerapan prinsip-prinsip islam, kehati-hatian dalam rangka menjaga
syariah dan tradisinya dalam transaksi amanah masyarakat melalui dana yang
keuangan dan perbankan serta bisnis lain dikelola oleh lembaga tersebut (Usman,
yang terkait (Arifin, 2009). Di sisi lain, 2001). Hal ini juga searah dengan tujuan
Anshori (2010) mengungkapkan perbankan sebagaimana yang tercantum
kepatuhan syariah sebagai salah satu dalam UU No. 10 Tahun 1998 pasal 2 yang
indikator pengungkapan islami untuk berbunyi “Perbankan Indonesia dalam
menjamin kepatuhan bank islam terhadap melakukan usahanya berasaskan
prinsip syariah (Anshori, 2010). demokrasi ekonomi dengan menggunakan
Sedangkan menurut Sutedi (2009) prinsip kehati-hatian”.
kepatuhan syariah merupakan kepatuhan Prinsip kehati-hatian harus
kepada Dewan Syariah Nasional (DSN) diterapkan oleh perbankan bukan sekedar
yang teraktualisasi melalui kepatuhan sebagai kewajiban perbankan dalam
terhadap fatwa DSN, sebab fatwa DSN melindungi aset nasabah atau agar tidak
merupakan perwujudan prinsip dan merugikan nasabah, terlebih
aturan syariah yang harus ditaati dalam diterapkannya prinsip kehati-hatian
perbankan syariah. Bank Indonesia bertujuan agar perbankan atau lembaga
mengatur kepatuhan suatu perbankan keuangan dapat menjalankan usahanya
syariah diantaranya meliputi pemenuhan dengan baik dan mematuhi segala
ukuran prinsip syariah baik dalam ketentuan serta norma-norma hukum
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i48

yang berlaku, ketika lembaga keuangan terjadinya ketidaksengajaan pada aktifitas


yang bersangkutan selalu dalam keadaan atau transaksi perbankan. Oleh karena itu
sehat maka masyarakat juga akan semakin prinsip kehati-hatian perlu dilaksanakan
mempercayainya, dengan begitu akan guna mewujudkan fungsi kepatuhan
tercipta operasional perbankan yang secara optimal. Dalam melaksanaan fungsi
efektif dan efisien. kepatuhan, masing-masing Perbankan
Metode Penelitian syariah di Indonesia memiliki
Penelitian ini mengambil sampel karakteristik dan model pemantauan yang
beberapa perbankan syariah di Indonesia berbeda-beda, tentu penerapan hal
untuk diselidiki model pemantaun prinsip tersebut disesuaikan dengan kerangka
kehati-hatian pada masing-masing dan ukuran kinerja yang hendak dicapai
perbankan. Adapun Perbankan syariah oleh masing-masing lembaga. Dalam
yang diambil sebagai sampel penelitian artikel ini, akan dipaparkan berbagai
diantaranya Bank Negara Indonesia (BNI) model pemantauan prinsip kehati-hatian
Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank dan realisasinya pada masing-masing
Muamalat, Bank Rakyat Indonesia (BRI) lembaga perbankan.
Syariah, Bank Mega Syariah, BJB Syariah, Dalam menjalankan fungsi
MayBank Syariah Indonesia, Panin Bank kepatuhan, perbankan syariah di
Syariah, Bank Central Asia (BCA) Syariah, Indonesia mengacu pada Peraturan
Serta Bank Victoria Syariah. Melalui Otoritas Jasa Keuangan No.
sepuluh Bank Umum Syariah tersebut, 46/POJK.03/2017 tentang pelaksanaan
data dikumpulkan dari laporan Tata fungsi kepatuhan Bank Umum. Adapun
Kelola perusahaan. Selain laporan tata tugas dan tanggung jawab yang
kelola perusahaan, data juga dikumpulkan dilaksanakan oleh Perbankan Syariah di
dari berbagai publikasi Otoritas Jasa Indonesia berdasarkan peraturan tersebut
Keuangan (OJK), Website, serta laporan- ialah sebagai berikut:
laporan lain yang relevan dengan isu a. Membuat langkah-langkah dalam
permasalahan. Penelitian ini rangka mendukung terciptanya
menggunakan pendekatan kualitatif Budaya Kepatuhan pada seluruh
deskriptif dalam menganalisis data. Hasil kegiatan usaha Bank pada setiap
yang diharapkan dari penelitian ini jenjang organisasi,
berupa analisis model pemantauan b. Melakukan identifikasi, pengukuran,
prinsip kehati-hatian oleh perbankan monitoring, dan pengendalian
syariah di Indonesia dalam rangka terhadap Risiko Kepatuhan dengan
meningkatkan kinerja kepatuhan lembaga. mengacu pada peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai Penerapan
HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah,
Model Implementasi Pemantauan c. Menilai dan mengevaluasi efektivitas,
Prinsip Kehati-hatian pada Perbankan kecukupan, dan kesesuaian kebijakan,
Syariah di Indonesia ketentuan, sistem maupun prosedur
Pemantauan prinsip kehati-hatian yang dimiliki oleh Bank dengan
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan yang
atas fungsi kepatuhan. Prinsip kehati- berlaku,
hatian akan diterapkan oleh perbankan d. Melakukan review dan/atau
untuk menghindari segala kemungkinan merekomendasikan pengkinian dan
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i49

penyempurnaan kebijakan, ketentuan, a. Melakukan Checklist Uji Kepatuhan


sistem maupun prosedur yang usulan pembiayaan sebanyak 53 (lima
dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan puluh tiga) kali.
ketentuan regulator (Otoritas Jasa b. Melakukan Checklist Uji Kepatuhan
Keuangan) dan Peraturan Perundang- penempatan dana (financing line)
undangan yang berlaku, termasuk sebanyak 27 (dua puluh tujuh).
Prinsip Syariah, c. Melakukan Checklist Uji Kepatuhan
e. Melakukan upaya-upaya untuk pengadaan barang & jasa yang diputus
memastikan bahwa kebijakan, kewenangannya oleh Direksi
ketentuan, sistem dan prosedur, serta sebanyak 9 (sembilan) kali.
kegiatan usaha Bank telah sesuai d. Melakukan Checklist Uji Kepatuhan
dengan ketentuan regulator (Otoritas pembukaan/pemindahan jaringan
Jasa Keuangan) dan Peraturan kantor sebanyak 28 (dua puluh
Perundang-undangan yang berlaku, delapan) kali.
f. Melakukan tindakan pencegahan agar e. Memberikan opini kepatuhan syariah
kebijakan dan/atau keputusan yang sebanyak 36 (tiga puluh enam).
diambil Direksi Bank tidak Unit kerja BNI Syariah yang
menyimpang dari ketentuan regulator menangani pemantauan prinsip kehati-
(Otoritas Jasa Keuangan) dan hatian tersebut telah beroperasi sejak
Peraturan Perundang-undangan yang tahun 2014, hal ini terbukti selama empat
berlaku, (4) tahun terakhir hingga tahun 2017
g. Melakukan tugas pelaporan pada laporan tata kelola perusahaan
kepatuhan kepada Direktur Utama disampaikan laporan pemantauan
melalui Direktur yang membawahkan tersebut. Pada tahun 2013 pelaksanaan
fungsi kepatuhan dengan tembusan fungsi kepatuhan masih dilakukan secara
kepada Dewan Komisaris; dan umum sebagaimana yang dilakukan oleh
h. Melakukan tugas-tugas lainnya yang perbankan lain pada umumnya,
terkait dengan Fungsi Kepatuhan. pemantauan prinsip kehati-hatian belum
Pada Bank Negara Indonesia (BNI) termasuk ke dalam unit kerja yang
Syariah, pelaksanaan atas fungsi independen, namun pelaksanaa atas
kepatuhan terbilang sudah cukup bagus, prinsip kehati-hatian sudah mulai
hal ini dapat dilihat dari laporan tata dilaksanakan secara teratur dan selalu
kelola perusahaaan yang dipublikasi oleh dilaporkan, hal ini terbukti pada tahun
lembaga di setiap tahunnya. Selain 2012 dan juga tahun 2012 dalam
melaksanakan fugsi kepatuhan memastikan kegiatan usaha BNI Syariah
saebagiamana yang dilakukan oleh telah sesuai dengan ketentuan Bank
Perbankan Syariah pada umumnya, BNI Indonesia dan peraturan perundang-
Syariah juga mengatur kerangka kinerja perundangan yang berlaku telah
secara rapi sehingga dibentuk unit-unit dilakukan uji kepatuhan terhadap usulan
tertentu dalam mengoptimalkan fungsi pembiayaan, uji kepatuhan terhadap
kepatuhannya. Misalnya seperti unit usulan pengadaan barang dan jasa yang
pemantauan prinsip kehati-hatian. Melalui menjadi kewenangan Direksi, dan juga uji
unit kerja tesebut, realisasi kegiatan yang kepatuhan terhadap usulan financingline.
dilakukan oleh BNI Syariah selama tahun Berbeda dengan BNI Syariah, Bank
2017 diantaranya: Syariah Mandiri (BSM) juga memastikan
fungsi kepatuhannya melalui prinsip
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i50

kehati-hatian. Namun realisasi kegiatan model yang berbeda, akan tetapi tujuan
tersebut terwujud dalam unit kerja yang dari kegiata tersebut sama, yaitu
berbeda, BSM melaksanakan aktifitas meningkatkan peran fungsi kepatuhan
prinsip kehati-hatian tersebut melalui secara optimal.
pelaksanaan koordinasi dengan Dewan Hal yang sama juga dilakukan oleh
pengawas Syariah (DPS). Selama tahun Bank Muamalat Indonesia. Dalam rangka
2017 antara CPG dengan Dewan mewujudkan fungsi kepatuhan ia juga
Pengawas Syariah terlaksana kegiatan uji melalukan beberapa strategi. Pada tahun
petik yang telah sebanyak 12 (dua belas) 2017, kerangka kerja yang secara khusus
kali. Adapun cakupan pengawasan aspek menjelaskan tentang pemantauan prinsip
syariah meliputi: kehati-hatian belum terpapar pada unit
a. Pendampingan DPS pada Uji Petik, kerja yang terpisah, namun secara garis
yaitu dengan melakukan besar pelaksanaan sharia complaince telah
pemeriksaan dokumen pembiayaan direalisasikan sabagaimana yang
kepada unit kerja yang menjadi obyek dijelaskan dalam pelaksanaan fungsi
Uji Petik DPS diantaranya pembiayaan kepatuhan bagian “Pengelolaan dan
dan pendanaan dengan basis akad Mitigasi Risiko Kepatuhan”. Bank
(Murabahah, Mudharabah, Muamalat juga melakukan Compliance
Musyarakah, termasuk Musyarakah Checklist yang bertujuan untuk
Mutanaqisah, Ijarah, termasuk Ijarah memastikan kesiapan operasional
Muntahiya Bit Tamlik, Pembiayaan pembukaan, pemindahan alamat dan
Take Over, baik dari Lembaga perubahan status kantor sebelum
Keuangan Konvensional maupun pengajuan yang disampaikan kepada
Lembaga Keuangan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu,
Pembiayaan dengan tujuan sebagaimana perbankan syariah pada
Refinancing, Pembiayaan kepada umumnya, salah satu bagian penting
Koperasi, Formulir Pembukaan dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan juga
Rekening Tabungan, Giro, dan dilakukan penyampaian opini, review,
Deposito). reminder dan sharing info
b. Metode pemeriksaan dilakukan secara ketentuan/peraturan terkait Kebijakan
on desk dan on site dengan dan/atau prosedur terkait pembiayaan,
pemeriksaan melalui dokumen serta pemenuhan ketentuan syariah dalam
wawancara kepada Unit Kerja pembiayaan dan fatwa.
(Area/Cabang) terkait. Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c. Memastikan terpenuhinya aspek Syariah, pelaksanaan fungsi kepatuhan
Syariah dalam forum komite masih terbilang cukup umum, sehingga
pembiayaan level Direksi dengan unit kerja khusus yang menangani
menghadiri Rapat Teknis dan Rapat pemantauan prinsip kehati-hatian belum
Komite Pembiayaan Level Direksi. ditemukan. Hal ini terbukti pada tahun
Dalam melaksanaan pemantauan 2017 dilaporan bahwa pelaksanaan fungsi
prinsip kehati-hatian BSM belum kepatuhan sebagai berikut:
membentuk unit kerja secar khusus a. Menunjuk direktur kepatuhan serta
sebagaimana yang dilakukan oleh BNI memiliki unit kerja kepatuhan yang
Syariah sebelumnya. Namun secara garis independen terhadap stuan kerja
besar, aktifitas pemantauan ini telah operasional sesuai dengan kebutuhan
dilakukan oleh BSM yang terwujud dalam dan ukuran bank,
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i51

b. Membuat kebijakan dan prosedur yang independen, sehingga kerangka kerja


kepatuhan, masih umum sebagaimana uni kepatuhan
c. Menyediakan informasi mengenai perbankan secara universal.
ketentuan yang berlaku dan Sebagai salah satu Bank Swasta
melakukan monitoring terhadap Asing yang mengoperasikan usahanya di
pelaksanaannya, Indonesia, dalam melaksanakan prinsip
d. Melakukan monitoring terhadap kehati-hatian MayBank lebih
ketersediaan pedoman kerja pada mengutamakan pada pengkajian ulang
setian unit kerja serta melakukan terkait pengajuan dan pelaporan produk
updet terhadap pedoman kerja dan aktivitas baru dalam rangka
tersebut, dan lain sebagainya. memperoleh persetujuan dari regulator
Fenomena yang berbeda ditemukan dan memastikan agar produk dan
pada Bank Mega Syariah, dalam rangka aktivitas baru tersebut sesuai dengan
melaksanakan fungsi kepatuhan, Bank peraturan regulator serta bekerjasama
Mega syariah memiliki model yang dengan unit kerja terkait dalam
berbeda dengan perbankan yang lainnya, melakukan monitoring atas pengajuan
Misalnya dalam memberikan pemahaman produk dan aktivitas baru sampai dengan
atas aspek kepatuhan, bank mega realisasinya. Selain itu juga melakukan
memberikan training kepada para kaji ulang dan/atau merekomendasikan
pegawai serta menyampaikan pesan pengkinian dan penyempurnaan
melalui sarana email tentang pesan-pesan kebijakan, ketentuan, sistem maupun
kepatuhan, seperti larangan riba atas prosedur Bank agar sesuai dengan
terhadap transaksi yang dilaksanakan ketentuan regulator dan juga prinsip-
perbankan, memantau risiko, prinsip Syariah, diantaranya yaitu:
merahasiakan data nasabah, dll. Selain itu, a. Melakukan sosialisasi perubahan
untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian ketentuan regulator maupun
Bank Mega juga memantau Batas ketentuan regulator yang baru kepada
Maksimum Penyediaan Dana (BMPD), unit kerja terkait, termasuk membuat
Modal Inti Bank, Non Performing gap analysis atas kondisi Bank saat
Financing (NPF), Giro Wajib Minimum ini.
(GWM), dan Kecukupan Pemenuhan b. Melakukan pengkinian atas
Modal Minimum (KPMM), serta ketentuan-ketentuan internal Bank.
melaksanakan monitoring unit kerja yang Dalam kata lain pelaksanaan
lainnya. Namun dalam hal ini dapat pemantauan prinsip kehati-hatian belum
disimpulkan bahwa unit kerja yang secara dilaksanakan secara khusus oleh MayBank
khusus menangani pemantauan prinsip- Syariah Indonesia. Selain itu, model yang
prinsip kehati-hatian belum dibentuk oleh berbeda juga dilakukan oleh Panin Bank
Bank Mega Syariah, atau dengan kata lain Syariah. Selama tahun 2018, penerapan
Bank Mega Syariah memiliki model yang prinsip kehati-haitan pada Fungsi
berbeda dalam memastikan kehati-hatian Kepatuhan dilaksanakan dalam bentuk:
pada pelaksanaan fungsi kepatuhan. a. Melakukan monitoring dalam
Pelaksanaa fungsi kepatuhans secara pelaksanaan ketentuan prinsip kehati-
sederhana juga ditemukan pada BJB hatian seperti Kewajiban Penyediaan
Syariah. Pada tahun 2017, pelaksanaan Modal Minimum/Capital Adequacy
prinsip kehati-hatian mulai diterapkan, Ratio (CAR), Batas Maksimum
namun belum terwujud melalui unit kerja Penyaluran Dana (BMPD),
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i52

NonPerforming Financing (NPF), kepatuhan secara komprehensif, bahkan


Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) dalam pelaporan ada yang mengupayakan
dan Giro Wajib Minimum (GWM). untuk menyampaikan informasi tersebut
b. Menyampaikan Opini Kepatuhan melalui beberapa unit khusus yang
kepada unit kerja terkait dan kantor- menangani proses pemantauan prinsip
kantor cabang mengenai rancangan kehati-hatian. Hal tersebut sejauh ini telah
kebijakan dan ketentuan, pelaksanaan dilakukan oleh beberapa Bank Umum
operasional, produk maupun program Syariah di Indonesia, diantaranya yaitu
baru dan aktivitas lainnya yang BNI Syariah, Panin Bank Syariah, MayBank
berhubungan dengan aspek general Syariah Indonesia, Bank Mega Syariah,
compliance maupun aspek syariah Bank Muamalat Indonesia, serta BSM
terhadap 83 (delapan puluh tiga) syariah. Namun di luar yang disebutkan
opini. diatas, sebagian besar hanya melaporkan
c. Melakukan kajian kepatuhan terhadap kinerja atas fungsi kepatauhan maupun
usulan pembiayaan dengan limit proses pemantauan prinsip kehati-hatian
usulan > Rp30 Milyar dengan secara sederhana, atau dalam kata lain
menerbitkan Compliance Financing unit-unit yang menangani realisasi fungsi
Review terhadap 63 (enam puluh kepatuhan masih terlaksana secara
tiga) usulan pembiayaan maupun sederhana.
perpanjangan dan restrukturisasi.
Pelaksanaan secara sederhana yang KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
lainnya juga ditemukan pada BCA Syariah
dan Victoria Syariah. Pelaksanaan fungsi Meningkatnya perkembangan
kepatuhan pada BCA Syariah masih industri perbankan syariah di Indonesia
terbilang umum, belum ditemukan unit- harus diiringi dengan meningkatnya tata
unit khusus yang menangani pemantauan kelola lembaga termasuk pemenuhan
terhadap prinsip kehati-hatian. terhadap prinsip-prinsip syariah.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan fokus pada Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip
dua hal utama, yaitu peningkatan peran syariah merupakan modal penting bagi
dan fungsi kepatuhan melalui peran aktif perbankan syariah dalam meningkatkan
direksi dan pengawasan aktif dewan kredibilitas dan eksistensinya di tengah
komisaris dan satuan kerja kepatuhan, masyarakat. Salah satu bentuk
serta yang kedua yaitu pengelolaan risiko pemenuhan terhadap fungsi kepatuhan
kepatuhan. Sedangkan pada Bank Victoria terwujud dalam bentuk pemantauan
Syariah pelaksanaan fungsi kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian,
juga masih terlaksana sebagaimana bank pemantauan terhadap prinsip kehati-
umum syariah pada umumnya, belum hatian ini meliputi berbagi hal yang
ditemukan satuan kinerja yang secara berhubungan dengan operasional, produk,
khusus menangani pemantauan prinsip SDM, serta transaksi lain pada bank
kehati-hatian. syariah. Dari penemuan atas penyelidikan
Dari beberapa model pemantauan pada laporan tata kelola perbankan
dan pelaksanaan fungsi kepatuhan, setiap syariah ditemukan beberapa hasil,
perbankan memiliki cara dan unit yang diantaranya yaitu penerapan pemantauan
berbeda-beda dalam melaporkan. prinsip kehati-hatian pada masing-masing
Diantara beberapa perbankan, ada perbankan berbeda terhadap yang
sebagian yang memaparkan fungsi lainnya. Sejauh ini, dari 10 laporan tata
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i53

kelola perbankan yang diselidiki, hanya Khoirudin, A. (2013). Corporate


beberapa perbankan yang governance dan pengungkapan
mengimplementasikan pemantauan islamic social reporting pada
terhadap prinsip kehati-hatian. Diantara perbankan syariah di indonesia. 6.
perbankan yang menerapkan pemantauan Machmud, A., & Rukmana. (2010). Bank
tersebut yaitu BNI Syariah, Panin Bank Syariah: Teori, kebijakan, dan studi
Syariah, MayBank Syariah Indonesia, Bank empiris di Indonesia. Jakarta:
Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Erlangga.
serta BSM syariah. Selain ke enam bank Mardiyah, Q., & Mardian, S. (2015). Praktik
tersebut, hampir sebagian besar audit syariah di lembaga keuangan
melaporkan aktiftias pemenuhan syariah Indonesia. Akuntabilitas,
kepatuhan syariah secara simpel dan 8(1), 01–17.
kurang memisahkan masing-masing unit Nurhikmah, F., & Kusumaningtyas, M.
kerja. (2018). Pengaruh dewan pengawas
syariah dan intellectual capital
DAFTAR PUSTAKA terhadap pengungkapan corporate
social responsibility dengan kinerja
Anshori, A. G. (2010). Pembentukan bank keuangan sebagai variabel mediasi
syariah melalui akuisisi dan konversi: (studi empiris perbankan syariah di
(pendekatan hukum positif dan indonesia). Journal of Islamic
hukum islam). Yogyakarta: UII Press. Banking and Finance, 2(2), 15.
Ardhaningsih, G. S. (2012). Sharia OJK. (2019). Perbankan Syariah. Diambil
compliance akad murabahah pada dari
BRI Syariah KCI Surabaya Gubeng. https://ojk.go.id/id/kanal/syariah/t
Universitas Airlangga, Surabaya. entang-syariah/Pages/Perbankan-
Arifin, Z. (2009). Dasar-dasar manajemen Syariah.aspx
bank syariah. Tangerang: Aztera Prabowo, B. A., & Jamal, J. B. (2017).
Publisher. Peranan Dewan Pengawas Syariah
Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank terhadap Praktik Kepatuhan Syariah
Indonesia Nomor 13/2/pbi/2011 dalam Perbankan Syariah di
tentang Pelaksanaan Fungsi Indonesia. Jurnal Hukum Ius Quia
Kepatuhan Bank Umum. Iustum Faculty of Law, 24(1).
Burhanuddin, S. (2010). Aspek hukum Prasetyoningrum, A. K. (2010). Analisis
lembaga keuangan syariah Pengaruh Independensi dan
(Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu. Profesionalisme Dewan Pengawas
Faozan, A. (2013). Implementasi good Syariah terhadap Kinerja Bank
corporate governance dan peran Perkreditan Rakyat Syariah di Jawa
dewan pengawas syariah di bank Tengah. Aset, 12(1), 27–36.
syariah. La_Riba, 7(1), 1–14. Riani, & Mardian, S. (2017). Dinamika
https://doi.org/10.20885/lariba.vol kualitas audit di perbankan syariah
7.iss1.art1 di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Ilhami, H. (2009). Pertanggungjawaban Keuangan Islam, 5(2), 177–194.
dewan pengurus syariah sebagai Shomad, A. (2010). Hukum islam:
otoritas pengawas kepatuhan Penormaan prinsip syariah dalam
syariah bagi bank syariah. Jurnal hukum indonesia. Jakarta: Kencana.
Mimbar Hukum, 21(3), 17.
J u r n a l i N i s b a h i V o l . 5 i N o . 1 i T a h u n 2 0 1 9 i| i54

Sutedi, A. (2009). Perbankan syariah: penerapan syariat islam. Jurnal Eksis,


Tinjauan dan beberapa segi hukum. 6(2), 5.
Jakarta: Ghalia Indonesia. Yazid, H., & Suryanto, T. (2016). An
Usman, R. (2001). Aspek-aspek hukum Investigation of Factors Influencing
perbankan Indonesia. Jakarta: Audit Quality According to Islamic
Gramedia. Audit: A Study for the Jakarta Islamic
Widyanto, E. A. (2010). Peran Index. International Journal in
independensi dewan pengawas Economics and Business
syariah terhadap loyalitas Administration, 4(1), 20–38.

Anda mungkin juga menyukai